Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Manfaat Bedside Teaching bagi Pendidikan Klinis Dokter Muda di Laboratorium Klinik Ilmu Kesehatan Anak RS Pendidikan FK Unisba Wiwiek Setiowulan; Lisa Adhia Garina; Diana Rahmi; Mia Kusmiati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12534

Abstract

Abstract. Bedside teaching (BST) is an essential method in clinical learning for medical students which enables them to practice clinical skills and professional behavior through direct interaction with patients. However, a process that supposed to be patient examination by the student, observed and given feedback by the preceptor, now has been transformed into case presentation and discussion of the examination result being performed without preceptor’s observation. This results in the lack of feedback that is needed as correction and learning modality. The aim of this study is to obtain evaluation from medical students regarding efficacy and benefit of BST where the patient examination is observed and given feedback by preceptor. This study uses a descriptive observational method with medical students assigned to Pediatric Department FK Unisba RS Muhammadiyah Bandung during July – October 2023 recruited as the subjects. Using a total sampling method, we obtained 36 medical students. Study results: BST with patient examination being observed and given feedback by preceptor is effective and highly beneficial according to the students. This method is still preferred under time constraint of the preceptor, compared to case presentation and discussion of patient examination result. If the preceptor is unable to observe patient examination completely, half of the subjects suggest ward round as BST method, while the rest prefer case presentation and discussion. Conclusion: BST with patient examination being observed and given feedback by preceptor is considered very important by the medical students. Abstrak. Bedside teaching (BST) adalah metode pembelajaran yang esensial pada pendidikan tahap profesi kedokteran sebagai sarana melatih keterampilan klinis dan perilaku profesional melalui interaksi langsung dengan pasien. Namun demikian, BST yang seharusnya berupa pemeriksaan pasien oleh dokter muda yang didampingi oleh preseptor kini banyak beralih menjadi presentasi dan diskusi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan secara mandiri. Akibatnya, dokter muda tidak memperoleh umpan balik saat memeriksa pasien, yang dibutuhkan sebagai bentuk koreksi dan sarana pembelajaran. Penelitian ini bertujuan memperoleh evaluasi dokter muda mengenai efektivitas dan manfaat BST dengan didampingi dan diberi umpan balik oleh preseptor saat pemeriksaan pasien serta preferensi metode BST dalam kondisi terbatas. Penelitian menggunakan metode observasional deskriptif dengan subjek penelitian dokter muda yang menjalani rotasi di Lab Klinik Ilmu Kesehatan Anak FK Unisba RS Muhammadiyah Bandung periode Juli – Oktober 2023 yang diambil dengan tehnik total sampling. Didapatkan subjek dokter muda 36 orang. Hasil penelitian: BST berupa pemeriksaan pasien yang didampingi dan diberi umpan balik oleh preseptor memiliki efektivitas dan manfaat yang tinggi menurut dokter muda. Metode ini lebih dipilih dalam kondisi keterbatasan waktu preseptor, dibandingkan presentasi dan diskusi hasil pemeriksaan pasien. Bila preseptor berhalangan mendampingi pemeriksaan pasien secara lengkap, sebagian dokter muda memilih ronde besar sebagai metode BST, sedangkan sebagiannya lagi memilih metode presentasi kasus. Simpulan: BST berupa pemeriksaan pasien dengan didampingi dan diberi umpan balik oleh preseptor memiliki manfaat penting bagi dokter muda.
Karakteristik Pasien Otitis Media Akut Berdasarkan Jenis Kelamin, Umur dan Riwayat Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) di RS Al-Islam Bandung Tahun 2020-2022 Faqiekha Jauziyah Al-Faghiyah; Mia Kusmiati; Meike Rachmawati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v4i1.12555

Abstract

Abstract. Acute otitis media (OMA) is an acute inflammation of the middle ear that lasts < 3 weeks. Acute otitis media can be caused by viruses or bacteria. In previous research, the most common clinical symptom in children suffering from AOM was fluid discharge from the ears. It has also been found that 29-50% of all ARI develop into OMA. The aim of this study was to determine the characteristics of acute otitis media sufferers based on gender, age, duration of complaints, symptoms and history of ARI (Upper Respiratory Tract Infection). The research method used in this study was descriptive using a cross sectional design. Research subjects were patients diagnosed with OMA at the ENT clinic at Al-Islam Hospital Bandung in 2020-2022. Most of the OMA patients were female as many as 93 people (64.6%), dominated by patients aged 18-40 years as many as 52 people (36.1%), and the majority had no history of ARI, 141 people (97.9%). The conclusion of this research is that OMA cases in the ENT clinic at Al-Islam Hospital Bandung are dominated by women in the age range, most in the adult age range 18-40 years, and have a complaint duration of < 1 week with the most common symptoms being fever and discharge, and the majority have no history of ARI. OMA cases are more common in the adult age range, this is related to increased exposure to cigarettes in adulthood as well as environmental factors. Abstrak. Otitis media akut (OMA) merupakan inflamasi akut pada telinga bagian tengah yang berlangsung < 3 minggu. Otitis media akut dapat disebabkan oleh virus atau bakteri. Penelitian sebelumnya gejala klinis terbanyak pada anakpenderita OMA adalah keluarnya cairan daritelinga. Telah ditemukan juga bahwa 29-50% dari keseluruhan ISPA berkembang menjadi OMA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita otitis media akut berdasarkan jenis kelamin, umur, lama keluhan, gejala, dan riwayat ISPA (Infeksi SaluranPernapasan Atas) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien yang terdiagnosis OMA di klinik THT RS Al-Islam Bandung pada tahun 2020-2022. Sebagian besar pasien OMA berjenis kelamin perempuan sebanyak 93 orang (64,6%), didominasi pasien berusia 18-40 tahun sebanyak 52 orang (36.1%), serta sebagian besar tidak memiliki riwayat ISPA sebanyak 141 orang (97.9%). Simpulan penelitian ini kasus OMA di klinik THT RS Al-Islam Bandung didominasi oleh jenis kelamin perempuan pada rentang umur, terbanyak pada rentang usia dewasa 18-40 tahun, dan memiliki lama keluhan < 1 minggu dangan gejala tersering demam dan keluar cairan, serta sebagian besar tidak memiliki riwayat ISPA. Kasus OMA lebih banyak ditemukan pada rentang usia dewasa, hal ini berkaitan dengan paparan rokok yang meningkat pada usia dewasa serta faktor lingkungan.