Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Aktivitas Fisik terhadap Tingkat Kecemasan Selama Masa Pandemi COVID-19: Scoping Review Sayida Nafisa; Mia Kusmiati; Panca Bagja Mohamad
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.570

Abstract

Abstract. During the COVID-19 pandemic, social restrictions and self-isolation policies were carried out to prevent and reduce the number of COVID-19 diseases. These policies led to the closure of various public facilities such as schools, offices, fitness centers, places of worship, etc. So that it has an impact on the level of physical and psychological activity. The purpose of this study was to assess how physical activity affects anxiety levels and what types of physical activity can be done during the quarantine period of the COVID-19 pandemic. This study was conducted with a scoping review approach. The databases used are PubMed, ProQuest, ScienceDirect, and SpringerLink with several keywords including Exercise (OR “Physical Activity”) AND Anxiety Disorder AND Self Isolation, and Physical Activity AND Anxiety AND Pandemic Covid 19 AND Self Isolation, as well as Physical Activity AND Anxiety Disorder AND Pandemic Covid 19 Self Isolation. The search for selected articles starts from 2019 – 2021 with a research design that is a cross-sectional study. The total journals obtained were 30495 articles which were then screened using PICOS, and 10 articles were obtained. There are 10 articles that meet the eligible criteria based on critical appraisal using JBI's critical appraisal tools. The results found in 4 selected articles showed that physical activity had a positive effect on reducing anxiety symptoms. Hypothalamic Pituitary-Adrenal (HPA) and brain-derived neurotrophic factor (BDNF) are said to play a role in this. Moderate to vigorous physical activity is said to reduce symptoms of anxiety. Abstrak. Selama masa pandemi COVID – 19, kebijakan pembatasan sosial dan isolasi mandiri dilakukan untuk mencegah dan mengurangi jumlah penyakit COVID – 19. Kebijakan tersebut menyebabkan penutupan berbagai sarana fasilitas publik seperti sekolah, kantor, pusat kebugaran, tempat ibadah, dll. Sehingga hal tersebut berdampak terhadap tingkat aktivitas fisik dan psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap tingkat kecemasan dan apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan selama masa karantina pandemi COVID – 19. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan scoping review. Database yang digunakan yaitu PubMed, ProQuest, ScienceDirect, dan SpringerLink dengan beberapa kata kunci diantaranya Exercise (OR “Physical Activity”) AND Anxiety Disorder AND Self Isolation, dan Physical Activity AND Anxiety AND Pandemic Covid 19 AND Self Isolation, serta Physical Activity AND Anxiety Disorder AND Pandemic Covid 19 Self Isolation. Pencarian artikel yang dipilih yaitu dimulai dari tahun 2019 – 2021 dengan desain penelitian yaitu cross-sectional study. Total jurnal yang didapatkan yaitu 30495 artikel yang kemudian dilakukan screening dengan menggunakan PICOS, dan didapatkan 10 artikel. Terdapat 10 artikel yang memenuhi kriteria eligible berdasarkan critical appraisal dengan menggunakan JBI’s critical appraisal tools. Hasil yang ditemukan pada 4 artikel yang terpilih menunjukan bahwa aktivitas fisik memiliki pengaruh positif dalam menurunkan gejala kecemasan. Hypothalamic Pituitary-Adrenal (HPA) dan brain-derived neurotrophic factor (BDNF) disebut berperan dalam hal ini. Aktivitas fisik sedang hingga berat dikatakan mampu menurunkan gejala kecemasan.
Pengaruh Senam Asma terhadap Pengurangan Frekuensi Serangan Asma pada Dewasa: Scoping Review Siti Namirah Nurul Rachmah; Mia Kusmiati; Pandith A.Arismunandar
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1022

Abstract

Abstract. The development of disease in all countries today is no longer focused on communicable diseases but on non-communicable diseases, one of which is asthma. Asthma is a chronic inflammatory disease of the airways, characterized by airway obstruction. In Indonesia, asthma is first rank in the category of chronic non-communicable diseases. This research was taken by a scoping review method in the form of searching data and analyzing several articles. The samples came from national and international journals related to the effect of asthma exercise on reducing the frequency of asthma attacks in adults. The databases used in this study were PubMed, ScienceDirect, Springer Link, and Google Scholar, with the number of articles obtained as many as 5,067 articles and the results of the screening and eligible were 5 articles. The results of the scoping review of 5 articles with asthma gymnastics include aerobic exercises intervention had a significant result of p < 0.05 can do 3 times a week for 4–8 weeks so it has a significant effect on reducing the frequency of asthma attacks. The conclusion in this study is that there is an effect of asthma gymnastic on reducing the frequency of asthma attacks. Abstrak. Perkembangan penyakit di seluruh negara saat ini tidak lagi terfokus pada penyakit menular tetapi pada penyakit tidak menular, salah satunya adalah asma. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada bagian saluran napas, ditandai dengan obstruksi jalan napas. Di Indonesia, asma merupakan peringkat pertama dalam kategori penyakit kronik tidak menular. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode scoping review berupa pencarian data dan menganalisa beberapa artikel. Sample berasal dari jurnal nasional dan internasional yang berkaitan dengan pengaruh senam asma terhadap pengurangan frekuensi serangan asma pada dewasa. Database yang digunakan pada penelitian ini adalah PubMed, Science Direct, Springer Link, dan Google Scholar, dengan jumlah artikel yang didapatkan sebanyak 5.067 artikel dan hasil skrining serta uji kelayakan terdapat 5 artikel. Hasil scoping review tersebut 5 artikel dengan intervensi latihan senam asma memiliki hasil signifikansi p < 0,05 yang dapat dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 4–8 minggu sehingga sangat berpengaruh signifikan terhadap penurunan frekuensi serangan asma. Kesimpulan dalam penelitian ini terdapat pengaruh senam asma terhadap pengurangan frekuensi serangan asma.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Pedagang terhadap Pencegahan Penularan Covid-19 di Pasar Gandrungmangu Cilacap Muhammad Mufti Dewantara; Mia Kusmiati; Rizki Perdana
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1760

Abstract

Abstract. Coronavirus disease 2019 (Covid-19) is an infectious disease caused by severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and is a major global health problem at the moment. The transmission of Covid-19 occurs through human-to-human, so prevention efforts are needed to suppress the spread, such as wearing masks, washing hands, and maintaining distance. Individual knowledge about preventing Covid-19 transmission is the basis for determining attitude in an effort to prevent transmission. The research was conducted in the market because the market is a crowded place so traders are at risk of contracting Covid-19. This study aims to analyze the relationship between the level of knowledge and attitudes of traders towards the prevention of Covid-19 transmission at the Gandrungmangu Market, Cilacap. This research is an analytic cross sectional study using primary data obtained from filling out questionnaires by 108 respondents. Samples were taken using purposive sampling technique. The statistical analysis using Fisher’s Exact test with p<0.05 was considered significant. The results of this study indicate that the majority of respondents have a good level of knowledge (59.3%) and good attitudes (75,9%). This study also describes that there is a significant relationship between the level of knowledge and attitudes towards preventing Covid-19 transmission (p=0.000). So, it can be concluded that the better the level of knowledge, the better the attitudes shown. Abstrak. Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan menjadi masalah utama kesehatan global saat ini. Penularan Covid-19 terjadi secara ­human-to-human transmission, sehingga upaya pencegahan sangat diperlukan dalam menekan penyebaran seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Pengetahuan individu tentang pencegahan penularan Covid-19 merupakan dasar penentuan sikap dalam upaya pencegahan penularan. Penelitian dilakukan di pasar karena pasar merupakan tempat yang ramai sehingga pedagang berisiko tertular Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap pedagang terhadap pencegahan penularan Covid-19 di Pasar Gandrungmangu Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh 108 responden. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan uji Fisher’s Exact dengan p<0,05 dianggap signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (59,3%) dan sikap baik (75,9%). Penelitian ini juga menggambarkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan penularan Covid-19 (p=0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan maka sikap yang ditunjukkan juga semakin baik.
Hubungan Faktor Individu dengan Tingkat Stres pada Pekerja Pabrik Tekstil PT. X Kota Tangerang Refi Maya Arlita; Mia Kusmiati; Nurul Annisa Abdullah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2066

Abstract

Abstract. Mental health is an important aspect to achieve overall health. Mental health is just as important as physical health. Excessive and uncontrollable stress can cause fatigue, which is a combination of physical, mental and emotional exhaustion. Job stress is an emotional state that arises because there is a mismatch between the level of demand and the individual's ability to cope with the work stress it faces. Work stress experienced by female and male employees can be different. Stress is also determined by the individual himself with various risk factors experienced such as age, gender, marital status, and years of service. This study aims to determine the relationship of individual factors with stress levels in textile factory workers at PT. X Tangerang City. This study used a cross-sectional method with an observational analysis approach. There are 122 individual data that meet the inclusion criteria, respondents were asked to fill out the DASS-42 questionnaire to assess the level of stress in workers. Individual characteristics of textile factory workers at PT. X in Tangerang City were the most, aged 18-33 years (62.3%), female (60.66%), with married status (53.28%) and having a working period of < 5 years (59 ,56%). Description of stress levels in textile factory workers at PT. X in Tangerang City shows that most workers do not experience stress. The rest are based on the highest order in the category of heavy-very heavy (15.5%), mild (14.7%) and moderate (10.7%). Data from the study found that there was no relationship between the age of workers and stress levels (p value = 0.08), gender of workers with stress levels (p value = 0.102), marital status of workers with stress levels (p value = 0, 12) and there is a relationship between individual factors of tenure and stress levels (p value = 0.002). Abstrak. Kesehatan mental merupakan aspek penting untuk mencapai kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Stres yang berlebihan dan tidak terkendali dapat menyebabkan kelelahan, yang merupakan kombinasi dari kelelahan fisik, mental dan emosional. Stres kerja merupakan keadaan emosional yang timbul karena ada ketidaksesuaian antara tingkat permintaan dengan kemampuan individu untuk mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Stres kerja yang dialami oleh karyawan wanita dan pria bisa jadi berbeda. Stres ditentukan juga dari individu itu sendiri dengan berbagai faktor risiko yang dialami seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan masa kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan tingkat stres pada pekerja pabrik tekstil PT. X Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan pendekatan analisis observasional. Terdapat 122 data individu yang memenuhi kriteria inklusi, responden diminta untuk mengisi kuesioner DASS-42 untuk menilai tingkat stres pada pekerja. Karakteristik individu pekerja pabrik tekstil PT. X di Kota Tangerang yang paling banyak yaitu, usia 18-33 tahun (62,3%), berjenis kelamin perempuan (60,66%), dengan status sudah menikah (53,28%) dan memiliki masa kerja < 5 tahun (59,56%). Gambaran tingkat stres pada pekerja pabrik tekstil PT. X di Kota Tangerang menunjukkan sebagian besar pekerja tidak mengalami stres. Sisanya berdasarkan urutan terbanyak pada kategori berat-sangat berat (15,5%), ringan (14,7%) dan sedang (10,7%). Data dari penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,08), jenis kelamin pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,102), status pernikahan pekerja dengan tingkat stres (p value = 0,12) dan terdapat hubungan antara faktor individu masa kerja dengan tingkat stres (p value = 0,002).
Pola Asuh Orang Tua Tidak Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Siswa SMPN Satu Atap Tukdana Indramayu Isyah; Mia Kusmiati; Elly Marliyani
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5972

Abstract

Abstract. Introduction: Anxiety disorders of adolescents in Indonesia have a prevalence of 65-78% with a percentage in West Java of around 6.5%. Adolescence is a period of transition, a time when individuals are looking for self-identity, and a period of troubled age. Middle school is the right time to represent early adolescence with an age range of 11-17 years. One of the causes of anxiety in adolescents is the authoritarian parenting style. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting style and anxiety levels in junior high school students in Indramayu. Methods: This study was conducted in March-July, this study was an observational analytic study with a cross sectional design. The sample in this study used a total sampling of 41 grade 8 students at SMPN 1 TUKDANA ATAP. Measuring tools used are Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) and Parenteral Authority Questionnaire (PAQ) questionnaires. Data analysis used Chi Square test with p-value <0.005. Results: Research shows that parents with democratic parenting style are 61%, authoritarian parenting style is 39%. Most student respondents did not have anxiety, namely 34%, mild anxiety 29%, severe anxiety 22%, and moderate anxiety 14%. The results showed that there was no relationship between parenting style and anxiety level (p-value = 1.000). Discussion: This type of democratic parenting shows responsible attitudes and behavior, accepts criticism openly, is willing to accept, and has stable emotional control so it doesn't cause anxiety in adolescents. Anxiety in adolescents is caused by many factors, such as not being able to adjust to changes, economic problems, physical changes, etc. Abstrak. Pendahuluan: Gangguan kecemasan pada remaja di Indonesia memiliki prevalensi 65-78% dengan jumlah persentase di Jawa Barat sekitar 6,5%. Masa remaja merupakan masa transisi, masa saat individu mencari identitas diri, dan masa usia bermasalah. Masa SMP merupakan masa yang tepat untuk merepresentasikan dari masa remaja awal dengan kisaran usia 11-17 tahun. Salah satu penyebab kecemasan pada remaja adalah pola asuh orang tua dengan tipe otoriter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kecemasan pada siswa sekolah menengah pertama di Indramayu. Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan maret-juli, penelitian ini merupakan analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling sebanyak 41 orang siswa kelas 8 SMPN 1 ATAP TUKDANA. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) dan Parenteral Authority Questionnaire (PAQ). Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan p-value <0,005. Hasil: Penelitian menunjukan bahwa orang tua dengan tipe pola asuh demokratis yaitu 61%, pola asuh otoriter 39%. Responden siswa terbanyak tidak memiliki kecemasan yaitu 34%, kecemasan ringan 29%, kecemasan berat 22%, dan kecemasan sedang 14%. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat kecemasan (p-value= 1,000). Diskusi: Tipe pola asuh demokratis menunjukan sikap dan perilaku tanggung jawab, menerima kritikan secara terbuka, mau menerima, dan kontrol emosi yang stabil sehingga tidak menimbulkan kecemasan pada remaja. Kecemasan pada remaja disebabkan oleh banyaknya faktor, seperti tidak bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan, masalah ekonomi, perubahan fisik, dll.
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA LPDA (LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY) PADA FREKUENSI 180-450 MHZ UNTUK CALLISTO Mia Kusmiati; Ahmad Hasyim; Irman Nurichsan
Fuse-teknik Elektro Vol 4, No 1 (2024): Jurnal FUSE-Teknik Elektro
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jft.v4i1.2784

Abstract

Compound Astronomical Low frequency Low cost Instrument for Spectroscopy and Transportable Observatory (CALLISTO) merupakan spektrometer pintar berbasis frekuensi tinggi yang dikhususkan untuk astronomi radio matahari dan pengukuran Radio Frequency Interference (RFI). Pada penelitian ini dilakukan perancangan antena LPDA 9 elemen dengan range frekuensi 180-450 MHz untuk CALLISTO. Antena LPDA dipilih karena bisa beroperasi pada pita frekuensi yang lebar sehingga cocok untuk pemantauan aktivitas semburan radio matahari. Perancangan dilakukan dengan menghitung dimensi antena dan disimulasikan menggunakan software CST Studio Suite 2019. Modifikasi dimensi antena digunakan untuk mendapatkan hasil yang optimum untuk dilanjutkan ke tahap realisasi. Setelah direalisasikan dilakukan pengukuran dan pengujian dilapangan.. Hasil simulasi didapatkan nilai gain sebesar 8,454 dBi, VSWR sebesar 1,3159, serta return loss -17,305 dB. Sedangkan hasil pengukuran didapatkan nilai gain 8,134 dBi, VSWR sebesar 1,6667,dan return loss -12,011 dB. Pola radiasi hasil perancangan secara simulasi dan pengukuran menunjukkan pola radiasi unidirectional.
Gambaran Karakteristik Usia, Riwayat Hipertensi Sebelum Hamil dan Status Gravida Pada Penderita Preeklampsia di RSUD AL - Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2021-2022 Triya Mustika Sukendar; Mia Kusmiati; Ariko Rahmat Putra
Jurnal Riset Kedokteran Volume 4, No.1, Juli 2024, Jurnal Riset Kedokteran (JRK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrk.v4i1.4104

Abstract

Abstract. The aim of this research is to determine the characteristics of age, gravida status and history of hypertension in preeclampsia sufferers at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency in 2021 - 2022. The research is descriptive with a cross-sectional method, using secondary data from medical records at Al-Ihsan Hospital, Bandung Regency. The sample selection technique using total sampling obtained a research population of 262 respondents. The conclusion of this study is that the age of preeclampsia sufferers is more common at the age of 20-35 years, the gravida status of preeclampsia sufferers is more common in multigravidas and the majority of preeclampsia sufferers do not have a history of hypertension. The results of this study stated that 163 respondents were aged 20-35 years, 174 respondents had multigravida status and 190 respondents had no history of hypertension. These results are not in line with the theory that the risk of pregnancy complications is low at reproductive age, namely between the ages of 20-35 years, but is high at ages under 20 years and over 35 years. Primigravidas are at risk of experiencing preeclampsia than multigravidas because preeclampsia usually occurs in women who are first exposed to vulus. chorion due to immunological mechanisms and pregnant women who have a history of hypertension have a greater risk of preeclampsia. Abstrak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran karakteristik usia, status gravida dan riwayat hipertensi pada penderita preeklampsia di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung tahun 2021 – 2022. Penelitian bersifat deskriptif dengan metode cross sectional, menggunakan data sekunder rekam medik di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Teknik pemilihan sampel dengan total sampling diperoleh populasi penelitian berjumlah 262 responden. Simpulan dari penelitian ini adalah usia penderita preeklampsia lebih banyak terjadi pada usia 20-35 tahun, status gravida penderita preeklampsia lebih banyak terjadi pada multigravida dan Sebagian besar penderita preeklampsia tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa 163 responden berada pada usia 20-35 tahun, 174 responden berstatus multigravida dan 190 responden tidak memiliki riwayat hipertensi. Hasil ini tidak sejalan dengan teori bahwa risiko komplikasi kehamilan rendah pada usia reproduktif yaitu antara usia 20-35 tahun namun tinggi pada usia dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun, primigravida berisiko mengalami preeklamsia daripada multigravida karena preeklamsia biasanya timbul pada wanita yang pertama kali terpapar vulus korion akibat mekanisme imunologik dan Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi memiliki resiko lebih besar terhadap kejadian preeklampsia.
Korelasi Sikap Profesional Dokter dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya Tahun 2023 Nadia Putri Meiliyana; Mia Kusmiati; Raden Kince Sakinah
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11289

Abstract

Abstract. A doctor who is responsible for providing health services to the community must have a competent attitude, uphold professional ethics, intellectual skills, understand health law, and be committed to community service and professional ethics to maintain his practice. What shows the professional qualities of a doctor are people, work and answering questions, communication and empathy, compassion and kindness. Each hospital truly strives to provide the best value in terms of patient satisfaction, measured based on aspects of expertise, responsiveness, assurance, compassion and what is seen. This research aims to determine the correlation between the professional quality of doctors and patient satisfaction at the Jasa Kartini Tasikmalaya Hospital. Observational research and correlation between risk factors and effects (cross sectional) with sampling using systematic sampling of 161 people obtained through distributing questionnaires was used as the type of research this time. In this study the independent variable is the doctor's expertise while the dependent variable is patient satisfaction. Data analysis uses Spearman rank. The survey results show that the expertise of doctors at Jasa Kartini Tasikmalaya Hospital is at average criteria and the level of patient satisfaction is in the full range. The results of Spearman's analysis showed that there was a significant relationship between doctor expertise and patient satisfaction (p=0.000<0.05). Hospitals are advised to improve the expertise of doctors to improve services and increase patient satisfaction. Abstrak. Seorang dokter yang bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus mempunyai sikap kompeten, menjunjung etika profesi, keterampilan intelektual, memahami hukum kesehatan, dan komitmen terhadap pelayanan masyarakat dan etika profesi untuk mempertahankan praktiknya. Yang menunjukkan kualitas profesional dokter adalah manusia, pekerjaan dan menjawab pertanyaan, komunikasi dan empati, kasih sayang dan kebaikan. Setiap rumah sakit benar-benar berupaya untuk memberikan nilai terbaik dalam hal kepuasan pasien, diukur berdasarkan aspek keahlian, daya tanggap, jaminan, kasih sayang dan apa yang dilihat. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui korelasi kualitas profesional dokter terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Jasa Kartini Tasikmalaya. Riset observasional dan korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek (cross sectional) dengan pengambilan sampel menggunakan sistematik sampling sebanyak 161 orang yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner digunakan sebagai jenis penelitian kali ini. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah keahlian dokter sedangkan variabel dependennya adalah kepuasan pasien. Analisis data menggunakan rank spearman. Hasil survei menunjukkan bahwa keahlian dokter RS ​​Jasa Kartini Tasikmalaya berada pada kriteria rata-rata dan tingkat kepuasan pasien berada pada kisaran penuh. Hasil analisis Spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian dokter dengan kepuasan pasien (p=0,000<0,05). Rumah sakit disarankan untuk meningkatkan keahlian dokter untuk meningkatkan pelayanan dan meningkatkan kepuasan pasien.
Hubungan Persepsi Pasien terhadap Pelayanan Dokter Gigi dengan Kepuasan Pasien BPJS Poli Gigi Klinik Pratama di Kabupaten Ciamis Diva Ananda Silva; Mia Kusmiati; H. Nugraha Sutadipura
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11780

Abstract

Abstract. This research was motivated by the existence of patients who did not seek treatment at FKTP because they were dissatisfied with the quality of service at FKTP. This research used a cross-sectional approach at the Pratama Dental Clinic, Ciamis Regency from March to December 2023 with 130 patients as respondents. The results of the research show that patient perceptions of dentist services are quite good and patients feel quite satisfied with dentist services so that patient perceptions of dentist services have a relationship with patient satisfaction with p value = 0.014 (<0.05) so the hypothesis is accepted, meaning there is a relationship Patient perceptions of dentist services and patient satisfaction with BPJS Pratama Dental Clinic in Ciamis Regency. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pasien yang tidak melakukan pengobatan ke FKTP karena merasa tidak puas dengan mutu pelayanan di FKTP. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional di Poli Gigi Klinik Pratama Kabupaten Ciamis pada bulan Maret hingga Desember 2023 dengan responden sebanyak 130 orang pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap pelayanan dokter gigi cukup baik dan pasien merasa cukup puas terhadap pelayanan dokter gigi sehingga persepsi pasien terhadap pelayanan dokter gigi memiliki hubungan dengan kepuasan pasien dengan p value = 0,014 (<0,05) sehingga hipotesis diterima artinya ada hubungan persepsi pasien terhadap pelayanan dokter gigi dengan kepuasan pasien BPJS Poli Gigi Klinik Pratama di Kabupaten Ciamis.
Gambaran Gejala Pasien Covid-19 dengan Komorbiditas Tuberkulosis di Rumah Sakit Al-Ihsan Kabupaten Bandung 2020-2022 Reynindita Alya Harsyanti; Mia Kusmiati; Dony Septriana Rosady
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.11821

Abstract

Abstract. Coronavirus Disease is an acute respiratory infectious disease. COVID-19 cases are rapidly increasing and spreading throughout Indonesia and have an impact on the number of deaths of the population.. The purpose of this study was to understand the differences in COVID-19 symptoms with Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung. The purpose of this study was to understand the differences in COVID-19 symptoms with Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung. The research method used in this study was descriptive using the Chi –Square statistical test to see the difference between COVID-19 and Tuberculosis and non-Tuberculosis comorbidities. The subjects of this study were patients confirmed with COVID-19 with Tuberculosis and Non-Tuberculosis comorbidities at RSUD Al Ihsan Bandung 2020-2022. Most tuberculosis patients were male 208 people (57.6%) and non-tuberculosis patients dominated by women 183 people (50.7%), The results showed that patients confirmed positive for COVID-19 with the most comorbid tuberculosis with mild symptoms especially shortness of breath were 202 people (55.9%) while 193 people (53.5%) non-tuberculosis comorbid patienst.It was concluded that there were significant differences between COVID-19 with pulmonary tuberculosis comorbidities and COVID-19 patients with non-tuberculosis comorbidities. Abstrak. Coronavirus Disease adalah penyakit infeksi saluran pernapasan akut. Kasus COVID-19 dengan cepat meningkat dan menyebar ke seluruh Indonesia serta berdampak pada jumlah kematian populasi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan gejala COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan non Tuberkulosis di RSUD Al Ihsan Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan uji statistik Chi –Square untuk melihat perbedaan antara COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan non Tuberkulosis. Subjek penelitian ini adalah pasien yang terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis dan Non Tuberkulosis di RSUD Al Ihsan Bandung sebanyak 722 orang. Sebagian besar pasien Tuberkulosis berjenis kelamin laki-laki 208 orang (57,6%) dan pasien non Tuberkulosis didominasi perempuan 183 orang (50,7%), Hasil penelitian menunjukkan pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dengan komorbid Tuberkulosis paling banyak yaitu pada gejala ringan terutama pada sesak nafas sebanyak 202 orang (55.9%) sedangkan pada pasien komorbid Non Tuberkulosis 193 orang (53.5%) Disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara COVID-19 dengan komorbiditas Tuberkulosis paru dan pasien COVID-19 dengan komorbiditas non Tuberkulosis.