Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pembuatan Sabun Cairan Mengandung Susu Sapi dari Usaha Kecil Menengah di Kota Cimahi Titta Hartyana Sutarna; Wulan Anggraeni; Fikri Alatas; Regita Ayu Lestari; Faizal Hermanto; Elivas Simatupang; Afifah Bambang Sutjiatmo; Ririn Puspadewi; Lucky Rachmawan; Fahmy Ahsanul Haq; Suci Nar Vikasari
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v1i1.28901

Abstract

Kulit merupakan salah satu bagian tubuh yang sering terpapar benda asing dan membutuhkan nutrisi dan pembersihan rutin menggunakan sabun. Susu sapi mengandung protein dan lemak yang berkhasiat untuk melembabkan dan menutrisi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan sabun cair dari susu sapi yang berfungsi untuk meningkatkan kelembaban pada kulit. Penelitian dimulai dengan pengumpulan susu sapi dari usaha kecil menengah di kota Cimahi dan uji karakteristik secara organoleptik. Selanjutnya dibuat serangkaian seri formula sabun cair yang mengandung susu sapi sebanyak 0, 5, 10 dan 20%, kemudian dievaluasi meliputi evaluasi fisik (organoleptis, pH, viskositas, dan uji stabilitas) dan pengujian terhadap responden (pengujian daya emolien dengan alat skin analyzer, uji kesukaan, dan efektivitas pembersihan). Data yang diperoleh dianalisa statistik menggunakan uji t-berpasangan. Hasil evaluasi fisik menunjukkan bahwa formula sabun cair yang mengandung susu sapi stabil selama penyimpanan 28 hari. Hasil pengujian terhadap responden menunjukkan sediaan yang paling disukai adalah sabun cair yang mengandung susu sapi 15% dengan alasan nyaman digunakan, lembut dan tidak lengket pada kulit. Hasil pengujian efektivitas pembersihan juga menunjukkan sabun cair yang mengandung susu sapi 15% dapat membersihkan kotoran dan make up.
FORMULASI SEDIAAN SABUN PELEMBAB TRANSPARAN YANG MENGANDUNG MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI (Sunflowerseed Oil) Gayatri Simanullang; Ahmad Ngadeni; Titta Hartyana
Pharmacoscript Vol. 4 No. 1 (2021): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v4i1.604

Abstract

Minyak biji bunga matahari mengandung vitamin E yang dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi, termasuk kosmetik. Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan sabun pelembab transparan yang mengandung minyak biji bunga matahari dengan berbagai konsentrasi minyak biji bunga matahari (0, 5, 10, 15%b/b). Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan sabun pelembab transparan dengan berbagai konsentrasi minyak biji bunga matahari (Sunflowerseed Oil) untuk melembabkan dan melembutkan kulit. Penelitian dilakukan dengan mengamati stabilitas fisik sediaan sabun pelembab transparan yang meliputi stabilitas fisik sediaan sabun pelembab transparan yang meliputi stabilitas fisika (organoleptis, homogenitas), uji stabilitas kimia (pH), dan pengujian terhadap sukarelawan menggunakan alat Skin Analyzer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan sabun pelembab transparan mulai memberikan efektivitas melembabkan pada formula yang mengandung minyak biji bunga matahari 5% (F1) dan pada formula F2 (10%) merupakan formula yang paling disukai karena nyaman dalam penggunaannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sediaan sabun pelembab transparan dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% aman digunakan.Kata kunci : minyak biji bunga matahari, sabun transparan, skin analyzer
IDENTIFIKASI PEMBENTUKAN KO-KRISTAL TRIKLABENDAZOL-ASAM OKSALAT DAN UJI KELARUTANNYA Fikri Alatas; Titta Hartyana Sutarna; Alya Nur Asilla; Sintia Resni Pratiwi
Pharmacoscript Vol. 5 No. 1 (2022): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v5i1.758

Abstract

Triklabendazol (TBZ) adalah suatu turunan benzimidazol yang direkomendasikan pada pengobatan fascioliasis dan memiliki kelarutan rendah di dalam air. Perbaikan sifat fisikokimia obat, termasuk kelarutan bisa dilakukan dengan cara mengubah bentuk padatannya menjadi ko-kristal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pembentukan ko-kristal antara TBZ dengan asam oksalat (OXA) dan menguji kelarutannya di dalam air. Identifikasi awal terbentuknya ko-kristal TBZ-OXA dilakukan dengan membangun kurva kelarutan fasa TBZ di dalam larutan OXA (0,2-2M) dan mengamati perubahan morfologi kristal setelah campuran TBZ-OXA direkristalisasi di dalam metanol. Selanjutnya dilakukan penggilingan campuran ekimolar TBZ-OXA dengan penambahan beberapa tetes metanol. Untuk memastikan pembentukan ko-kristal, hasil penggilingan dikarakterisasi dengan difraktometer sinar-X serbuk. Prediksi rasio molar ko-kristal TBZ-OXA yang terbentuk dilakukan dengan menggunakan metode differential scanning calorimetry (DSC).  Kurva kelarutan fasa TBZ-OXA mengikuti jenis Bs, sementara habit kristal campuran ekimolar TBZ-OXA berbeda dengan habit kristal TBZ dan OXA murni setelah direkristalisasi dalam metanol. Hasil-hasil identifikasi awal ini mengindikasikan adanya interaksi antara TBZ dan OXA untuk membentuk ko-kristal. Pola difraksi sinar-X serbuk hasil penggilingan TBZ-OXA memperlihatkan adanya puncak-puncak baru yang tidak muncul pada TBZ dan OXA murni dan hilangnya puncak-puncak khas dari kedua komponen awalnya yang menegaskan terbentuknya ko-kristal TBZ-OXA. Berdasarkan termogram DSC diduga antara TBZ dan OXA membentuk ko-kristal dengan rasio molar 2:1 dengan titik lebur di 111,98°C. Ko-kristal TBZ-OXA memiliki kelarutan di dalam air 6,4 kali lipat daripada TBZ murni. Hasil-hasil penelitian ini telah mengidentifikasi pembentukan ko-kristal antara triklabendazol dan asam oksalat yang memiliki kelarutan lebih tinggi daripada triklabendazol murni.
Pembuatan dan Karakterisasi Ko-kristal Flukonazol-Resorsinol Fikri Alatas Alatas; Hestiary Ratih; Titta Hartyana Sutarna; Yoga Windu Wardhana; Dini Tereslina; Sundani Nurono Soewandhi
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 18 No 2 (2020): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v18i2.779

Abstract

Fluconazole (FLU), an oral antifungal widely used in the treatment of vaginitis andcandidiasis, is known to have low bioavailability due to its low solubility. The purpose of this studywas to prepare and characterize co-crystal fl uconazole-resoscinol (FLU-RES). The preparation ofco-crystal was performed by grinding together the equimolar mixture of FLU-RES which is drippedwith a few ethanol. Powder X-ray diff raction, diff erential scanning calorimetry (DSC), and polarizedmicroscopy methods were performed to characterize the formation of FLU-RES co-crystal. Relevantphysicochemical properties include solubility tests in water and dissolution tests in pH 1.2; 4.5 and6.8 buff er solution. The powder X-ray diff ractogram of FLU-RES milled result showed the presenceof new peaks and loss of the main peaks of FLU and RES. The characterization of grinding result byDSC and polarized microscopy methods also showed the co-crystal formation between FLU and RES.The solubility of FLU-RES co-crystal in water is solubility two folds more than pure FLU, while itsdissolution rate is 1.67-1.72 times faster than pure FLU.
Pembentukan ko-amorf irbesartan-l-arginin dan dampaknya terhadap kelarutan dan laju disolusi irbesartan Fikri Alatas; Titta Hartyana Sutarna; Moch. Reza Pratama; Tresna Lestari
Riset Informasi Kesehatan Vol 9 No 2 (2020): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.886 KB) | DOI: 10.30644/rik.v9i2.434

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Irbesartan (IBS) adalah antihipertensi yang bekerja menghambat sistem renin-angiotensin dan memiliki kelarutan rendah dalam air, sehingga bioavailabilitasnya terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan ko-amorf irbesartan dengan l-arginin (ARG) dan untuk mengetahui dampaknya terhadap kelarutan dan laju disolusi irbesartan. Metode: Pembuatan kurva kelarutan fasa dilakukan dengan menentukan kelarutan IBS di dalam rentang konsentrasi 0,1-1,1M dari larutan ARG di dalam air. Ko-amorf dibuat dengan menggiling 1,716 g IBS, 0,696 g ARG, dan lima tetes metanol di dalam Retsch mortar grinder RM 200 selama 15 menit. Untuk mengetahui terbentuknya ko-amorf dilakukan karakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X serbuk dan differential scanning calorimeter (DSC). Uji kelarutan dalam media air dilakukan di suhu ruang, sedangkan dalam media larutan dapar pH 1,2 dan 6,8 dilakukan di suhu 37±°C. Larutan dapar pH 1,2 dan 6,8 juga digunakan sebagai media pengujian laju disolusi. Hasil: Kurva kelarutan fasa IBS di dalam larutan ARG menunjukkan tipe AL. Difraktogram menunjukkan terbentuknya ko-amorf IBS-ARG setelah penggilingan. Termogram DSC hasil penggilingan juga menunjukkan telah terbentuk ko-amorf setelah penggilingan basah dengan transisi gelas (Tg) pada 82,2°C. Kelarutan ko-amorf IBS-ARG di dalam air, larutan dapar pH1,2 dan 6,8 berturut-turut 7,2, 2,0, dan 1,9 kali lebih tinggi daripada IBS murni. Laju disolusi ko-amorf IBS-ARG pada kedua media lebih cepat daripada IBS murni. Kesimpulan: Ko-amorf IBS-ARG telah sukses dibuat dengan metode penggilingan basah yang menyebabkan kelarutan dan laju disolusinya lebih baik daripada IBS murni. Abstract Background: Irbesartan (IBS) is an antihypertensive is an antihypertensive which acts to inhibit the renin-angiotensin system and has low water solubility, thus its bioavailability is limited. The aim of this study was to produce co-amorphous irbesartan-l-arginine (IBS-ARG) and to determine its impact on solubility and dissolution rate of irbesartan. Method: Preparation of phase solubility curve was carried out by determining the solubility of IBS in the concentration range 0.1-1.1 M of the ARG solution in water. Co-amorphous was prepared by grinding of 1.716 g IBS, 0.696 g ARG, and five drops of methanol in a Retsch mortar grinder RM 200 for 15 minutes. To determine the formation of co-amorphous, characterization was conduct by a powder X-ray diffractometer and a differential scanning calorimeter (DSC). The solubility test in aqueous medium was carried out at room temperature, while in the buffer solution media pH 1.2 and 6.8 was carried out at 37±0.5°C. The buffer solutions of pH 1.2 and 6.8 were also used as media for dissolution rate testing. Results: The IBS phase solubility curve in the ARG solution showed the AL type. The diffractogram showed the formation of IBS-ARG co-amorphous after wet milling. The DSC thermogram also showed that it was co-amorphous after grinding with a glass transition (Tg) at 82.2°C. The solubility of co-amorphous IBS-ARG in water, pH1.2 and 6.8 of buffer solutions were 7.2, 2.0, and 1.9 folds higher than pure IBS, respectively. The dissolution rate of IBS-ARG co-amorphous in both test media was faster than pure IBS. Conclusion: The IBS-ARG co-amorphous has been successfully prepared by the wet milling method which causes better the solubility and dissolution rate than pure IBS.
Identification of Candesartan Cilexetil-L-Arginine Co-amorphous Formation and Its Solubility Test Fikri Alatas; Erina Sifa Mutmainah; Hestiary Ratih; Titta Hartyana Sutarna; Sundani Nurono Soewandhi
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 5 No. 1 (2022): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v5i1.2942

Abstract

The formation of co-amorphous is one alternative that can be attempted to enhance the solubility of drugs. The study aimed to identify the co-amorphous formation between candesartan cilexetil (CAN) and l-arginine (ARG) and to know its effect on the solubility and dissolution rate of candesartan cilexetil. Initial prediction of co-crystal formation was undertaken by observing differences in crystal morphology between the candesartan cilexetil-l-arginine (CAN-ARG) mixture and each of its initial components due to crystallization in ethanol. The CAN-ARG co-amorphous was produced by the liquid-assisted grinding (LAG) method with the same molar ratio of the CAN and ARG mixture using ethanol as solvent. The co-amorphous formation of CAN-ARG was identified by powder X-ray diffraction (PXRD) and differential scanning calorimetry (DSC) methods. The solubility and dissolution test was performed to know the impact of the co-amorphous CAN-ARG formation. The PXRD pattern of CAN-ARG of LAG result showed a very low peak intensity compared to pure CAN and ARG. The DSC thermogram of the CAN-ARG LAG result does not show any sharp endothermic peaks. The PXRD and DSC results reveal that CAN and ARG can form co-amorphous. The solubility and dissolution rate of candesartan cilexetil in co-amorphous CAN-ARG was better than that of pure CAN. It can be concluded, liquid-assisted grinding of CAN-ARG mixture is identified to form co-amorphous which has an impact on increasing the solubility and dissolution rate of candesartan cilexetil.
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PEMBUATAN SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Titta Hartyana Sutarna; Fikri Alatas; Nur Achsan Al Hakim
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.64

Abstract

ABSTRACTSenyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain adalah senyawa antioksidan. Daun teh hijau dikenal sebagai tanaman yang mengandung senyawa katekin. Senyawa katekin  diketahui merupakan antioksidan. Dari penelitian yang dilakukan, daun teh hijau diketahui memiliki IC50 sebesar 3,17µg/mL. Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan daun teh hijau sebagai zat aktif dalam sediaan krim antioksidan. Dibuat 4 Formulasi sediaan krim antioksidan yaitu F0 yang berisi basis krim tanpa ekstrak daun teh hijau dan F1, F2 serta F3 yang masing-masing berisi 0,5%; 1% dan 5%. Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan organoleptis, pengukuran pH, viskositas dan stabilitas antioksidan selama penyimpanan 28 hari. Hasil menunjukkan baik F0, F1, F2 maupun F3 tidak mengalami perubahan secara organoleptis, pengukuran pH dan viskositas dapat dikatakan stabil. Hasil pengukuran persen peredaman pada formulasi F0, F1,F2 dan F3 pada hari ke 28 menunjukkan nilai persen peredaman masing-masing yaitu 50,44%; 88,92%; 92,86%; 94,46%.  Kata Kunci: Camellia sinensis L, Ekstrak daun Teh Hijau, krim, antioksidan.
EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPT PUSKESMAS PUTER Oskar Skarayadi; Titta Hartyana Sutarna; Ambarsundari Ambarsundari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v5i1.84

Abstract

ABSTRAK Hipertensi  merupakan  tantangan  besar  di  Indonesia.  Di  Kota  Bandung  hipertensi  merupakan penyebab  kematian  terbanyak  yaitu  sebesar  23%  sesuai  data  dari  Dinas  Kesehatan  Kota  Bandung Tahun 2014 Hipertensi  merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada  pengukuran  berulang.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  biaya  medik  langsung  dan menganalisis obat antihipertensi yang cost-effective bagi pasien hipertensi rawat jalan di Puskesmas Puter  pada  Bulan  Oktober  sampai  Desember  2016  Penelitian  ini  merupakan  jenis  penelitian  non-eksperimental  dengan  rancangan  deskriptif.  Data  yang  diambil  merupakan  data  retrospektif  yang dilakukan di Puskesmas Puter berdasarkan data rekam medis pasien rawat jalan. Data yang diambil untuk  analisis  efektifitas  biaya  adalah  data  efektifitas  terapi  antihipertensi  dan  biaya  medik langsung.Metode  yang  digunakan  yaitu  metode  Cost-effectiveness  analysis  (CEA).    Efektivitas pengobatan pasien lansia umum adalah 50% dan pasien lansia prolanis adalah 96.67%. Didapatkan nilai  ACER  pasien  lansia  umum  adalah  Rp.60  dan  nilai  ACER  dari  pasien  lansia  prolanis  adalah Rp.632,7, sedangkan nilai ICERnya Rp. 124.965 Kata kunci  : Hipertensi, antihipertensi oral, efektivitas-biaya, UPT Puskesmas Puter
FORMULATION AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF RAMBUTAN HONEY TOOTHPASTE AGAINST Streptococcus mutans Euis Reni Yuslianti; Titta Hartyana Sutarna; Frita Ferlita Shafri Djohan; Amalia Hasna
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 2 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i2.1187

Abstract

Dental caries and periodontal diseases are the most common diseases affecting the oral cavity. This can be prevented by maintaining oral hygiene. Toothpaste plays an important role in the reduction of plaque bacteria and inflammatory conditions. Rambutan honey has potential as a natural ingredient to make toothpaste with antibacterial and antioxidant properties owing to the presence of hydrogen peroxide and catalase enzymes, pH, osmolarity, and flavonoid content. The purpose of this study was to obtain a rambutan honey toothpaste formulation that effectively inhibits Streptococcus mutans growth. The laboratory experimental research method was used to combine CaCO3, glycerin, Na CMC, SLS, sodium benzoate, saccharin, menthol, and aquadest as the toothpaste base, which served as the control group. Subsequently, natural ingredients of rambutan honey at concentrations of 20%, 40%, and 60% were added to the toothpaste base to create rambutan honey toothpaste. The formulation of the rambutan honey toothpaste was followed by an antibacterial activity test using the Kirby Bauer method of disc diffusion, where the inhibition zones formed on Mueller Hinton Agar (MHA) medium were calculated. Data were analyzed using one-way and post hoc Tukey’s tests (p<0.05). The results showed that the formulation of rambutan honey toothpaste with a concentration of 60% had the greatest inhibition with 13.88±0.13 mm with a significant difference in each group (p = 0.000), so it can be concluded that rambutan honey toothpaste can inhibit the formation of Streptococcus mutans.  Keywords: antibacterial, formulation, rambutan honey, toothpaste, Streptococcus mutans
Karakteristik Fisik dan Laju Difusi In Vitro Sediaan Transdermal Patch Domperidon Menggunakan Polimer Turunan Metil Metakrilat-Asam Metakrilat Purnamasari, Nira; Sutarna, Titta Hartyana; Angraeni, Wulan; Karin, Amada; Qotrunnada, Daffa; Alatas, Fikri
Jurnal Kartika Kimia Vol 6 No 2 (2023): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v6i2.235

Abstract

Sediaan patch transdermal merupakan pilihan yang tepat untuk menghindari proses metabolisme lintas pertama pada zat aktif domperidon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisik dan laju difusi in vitro sediaan transdermal patchdomperidon yang dibuat dengan menggunakan dua matriks polimer turunan metil metakrilat-asam metakrilat, yaitu Eudragit E100 dan Eudragit L 100-55. Sediaan patch transdermal domperidon dipreparasi dengan metode penguapan pelarut menggunakan variasi konsentrasi Eudragit E100 dan Eudragit L100-55 5-20%. Evaluasi karakteristik fisik patch meliputi organoleptis, ketebalan, kandungan lembab, keseragaman bobot, dan ketahanan lipat, dan uji kekuatan mekanik. Uji difusi in vitro dilakukan menggunakan metode flow-through menggunakan sel difusi Franz yang dimodifikasi. Transdermal patch dengan polimer Eudragit E100 menunjukkan homogenitas baik tanpa adanya kristalisasi domperidon diperoleh pada konsentrasi 10% (F2) dan 20% (F3), sementara transdermal patch dengan polimer Eudragit L100-55 menunjukkan homogenitas baik hanya di konsentrasi 20% (F6). Ketahanan lipat dan kandungan lembab seluruh formula menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan ketahanan lipat dan kandungan lembab yang baik. Persentase elongasi dan tensile strength transdermal patch dengan polimer Eudragit E100 cenderung meningkat dengan kenaikan konsentrasi polimer, sementara transdermal patch dengan polimer Eudragit L100-55 menunjukkan penurunan persentase elongasi dan kenaikan tensile strength dengan meningkatnya konsentrasi polimer. Penurunan Laju difusi in vitro transdermal patchterjadi ketika konsentrasi polimer ditingkatkan, baik pada transdermal patch yang menggunakan Eudragit E100 maupun Eudragit L100-55.