Hani Handayani
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENERAPAN JUS TOMAT TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RT 001 RW 002 DESA GUNUNG MANGRI WILAYAH KERJA PKM CIBEUREUM Putri Intan Muslimah; Hani Handayani
Healthcare Nursing Journal Vol. 4 No. 2b (2022): EDISI PROSIDING WEBINAR NASIONAL DAN DISEMINASI HASIL PENELITIAN “PERAN KOMPLE
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.847 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang paling sering ditemukan dikalangan masyarakat. Hipertensi yaitu suatu kondisi dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit hipertensi harus segera diobati dan ditangani karena bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang lainnya. Penanganan hipertensi bisa dilakukan dengan menggunakan farmakologi seperti obat antihipertensi dan non-farmakologi yaitu dengan terapi herbal atau terapi komplementer. Terapi komplementer untuk menurukan tekanan darah tinggi pada pasien hipertensi salah satunya dapat menggunakan tomat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi yaitu dengan menggunakan penerapan terapi jus tomat. Hasil dari penelitian ini selama 3 hari berturut-turut, didapatkan hasil bahwa memberikan terapi jus tomat efektif dalam menurunkan tekanan darah, dibuktikan dengan adanya penurunan tekanan darah pada Ny.R. Tomat yaitu buah yang sangat gampang ditemukan dimasyarakat, dimana tomat memiliki kandungan kalium (235 mg/ 100 gr tomat), bioflavonoid dan likopen yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Kandungan likopen dan bioflavoid bertindak sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sedangkan kandungan kalium di dalam tomat dapat menurunkan tekanan darah melalui sistem renin angiotensin aldosteron. Oleh karena itu disarankan bagi perawat dan responden untuk bisa mengintervensikan tindakan keperawatan secara mandiri sebagai salah satu terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dengan menggunakan terapi jus tomat.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH DAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI DI MASJID AHMAD DAHLAN GUNUNG TUJUH KELURAHAN SUKARINDIK KECAMATAN BUNGUR SARI KOTA TASIKMALAYA Hani Handayani; Miftahul Falah; Sri Mulyanti; Asep Setiawan; Yuyun Solihatin; Aida Sri; Titin Suhartini; Fitri Nurlina; Hana Ariyani; eu Kardina; Fawwaz Fawwaz; Fitrah Fitrah
Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit the silent killer, hal tersebut karena penyakit hipertensi ini bisa menyerang siapa saja baik usia muda maupun usia tua dan penyakit hipertensi ini apabila dibiarkan dan berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan pada organ tubuh lain seperti jantung, otak, mata dan ginjal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan untuk mengatasi hipertensi. Tujuan pengabdian ini memberikan penyuluhan tentang pencegahan komplikasi penyakit hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian melalui ceramah, diskusi dan pemeriksaan tekanan darah. Hasil yang di dapatkan dari total 38 peserta yang dilakukan pengecekan tekanan darah. Ada 5 orang yang termasuk dalam kategori memiliki tekanan darah tinggi dengan rentang sistol 140-170 mmhg dan diastole 100-110 mmhg. Dapat disimpulkan masih ada penderita hipertensi di lingkungan area kelurahan sukarindik. Diharapkan petugas Kesehatan menindak lanjuti segera untuk pasien secara dini.
EDUKASI HAND HYGIENE SEBAGAI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM MENGHADAPI ADAPTASI KEBIASAAN BARU PANDEMI COVID 19 DI PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA Hani Handayani; Sri Mulyanti; Nina Pamela Sari; Aida Sri Rachmawati; Rossy Rosnawanty; Fitri Nurlina; Yuyun Solihatin; Neni Nurhasanah; Ucu Rikmal; Alma Nurazmi Syahidah
Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) adalah jenis virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan. Virus ini bermula dari Cina. Novel corona virus merupakan salah satu keluarga dengan virus penyebab SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Tanda dan gejala umum infeksi Covid19 antara lain gejala gangguan pernafasan akut seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, pilek, pneumonia ringan hingga berat. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui sentuhan fisik dan cairan batuk/bersin. Orang yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur. Berdasarkan hal tersebut edukasi hand hygiene sebagai penerapan protocol kesehatan dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru pandemic covid.19 di Puskesmas Tamansari Kota Tasikmalaya.
SIMULASI TANGGAP DARURAT BENCANA PADA MASYARAKAT DESA SINDANG JAYA KECAMATAN CIKALONG Hani Handayani; Yuyun Sholihatin; Asep Setiawan; Ida Herdiani; Hana Ariyani; Miftahul Falah; Bayu Brahmantia; Neni Sholihat; Saryomo Saryomo; Rossy Rosnawanty; Indra Gunawan; Neni Nuraeni; Ida Rosidawati; Sri Mulyanti; Nina Pamela Sari; Aida Sri Rachmawati; Tatang Kusmana; Fitri Nurlina; Lilis Lismayanti; Nia Restiana; Usman Sasyari; Oni Sahroni
Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia menjadikannya sebagai negara yang memiliki lebih kurang 17.504 buah pulau dengan luas. daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2 atau sekitar 70% luas Indonesia merupakan perairan, sedangkan 30% sisanya merupakan daratan. Namun selain diberkahi oleh kekayaan alam yang melimpah, letak Indonesia yang unik ini pun membawa konsekuensi logis bahwa Indonesia merupakan negara dengan memiliki potensi kerawanan bencana geologi yang cukup tinggi dan tersebar dari ujungbarat pulau Sumatera hingga selatan pulau Papua. Hal ini disebabkan oleh letak geologis Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Sirkum Pasifik sebelah timur (Pasific Ring of Fire) serta berada pada pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah baratbaratlaut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Indo-Australia yang bergerak keutara-timurlaut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang bergerak ke arah baratdaya dengan kecepatan 13 cm pertahun
EDUCATIONAL KIT PENCEGAHAN STUNTING DI MASA COVID-19 DI DESA MULYASARI KECAMATAN TAMANSARI WILAYAH KERJA PKM TAMANSARI Neni Nuraeni; Hani Handayani; Asep Setiawan; Neni Sholihat; Ali Firdaus; Ayu Yulia; Deba Yasa Zakiah; Desi Mulyani
Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia kejadian stunting masih fluktuatif setiap tahunnya, prevalensi stunting mengalami penuruan dan juga kenaikan. Ini terbukti dari hasil data Riskesdas tahun 2007 (36%), 2010 (35%), 2013 (37,2%), 2015 (29%) (Kemenkes, 2016). Sedangkan tahun 2018 prevelensi stunting mengalami kenaikan kembali yaitu 30,8 % data ini menunjukkan bahwa prevelensi stunting masih diatas target yang ingin dicapai oleh nasional, karena prevalensi stunting di Indonesia tahun 2018 pada anak dibawah usia 5 tahun yang berjenis kelamin laki-laki sering terjadi pada usia 12-35 bulan dengan prevalensi 41,2% pada usia 12-23 bulan dan 43% usia 24-35 bulan. (Riskesdas, 2018). Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes RI (2018) menunjukkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 prevalensi stunting pada balita di Jawa Barat berjumlah 29,6% yaitu sebanyak 9,8% mempunyai status gizi sangat pendek dan 19,8% pendek. Data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya 2018 menunjukkan angka stunting di Kota Tasikmalaya berjumlah 5.290 kasus yang tersebar di 21 Puskesmas. Upaya pencegahan stunting merupakan prioritas nasional pemerintah Indonesia. Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Program prioritas dalam pencegahan stunting meliputi percepatan pengurangan kemiskinan, peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat, pemerataan layana pendidikan berkualitas, peningkatan akses terhadap perumahan dan pemukiman layak, serta peningkatan tata kelola layanan dasar (Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, 2017)
PENANGGULANGAN HIPERTENSI MELALUI EDUKASI HIPERTENSI DAN SCREENING TEKANAN DARAH DI KOTA TASIKMALAYA Nina Pamela Sari; Sri Mulyanti; Aida Sri Rachmawati; Hani Handayani; Fitri Nurlina; Tatang Kusmana; Azril Muzamil; Agung Alwi Ayudiani Prastika
Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Balarea: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi menjadi masalah kesehatan perlu mendapatkan perhatian karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menyatakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29% warga dunia terkena hipertensi.Persentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on Non Communicable Disesases tahun 2010 menyebutkan persentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat 40% di negara ekonomi berkembang, sedangkan negara maju hanya 35%. Data statistik terbaru menyatakan bahwa terdapat 24,7% penduduk Asia Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas mengalami hipertensi pada tahun 2014 (WHO, 2015)