Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga berfokus pada pembentukan karakter religius, toleran, dan moderat. SD Muhammadiyah 18 Palembang menyelenggarakan ekstrakurikuler diniyah sebagai salah satu program unggulan untuk memperkuat pemahaman keagamaan siswa sekaligus menanamkan nilai moderasi beragama. Kegiatan ini meliputi pembelajaran iqra’ dan Al-Qur’an, hafalan doa, hadits, praktik shalat, hingga tahfidz, yang dirancang agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan lokasi penelitian di SD Muhammadiyah 18 Palembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrakurikuler diniyah memberikan kontribusi nyata dalam menumbuhkan sikap moderasi beragama siswa. Hal ini tercermin dalam empat aspek utama: komitmen kebangsaan melalui keterlibatan rutin dalam upacara bendera, sikap toleransi terhadap perbedaan pada bacaan kegiatan shalat, latar belakang dan kemampuan teman, penolakan terhadap kekerasan dengan penyelesaian konflik secara damai, serta sikap akomodatif terhadap kebudayaan lokal melalui kegiatan Jumat bersih dan gotong royong. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode membaca, sima’i (mendengarkan), tahsin tilawah, dan menulis terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa sekaligus membiasakan sikap disiplin, percaya diri, dan tanggung jawab. Faktor pendukung keberhasilan program ini antara lain dukungan penuh dari pihak sekolah, fasilitas yang memadai, serta antusiasme tinggi dari siswa dan orang tua. Namun demikian, hambatan tetap dijumpai, di antaranya benturan jadwal dengan kegiatan bimbingan belajar di luar sekolah dan keterbatasan waktu akibat padatnya kurikulum. Kesimpulannya, ekstrakurikuler diniyah berperan strategis sebagai sarana pembinaan keagamaan sekaligus penguatan moderasi beragama di tingkat sekolah dasar. Program ini terbukti mampu membentuk generasi muda yang religius, toleran, anti kekerasan, serta berkarakter kebangsaan, sehingga layak dikembangkan lebih luas sebagai model pendidikan moderasi beragama di Indonesia.