Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan

KEMANDIRIAN ENERGI DAN PANGAN BERBASIS POTENSI PEDESAAN MELALUI ALIANSI STRATEGIS DENGAN PERGURUAN TINGGI PERTANIAN DAERAH Syaflan, Meidi; Ngatirah, Ngatirah; Afrizal, Andi; Muhammad, Nadime Lasykar
JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN Vol 1, No 01 (2016): JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN
Publisher : JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.362 KB)

Abstract

Aliansi strategis yang dibangun antara Pusat Pengembangan Biogas dan Bioslurry Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fateta Instiper Yogyakarta dengan CV. Bina Energi Mandiri Persada mitra pengembang biodigester Biru SNI 7826:2012  sejak tahun 2013 berhasil membangun sebanyak 250 unit di DIY yang mampu menghasilkan gas metan sebagai sumber energy dan bioslurry sebagai pupuk organik maupun bahan baku untuk mendukung usaha pertanian di bagian hulu. Klusterisasi pendekatan kewilayahan menunjukkan yang terkonsentrasi pada 8 Dusun dengan jumlah 113 unit dan sisanya menyebar karena jumlahnya kurang dari 7 unit/Dusun. Kajian optimalisasi kemanfaatan biodigester untuk membangun Desa mandiri energi dan pangan berbasis potensi lokal  pada kluster secara kualitatif dengan uji sederhana kecepatan respon kluster terhadap rencana pengembangan lanjutan untuk mendalami kedekatan emosional anggota kluster dan kemudahan menjalin aliansi dengan pihak luar. Hanya satu kluster yang merespon positif rencana pengembangan dan cepat membangun aliansi dengan pihak pemerintah desa untuk mewujudkan Desa mandiri energy dan pangan ditopang berdirinya BMT. Orientasi biodigester sebagai penghasil energy ternyata menyebabkan 7 kluster lainnya tidak antusias menyambut rencana pengembangan karena tidak dapat mengoptimalkan bioslurry secara baik akibat keterbatasan dan alih fungsi lahan. Kluster yang merespon positif dan mudah membangun aliansi dapat dikembangkan sebagai kawasan mandiri energy dan pangan sedangkan 7 kluster lainnya pengembangan diarahkan pada optimalisasi pemanfaatan biogas untuk home industry dan bioslurry sebagai bahan baku pakan serta pupuk organik cair. Untuk menjamin ketersediaan bahan baku di sektor hulu pengembangan biodigester sudah waktunya membangun aliansi strategis bersama perguruan tinggi pertanian daerah se-wilayah dengan kawasan pedesaan yang tingkat alih fungsi lahannya rendah. Kata kunci: biodigester;biogas, bioslurry,BMT dan Kluster
Kemandirian Energi dan Pangan Berbasis Potensi Pedesaan Melalui Aliansi Strategis dengan Perguruan Tinggi Pertanian Daerah Meidi Syaflan; Andi Afrizal; Nadime Lasykar Muhammad
Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan Vol. 1 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.858 KB)

Abstract

The strategic alliance was built between the Center for Biogas and Bioslurry Development, Department of Agricultural Product Technology, Fateta Instiper Yogyakarta and CV. Bina Energi Mandiri Persada, Biodigester Blue Biodigester developer partner SNI 7826: 2012 since 2013 has succeeded in building 250 units in DIY which are capable of producing methane gas as an energy source and bioslurry as organic fertilizer and raw material to support upstream agricultural businesses. The regional approach clustering shows that it is concentrated in 8 hamlets with a total of 113 units and the rest is spread out because the number is less than 7 units/hamlet.Study on optimizing the benefits of the biodigester to build a village that is independent of energy and food based on local potential in the cluster qualitatively with a simple test of the cluster response speed to further development plans to explore the emotional closeness of cluster members and the ease of forming alliances with outside parties. Only one cluster responded positively to the development plan and quickly built an alliance with the village government to create an energy and food independent village, supported by the establishment of BMT. The orientation of the biodigester as an energy producer turned out to cause the other 7 clusters to be unenthusiastic in welcoming the development plan because they could not optimize bioslurry properly due to limitations and land conversion. Clusters that respond positively and easily build alliances can be developed as energy and food independent areas, while the other 7 clusters are aimed at optimizing the use of biogas for the home industry and bioslurry as raw material for feed and liquid organic fertilizer. To ensure the availability of raw materials in the upstream sector of biodigester development, it is time to build a strategic alliance with regional agricultural universities in areas with rural areas with low land conversion rates.