Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI CARBOPOL TERHADAP STABILITAS SEDIAAN FACIAL WASH GEL EKSTRAK METANOL BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) Budi Sawitri, Satwika; Mahirotun, Anggun; DR, Juwita
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.75

Abstract

Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan kandungan antosianin yang tinggi merupakan bagian dari flavonoid memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Efek antioksidannya dapat dijadikan sebagai sumber suplemen Kesehatan maupun produk perawatan untuk berbagai masalah tubuh diantaranya adalah masalah kulit. Antioksidan dapat melindungi kulit dari paparan cahaya matahari dan radikal bebas yang menyebabkan kulit kusam serta penuaan dini. Salah satu sediaan yang dapat digunakan sebagai perawatan dan membersihkan kulit wajah dari kotoran yang menempel adalah sabun wajah atau facial wash. Pemanfaatan ekstrak bunga rosela dalam facial wash perlu dipertimbangkan untuk penambahaan carbopol sebagai gelling agent agar didapatkan sediaan gel yang stabil dan memenuhi standar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sediaan facial wash gel dari ekstrak bunga rosela yang stabil dan memenuhi standar dengan menggunakan variasi konsentrasi carbopol. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental di laboratorium dengan bahan aktif ekstrak metanol bunga rosela serta variasi konsentrasi carbopol. Sediaan yang dibuat menggunakan variasi konsentrasi carbopol masing-masing untuk F1 adalah 0,7%; F2 0,9%; F3 1,1%; F4 1,3%; dan F5 dengan konsentrasi 1,5%. Hasil penelitian menunjukkan formulasi sediaan gel facial wash ekstrak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) pada konsentrasi carbopol 1,3% (formula ke-4) menghasilkan sediaan yang paling baik dan stabil. Formula ke-4 memiliki nilai viskositas rata-rata 1808,6 cPs sebelum penyimpanan dan 1276,7 cPs setelah penyimpanan; nilai pH rata-rata 6,8 sebelum penyimpanan dan 6,5 setelah penyimpanan; tinggi busa rata-rata 5,4 cm sebelum penyimpanan dan 5,5 cm setelah penyimpanan; sedangkan rata-rata daya sebar 5,8 cm sebelum penyimpanan dan 5,5 cm setelah penyimpanan.
AKTIVITAS ANTIINFLAMASI SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE STABILITAS MEMBRAN SEL SECARA IN VITRO Budi Sawitri, Satwika; Fitrian, Ahyana; Fadholah, Amal; Kurniawan, Kurniawan; Rahma, Nidya
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 2 No. 3 (2024): JIGF - September
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v2i3.76

Abstract

Inflamasi merupakan respon suatu jaringan terhadap munculnya rangsangan fisik maupun kimia sehingga akan dilepaskan mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin dan prostaglandin. Kerusakan sel akibat inflamasi mempengaruhi leukosit untuk mengeluarkan enzim lisosomal dan asam arachidonat. Penangan kejadian inflamasi dengan penggunaan obat antiinflamasi non steroid (AINS) dan antinflamasi steroid. Penggunaan jangka panjang obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kerusakan jaringan. Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan kandungan metabolit sekunder seperti senyawa flavonoid dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan karena efektivitasnya sebagai antiinflamasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol herba meniran sehingga dapat menghambat terjadinya reaksi inflamasi. Penelitian ini menggunakan metode stabilitas membran sel secara in vitro berdasarkan perhitungan nilai IC50. Kemampuan ekstrak dalam menghambat inflamasi dapat dilihat berdasarkan pengaruhnya terhadap stabilitas membrane sel. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol herba meniran terhadap stabilitas membran sel yang dilakukan dengan menghitung presentase stabilitas membrane sel menunjukkan bahwa pada konsentrasi 800 ppm ekstrak herba meniran mempunyai aktivitas antiinflamasi tertinggi sebesar 99,26%. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan maka potensi dalam menstabilkan membran sel yang induksi larutan hipotonik akan semakin meningkat. Nilai IC50 yang diperoleh menunjukkan dalam penelitian ini menunjukkan pada angka 44,236 ppm yang berarti bahwa ekstrak herba meniran memiliki aktivitas antiinflamasi dalam kategori sangat akif karena < 50 ppm.
A Formulasi Sediaan Lotion Ekstrak Kulit Pisang Kepok Kuning (Musa paradisiaca Linn.) sebagai Antioksidan Rahma, Ndya; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 3 No. 1 (2025): JIGF - Januari
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v3i1.86

Abstract

ABSTRACT Yellow banana peel (Musa paradisiaca Linn.) contains bioactive compounds such as flavonoids, tannins, and phenolics which are suspected to have antioxidant activity. This study aims to formulate a lotion preparation of yellow banana peel extract as a natural antioxidant. This research method is an experimental method carried out in the laboratory. The extract was obtained by the maceration method using 96% ethanol solvent. Antioxidant activity using the DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) method. The variations in extract concentration used in the formulation of the lotion preparation were 5%, 7.5%, and 10%. The results of this study indicate that the antioxidant activity in banana peel extract has an IC50 value of 32.28 µg/mL, which is included in the very strong category. Evaluation of the yellow banana peel extract lotion preparation produced a semi-solid preparation, white to brownish in color. The lotion formula has also shown a homogeneous composition of the preparation, with a pH value ranging from 7-10, with a spreadability between 3.91-8.22 cm. Based on these results, the best preparation is in formula one with a yellow banana peel extract content of 5% producing a homogeneous preparation with a pH of 8 which is in accordance with the skin pH and a spread of 6.07 cm. The conclusion of this study is that banana peel extract has very strong antioxidant activity with an IC50 value of 32.28 µg/mL. Keywords: Lotion; Yellow Banana Peel; Antioxidant; Formulation; stability Kulit pisang kepok kuning (Musa paradisiaca Linn.) mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan fenolik yang disinyalir memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion ekstrak kulit pisang kepok kuning sebagai antioksidan alami. Metode penelitian ini yang adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di laboratorium. Ekstrak diperoleh dengan metode maserasi mengunakan pelarut etanol 96%. Aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Variasi konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam formulasi sediaan lotion adalah 5%, 7,5%, dan 10%. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas antioksidan dalam ekstrak kulit pisang memiliki nilai IC50 sebesar 32,28 µg/mL termasuk dalam kategori sangat kuat. Evaluasi sediaan lotion ekstrak kulit pisang kepok kuning menghasilkan sediaan berbentuk semi solid, berwarna putih hingga kecoklatan. Formula lotion juga telah menunjukkan susunan sediaan yang homogen, dengan nilai pH berkisar 7-10, dengan daya sebar antara 3,91-8,22 cm. Berdasarkan hasil tersebut, sediaan terbaik ada pada formula satu dengan kadar ekstrak kulit pisang kepok kuning sebesar 5% menghasilkan sediaan yang homogen dengan pH 8 yang sesuai dengan pH kulit dan daya sebar 6,07 cm. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dengan nilai IC50 32,28 µg/mL. Kata Kunci : Lotion; Kulit Pisang Kepok Kuning; Antioksidan; Formulasi; Stability
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN TERAPI ASPIRIN TUNGGAL DAN KOMBINASI ASPIRIN-CLOPIDOGREL PADA PASIEN SINDROM KORONER AKUT DI RSUD DR. MOEWARDI Nurkhalica, Salma; Fadholah, Amal; Kurniawan, Kurniawan; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 3 No. 1 (2025): JIGF - Januari
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v3i1.88

Abstract

Sindrom Koroner Akut merupakan bagian dari penyakit jantung koroner yang dicirikan dengan berkurangnya secara mendadak aliran darah ke otot jantung (miokard) yang disebabkan oleh gangguan di pembuluh darah koroner. Penyakit tidak menular salah satunya yaitu jantung koroner merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas biaya penggunaan terapi aspirin tunggal dan kombinasi aspirin-clopidogrel pada pasien sindrom koroner akut di RSUD Dr. Moewardi. Penelitian ini menggunakan metode non-eksperimental deskriptif dengan pengambilan data secara desain retrospektif. Data yang diambil adalah data rekam medis pasien rawat inap sindrom koroner akut periode Januari 2023 hingga Oktober 2024. Jumlah sampel penelitian yaitu 74 pasien dengan rincian 34 pasien menggunakan aspirin tunggal dan 40 pasien menggunakan aspirin-clopidogrel. Metode analisis data yang digunakan adalah ACER dan ICER. Hasil penelitian ini untuk rata-rata total biaya langsung pasien sindrom koroner akut yang menggunakan aspirin tunggal dengan nilai ACER yaitu Rp. 6.601.050, sedangkan untuk penggunaan aspirin-clopidogrel dengan nilai ACER yaitu Rp. 10.887.826. Analisis ACER menunjukkan bahwa aspirin tunggal lebih cost-effective dibandingkan kombinasi aspirin-clopidogrel pada pasien sindrom koroner akut rawat inap di RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan nilai ACER aspirin tunggal menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Hasil analisis ICER menunjukkan bahwa terapi aspirin-clopidogrel membutuhkan biaya tambahan yaitu Rp. -267.923. Berdasarkan hasil analisis ACER dan ICER, terapi aspirin tunggal lebih cost-effective dibandingkan dengan terapi kombinasi aspirin-clopidogrel untuk pasien sindrom koroner akut rawat inap di RSUD Dr. Moewardi periode Januari 2023-Oktober 2024.
USE OF INFUSED WATER HEALTHY DRINKS AS BODY RESISTANCE WITH PKK MANAGERS OF BANGAK SINE VILLAGE SRAGEN Kurniawan, Kurniawan; Marfu'ah, Nurul; Al Hasanah, Fauziyyah; Rabbaniyah, Muthi’ah; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of infused water as a healthy drink for endurance needs to be widely disseminated in society after the Covid 19 pandemic. Infused water or spa water is water that is added with pieces of fruit and left for a few hours until the juice comes out, then it is ready to be consumed, thus giving the impression taste and health benefits. Infused water can be used as an alternative for those who don't or don't like fruit and don't have time to consume fruit. The purpose of this community service program is to increase the skills and knowledge of the community in making infused water, as well as the importance of increasing the body's immunity by utilizing health drinks such as infused water. The method used is descriptive, lecture, discussion and hands-on practice of making infused water with PKK administrators in Bangak Sine village, Sragen Regency. The results of this community service activity can be seen from the increased knowledge and ability of the participants in making the correct infused water according to the instructions previously socialized. The conclusion of this community service activity is that participants can make infused water independently and increase public knowledge about the benefits of infused water as an immune booster
ESTABLISHMENT AND ASSISTANCE OF INDEPENDENT CARE FOR THE USE OF FAMILY MEDICINAL PLANTS FOR SOCIETY Kurniawan, K; Istiqomah, Solikah Ana; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Health Effort Based Human Resources is a real fact of community participated in health development that can trigger the community empowerment activities, such as Family Medicinal Plants (FMP). FMP are several kinds of selection plants that could be planted in the yard or home environment. The existence of this plants in the home yard are important, especially for the family with lack of access to the health services. This was a community service; community empowerment entitled “Establishment and Assistance for Independent Care for the Use of Family Medicinal Plants (TOGA) in the Community" in Tempursari Hamlet, Karanganyar, Sambungmacan, Sragen Regency. The aims were to improve the community and cadre knowledge and ability about the utization of FMP. There were 16 people involved in this community service. The instruments were pre-posttest questionnaire and observation cheklist. The analize was used frequency distribution, graph for the pre-posttest value, and also give a module about the Family Medicinal Plants (FMP) and 5 kinds of medicinal plants to the participants. The result showed mean of pretest was 71,56 and its increase to 84,69 in posttest, it showed the achievement of the Communication Information and Education (CIE)implementation and the dissemination that the minimum score level of posttest was 75. It means, there were the raising level of community knowledge about FMP and the utilization. It is recommended to the public health center to held the workshop and founding the cadre and community about FMP and the utilization
Making Sour Turmeric Herbal Drink to Relieve Dysmenorrhea Kurniawan, K; Fatihah, Nadia Iha; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jakes.v1i1.29

Abstract

Adolescence is a period of transition or transition from childhood to adulthood which is marked by changes both physically and psychologically, one of the physical changes in adolescents is menstruation. 98.8% of adolescents in Indonesia experience dysmenorrhea during menstruation. Herbal products or phytopharmaceuticals are currently the main alternative for adolescence girls in overcoming dysmenorrhea, one of which is turmeric sour herbal drink. Turmeric sour drink is a drink that is processed with the main ingredient of turmeric. The active compounds of turmeric and sour, namely curcumin and essential oils, have the potential as analgesics that will inhibit uterine contractions, thereby reducing dysmenorrhea. Turmeric is one of the spices that are widely cultivated in Pondok Gontor. Even though they are known for their turmeric production, there are not many adolescence girls in Pondok Gontor Village that produce turmeric and sour herbal drinks. The purpose of this community service is to increase the knowledge and skills of adolescence girls in Pondok Gontor Village in making turmeric and sour herbal drinks. This activity was carried out on 20 adolescence girls in the Hall Pondok Gontor Village in October 2023. The methods used were socialization, demonstration and interactive discussion. Adolescence girls were given training and hands-on demonstrations for processing turmeric. Participants who took part in the activity were very enthusiastic and had many direct discussions related to the manufacturing process. The manufacture of turmeric sour herbal drink can be used as a dysmenorrhea reliever and can be developed into a commercial product and has a selling value.
COMMUNITY EMPOWERMENT IN THE USE OF CELERY PLANT (Apium graveolens L) AS AN ANTIHYPERTENSION IN PATIHAN VILLAGE, SIDOHARJO DISTRICT, SRAGEN. Kurniawan, Kurniawan; Budi Sawitri, Satwika
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAKes) Vol. 1 No. 1 (2023): Jurnal Abdimas Kesehatan
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jakes.v1i1.30

Abstract

Hypertension is one of the most frequent cardiovascular diseases and is suffered by many people. Hypertension has now become a major problem for all of us, not only for Indonesia but also throughout the world, because hypertension is one of the triggers or risk factors for many other diseases such as diabetes. , heart disease, stroke and kidney failure, hypertension is now ranked third as a risk factor for death. In 2025, the increase in hypertension cases, especially in developing countries, is estimated at 80% from 639 million cases in 2000 or around 1.15 billion cases [1]). In pharmacognosy and phytotherapy, celery leaves are known to contain apigenin which can prevent the narrowing of blood vessels and can also relax artery muscles or relax blood vessels. This substance is able to regulate blood flow, allowing blood vessels to loosen or enlarge and reduce blood pressure. Based on this, it is necessary to carry out a community empowerment activity program in the use of celery plants to help overcome the problem of hypertension, which is implemented in the Community Service program under the PKM scheme with the partners being PC IAI Sragen and residents of Patihan Village, Sidoharjo District, Sragen. This PKM activity took place with five activities, namely: Checking participants' blood pressure before treatment and also using celery plants, initially carrying out a pre-test on participants before counseling, weighing and giving celery plants to be distributed to each participant so that they are able to carry out therapy. alone at home, conducting lectures and discussions about the use of traditional plants for hypertension, antihypertensive chemical medicines, and the use of celery plants for antihypertension, demonstrations on making herbal drinks from celery plants which are efficacious as antihypertensives and distributing drinks to participants, carrying out post-tests. The solution offered is an increase in the knowledge, attitudes and skills of PKM partners as shown by an increase in post-test scores after being compared with the pre-test scores. Apart from that, there was also an increase in the level of public health with a decrease in blood pressure, especially in participants who suffered from hypertension after being treated with celery leaves.
KARAKTERISTIK SEDIAAN LIP BALM dengan PEWARNA ALAMI EKSTRAK BIJI BUAH PINANG (Areca catechu L.) Sawitri, Satwika Budi; Fitrian, Ahyana; Fatihah, Nadia Iha
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 13, No 2 (2024): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v13i2.6565

Abstract

Kosmetik merupakan kebutuhan bagi setiap orang. Dengan menggunakan kosmetik akan meningkatkan rasa percaya diri seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Lip balm merupakan salah kosmetik yang bekerja dengan membentuk lapisan minyak pada permukaan bibir berfungsi sebagai pelembab dan juga memberi warna. Akan tetapi banyak sediaan lip balm yang beredar dipasaran masih banyak menggunakan pewarna sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik sediaan lip balm dengan pewarna alami dari ekstrak biji buah Pinang (Areca catechu L.) serta mengetahui konsentrasi ekstrak biji buah Pinang yang dapat menghasilkan warna yang stabil dan sesuai standar mutu sediaan. Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimental meliputi formulasi lip balm menggunakan ekstrak biji buah buah Pinang (Areca catechu L.) dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8%. Evaluasi mutu sediaan meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, titik leleh, daya sebar, daya oles, hedonik, dan stabilitas. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sediaan yang dihasilkan memenuhi persyaratan uji organoleptis, homogenitas, memiliki daya oles yang baik, dengan nilai pH pada rentang 6.13 – 6.56, daya sebar 6.3 – 6.8 cm, dan titik leleh 50 – 53.3ᵒC. Berdasarkan hasil evaluasi mutu sediaan tersebut semua sediaan memenuhi standar persyaratan mutu sediaan lip balm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pewarna alamiekstrak biji buah Pinang dalam sediaan lip balm memiliki stabilitas yang baik sebagai pewarna.
FORMULASI SEDIAAN PATCH EKSTRAK BIJI JAMBLANG (SYZIGIUM CUMINI) SEBAGAI TERAPI LUKA DIABETES MELLITUS Mufida, Sakhiya; Lulu' Udhiya, Dini; Budi Sawitri, Satwika; Kurniawan, Kurniawan
Jurnal Ilmiah Global Farmasi (JIGF) Vol. 3 No. 2 (2025): JIGF - Mei
Publisher : PC IAI Sragen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/jigf.v3i2.99

Abstract

Tanaman jamblang memiliki manfaat salah satunya sebagai antidiabetes. Biji jamblang yang berpotensi sebagai obat luka diabetes mellitus dibuat sediaan yang mudah digunakan yaitu microneedle patch. Pemakaian patch sebagai sediaan mudah dan nyaman terhadap luka pada penderita diabetes mellitus yang memerlukan pengobatan yang cukup lama karena dapat menghantar obat melalui lapisan kulit lebih dalam sehingga langsung menuju sirkulasi sistemik dengan meminimalisir rasa sakit. Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi dan evaluasi mutu sediaan microneedle patch ekstrak biji jamblang dengan menelaah aktivitas antidiabetik ekstrak biji jamblang pada sediaan microneedle patch secara in vivo. Hasil skrining fitokimia ekstrak biji jamblang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung tanin, saponin, dan flavonid. Melalui serangkaian preformulasi yang dilakukan, didapatkan formula yang sesuai dengan hasil yang diinginkan. Perlakuan pada hewan uji yaitu adaptasi tikus putih dengan memberi makan berupa nasi dan air minum larutan gula. Uji efektivitas sediaan dilakukan dengan membuat luka sayat pada tikus dan menempelkan sediaan patch pada luka tersebut. Hasil pengukuran kadar gula darah tikus 1x24 jam menunjukkan bahwa sediaan patch ekstrak biji jamblang pada F2 dan F3 dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka diabetes dan menurunkan kadar gula darah pada tikus, namun kurang efektif pada F1. Hal ini ditunjukkan oleh F0 yang lebih cepat menurunkan kadar gula darah pada tikus dibandingkan dengan F1. Adapun ukuran luka pada seluruh hewan uji mengalami penyusutan, sehingga sediaan patch dapat berpotensi digunakan sebagai terapi luka sayat diabetes mellitus.