Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengaruh Ekstrak Antanan (Centella Asiatica) Dibandingkan Dengan Ibuprofen Terhadap Kadar Hcl Gaster Tikus Perwira Putra, Yudha; Reni Yuslianti, Euis
Insisiva Dental Journal Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Insisiva Dental Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibuprofen merupakan salah satu obat anti inflamasiyang diketahui memiliki efek samping terhadap peningkatan kadar HCl lambung.Salah satu obat tradisional yang memiliki efek anti inflamasi adalah antanan(Centella asiatica). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakantanan dibandingkan dengan ibuprofen terhadap kadar HCl gaster tikus. Bahandan Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorikdengan 30 ekor tikus wistar jantan. Kelompok perlakuan terbagi atas kelompokyang diberi ektrak antanan 20 mg/200 gr berat badan/oral, kelompok yang diberiibuprofen 21,6 mg/200 gr berat badan/oral dan kelompok kontrol. Perlakuandiberikan selama 7 hari dan setelah pemberian perlakuan (hari ke-8), tikusdipuasakan selama 24 jam kemudian dilakukan pengangkatan lambung dandilanjutkan dengan pengambilan getah lambung untuk mengetahui kadar pHdengan menggunakan metode pH meter serta metode titrasi. Hasil dan Analisis:Hasil penelitian didapatkan kelompok yang diberikan ekstrak antanan (Centellaasiatica) meningkatkan asam lambung dengan rata-rata acidity pH 1,15sedangkan pada kelompok yang diberikan ibuprofen meningkatkan asam lambungdengan rata-rata acidity pH 1,06. Hasil analisis statistik menggunakan metodeOne Way ANOVA dan dilanjutkan uji lanjut Duncan (p ≤ 0.05) menunjukan bahwaekstrak antanan dan ibuprofen mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadarasam lambung (p = 0.00). Kelompok perlakuan ibuprofen memberikan pengaruhyang berbeda dibandingkan dengan yang lainnya, sedangkan pada kelompokperlakuan kontrol memberikan pengaruh yang sama dengan kelompok perlakuanekstrak antanan. Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberianekstrak antanan mempunyai pengaruh lebih rendah dibandingkan denganpemberian ibuprofen dalam meningkatkan kadar HCl lambung tikus.
Pengaruh Ekstrak Antanan (Centella Asiatica) Dibandingkan Dengan Ibuprofen Terhadap Kadar Hcl Gaster Tikus Perwira Putra, Yudha; Reni Yuslianti, Euis
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v1i1.516

Abstract

Ibuprofen merupakan salah satu obat anti inflamasiyang diketahui memiliki efek samping terhadap peningkatan kadar HCl lambung.Salah satu obat tradisional yang memiliki efek anti inflamasi adalah antanan(Centella asiatica). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakantanan dibandingkan dengan ibuprofen terhadap kadar HCl gaster tikus. Bahandan Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorikdengan 30 ekor tikus wistar jantan. Kelompok perlakuan terbagi atas kelompokyang diberi ektrak antanan 20 mg/200 gr berat badan/oral, kelompok yang diberiibuprofen 21,6 mg/200 gr berat badan/oral dan kelompok kontrol. Perlakuandiberikan selama 7 hari dan setelah pemberian perlakuan (hari ke-8), tikusdipuasakan selama 24 jam kemudian dilakukan pengangkatan lambung dandilanjutkan dengan pengambilan getah lambung untuk mengetahui kadar pHdengan menggunakan metode pH meter serta metode titrasi. Hasil dan Analisis:Hasil penelitian didapatkan kelompok yang diberikan ekstrak antanan (Centellaasiatica) meningkatkan asam lambung dengan rata-rata acidity pH 1,15sedangkan pada kelompok yang diberikan ibuprofen meningkatkan asam lambungdengan rata-rata acidity pH 1,06. Hasil analisis statistik menggunakan metodeOne Way ANOVA dan dilanjutkan uji lanjut Duncan (p ≤ 0.05) menunjukan bahwaekstrak antanan dan ibuprofen mempunyai pengaruh terhadap penurunan kadarasam lambung (p = 0.00). Kelompok perlakuan ibuprofen memberikan pengaruhyang berbeda dibandingkan dengan yang lainnya, sedangkan pada kelompokperlakuan kontrol memberikan pengaruh yang sama dengan kelompok perlakuanekstrak antanan. Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberianekstrak antanan mempunyai pengaruh lebih rendah dibandingkan denganpemberian ibuprofen dalam meningkatkan kadar HCl lambung tikus.
Potensi ekstrak etanol kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) untuk menghambat bakteri Enterococcus faecalis ATCC 29212 dalam perawatan saluran akar gigiThe potential of the ethanol extract of super red dragon fruit (Hylocereus costaricensis) peel to inhibit Enterococcus faecalis ATCC 29212 in root canal treatment Euis Reni Yuslianti; Ratih Widyasari; Kurnia Miftah Farid
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 5, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v5i1.28952

Abstract

Pendahuluan: Buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) merupakan tanaman herbal namun sekitar 30-35% kulitnya seringkali dibuang sebagai sampah. Kulit buah naga super merah memiliki kandungan polifenol, alkaloid, terponoid, flavonoid, antosianin, dan antibakteri yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang lain dan dagingnya. Penyebab kegagalan perawatan saluran akar salah satunya dapat disebabkan oleh bakteri Enterococcus faecalis (gram positif). Enterococcus faecalis adalah penyebab infeksi persisten pasca perawatan saluran akar. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis potensi ekstrak etanol kulit buah naga super merah untuk menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis dalam perawatan saluran akar gigi. Metode:  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vitro dengan hasil dianalisis secara statistik melalui uji one-way ANOVA menggunakan SPSS 2016, dilanjutkan dengan uji post-hoc Tukey untuk menguji kelompok yang paling optimal terhadap 6 kelompok yaitu ekstrak etanol kulit buah naga super merah dengan konsentrasi 120mg/L, 60mg/L, 30mg/L, 15mg/L (kelompok perlakuan), klorheksidin 2% (kontrol positif), dan akuades (kontrol negatif). Masing-masing kelompok dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali pada media Mueller Hinton Agar (MHA) yang diaplikasikan menggunakan paper disc 6mm, kemudian dihitung diameter zona hambatnya menggunakan jangka sorong analitik. Hasil: Penelitian ini didapatkan ekstrak etanol kulit buah naga super merah berpotensi menghambat Enterococcus faecalis dengan konsentrasi 120mg/L paling efektif yaitu rerata diameter zona hambat sebesar 8,8mm dibandingkan dengan konsentrasi 60mg/L sebesar 8,62mm, konsentrasi 30mg/L sebesar 7,56mm, konsentrasi 15mg/L sebesar 6,68mm, kontrol positif sebesar 8,71mm, dan kontrol negatif sebesar 0 mm.  Terdapat besar daya hambat minimum secara bermakna dengan nilai p=0,001 (p≤0,05) dan berpotensi sebagai cairan irigasi perawatan saluran akar. Simpulan: Ekstrak etanol kulit buah naga super merah berpotensi menghambat bakteri Enterococcus faecalis sebagai cairan irigasi dalam perawatan saluran akar gigi.Kata kunci: Daya hambat, ekstrak Hylocereus costaricensis, Enterococcus faecalis. ABSTRACTIntroduction: Super red dragon fruit (Hylocereus costaricensis) is a widely known natural remedy. However, about 30-35% of its peel of-ten disposed of as waste. Super red dragon fruit peel contains polyphenols, alkaloids, terpenoids, flavonoids, anthocyanins, and antibacterials higher than other red dragon fruits and the pulp. One of the causes of root canal treatment failure is En-terococcus faecalis (gram-positive bacteria). Enterococcus faecalis causes persistent infection after root canal treatment. The purpose of this study was to analyse the potential of the ethanol extract of super red dragon fruit peel to inhibit the growth of Enterococcus faecalis in root canal treatment. Methods: This research was an experimental in-vitro, in which the results were analysed statistically with the one-way ANOVA test using SPSS 2016 software, followed by Tukey post-hoc test to determine the most optimal group amongst six groups: the ethanol extract of super red dragon fruit peel with a concentration of 120 mg/L, 60mg/L, 30mg/L, 15mg/L, respectively (treatment groups); 2% chlorhexidine (positive control group); and distilled water (negative control). Each group was repli-cated five times on Mueller Hinton Agar (MHA) media, which was applied using a 6mm paper disc, then the inhibition zone diameter was measured using an analytic calliper. Results: The ethanol extract of super red dragon fruit peel has the potential to inhibit Enterococcus faecalis, with the most effective concentration of 120mg/L, with the average diameter of the inhibition zone was 8.8mm. The inhibition zone of the concen-tration of 60mg/L was 8.62mm, the concentration of 30mg/L was 7.56mm, the concentration of 15mg/L was 6.68mm, positive control was 8.71mm, and negative control was 0mm. There was a significant minimum inhibitory potential with the p-value=0.001 (p≤0.05); therefore, had the potential as a root canal treatment irrigation solution. Conclusion: Ethanol extract of super red dragon fruit peel has the potential to inhibit Enterococcus faecalis as an irrigation solution in root canal treatment.Keywords: Inhibition, Hylocereus costaricensis extract, Enterococcus faecalis.
Pemberian Madu Rambutan (Nephelium lappaceum) Menurunkan Luas Luka dan Kadar Malondialdehid Tikus Diabetes Melitus Euis Reni Yuslianti; Afifah B. Sutjiatmo; Dita Septiani
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 10, No 1 (2021): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v10i1.8245

Abstract

Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik yang disebabkan oleh kenaikan kadar gula darah. Luka pada penderita diabetes dapat menjadi ulkus yang melibatkan radikal bebas. Madu rambutan mengandung tinggi antioksidan yang berfungsi sebagai penyembuhan luka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh madu rambutan terhadap luas luka dan kadar Malondialdehid (MDA) mukosa mulut tikus Wistar diabetes melitus. Metode penelitian adalah eksperimental laboratoris. Sampel penelitian menggunakan 36 ekor tikus jantan galur Wistar. Semua tikus diinduksi aloksan untuk mendapatkan keadaan diabetes, kecuali kelompok kontrol negatif. Semua tikus diberi perlukaan dengan menggunakan punch biopsy berdiameter 4 mm pada palatum dalam kelompok kontrol positif, kontrol negatif, dan kelompok madu rambutan. Terminasi dilakukan pada hari ke-0, ke3, ke-7, dan ke-14 sebanyak 3 ekor tikus pada setiap kelompok serta dilakukan pengukuran luas luka dan pembacaan MDA jaringan. Uji analisis statistik menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Kruskall Wallis (p 0,05). Hasil penelitian menunjukkan madu rambutan dapat menurunkan luas luka pada hari ketujuh dan keempat belas serta menurunkan kadar radikal bebas MDA luka diabetes melitus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian madu rambutan dengan kandungan antioksidan dapat menurunkan luas luka dan kadar radikal bebas malondialdehid plasma darah tikus diabetes sehingga berpotensi untuk obat penyembuh luka rongga mulut manusia dengan diabetes melitus.
ISOLASI SENYAWA AKTIF FLAVONOID RUTIN MADU SEBAGAI METABOLIT SEKUNDER BAHAN BAKU PENGEMBANGAN OBAT DIABETES MELITUS Iis Inayati Rakhmat; Euis Reni Yuslianti; Fikri Alatas
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.191 KB) | DOI: 10.37874/ms.v5i1.149

Abstract

Metabolit sekunder sebagai bahan baku pengembangan obat modern dibutuhkan terutama untuk penyakit kronis diantaranya diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia. Bahan alami berpotensi sebagai antidiabetes adalah madu rambutan yang mengandung flavonoid rutin dan diduga mampu melindungi sel beta pankreas dengan mengurangi stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan mengisolasi komponen aktif flavonoid (rutin) dari madu rambutan sebagai bahan baku untuk pengembangan obat diabetes melitus. Penyiapan isolat dilakukan dengan mengekstraksi cair-cair madu diikuti dengan memfraksinasi dengan masing-masing pelarut air, n-heksanaa, dan etil asetat. Hasil fraksinasi dianalisis dengan kromatografi lapis tipis(KLT) pada plat prasalut Kiesel gel GF254. KLT preparatif dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan Plat Preparatif silica gel 60 GF254. Kemurnian Isolat diuji dengan KLT dua arah dengan menggunakan rutin trihidrat sebagai pembanding. Pola-pola kromatogram menunjukkan bahwa bercak senyawa hanya terdapat pada fraksi etil asetat. Hasil kromatogram uji kemurnian menunjukkan ada satu bercak di pengembangan pertama dan pengembangan kedua yang mengindikasikan bahwa isolat adalah senyawa murni rutin yang identik dengan pembanding. 
Effect of Topical Noni (Morinda citrifolia L.) Leaf Extract Paste in Carrageenan-induced Paw Edema on Wistar Rats Indah Puti Rahmayani Sabirin; Euis Reni Yuslianti
Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.559 KB) | DOI: 10.29313/gmhc.v7i2.4087

Abstract

The inflammatory response is one of natural process in the body to protect itself following tissue injury, but it can cause discomfort. Noni (Morinda citrifolia L.) leaf known as a traditional medicament to help reduce the inflammatory effect. The leaves empirically applied as a wrapping on fever or wound. The purpose of this study was to identify the anti-inflammatory effect of topical noni leaf extract paste in 5% and 10% concentration by examination of Wistar rat paw edema induced by λ-carrageenan. Twenty-four Wistar rats divided into four groups, which were negative control, positive control with diclofenac sodium 1% gel, 5% noni leaf, and 10% noni leaf paste groups. Paw edema was induced by intraplantar injection of 1% λ-carrageenan to every rat. Every treatment subsequently applied in the plantar area before injection, and the changed paw volume measured with plethysmometer at minutes 0, 30, 60, and 90. This study was at the Animal Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi city in October–December 2017. The result displayed that the minimum volume after 90 minutes was on 5% and 10% noni leaf paste group, which is 1.00 mL. Kruskal-Wallis test result of inflammatory percentage was significantly different among every group in each examination time (p<0.05). Post-hoc test showed that inflammatory reduction on paw edema with noni leaf paste application on both concentrations were significantly different compared to the negative control. However, it was not different from the positive control group. This study showed that application of noni leaf paste in 5% and 10% concentration could help reduce inflammatory response on skin possibly by the active anti-inflammatory ingredients of noni leaf. EFEK PASTA EKSTRAK DAUN MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA L.) TOPIKAL TERHADAP EDEMA KAKI TIKUS GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENANInflamasi adalah proses alami tubuh untuk melindunginya setelah cedera, namun hal tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dikenal sebagai obat tradisional untuk menurunkan efek inflamasi yang secara empiris digunakan untuk mengobati demam dan luka. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek anti-inflamasi pasta ekstrak daun mengkudu melalui pemeriksaan edema kaki tikus yang diinduksi karagenan-λ. Dua puluh empat tikus galur Wistar dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kontrol negatif dengan akuades, kontrol positif (aplikasi gel Na diklofenak 1%), serta perlakuan pasta daun mengkudu 5% dan 10%. Edema dibuat dengan menginjeksi intraplantar tikus dengan 1% karagenan-λ pada tiap kelompok. Tiap-tiap perlakuan diaplikasikan sebelum tikus diinjeksi dan perubahan volume kaki tikus diukur dengan pletismometer di menit ke-0, 30, 60, dan 90. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani, Kota Cimahi pada Oktober–Desember 2017. Hasil pengukuran memperlihatkan penurunan volume edema kaki terkecil setelah 90 menit pada kelompok pasta daun mengkudu 10%, yaitu 1,00 mL. Hasil Uji Kruskal-Wallis terhadap persentase inflamasi berbeda nyata pada tiap kelompok dan tiap waktu pengamatan (p<0,05). Hasil uji beda menunjukkan bahwa penurunan inflamasi kaki tikus pada perlakuan pasta daun mengkudu kedua konsentrasi berbeda nyata dibanding dengan kontrol negatif, tetapi tidak berbeda dengan kontrol positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasta daun mengkudu 5% dan 10% dapat membantu menurunkan reaksi inflamasi kulit dan efeknya sejalan dengan Na diklofenak karena zat aktif yang bersifat anti-inflamasi dalam daun mengkudu.
Peningkatan Pengetahuan Bahan Alam Untuk Kesehatan Gigi Mulut Melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Euis Reni Yuslianti; Rahmadaniah Khaerunnisa; Indah Puti RS; Hillda Herawati; Asih Rahaju; Dewi Lidya Ichwana; Herryawan Herryawan; Frita Ferlita SD
Berdikari: Jurnal Inovasi dan Penerapan Ipteks Vol 10, No 1 (2022): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/berdikari.v10i1.13480

Abstract

It is important to improve the health of rural communities, including dental and oral health. The majority of the population of Mekarsaluyu Village, Bandung Regency, West Java, have jobs in the agricultural sector and lack knowledge of health. The global pandemic of the Covid-19 virus has lasted for two years. This condition causes people to need to make several adaptations and changes in behavior, including oral dental health. The purpose of the community service is to implement the Independent Learning Campus (MBKM) program to empower the role of students. The method of implementing this community service program is through outreach activities to the community regarding natural materials from the surrounding environment to improve oral dental health in the target villages of the Mekarsaluyu Village area and evaluated using a questionnaire to 16 respondents before and after the activity. Data were analyzed using T-test dependent (p0.05). The results of community service showed that there was an increase in knowledge after the implementation of the extension indicated by (p = 0.00). Based on the above, it can be concluded that the MBKM program plays a role in changing the knowledge of the assisted village communities.
ACUTE TOXICITY TEST OF RAMBUTAN HONEY ADHESIVE CREAM AGAINST SWISS WEBSTER MICE (UJI TOKSISITAS AKUT KRIM PEREKAT MADU RAMBUTAN TERHADAP MENCIT SWISS WEBSTER) Euis Reni Yuslianti; Florence Meliawaty; Afifah B. Sutjiatmo; Ariana Pradita
Journal of Health and Dental Sciences 2022: Journal of Health and Dental Sciences
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Unjani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Denture adhesive is indicated for conditions of poor retention and stabilization. Commercially available denture adhesives have side effects, thus requiring a safer alternative adhesive, one of which is rambutan honey adhesive cream. Rambutan honey is safe and does not cause toxic effects on test animals. This study aimed to observe the impact of acute toxicity of the orally administered rambutan honey adhesive cream on mice. The research method is an experimental laboratory method and was carried out using 24 male and female Swiss Webster mice. The subject was divided into four groups, one being the negative control group. Rambutan honey adhesive cream was given in three dose groups, namely 1250, 2500, and 5000mg/kg BW. Observations made were death, body weight, behavioural changes, and relative organ weight in mice for fourteen days. The analysis test was carried out using the one-way ANOVA (p < 0.05). The results showed that rambutan honey adhesive cream did not cause death and toxicity symptoms in mice. There was no significant increase in body weight in male and female mice in the group. In the control group, the macroscopic necropsy analysis did not show any change in color and organ index of the heart, lung, liver, spleen, and kidney. This study concludes that the oral administration of rambutan honey adhesive cream on male and female Swiss webster mice is safe and is classified as practically non-toxic. DOI : 10.54052/jhds.sd22.p133-144
DIFFERENCES IN pH VALUE AND SALIVARY FLOW RATE BEFORE AND AFTER CHEWING GRAPES COMPARED WITH STRAWBERRY Herryawan; Euis Reni Yuslianti; Maghfira F. Febriani
Journal of Health and Dental Sciences Vol. 2 No. 2 (2022): Journal of Health and Dental Sciences
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Unjani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT The pH value and salivary flow rate are important factors in maintaining the balance of the oral cavity and affect the health of the teeth and mouth. When we chew foods high in water, fibre, and vitamin C, such as grapes (Vitis vinifera) and strawberries (Fragaria x ananassa), the value of these two elements can change due to stimulation. This study aims to evaluate pH levels and salivary flow rate fluctuation before and after chewing grapes in contrast to strawberries. The research method was a quasi-experimental study; forty-two research participants from Faculty of Dentistry, Universitas Jenderal Achmad Yani students. They were divided into two groups: grape and strawberries. The experiment was divided into two parts: before and after chewing the fruit. The salivary flow rate was assessed through visual screening, and salivary pH was measured using a pH meter. Data were analyzed by t-test (p<0.05). The result shows that the mean pH value and salivary flow rate increased after chewing grapes and strawberries. Compared with before chewing fruit, this increase was statistically different (p=0.000) in the two groups. Meanwhile, when the mean difference was insignificant. Chewing fruit that contains water, fibre, vitamin C, and a sour taste can increase salivary secretion, which follows the buffer system to increase salivary pH. DOI : 10.54052/jhds.v2n2.p303-316
EFEK APLIKASI GEL MADU RAMBUTAN PADA MUKOSA LABIAL INFERIOR TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SALIVA Euis Reni Yuslianti; Afifah B. Sutjiatmo; Florence Meliawaty; Mega Zhafarina
Cakradonya Dental Journal Vol 12, No 2 (2020): Agustus 2020
Publisher : FKG Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.141 KB) | DOI: 10.24815/cdj.v12i2.18442

Abstract

Saliva dapat digunakan sebagai alternatif dalam penegakan diagnosis, prognosis, dan rencana perawatan. Variasi konsentrasi saliva dapat digunakan sebagai biomarker stres oksidatif. Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul dengan elektron tunggal atau tidak berpasangan. Ketidakseimbangan kadar radikal bebas dan antioksidan sel akan menyebabkan stres oksidatif, untuk meredam radikal bebas dibutuhkan antioksidan. Stres oksidatif dapat dilihat dengan mengukur perubahan kadar MDA (Malondialdehyde). Gel madu rambutan merupakan bahan alami yang sudah banyak digunakan, karena memiliki banyak manfaat dan kandungan. Flavonoid merupakan salah satu kandungan madu rambutan, fungsi flavonoid sebagai antioksidan peredam radikal bebas MDAs. Penelitian ini bertujuan melihat efek aplikasi gel madu rambutan terhadap kadar malondialdehyde (MDA) saliva. Metode penelitian ini merupakan quasi eksperimental pre-post design dengan jumlah responden 30 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan consecutive sampling. Responden diminta mengumpulkan saliva sebelum dan setelah pengaplikasian gel madu rambutan pada mukosa mulut bagian labial inferior. MDA saliva diukur dengan menggunakan TBARs metode spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon (p0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat efek pengaplikasian gel madu rambutan terhadap kadar malondialdehyde (MDA) saliva. Kesimpulan penelitian ini bahwa gel madu rambutan mengandung antioksidan yang dapat menurunkan kadar MDA.