Abstract. Arabica coffee and green tea are known as plants that contain active antibacterial compounds such as alkaloids, tannins, phenolic compounds, flavonoids, triterpenoids, and glycosides. Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) is a common bacteria that emerges due to methicillin resistance, posing a significant infection problem in both hospitals and the general population. This study aims to analyze the comparative antibacterial strength of Arabica coffee water extract and green tea water extract against MRSA bacteria. This research is a pure in vitro experiment using the Disk Diffusion method on MRSA ATCC 33951 bacterial cultures conducted at the Microbiology Laboratory of the Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung. The arabica coffee water extract and green tea water extract used were at concentrations of 50% and 100%, while vancomycin was used as the positive control in this study. The inhibition zones were measured in millimeters. Statistical analysis was performed using the Kruskal-Wallis test at a 95% confidence level. The research results showed that the Arabica coffee water extract at concentrations of 50% and 100% had average inhibition zones of 9,75 mm and 14,25 mm, while the green tea water extract at concentrations of 50% and 100% had average inhibition zones of 22,25 mm and 26 mm. Vancomycin as the positive control had an average inhibition zone of 21,75 mm. The green tea water extract had a larger inhibition zone compared to the Arabica coffee water extract with p = 0,000 (p < 0,05). In conclusion, the green tea water extract has a stronger antibacterial effect compared to the arabica coffee water extract. Abstrak. Kopi arabika dan teh hijau dikenal sebagai tanaman yang memiliki kandungan zat aktif yang bersifat antibakteri seperti alkaloid, tanin, senyawa fenolik, flavonoid, triterpenoid, dan glikosida,. Bakteri yang sering muncul akibat resistensi methicillin adalah Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) yang menjadi masalah infeksi di rumah sakit dan masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kekuatan antibakteri ekstrak air kopi arabika dan ekstrak air teh hijau terhadap bakteri MRSA. Penelitian ini merupakan eksperimen murni in vitro dengan metode Disk Diffusion pada biakan bakteri MRSA ATCC 33951 yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung. Ekstrak air kopi arabika dan teh hijau yang digunakan adalah konsentrasi 50% dan 100%, sedangkan kontrol positif pada penelitian ini menggunan vankomisin. Zona hambat diukur dalam satuan millimeter. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air kopi arabika konsentrasi 50% dan 100% memiliki daya zona hambat rata-rata sebesar 9,75 mm dan 14,25 mm, sedangkan ekstrak air teh hijau pada konsentrasi 50% dan 100% memiliki zona hambat rata-rata sebesar 22,25 mm dan 26 mm. Vankomisin sebagai kontrol positif memiliki zona hambat rata-rata sebesar 21,75 mm. Ekstrak air teh hijau memiliki zona hambat yang lebih besar dari ekstrak air kopi arabika dengan p = 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak air teh hijau lebih memiliki efek antibakteri yang lebih kuat dibandingkan dengan ekstrak air kopi arabika.