Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN FAKTOR OSEANOGRAFI TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT DENGAN METODE RAKIT JARING APUNG DI PERAIRAN LAKORUA KECAMATAN MAWASANGKA TENGAH KABUPATEN BUTON TENGAH Bolqiah, Sofri; Kasim, Ma'ruf; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 3, No 1: Februari 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v3i1.6506

Abstract

Beberapa hal penentu keberhasilan pertumbuhan rumput laut selain kualitas bibit adalah faktor oseanografi dan metode yang digunakan dalam membudidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor oseanografi terhadap pertumbuhan rumput laut dengan menggunakan metode rakit jaring apung. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas produksi yang maksimal dan sebagai bahan informasi tambahan bagi masyarakat petani rumput laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desemeber 2015-Januari 2016 di Kelurahan Lakorua Kecamatan Mawasangka Kabupeten Buton Tengah. Penelitian ini menggunakan metode Rakit Jaring Apung. Parameter uji pertumbuhan rumput laut adalah Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), dan parameter pengaruh pertumbuhan adalah faktor oseanografi data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS 22,0 For Windows  dan Argis 10,2. Laju pertumbuhan spesifik terjadi pada hari ke 14 dengan kisaran nilai 2,75%/hari untuk stasiun satu dan stasiun dua 2,42%/hari, namun pada pengukuran hari ke 28 mengalami penurunan dengan kisaran nilai 1,65%/hari untuk stasiun satudan stasiun dua1,28%/hari dan untuk pengukuran hari ke 42 dengan kisaran nilai 1,34%/hari untuk stasiun satu dan stasiun dua1,57%/hari. Pertumbuhan rumput laut selama pemeliharan berhubungan positif dengan salinitas, suhu dan DO.Kata Kunci: Pertumbuhan, Rakit Jaring Apung,  Faktor Oseanografi.
KANDUNGAN LOGAM BERAT NIKEL (Ni) PADA SEDIMEN DAN AIR DI PERAIRAN DESA TAPUEMEA KABUPATEN KONAWE UTARA Wali, Windarsin; Emiyarti, .; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i1.10952

Abstract

Perairan Desa TapuemeaKonawe Utara  merupakan salah satu perairan yang memiliki potensi risiko kerusakan lingkungan akibat aktivitas kegiatan manusia di darat. Telah dilakukan pengambilan sampel untuk menentukan konsentrasi logam berat Ni di Perairan Tapuemeapada April 2019. Sebanyak delapan sampel air dan sampel sedimen diambil dandianalisis menggunakan metode Spektofotometridengan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar, Sulawesi Selatan. Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan logam berat Ni di sedimen berkisar 0,76–9,72 ppm atau setara dengan 79,74–9369,39µg/g. Kandunganlogamberat Ni di sedimentelah sangat tercemar berdasarkan standar internasionalbakumutu IADC/CEDA Tahun 1997 dantidak sesuai dengan standarkandungan logam berat Ni di sedimen padakondisiperairanlaut yang normal. Hal yang serupa dijumpai di air, kandungan Ni dalam air berkisar 0,04–0,23ppm dan telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB)0,05ppm yang ditetapkan oleh KMNKLH No. 51 Tahun 2004 untuk biota laut. Sebaran logam berat Ni terlarut danlogam berat nikel dalam sedimen di Perairan Desa Tapuemea sebagian besar didugaberasaldariaktifitasantropogenik di darat.Kata kunci: logam berat nikel, sedimen, air, Desa Tapuemea
STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN PENDEKATAN PENGINDERAAN JAUH DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN SOROPIA Halim, Halim; Halili, Halili; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 1, No 1: Februari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v1i1.927

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang garis pantai Kecamatan Soropia selama satu bulan yaitu pada bulan Oktober 2014 dengan tujuan untuk mengetahui dan memetakan perubahan garis pantai  di  wilayah  pesisir Kecamatan  Soropia.  Metode  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah metode tumpang susun citra satelit Landsat 5 TM tahun 1990, 7 ETM+ tahun 2002 dan 8 OLI/TIRS tahun 2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum perubahan garis pantai yang terjadi disepanjang wilayah pesisir Kecamatan Soropia pada tahun 1990 – 2014 (24 tahun) berupa akresi dan abrasi. Perubahan garis pantai tipe akresi terjadi di Desa Sorue Jaya, Tapulaga, Leppe, Bajo Indah, Mekar, Bajoe, Bokori, Telaga Biru, Atowatu, Sawapudo, Soropia, Waworaha dan Kelurahan Toronipa. Perubahan garis pantai tipe abrasi terjadi di Desa Sorue Jaya, Tapulaga, Bajoe, Bokori, Telaga Biru, Atowatu, Sawapudo, Soropia, Waworaha dan Kelurahan Toronipa. Perubahan garis pantai yang terjadi di Kecamatan Soropia diduga disebabkan oleh perbedaan karakteristik pantai (faktor alam) yang bersifat semi terbuka terhadap dinamika perairan yang mendapatkan pengaruh dari gelombang secara langsung. Disamping karakteristik pantai, perubahan garis pantai di Kecamatan Soropia juga diduga disebabkan oleh aktifitas manusia yang melakukan penimbunan pantai untuk keperluan pemukiman, pariwisata, pelabuhan dan pembuatan bangunan pelindung pantai (faktor antropogenik).
PENDUGAAN SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID BERDASARKAN DATA CITRA SATELIT DI PERAIRAN TELUK KENDARI Rosvita Sari, Indira; Halili, .; Alirman Afu, La Ode
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i1.3587

Abstract

Teluk Kendari saat ini mengalami sedimentasi yang tinggi diduga akan memengaruhi kulitas air sehingga tidak mampu mendukung kehidupan organisme di perairan tersebut. Bila kekeruhan di Teluk Kendari semakin tinggi maka dapat menghambat penetrasi cahaya matahari kebadan air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan algoritma empiris yang sesuai terhadap pendugaan sebaran total suspended solid (TSS) dan untuk memetakan sebaran TSS Perairan Teluk Kendari. Metode yang digunakan pada pengukuran lapangan yakni metode gravimetri. Hasil yang diperoleh nilai TSS tertinggi sebesar 1201 mg/L pada stasiun 8 yang berhadapan langsung pada sungai Wanggu. Kemudian pengembangan model dari parameter fisik perairan TSS, diasumsikan dengan menggunakan data satelit Landsat TM dan OLI/TRIS. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma empiris yang sesuai untuk menduga sebaran TSS yakni persamaan Quadratik Y = 82,587 + 0,536 (x) – 0,002 (x)2. Konsentrasi TSS pada musim hujan dan kemarau pada Tahun 2005 hampir sama yakni berkisar 101-600 mg/L sementara pada Tahun 2015 pada musim hujan dan kemarau berkisar 1001-2000 mg/L. Kontribusi pendangkalan Teluk Kendari dari tahun ke tahun disebabkan oleh aktifitas yang terjadi di daerah aliran sungan Wanggu, Kambu, dan Mandonga.Kata Kunci : Algoritma Empiris, Landsat TM dan OLI/TRIS, Teluk Kendari, TSS
STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DENGAN PENDEKATAN PENGINDERAAN JAUH DI WILAYAH PESISIR KECAMATAN MAWASANGKA KABUPATEN BUTON TENGAH Kulmawapa, Rizki Arpakul; Afu, La Ode Alirman; Takwir, Amadhan
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i3.3610

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan perubahan garis pantai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret–April Tahun 2017 yang bertempat di  pesisir Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah. Metode yang   digunakan  dalam penelitian ini adalah metode Overlay (tumpang susun) antara citra Landsat 5 TM tahun 1995 dan Landsat 8 OLI tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 20 tahun, perubahan garis pantai yang terjadi di lokasi studi berupa akresi dan abrasi. Perubahan berupa akresi berkisar antara 33,46-192,08 m yang terjadi di Desa Air Bajo, Terapung, Kanapa-napa, Banga, Tanailandu, Oengkolaki, Balobone, Napa, Wakambangura I, Wakambangura II, Kancebungi dan Gumanano. Sedangkan abrasi terjadi di Desa  Air Bajo, Terapung, Kanapa-napa, Tanailandu, Oengkolaki, Watolo, Mawasangka Balobone, Wakambangura I, Kancebungi dan Gumanano dengan rentang jarak antara 45,65-369,1 m. Perubahan tersebut utamanya disebabkan oleh faktor  hidro-oseanografi yakni arus dan gelombang serta faktor antropogenik yakni pembangunan pemukiman dan degradasi hutan mangrove.Kata Kunci: Perubahan garis pantai, citra Landsat, Mawasangka, Buton Tengah
STRUKTUR KOMUNITAS TERIPANG DI PERAIRAN DESA TANOMEHA KABUPATEN WAKATOBI Darmisa, .; Emiyarti, .; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 4, No 4: November 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v4i4.10764

Abstract

Teripang merupakan salah satu sumberdaya hayati laut ekonomis penting dan mempunyai peluang pasar cukup baik. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sturktur komunitas teripang meliputi kepadatan, keanekaragaman, keseragaman dan dominansi. Penelitian ini di lakukan di Perairan Desa Tanomeha Kecamatan Kaledupa Selatan Kabupaten Wakatobi pada bulan Januari-Maret 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek kudrat, dibagi menjadi 3 stasiun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat 10 spesies teripang yang di klasifikasikan dalam 3 genus (Holothuria, Bohadschia dan Stichopus). Berdasarkan perhitungan struktur komunitas menunjukkan kepadatan teripang tertinggi untuk kedua fase bulan yakni pada bulan terang 0,195 ind/m²   ditemukan di daerah lamun yang bersubtrat pasir berlempung. Untuk kenaekaragaman nilai tertinggi diperoleh pada bulan terang sebesar 1,58 dan bulan gelap 0,34. Sedangkan nilai keseragaman jenis yang paling tinggi diperoleh pada bulan terang di daerah lamun berkisar 1,79 dan bulan gelap berkisar 1,60. Dominansi nilai paling tinggi diperoleh pada bulan terang sebesar 0,78 dan bulan gelap sebesar 0,80 yang keduanya berada pada daerah mangrove. Parameter kualitas perairan yang diukur dalam lokasi penelitian memiliki kondisi lingkungan yang baik untuk kehidupan teripang.  Kata Kunci: Sturktur komunitas, Teripang, Perairan Tanomeha
Peningkatan Kesadaran dan Pendapatan Masyarakat Melalui Rehabilitasi Mangrove dan Budidaya Ikan Nila Saline Berbasis Kemitraan Muhaimin Hamzah; Muhammad Fajar Purnama; La Ode Alirman Afu; A Asnani; Abdul Muis Balubi; La Ode Baytul Abidin; Muhammad Trial Fiar Erawan

Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.723 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v3i1.456

Abstract

This community service activity is as a learning media for silvofishery-based mangrove rehabilitation and demonstration of tilapia saline for the prevention of ecological abrasion. In addition, to increase social awareness (preservation of coastal ecosystems) as well as alternative sources of income the people of Tobimeita Village, Konawe Utara Regency. Tobimeita Village as a location for community service (Community Service) due to the existence of active or productive farming activities and the availability of mangrove forests with the existing abrasion phenomenon due to the looting of mangrove forests for the needs of fuelwood and building materials. The potential of the farmland allows the creation of a pilot tilapia saline commodity and the implementation of silvofishery-based mangrove rehabilitation. This community service activity has a very massive effect on the social sensitivity of the community in maintaining the preservation of the coastal environment, it can be seen from the enthusiasm of all elements of the Tobimeita Village community who participated. In addition to mangrove planting activities, the demonstration plot or pilot of saline tilapia aquaculture also managed to attract the attention and interest of farmers to replicate the aquaculture activities. There is a great desire for the community to start a business through the technology of simple adaptation and acclimatization of tilapia saline. Easily adopted farming technologies and prospective tilapia commodities are key to the success of the saline tilapia demonstration plot. Specifically, these two activities provide an in-depth outcome for the people of Tobimeita Village as a constituent of community service activities.
POPULATION DENSITY AND DISTRIBUTION PATTERNS OF KALAMBODO MUSSEL (Anodonta woodiana) IN THE SUB WATERSHED OF LAHOMBUTI RIVER, LAHOTUTU VILLAGE, KONAWE DISTRICT SOUTH EAST SULAWESI Muhammad Fajar Purnama; Abdullah Abdullah; Alfi Kusuma Admaja; La Ode Alirman Afu
AQUASAINS Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3564.648 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v8i1.p759-768

Abstract

Abstrak The research was conducted in November 2018 - February 2019 in the Sub-watershed of the Lahombuti River in Lahotutu Village, Konawe Regency. The purpose of this study was to determine aspects of population density and distribution patterns of the Kalambodo (A. woodiana) in the Sub watershed of the Lahombuti tributary in Lahotutu Village, Wonggeduku District, Konawe Regency. The sampling location was determined using the purposive random sampling method. Sampling of Kalambodo (A. woodiana) was carried out at the location with the greatest abundance of A. woodiana, in the Sub watershed of the Lahombuti tributary of Lahotutu Village, on the "Main Rice Field Irrigation Channel" (diameter: ± 1,75 m, length: ± 4500 m, depth: ± 110 cm). Sampling of A. Woodiana was carried out at the same station with different spot sampling points. The Kalambodo samples were taken using a 1x1 m2 sized transect on 3 randomly assigned plots. The range of A. woodiana density per sub station is November 2018 amounting to 67-95 ind/m2, December 2018 is 41-61 ind/m2, January 2019 is 41-148 ind/m2 and February 2019 is 101- 114 ind/m2. The average density based on the period from the highest to the lowest is obtained in February 2019, January 2019, November 2018, and December 2018, which is 106.67 ind/m2, 81.33 ind/m2, 78 ind/m2, and 53 ind/m2, respectively. The distribution pattern of A. woodiana in the Sub-watershed of the Lahombuti River Basin generally shows a uniform category (Id <1), with a range of morisitha index values of 0.65-0.87.
MUD LOBSTER Thalassina (Latreille, 1806) (Decapoda: Thalassinidae) IN TANJUNG TIRAM DISTRICT SOUTH KONAWE REGENCY, SOUTHEAST SULAWESI Muhammad Fajar Purnama; La Ode Alirman Afu
AQUASAINS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.339 KB)

Abstract

This research aims to identify mudlobster species in Tanjung Tiram District, Southeast Sulawesi. Based on the identification, all specimens caught was belong to the species of Thalassina anomala (Herbst, 1804). Morphological characteristics of T. anomala distinguishing from other types Thalassina:           1) Rostrum triangular shape, rounded and serrated along its lateral border; 2) Dorsomedian tubercless on carapace extending up to the dorsal part of the first abdominal somite; 3) Abdominal sternite 2-5 on pleopod to have a tubercless in the middle (median line), 4) Pereopod 1have 13-20 tubercless on the inner side of the propodal and along the lateral side of the propodus, and 5) On males, petasma without proximal spine and rounded tip wide without setae.The finding of T. anomalain mangrove forest (intertidal zone) of Tanjung Tiram was basically cause by the distribution of this species in the world wide is widely distributed than other species from the genus of thalassina.
Niche Architecture of Thalassina anomala in the Mangrove Ecosystem of Tanjung Tiram Village South Konawe Regency - Southeast Sulawesi Muhammad Fajar Purnama; A. Ginong Pratikino; Abdullah Abdullah; La Ode Alirman Afu; Muhammad Trial Fiar Erawan
AQUASAINS Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.534 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v8i2.p841-852

Abstract

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ekologis Thalassina anomala terutama yang berkaitan dengan arsitektur relung T. anomala dan peranannya terhadap kehidupan (interaksi timbal balik) biota akuatik lainnya yang ada di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan - Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 bertempat di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail arsitektur gundukan T. anomala di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling atau penetapan stasiun berdasarkan habitat alami lobster lumpur (T. anomala) di alam yakni pada ekosistem mangrove. Pengamatan relung T. anomala dilakukan secara langsung menggunakan metode random sampling. Parameter utama yang diamati pada penelitian adalah arsitektur relung (niche) antara lain tinggi gundukan, diameter atas gundukan, diameter bawah gundukan, kedalaman liang, diameter liang, kemiringan gundukan, kemiringan liang dan arah liang. Hasil pengukuran arsitektur relung lobster lumpur dan parameter lingkungan di analisis nonparametrik menggunakan uji spearmen, demikian juga dengan hubungan antara diameter atas gundukan dan lebar karapas lobster lumpur (T. anomala). Pola distribusi T. anomala pada setiap stasiun memperlihatkan pola yang acak (random). Kepadatan lobster lumpur (mud lobster) tertinggi diperoleh pada stasiun 2 (substrat berlumpur) dengan jumlah 4,5 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah (1,5 ind/m2) diperoleh pada stasiun 3 dengan substrat kombinasi (lumpur, pasir dan kerikil). Terdapat korelasi yang sangat signifikan atau signifikan positif antara diameter liang dan lebar karapas (carapace width)  dari T. anomala. 95% dari parameter arsitektur gundukan tersebut memiliki korelasi yang signifikan, artinya hanya terdapat satu parameter yang tidak memiliki korelasi signifikan yakni hubungan antara parameter kemiringan gundukan dengan kemiringan liang (P>0,05). Diantara parameter tersebut tinggi gundukan dengan diameter bawah gundukan memiliki korelasi yang sangat signifikan (0,005<0,01) dan tinggi gundukan dengan kedalaman liang (0,026<0,05).Kata Kunci : Mounds Architecture; Density; Distribution Pattern; Thalassina anomala