Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) BERDASARKAN KERAPATAN LAMUN DI PERAIRAN DESA LIYA MAWI KABUPATEN WAKATOBI Suparman, .; Ramli, Muhammad; Purnama, Muhammad Fajar
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 3: Agustus 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i3.13455

Abstract

Ekosistem lamun merupakan ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan dalam kehidupan biota laut. Salah satu jenis biota laut yang berada di padang lamun adalah moluska. Dari delapan kelas moluska, dua diantaranya sering ditemukan pada ekosistem lamun yaitu gastropoda dan bivalvia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan lamun dan struktur komunitas Moluska (gastropoda dan bivalvia). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Desember 2019 di Perairan Desa Liya Mawi Kabupaten Wakatobi. Pengambilan kerapatan lamun dan struktur komunitas moluska menggunakan transek kuadrat dengan luas area 1 m2 dengan tiga kali pengulangan. Kerapatan jenis lamun di lokasi penelitian tergolong kategori rapat (> 100 ind/m2) dan sedang (50-100 ind/m2). Di Perairan ini, terdapat 259 individu moluska yang terdiri dari 15 famili dan 17 jenis, yaitu 10 famili dan 12 jenis dari kelas gastropoda sedangkan kelas bivalvia yaitu 5 famili dari 5 jenis. Kep  berkisar antara (6,33-19,67 ind/m2), indeks keanekaragaman berkategori sedang (1,47-1,69), indeks keseragaman berkategori tinggi (0,74-0,98), dan indeks dominansi berkategori rendah (0,21-0,27). Struktur komunitas Moluska (gastropoda dan bivalvia) masih dalam kondisi stabil di lokasi studi.Kata Kunci:  Kerapatan lamun, stuktur komunitas, moluska, Desa Liya Mawi
Kelimpahan Dan Komposisi Jenis Ikan Di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi Jumiati, Jumiati; Pangerang, Utama K; Purnama, Muhammad Fajar
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 5, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2019, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui kelimpahan dan komposisi jenis ikan di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi. Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang kelimpahan dan komposisi jenis ikan dalam penyusunan rencana pengelolaan sumberdaya ikan secara berkelanjutan. Pengambilan sampel ikan menggunakan alat yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu jaring insang (gill net) yang dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dalam setiap titik stasiun dengan interval waktu selama 15 hari. Jumlah jenis ikan yang diperoleh selama penelitian yaitu 265 individu yang terdiri dari 4 jenis dan 4 famili diantaranya Oreochromis mossambicus, Atherinomorus duodecimalis, Chanos chanos, dan Siganus canaliculatus. Presentase nilai kelimpahan relatif tertinggi terdapat pada jenis A.duodecimalis dengan nilai 73,96% dan kelimpahan terendah jenis S.canaliculatus 0,75%. Ikan tersebar dalam tiga stasiun.Kata Kunci : DanauTailaronto’oge, kelimpahan, komposisi jenis ikan
Distribusi Dan Kelimpahan Gastropoda Cerithidea Cingulata Di Perairan Danau Tailaronto’oge Kapota Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi Zulfiani, Ida; Bahtiar, Bahtiar; Purnama, Muhammad Fajar
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 5, No 4 (2020): Oktober
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Danau Tailaronto’oge merupakan salah satu danau yang ada di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi, yang memiliki berbagai macam organisme salah satunya adalah gastropoda jenis Cherithidea cingulata atau dalam bahasa lokal masyarakat Kapota menyebutnya Kafiha-fiha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan kelimpahan gastropoda (C. cingulata) di Perairan Danau Tailaronto’oge. Pengambilan sampel organisme dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Juli sampai September 2019 (interval waktu sebulan sekali), dengan metode purposive random sampling menggunakan transek kuadrat 10x10 m2. Data dianalisis secara deskripsif kuantitatif menggunakan formula baku, diperoleh nilai kelimpahan C. cingulata berkisar 7,44 ind/m2-13,61 ind/m2. Kelimpahan gastropoda pada setiap bulannya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hasil analisis chi kuadrat nilai distribusi menunjukkan bahwa pola penyebaran C. cingulata termasuk dalam kategori seragam, dengan nilai berkisar 0,04-0,53. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan Danau Tailaronto’oge menunjukkan kisaran normal yang menunjang kehidupan C. cingulata. Nilai beberapa parameter lingkungan perairan yang berpengaruh yaitu suhu berkisar 27,3-28,3 0C, salinitas, 29-32,3 ppt, pH air 6, pH tanah 5,8, kecerahan 100 %, bahan organik substrat berkisar 2,398-3,567. Tekstur substrat di perairan Danau Tailaronto’oge didominasi pasir halus dan lumpur.Kata Kunci : Kelimpahan, Distribusi C. cingulata, Danau Tailaronto’oge.
Kepadatan dan Distribusi Ukuran Keong Bakau (Telescopium telescopium) DI Perairan Desa Lebo Kecamatan Wawonii Timur Kabupaten Konawe Kepulauan Rahmadani, Wildan; Bahtiar, Bahtiar; Purnama, Muhammad Fajar
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Lebo memiliki kekayaan sumber daya laut yang melimpah baik dari segi nilai ekonomi dan nilai ekologinya. Salah satunya adalah keong bakau (T. telescopium). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan distribusi ukuran keong bakau di perairan desa lebo. Pengambilan sampel organisme dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan Agustus sampai Oktober 2019 (interval waktu sebulan sekali), dengan metode purposive random sampling dengan menggunakan transek 10x10 m2. Hasil penelitian diperoleh nilai kepadatan T. telescopium berkisar 6,66 ind/m2- 10,67 ind/m2 Mann-Whitney kepadatan T. telescopium pada setiap bulannya di satsiun I ke II dan stasiun I ke III tidak terdapat perbedaan yang signifikan sedangkan di stasiun II ke III terdapat perbedaan. Hasil analisis chi kuadrat nilai distribusi menunjukkan bahwa pola penyebaran T. telescopium termasuk dalam kategori seragam, dengan nilai berkisar 6-9,14 cm. Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan Desa Lebo masih menunjukkan kisaran normal yang menunjang kehidupan T. telescopium dengan nilai suhu berkisar 27-310C, salinitas 29-32 ppt, pH air 7-7,3, pH tanah 6,2-6,4, bahan organik substrat berkisar 3,598-4,693. Tekstur substrat di perairan Desa Lebo didominasi pasir halus dan lumpur.Kata Kunci : Kepadatan, distribusi ukuran, T. telescopium, Desa Lebo.
Tingkat Eksploitasi Cacing Kacang (Siphonosoma australe-australe) di Perairan Toronipa Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Wati, Widia; Bahtiar, Bahtiar; Purnama, Muhammad Fajar
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perairan Toronipa memiliki potensi sumber daya yang  melimpah, salah satu sumber daya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat adalah cacing kacang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat eksploitasi cacing kacang (Siphonosoma australe-australe). Penelitian ini dilakukan di Perairan Toronipa Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara mulai bulan Juni-Agustus 2020. Pengambilan sampel dilakukan secara manual mengunakan metode random sampling, pada sebaran habitat dari cacing kacang dengan menggunakan alat bantu sekop tangan. Total sampel yang terkumpul selama penelitian sebanyak 339 individu. Data dianalisis dengan menggunakan FiSAT II versi 3.0. Sebaran frekuensi panjang cacing kacang dikelompokkan dalam 9 kelompok ukuran dengan ukuran yang mendominasi adalah ukuran panjang 199,7-239,58 mm. Parameter pertumbuhan cacing kacang diperoleh panjang asimtotik (L∞) sebesar 440,06 mm dan koefisien pertumbuhan (K) cacing kacang yaitu 1,7. Nilai dugaan to sebesar -0,04 tahun. Laju mortalitas alami (M), mortalitas penangkapan (F) dan mortalitas total (Z) masing-masing sebesar 1,25 per tahun, 3,85 per tahun dan 5,10 per tahun. Tingkat eksploitasi (E) diperoleh sebesar 0,78 per tahun yang menunjukkan bahwa penangkapan cacing kacang di perairan Toronipa tergolong tinggi (over exploited).Kata kunci: Perairan Toronipa, Siphonosoma australe-australe, tingkat eksploitasi
Studi Parameter Kimia Perairan Pada Kawasan Rencana Pengembangan Tambak Super-Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vanamei) di Kabupaten Konawe Selatan Balubi, Abdul Muis; Purnama, Muhammad Fajar; Sirza, LM. Junaidin; Takwir, Amadhan; Disnawati, Disnawati; Erawan, Trial Fiar; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Media Akuatika Vol 5, No 3 (2020): Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1577.407 KB) | DOI: 10.33772/jma.v5i3.13749

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu Oktober 2019 hingga Januari 2020, yang bertempat di perairan pantai dan laut kecamatan Laine dan kecamatan Kolono kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi parameter kimia (salinitas, oksigen terlarut (DO) ammonia, nitrogen, phopat, dan bahan organik) pada kawasan rencana pengembangan tambak super-intesif udang vaname (Litopenaeus vanamei). Lokasi pengukuran dan pengambilan sampel secara garis besar dibagi menjadi 4 stasiun yang melintasi perairan 2 kecamatan (Lainea dan Kolono) dengan potensi dan potensial lahan tambak yang tersebar. Setiap stasiun terdiri dari 4 spot pengamatan yang berjumlah 16 spot penelitian. Stasiun I spot 1 dan 2 desa Lainea, spot 3 dan 4 desa Molinese. Stasiun II spot 1, 2, 3, dan 4 semuanya desa Polewali. Stasiun III spot 1, 2, dan 3 desa Molinese, dan spot 4 desa Polewali. Stasiun IV spot 1, 2, 3, dan 4 semuanya terletak di desa Puupi kecamatan Kolono. Pemilihan stasiun dan spot ini setelah dilakukan monitoring sekitar 3 (tiga) bulan merupakan kondisi yang baik untuk kegiatan industri tambak super intensif udang vaname. Kualitas hidrologi perairan laut dengan derajat keasaman 7,44-8,30, oksigen terlarut 4,40-12,7 mg/liter dan kisaran salinitas air laut 31,3-41,3 ppt, masih dalam keadaan layak bagi industri tambak superintensif udang vaname. Kesuburan perairan tambak selama penelitian berupa kosentrasi nitrat 0,0544-0,0881 mg/liter, phospat 0,0053-0,0093 mg/liter, amonia 0,0101-0,0239 mg/liter, dan bahan organik 16,620-27,625 mg/liter. Konsentrasi parameter kimia perairan pada lokasi penelitian pada dasarnya berada pada kisaran optimal dan layak bagi pengembangan industri tambak superintensif udang vaname.Kata Kunci : Studi Kelayakan, Parameter Kimia, Tambak Super-Intensif, Udang Vaname
Peningkatan Kesadaran dan Pendapatan Masyarakat Melalui Rehabilitasi Mangrove dan Budidaya Ikan Nila Saline Berbasis Kemitraan Muhaimin Hamzah; Muhammad Fajar Purnama; La Ode Alirman Afu; A Asnani; Abdul Muis Balubi; La Ode Baytul Abidin; Muhammad Trial Fiar Erawan

Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.723 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v3i1.456

Abstract

This community service activity is as a learning media for silvofishery-based mangrove rehabilitation and demonstration of tilapia saline for the prevention of ecological abrasion. In addition, to increase social awareness (preservation of coastal ecosystems) as well as alternative sources of income the people of Tobimeita Village, Konawe Utara Regency. Tobimeita Village as a location for community service (Community Service) due to the existence of active or productive farming activities and the availability of mangrove forests with the existing abrasion phenomenon due to the looting of mangrove forests for the needs of fuelwood and building materials. The potential of the farmland allows the creation of a pilot tilapia saline commodity and the implementation of silvofishery-based mangrove rehabilitation. This community service activity has a very massive effect on the social sensitivity of the community in maintaining the preservation of the coastal environment, it can be seen from the enthusiasm of all elements of the Tobimeita Village community who participated. In addition to mangrove planting activities, the demonstration plot or pilot of saline tilapia aquaculture also managed to attract the attention and interest of farmers to replicate the aquaculture activities. There is a great desire for the community to start a business through the technology of simple adaptation and acclimatization of tilapia saline. Easily adopted farming technologies and prospective tilapia commodities are key to the success of the saline tilapia demonstration plot. Specifically, these two activities provide an in-depth outcome for the people of Tobimeita Village as a constituent of community service activities.
POTENSI INDUSTRI PENGOLAHAN RUMPUT LAUT MENJADI BIOETANOL Haslianti Haslianti; Muhammad Fajar Purnama; Piliana Waode
Jurnal Bisnis Perikanan (Journal of Fishery Business) Vol 3, No 1: APRIL 2016 : JURNAL BISNIS PERIKANAN
Publisher : Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.33 KB)

Abstract

Seaweed is one source of foreign exchange and a source of income for coastal communities. In addition, it can be used as an ingredient of food, beverages and medicines, some of the processed seaweed such as agar-agar, alginate and carrageenan are a compound that  important in the industry and the amount of carbohydrate and crude fiber contained in seaweed has the potential processed to be bioethanol. This study aims to determine the potential of seaweed cultivation, the amount of seaweed production, the characteristics of the type of seaweed as a potential feedstock into bioethanol, postharvest handling and marketing of seaweed in Buton. Research using network design method APM (Academics, Government, Society). The results showed that for the raw material and the seaweed industry still facing obstacles, especially the quality still low because of the cultivation and post-harvest handling. Nevertheless, the seaweed has been able to contribute to the welfare of local people. Additionally, seaweed Eucheuma cottonii potentially be used as the raw material of bioethanol.Keywords: Bioethanol, Seaweed, Industry, Potential
Pengaruh Induksi Autotomi pada Kepiting Bakau (Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla paramamosain) terhadap Sintasan, Molting, dan Pertumbuhan di Tambak Rakyat Kelurahan Anggoeya Kendari-Sulawesi Tenggara Muhammad Fajar Purnama; La Ode Aliman Afu; Haslianti Haslianti
Jurnal FishtecH Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/fishtech.v5i2.3946

Abstract

Mud crab is one of brackish water commodity with high ecological and economical value, which is a lot of demand from the local, regional and also foreign market. This study aims to determine autotomi induction effect on the survival rate, molting, and growth of the mud crab (Scylla serrata, Scylla tranquebarica, and Scylla paramamosain). This research was conducted in November-January 2013, which is located in the traditional ponds in Anggoeya Village, Poasia District, Municipality of Kendari, Southeast Sulawesi. It used a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications, thus in this study, theirs 9 units of experiments which each experimental unit consisted of 10 crabs test. Treatment was applied in this study is the autotomi induction treatment on the mud crab S. paramamosain, S. tranquebarica, and S. serrata. Data were analyzed by analysis of variance (ANOVA). If the results showed the significant effect, it would proceed by the least significant difference (LSD) at the 95% confidence level (α = 0,05). As a tool to carried out the statistical tests were used the SPSS version 17.0 program package. The results showed that autotomi induction treatment on the different types significantly the different results (p<0,05) to the survival rate and molting perfection, but it was not significantly different (p>0,05) to the absolute growth and molting period of the mud crab (S. paramamosain, S. tranquebarica, and S. serrata).
Niche Architecture of Thalassina anomala in the Mangrove Ecosystem of Tanjung Tiram Village South Konawe Regency - Southeast Sulawesi Muhammad Fajar Purnama; A. Ginong Pratikino; Abdullah Abdullah; La Ode Alirman Afu; Muhammad Trial Fiar Erawan
AQUASAINS Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.534 KB) | DOI: 10.23960/aqs.v8i2.p841-852

Abstract

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ekologis Thalassina anomala terutama yang berkaitan dengan arsitektur relung T. anomala dan peranannya terhadap kehidupan (interaksi timbal balik) biota akuatik lainnya yang ada di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan - Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 bertempat di Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detail arsitektur gundukan T. anomala di ekosistem mangrove Desa Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling atau penetapan stasiun berdasarkan habitat alami lobster lumpur (T. anomala) di alam yakni pada ekosistem mangrove. Pengamatan relung T. anomala dilakukan secara langsung menggunakan metode random sampling. Parameter utama yang diamati pada penelitian adalah arsitektur relung (niche) antara lain tinggi gundukan, diameter atas gundukan, diameter bawah gundukan, kedalaman liang, diameter liang, kemiringan gundukan, kemiringan liang dan arah liang. Hasil pengukuran arsitektur relung lobster lumpur dan parameter lingkungan di analisis nonparametrik menggunakan uji spearmen, demikian juga dengan hubungan antara diameter atas gundukan dan lebar karapas lobster lumpur (T. anomala). Pola distribusi T. anomala pada setiap stasiun memperlihatkan pola yang acak (random). Kepadatan lobster lumpur (mud lobster) tertinggi diperoleh pada stasiun 2 (substrat berlumpur) dengan jumlah 4,5 ind/m2 sedangkan kepadatan terendah (1,5 ind/m2) diperoleh pada stasiun 3 dengan substrat kombinasi (lumpur, pasir dan kerikil). Terdapat korelasi yang sangat signifikan atau signifikan positif antara diameter liang dan lebar karapas (carapace width)  dari T. anomala. 95% dari parameter arsitektur gundukan tersebut memiliki korelasi yang signifikan, artinya hanya terdapat satu parameter yang tidak memiliki korelasi signifikan yakni hubungan antara parameter kemiringan gundukan dengan kemiringan liang (P>0,05). Diantara parameter tersebut tinggi gundukan dengan diameter bawah gundukan memiliki korelasi yang sangat signifikan (0,005<0,01) dan tinggi gundukan dengan kedalaman liang (0,026<0,05).Kata Kunci : Mounds Architecture; Density; Distribution Pattern; Thalassina anomala