Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Uji Efektivitas Gel Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) terhadap Penyembuhan Luka Sayat yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) Pricella Aqwilla Ginting; Hendri Faisal; Siti Fatimah Hanum; Rini Wulan Dari
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 3 (2020): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i3.4645

Abstract

Pendahuluan: Daun  Binahong adalah salah satu tanaman obat yang memiliki kandungan alkaloid, saponin dan flavonoid yang berperan langsung sebagai antibiotik, pada konsentrasi 20% dan 40 % ekstrak daun binahong terbukti memberikan efek pada penyembuhan luka. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas gel ekstrak daun Binahong dengan variasi konsentrasi dalam menyembuhkan luka sayat yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aureus Metode: Jenis penelitian adalah eksperimental dengan pengambilan sampel secara purposive. Hasil:  Uji organoleptis sediaan gel memenuhi syarat bentuk, warna dan bau dan tidak terdapat butiran-butiran kasar pada kaca. Uji pH memenuhi syarat pH kulit 4,5-6,5. Uji efektivitas gel ekstrak 1% pada H13 menghasilkan luka sayat yang tertutup sempurna, sementara gel ekstrak 5% dan 7% pada H10 luka sayat tertutup sempurna. Hasil uji statistik ANOVA nilai signifikan P = 0,885 0,05. Kesimpulan: Konsentrasi gel ekstrak binahong 7% memiliki efektivitas penyembuhan paling baikterhadap luka sayat terinfeksi  Staphylococcus aureus.
MODIFIKASI KARET ALAM SIKLIS DAN MALEAT ANHIDRAT DENGAN ADANYA PENAMBAHAN BENTONIT - CETIL TRIMETIL AMONIUM BROMIDA (CTAB) MENGGUNAKAN INISIATOR BENZOIL PEROKSIDA Ahmad Hafizullah Ritonga; Barita Aritonang; Hendri Faisal
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2018
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Research on the modification of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Maleat Anhydrate (MA) with addition of Bentonite - Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide (CTAB) using Initiator of Benzoyl Peroxide (BPO) has been done, which aims to find out the appropriate method of modifying CNR and MA using BPO initiators to form CNR-g-MA, and mixed together with Bentonite-CTAB produces a CNR-g-MA/Bentonite-CTAB composite, which results are reviewed by FTIR spectroscopy and SEM analysis. This modification was carried out by dissolving 7 g of CNR with 20 mL of xylene at 45-55 ° C, then mixing the CNR solution with 3 g MA, followed by the addition of 5 phr BPO initiator and addition of 3 phr Bentonite-CTAB while stirring for + 1 hour at the same temperature. The results obtained were analyzed by FTIR spectroscopy showing sharp and strong absorption peaks at wave numbers 1437.80 cm-1, 1311.24 cm-1 and 849.73 cm-1 and the absence of the -OH group on the wavelength number 3598.51 cm-1 and 3411.92 cm-1 indicating Bentonite-CTAB has been mixed in CNR-g-MA. The morphological results with SEM show that Bentonite-CTAB is mixed in CNR-g-MA homogeneously. Keywords: Cyclic Natural Rubber, Maleat Anhydrates, Benzoyl Peroxide, Bentonite, Cetyl TrimethylAmmonium Bromide.
Antibacterial Activity of Ag-Hidroxyapatite Composite of Bone-in Tuna (Thunnus albacores) Against Streptococcus mutans Hendri Faisal; Rida Evalina Tarigan; Julkardo Lase
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 12 No. 2 (2022): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.272 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v12i2.378

Abstract

Calcium from fish bones have not been widely used for human needs. Calcium in the medical field is used as a hydroxyapatite compound, such as in the manufacture of bones and dentures, as an additive in the manufacture of toothpaste, and usage in drug delivery. This study aims to determine whether the Ag-Hydroxyapatite composite has an inhibitory capability against Streptococcus mutans bacteria. This research is an experimental study through laboratory testing by synthesizing Ag-Hydroxyapatite from tuna fish bones (Thunnus albacores) and testing its antibacterial activity against Streptococcus mutans bacteria. The results showed that the tuna fish bone samples formed hydroxyapatite compounds and the results of the Ag-Hydroxyapatite composite had antibacterial activity against Streptococcus mutans bacteria, the statistical test results showed a significant difference from the negative control group. Ag-hydroxyapatite composite has antibacterial activity against Streptococcus mutansKeywords: Tuna (Thunnus albacores); Hydroxyapatite; Argentum; Antibacterial; Streptococcus mutans ABSTRAKUji Aktivitas Antibakteri Komposit Ag-Hidroksidaapatit dari Tulang Ikan Tuna (Thunnus albacores) terhadap Streptococcus mutansKalsium dari tulang ikan, belum banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Kalsium dalam dunia medis dimanfaatkan menjadi senyawa Hidroksiapatit. seperti pada pembuatan tulang dan gigi palsu, sebagai bahan tambahan dalam pembuatan pasta gigi dan juga digunakan sebagai penghantar obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah komposit Ag-Hidroksiapatit memiliki daya hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental melalui pengujian laboratorium dengan mensintesis Ag-Hidroksiapatit dari tulang ikan tuna (Thunnus albacores) dan menguji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sampel tulang ikan tuna terbentuk senyawa Hidroksiapatit dan hasil komposit Ag-Hidroksiapatit memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans, hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan signifikan terhadap kelompok kontrol negatif.  Komposit Ag-hidrokiapatit memiliki aktifitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutansKeywords: Tuna (Thunnus albacores); Hydroxyapatite; Argentum; Antibacterial; Streptococcus mutans
Isolation of β-caroten from Brown Tiger Shrimp shell waste (Penaeus esculentus) and its antioxidant activity using ABTS (2,2-azinobis- [3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonicacid] method Hendri Faisal; Sri Handayani; Miranda Alvionita; Mayang Sari
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 11 No. 2 (2021): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v11i2.299

Abstract

BrownTiger Shrimp (Penaeus esculentus) is a fishery export commodity that has high potential and categorize major commercial value.The waste in the form of shell produced from the shrimp industry has not been used properly and efficiently. In fact, most of it is waste that also pollutes the environment.Shrimp shell contained a lot of carotenoid pigments which are antioxidants, one of which is β-carotene.The aim of the study was to determine the amount of β-carotene and antioxidant activity in the chloroform extract of BrownTiger shrimp shell (Penaeus esculentus). The study used maceration method with chloroform to obtain β-carotene extract then the total content was measured using UV-Vis spectrophotometry.Testing the antioxidant activity of β-carotene and chloroform β-carotene extract of Brown Tiger shrimp shell (Penaeus esculentus) was carried out through free radical scavenging using the ABTS method (2,2-azinobis- [3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonicacid]).Chloroform β-carotene extract of Brown Tiger shrimp shell (Penaeus esculentus) contained β-carotene 618.2 µg / g of extract (0.06182% per gram of extract), and had weak antioxidant activity with IC50 value of 396.660 mg/L.β-carotene as a comparison compound has an IC50 value of 114.838 with moderate antioxidant activity category. The conclusion of this study was the chloroform β-carotene extract of Brown Tiger shrimp skin (Penaeus esculentus) contained β-carotene compounds and had weak antioxidant activity index.Keywords: β-carotene, shrimp shell, Penaeus esculentus, antioxidant, ABTSABSTRAKIsolasi β–karoten limbah kulit udang tiger coklat (Penaeus Esculentus) dan aktivitas antioksidannya dengan metode ABTS(2,2-Azinobis- [3-Ethylbenzothiazoline-6-Sulfonicacid])Udang Tigercoklat (Penaeus esculentus) merupakan komoditas ekspor perikanan yang memiliki potensi tinggi dan dikategorikan sebagai udang yang memiliki nilai komersial utama. Limbah berupa kulit yang dihasilkan dari industri udang belum dimanfaatkan dengan baik dan efisien, bahkan sebagian besar merupakan limbah yang mencemari lingkungan. Kulit udang banyak mengandung pigmen karotenoid yang merupakan antioksidan, salah satunya adalah β-karoten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadarβ-karoten dan aktivitas antioksidan ekstrak kloroform kulit udang Tigercoklat dengan menggunakan β-karoten sebagai pembanding. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan kloroform untuk mendapatkan ekstrak kloroformβ-karoten dan mengukur kadarnya menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Pengujian aktivitas antioksidan β-karoten dan ekstrak kloroformβ-karoten kulit udang Tigercoklat dilakukan melalui pemulungan radikal bebas menggunakan metode ABTS (2,2-azinobis-[3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonicacid]). Ekstrak kloroform β-karoten kulit udang Tigercoklat mengandung β-karoten sebanyak 618,2 µg / g ekstrak (0,06182% per gram ekstrak), dan memiliki aktivitas antioksidan lemah dengan nilai IC50 396,660 mg/L. β-karoten sebagai senyawa pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 114,838 ppm dengan kategori sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kloroform β-karotenkulit udang Tigercoklat mengandung senyawa β-karoten dan memiliki aktivitas antioksidan dalam kategori lemah.Kata kunci: β-karoten; kulit udang;, Penaeus esculentus; antioksidan; ABTS
Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus Indica L.) dengan Menggunaan Metode DPPH Muhammad Andry; Hendri Faisal
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 2 (2022): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i2.5183

Abstract

Latar belakang :Antioksidan merupakan suatu senyawa pemberi elektron (reduktor) yang dapat menetralkan radikal bebas dengan cara mengorbankan dirinya teroksidasi menstabilkan atom atau molekul radikal bebas.Krim anti-aging atau anti penuaan adalah kosmetik yang memiliki bioaktivitas yang mampu mencegah atau memperbaiki tanda-tanda penuaan.Daun asam jawa(Tamarindus indica L.) memiliki banyak kandungan, yaitu lemak, protein, serat, asam tatrat, juga metabolit sekunder seperti alkaloid, tannin, saponin, dan flavonoid. Tujuan penelitian untuk mengetahui formulasi dan uji aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak etanol daunasamjawa (Tamarindus indica L.) dengan menggunakan metode DPPH. Metode penelitian secara eksperimental. Prosedur penelitian meliputi pembuatan simplisia, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan krim, pembuatan sediaan krim, pemeriksaan sediaan krim dan uji aktivitas antioksidan krim.Hasil penelitian dari ke empat formula sedian  krim dengan  konsentrasi F0 (blanko), FI (1%), FII (2%), dan FIII (3%) berdasarkan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH didapat serapan maksimum pada panjang gelombang 516 nm, terdapat penurunan absorbansi menunjukkan peningkatan kemampuan perendaman radikal bebas DPPH, hasil analisis IC50terendah dari sampel yang diuji adalah krim FIII dengan konsentrasi ekstrak 3% memiliki nilai IC50 162,21(µg/ml), FII memiliki nilai IC50 163,35 (µg/ml), FI memiliki nilai IC50 165,21(µg/ml) dan F0 memiliki nilai IC50 243,36 (µg/ml). Dapat disimpulkan krim dengan penambahan ekstrak daun asam jawa memiliki rentang 150 (µg/ml) yang berarti memiliki antioksidan lemah. Kesimpulan ekstrak etanol asam jawa dapat diformulasikan dalam sediaan krim sebagai antioksidan, sediaan krim memiliki aktivitas antioksidan, dan nilai IC50 memiliki antioksidan lemah (IC50 – 151-200 ppm)
Pengujian Antioksidan Serbuk Effervescent Sari Buah Pepino (Solanum Muricatum Ait.) Siti Fatimah Hanum; Hendri Faisal
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 1 (2021): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i1.5070

Abstract

Pendahuluan : Sediaan effervescent yaitu campuran senyawa asam dan basa bila ditambahkan air akan bereaksi membebaskan karbondioksida, sehingga menghasilkan buih. Antioksidan adalah zat yang pada konsentrasi rendah dapat menunda atau mencengah terjadinya reaksi oksidasi biomolekul yang mudah teroksidasi seperti lipid, protein, dan DNA. Buah pepino memiliki kandungan protein, vit C, B kompleks, asam amino yang bermanfaat sebagai antioksidan. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh serbuk effervescent sari buah pepino (Solanum muricatum Ait.) dalam sediaan serbuk effervescent dan aktivitas antioksidan. Metode : Metode :Menggunakan metode penelitian eksperimental,evaluasi sediaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan uji organoleptis, uji waktu alir, uji pH, uji kecepatan larut, uji kadar air, uji hedonik, uji antioksidan dengan metode DPPH dan nilai IC50. Hasil : Menunjukkan sediaan effervescent berbentuk serbuk, bau khas, warna putih, rasa sedikit manis, uji waktu alir memenuhi syarat, uji pH bersifat asam pada pH 3-4, uji kecepatan larut memenuhi syarat kurang lebih dari 3 %, uji kadar air memenuhi syarat tidak lebih dari 3%, uji hedonik, uji antioksidan kuat dengan nilai IC50 yaitu 50,337 ppm. Kesimpulan: Formulasi minuman serbuk effervescent sari buah pepino (Solanum muricatum Ait.) dapat diformulasi dalam serbuk effervescent dan memiliki antioksidan yang kuat 50-100 ppm.
Efektifitas Lotion Anti Nyamuk Ekstrak Etanol Daun Kenikir (Cosmos caudatus) Suprianto Suprianto; Hendri Faisal; Endang Subekti
Journal of Indah Science and Clinic Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : LPPM STIKes Indah Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/jisk.v2i1.9

Abstract

Mosquitoes are one of the insects whose presence is often disturbing. Plants of Kenikir (Cosmos caudatus) contains saponins, polyphenols, and volatile oils. This study uses an experimental method. Tests carried out include: organoleptic, homogeneity, pH, and effectiveness. The results showed that Kenikir leaf extract has effectiveness in resisting mosquitoes. Organoleptic test of lotion with a concentration of 5%, 10%, and 15% have a dark green colour and has a distinctive odour of Kenikir. Homogeneity test of lotion with a concentration of 5% is homogeneous, while concentrations of 10% and 15% are not homogeneous. Homogeneity and organoleptic tests have fulfilled the requirements of mosquitoes repellent lotion. The resulting lotion effectively repels mosquitoes
Uji Kadar Timbal (Pb) pada Ikan Teri dan Cumi Kering yang Beredar di Pasar Sambu Medan secara Spektrofotometri Serapan Atom Hendri Faisal; Fitria Wati; Dwi Setio Purnomo
Journal of Indah Science and Clinic Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : LPPM STIKes Indah Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/jisk.v2i1.10

Abstract

Anchovies and squid are one of the most abundant fishery resources in Indonesian waters. There is an increase in the concentration of heavy metals such as lead in marine waters which is caused by industrial waste, both solid and liquid waste, so that marine biota such as anchovies and squid accumulate these heavy metals. The very high level of heavy metal toxicity can have adverse effects on public health. The aim of this study was to determine the lead content and determine the amount of levels in dried anchovies and dried squid circulating in Sambu Market, Medan City. This research used atomic absorption spectrophotometric method at a wavelength of 283.8 nm. The results showed that dried anchovies and dried squid contained lead with the highest levels in dried anchovies was 7.04 mg / kg and the levels in dried squid were 6.65 mg / kg. The metal content of lead in dried anchovies and dried squid has exceeded the maximum standard set by the Indonesian National Standard (SNI Number 7387 of 2009), namely 0.3 mg / kg in fish and their processed products, while 1.5 mg / kg in mollusks.
Kompleksometri Kalsium dan SSA Timbal Beberapa Depot Air Isi Ulang di Medan Nur’Adina Nur’Adina; Hendri Faisal; Suprianto Suprianto
Journal of Indah Science and Clinic Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : LPPM STIKes Indah Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52622/jisk.v2i2.19

Abstract

Calcium minerals play an important role in maintaining body functions, while Lead is a dangerous heavy metal. The research was aimed at determining the levels of Calcium and Lead from several refill water depots in Medan. Calcium complexometry and lead AAS as their respective assay methods. Research shows calcium levels are 10.3-29.3 mg/L, correlation coefficient is 0.9928, and no lead is found in refill drinking water. Calcium levels do not meet the requirements, while lead levels still meet the WHO requirements.
KARAKTERISASI SIFAT MORFOLOGI DAN UNSUR KIMIA BATAKO DARI LIMBAH ABU BATUBARA DAN LIMBAH INDUSTRI KARET (RUBBER SLUDGE) Hendri Faisal
JURNAL KIMIA SAINTEK DAN PENDIDIKAN Vol 1 No 1 (2017): Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017
Publisher : Program Studi Kimia - Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.564 KB)

Abstract

Abstrak : Material abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash) yang berasal dari sisa pembakaran batu bara dan rubber sludge dari industri karet merupakan limbah industri. Fly ash mengandung unsur kimia seperti silika, alumina, besi oksida, kalsium oksida, serta unsur logam lainnya yang memiliki sifat sebagai pengikat jika dicampur dengan air. Bottom ash dan rubber sludge juga berfungsi sebagai agregat untuk dapat mengurangi pemakaian pasir. Penambahan abu batubara dan rubber sludge adalah untuk mengetahui pengaruhnya terhadap densitas, dan daya serap batako. Persentase penambahan fly ash adalah 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% dari berat awal semen. Persentase penambahan bottom ash dan rubber sludge sebagai agregat adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari berat awal pasir dengan waktu pengerasan selama 28 hari. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel abu batu bara mengandung logam berat Pb 0,75 ppm; Cr 0,16 ppm; Cu 0,21 ppm; dan sampel rubber sludge mengandung logam Zn sebesar 454,69 ppm. Untuk batako dengan variasi komposisi terbaik adalah 20% fly ash dan 5% agregat bottom ash dan sludge. Pada komposisi tersebut batako yang dihasilkan memiliki densitas 1,60 gr/cm3, dan penyerapan air = 18,9 8%. Kata Kunci : Abu Batu Bara, Rubber Sludge, Logam Berat, Batako, Mikroskopik.