Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGUATAN BUDAYA LITERASI EKOLOGIS DI SEKOLAH Nurasyah Dewi Napitupulu; Daud Karel Walanda; Mery Napitupulu; Ryka Marina Walanda
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 6 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i6.10169

Abstract

Abstrak: Tingkat literasi peserta didik di Indonesia masih berada pada kategori rendah. Pengabdian kepada masyarakat (PKM) dilakukan untuk menguatkan budaya literasi ekologis peserta didik di Sekolah Bala Keselamatan Palu terhadap 56 orang peserta didik baru. Penyuluhan dilakukan melalui ceramah, tanya jawab, dan simulasi menggunakan presentasi dan video tentang isu-isu fenomena ekologis dengan tujuan: (1) Membangun budaya literasi ekologis; dan (2) Membangun perilaku go green school. Hasil evaluasi melalui tanya jawab sepanjang penyuluhan menunjukkan rata-rata persentase “Membangun budaya Literasi Ekologis” sebesar 60,4% dan “Membangun perilaku dan go green school activity” sebesar 84,9%. Hasil evaluasi melalui observasi dan wawancara seminggu setelah penyuluhan menunjukkan adanya kreativitas kelompok “Sasisapo” melakukan proyek “perubahan iklim global” dengan merawat tanaman setiap hari seusai sekolah, menanam tanaman (bunga-bunga dan dua pohon akasia), dan bersih-bersih lingkungan sekolah setiap hari Sabtu. Diharapkan hasil PKM ini menjadi masukan terhadap guruguru dalam menginternalisasi nilai-nilai budaya literasi ekologis pada pembelajaran di kelas.Abstract: The literacy level of students in Indonesia is still in the low category. Community service (PKM) is carried out to strengthen the ecological literacy culture of students at the Palu Salvation Army School for 56 new students. Counseling is carried out through lectures, questions and answers, and simulations using presentations and videos on issues of ecological phenomena with the aim of: (1) Building a culture of ecological literacy; and (2) Building go green school behavior. The results of the evaluation through questions and answers during the extension showed that the average percentage of "Building an Ecological Literacy culture" was 60.4% and "Building behavior and going green school activity" was 84.9%. The results of the evaluation through observations and interviews a week after the extension showed the creativity of the "Saisapo" group in carrying out a "global climate change" project by taking care of plants every day after school, planting plants (flowers and two acacia trees), and cleaning the school environment every day. Saturday. It is hoped that the results of this PKM will become input for teachers in internalizing the cultural values of ecological literacy in classroom learning.
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI BERBASIS FLIPPED CLASSROOM PADA KLH UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN EKOLOGIS TERINTEGRASI NILAI-NILAI PANCASILA Nurasyah Dewi Napitupulu; Ryka Marina Walanda; Septiano Anggun Pratama
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 14, No 4 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v14i4.16711

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kesadaran ekologis terintegrasi nilai-nilai Pancasila (kesadaran eko-sila) mahasiswa, melalui pembelajaran berdiferensiasi berbasis flipped classroom (FC) pada perkuliahan Kajian Lingkungan Hidup (KLH). Metode penelitian menggunakan quasi experiment dengan jumlah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing 35 orang. Pengelompokan pada kelas eksperimen berdiferensiasi didasarkan pada karakteristik mahasiswa yang terdiri atas self-efficacy dan self-motivation. Data kesadaran eko-sila  diperoleh melalui angket Skala Kesadaran Eko-Sila dan diuji peningkatannya dengan Uji N-Gain Ternormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan skor N-gain kesadaran eko-sila mahasiswa dengan self-eficacy rendah memperoleh skor N-gain = 0,3 dan pada self- eficacy tinggi = 0,5 dengan kategori sedang. Skor N-gain kesadaran eko-sila mahasiswa pada self-motivation rendah adalah 0,6 dan pada self-motivation tinggi sebesar 0,5, dengan kategori sedang. Hasil uji N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran eko-sila sebesar 48,40%.  Disimpulkan bahwa peningkatan kesadaran eko-sila sebanding dengan self-eficacy dan berbanding terbalik dengan self-motivation mahasiswa. Kesadaran eko-sila dapat ditingkatkan dengan pembelajaran berdiferensiasi berbasis flipped classroom pada perkuliahan KLH. Disarankan pentingnya pengembangan  pembelajaran berdiferensiasi dalam era digital pada perkuliahan lainnya yang dapat menanamkan nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutanAbstract:  The purpose of this study is to determine the increase in integrated ecological awareness of students' Pancasila values (eco-sila awareness), through differentiated learning based on flipped classroom (FC) in Environmental Studies (KLH) lectures. The research method used quasi experiments with the number of experimental groups and control groups of 35 people each. The grouping in differentiated experimental classes is based on student characteristics consisting of self-efficacy and self-motivation. Eco-sila awareness data were obtained through the Eco-Sila Awareness Scale questionnaire and tested for improvement with the Normalized N-Gain Test. The results showed that the N-gain score of eco-moral awareness of students with low self-efficiency obtained an N-gain score = 0.3 and on high self-efficiency = 0.5 with the medium category. The N-gain score of students' eco-moral awareness on low self-motivation is 0.6 and on high self-motivation is 0.5, with the medium category. The results of the N-Gain test showed that the increase in eco-sila awareness was 48.40%.  It was concluded that increasing eco-sila awareness is proportional to self-efficiency and inversely proportional to students' self-motivation. Eco-sila awareness can be increased by flipped classroom-based differentiated learning in KLH lectures. It is suggested the importance of developing differentiated learning in the digital era in other lectures that can instill the values of Pancasila in a sustainable manner
Peran Ibu Hamil Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut dalam Upaya Pencegahan Stunting: The Role of Pregnant Women in Maintaining Dental and Oral Health in Efforts to Prevent Stunting Tri setyawati; Rabiatul Adawiyah; Ryka Marina Walanda; Rizka Intania Putri; Listawati
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 6 No. 12: DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v6i12.4529

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut sangat penting karena merupakan gerbang utama masuknya nutrisi dari makanan sekaligus bakteri dan virus yang masuk bersama makanan dan minuman tersebut. Sakit gigi, sariawan pada mukosa mulut akan mengganggu kenyamanan dan berdampak pada asupan zat gizi ke dalam tubuh. Kuantitas zat gizi pada ibu hamil berperan penting bagi kesehatan ibu hamil dan calon bayi yang dikandungan. Oleh karena itu menjaga kesehatan gigi dan mulut penting ditekankan kepada ibu hamil agar mengurangi risiko stunting pada anak yang dikandung. Pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil. Subjek adalah ibu hamil di posbindu kelurahan Tondo yang berjumlah 21 responden dari 50 ibu hamil yang terdata. Pengabdi akan Melakukan penyuluhan dengan media powerpoint dan juga menilai pengetahuan dengan memberikan kuisioner untuk diisi oleh para ibu hamil. Para ibu hamil diberikan kuisioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebelum dan setelah penyuluhan. Ibu hamil diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut serta stunting, dan mengisi kuisioner sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan. Pemahaman kesehatan gigi dan mulut perlu diberikan kepada ibu hamil memiliki peran dalam kecukupan zat gizi sehingga dapat mencegah atau mengurangi stunting pada anak.
PENGARUH GEN Peroxisome proliferator-activated receptor γ (PPARγ) coactivator-1α (PGC-1α) TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT KARDIOVASKULAR Setiawati, Tri; Jumriana; Rabiatul Adawiyah; Ryka Marina Walanda
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v6i2.217

Abstract

ABSTRAK Gen PGC-1α sebagai pengatur metabolisme sel, biogenesis mitokondria, mempengaruhi regulasi sel endotel dan sel otot polos yang berkaitan dengan perkembangan penyakit vaskular terutama penyakit aterosklerosis. PGC-1α dapat mengontrol beberapa aspek fungsi otot terkait dengan olahraga, karena PGC-1α dapat mengontrol paralisis otot, menekan respon inflamasi yang luas dan memediasi efek baik akibat olahraga. Peningkatan PGC-1α dapat mencegah dan mempengaruhi regresi lesi penyakit terutama aterosklerosis. Ekspresi PGC-1α yang rendah berhubungan dengan kejadian gagal jantung akibat stres dan kematian sel kardiomiosit. Disfungsi PGC-1α kemungkinan mendasari patologi penyebab berbagai penyakit degerenratif, termasuk kardiovaskular, penyakit degenerasi saraf, dan kanker. ABSTRACT Gene of PGC-1α functions as a regulator of cell metabolism, mitochondrial biogenesis, affects the regulation of endothelial cells and smooth muscle cells that are related to the development of vascular diseases, especially atherosclerosis. PGC-1α can control several aspects of muscle function related to exercise, as PGC-1α can control muscle paralysis, suppress extensive inflammatory responses and mediate exercise-induced good effects. Increased PGC-1α may prevent and influence regression of disease lesions especially atherosclerosis, whereas lack of PGC-1α levels are associated with the incidence of stress-induced heart failure and cardiomyocyte cell death. PGC-1α dysfunction likely underlies the causative pathology of various degenerative diseases, including cardiovascular, neurodegenerative diseases, and cancer.
Pemahaman Penyakit Degeneratif Pada Masyarakat Di Kelurahan Talise: Understanding Degenerative Diseases in the Community in Talise Village Tri Setyawati; Intania Riska Putrie; Ryka Marina Walanda; Devi Oktafian; Listawati; Siti Rabia'ah Zahid; Andi Khofifah Indah Saleh; Muba'its Baldan Esa
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 8: Agustus 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i8.5928

Abstract

Latar Belakang: Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang terjadi karena penurunan jumlah dan fungsi sel. Penyakit degeneratif antara lain diabetes, hipertensi, jantung, parkinson, alzhaeimer, osteoporosis, dan osteoartritis. Umumnya terjadi pada orang lanjut usia karena terjadinya penurunan fungsi organ tubuh. Selain itu, penyakit ini rentan pada orang lanjut usia yang memiliki gaya hidup buruk atau terpapar bahan kimia, pernah mengalami cedera, faktor genetik dan gangguan autoimun. Pengetahuan yang baik terhadap berbagai penyakit degeneratif, cara pencegahan dan pengobatannya dapat meningkatkan kualitas hidup di masa tua sehingga lebih produktif dan bahagia. Tujuan: Pengabdian masyarakat ini dilakukan untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang penyakit degeneratif dan membiasakan aktifitas pola hidup sehat di masyarakat Kelurahan Talise. Metode: Pemberian penyuluhan, diskusi tanya jawab, pemberian bahan bacaan, dan aktivitas olahraga. Hasil: Antusias masyarakat dalam kegiatan diskusi dan peran serta masyarakat dalam kegiatan menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap penyakit degeneratif dan kesehatan dimasa tua. Kesimpulan: Pemberian pengetahuan dan aktifitas nyata seperti olahraga sangat dibutuhkan masyarakat dalam upaya mencegah penyakit degeneratif.
Peningkatan Pengetahuan Pengendalian Vektor Penyebab Demam Berdarah Dengue Pada Wilayah Kasus Tinggi di Kota Palu, Sulawesi Tengah Oktafiani, Devi; Putrie, Intania Riska; Walanda, Ryka Marina; Setyawati, Tri; Listawati, Listawati
BERDAYA: Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 1 (2025)
Publisher : LPMP Imperium

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36407/berdaya.v7i1.1467

Abstract

Controlling the population of mosquitoes that cause Dengue Fever is one of the efforts to reduce the incidence of dengue virus infection. The purpose of this service is to increase the knowledge and understanding of the community in areas with high cases in Palu City. It is hoped that by increasing knowledge, DHF cases in the region will decrease and reduce morbidity rates. The method used is socialization about vector control and understanding the clinical conditions of dengue fever to anticipate high mortality cases caused by dengue virus infection. By increasing knowledge about how to eradicate the vector that causes dengue fever, it is hoped that the community can eradicate the Aedes aegypti mosquito vector massively. The stages in increasing knowledge and implementing dengue vector control are the introduction of 3M plus, signs and symptoms of dengue fever, when to see a doctor or health center and initial treatment if dengue symptoms arise. It is hoped that these habits can be applied starting from the school and family environment. From the design above, it is hoped that the output of this activity is an increase in knowledge about how to control dengue vectors and can reduce morbidity and mortality in areas with high dengue cases.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP TINDAKAN DONOR DARAH PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM ANGKATAN 2021 UNIVERSITAS TADULAKO Risky Amaliah; Ryka Marina Walanda; Rahma Badaruddin; Muhammad Nasir
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran Vol. 8 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/mtj.v8i1.769

Abstract

Menurut standar WHO, Indonesia membutuhkan minimal 5,1 juta kantong darah setiap tahun (2% dari populasi negara) pada tahun 2020. Namun, 4,1 juta kantong darah dan komponennya hanya diproduksi dari 3,4 juta donasi. Menurut statistik PMI, hanya 12.538 kantong darah yang disumbangkan di PMI UTD Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2021. Mahasiswa merupakan populasi yang termasuk dalam rentang usia ideal untuk donor darah. Tujuan: Untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan donor darah pada Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2021 Universitas Tadulako. Metode: Metode penelitian observasional analitik cross sectional. Simple random sampling digunakan untuk memilih sampel, yang terdiri dari 100 orang. Hasil: Hasil analisis menggunakan uji alternatif Chi-Square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan berdonor darah pada Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2021 Universitas Tadulako dengan hasil uji Fisher’s Exact 2x2 diperoleh nilai probabilitas 0,059 (>0,05) dan tidak terdapat hubungan antara sikap terhadap tindakan berdonor darah pada Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2021 Universitas Tadulako dengan hasil uji Kolmogorov-Smirnov 2x3 diperoleh nilai probabilitas 0,997 (>0,05).
STUDI SEROLOGI PADA PASIEN SUSPEK DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS BULILI, KOTA PALU Oktafiani, Devi; Putrie, Intania Riska; Walanda, Ryka Marina; Setyawati, Tri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42041

Abstract

Demam berdarah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka kejadian yang berulang terutama di negara-negara berkembang. Keberhasilan dalam pengendalian penyakit ini belum tercapai dan demam berdarah telah berevolusi dari wabah epidemi yang bersiklus menjadi wabah yang tidak bersifat musiman. Kurangnya dasar ilmiah, hingga saat ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat menjadikan kasus-kasus dengan manifestasi hemoragik dan tingginya angka kematian. Dari segi presentasi klinis, infeksi virus dengue secara klinis mirip dengan banyak demam tropis akut lainnya dan pengujian laboratorium memiliki peran penting dalam diagnosis dini dan manajemen pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran gejala klinis suspek demam berdarah dengue dengan penegakan uji laboratorium menggunakan deteksi IgG, IgM dan NS1 berdasarkan jenis kelamin, yang nantinya dapat dipakai sebagai acuan untuk penatalaksanaan yang tepat untuk menghindari kasus DBD dengan manifestasi berat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional studi. Sampel yang digunakan adalah plasma darah dari 43 pasien dengan gejala klinis demam berdarah yang berobat jalan di Puskesmas Bulili pada bulan Februari-Juni 2024. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Empat puluh tiga sampel plasma dilakukan tes adanya IgG, IgM dan NS1. Hasil tes tersebut didapat 7% positif IgG, 2,3% positif IgM dan 23,25% positif NS1. Gejala klinis yang timbul pada uji laboratorium IgG, IgM dan NS1 tidak spesifik. Uji NS1 harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis DBD. Tidak ada hubungan antara deteksi IgG, IgM dan NS1 dengan jenis kelamin dan gejala klinis yang timbul.
ABCC8 Gene Factors in Maturity-Onset Diabetes of The Young (MODY): Literature Review Setyawati, Tri; Walanda, Ryka Marina; Putrie, Intania Riska; Oktafiani, Devi; Sulisda, Sulisda
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i1.347

Abstract

Maturity-Onset Diabetes of the Young (MODY) is a monogenic form of diabetes caused by single-gene mutations affecting insulin secretion, often presenting in young individuals. Mutations in the ABCC8 gene (MODY12), encoding the SUR1 subunit of the pancreatic β-cell K-ATP channel, are a known cause, though relatively rare (1-3% prevalence). This literature review summarized cases of ABCC8-MODY, detailing genetic/clinical features, differentiating it from Type 1 (T1DM) and Type 2 (T2DM) diabetes, and outlining treatments. A Google Scholar search (2020-2024) using keywords "ABCC8 gene," "diabetes," and "young age," followed by screening based on specific inclusion/exclusion criteria, yielded 7 relevant articles from an initial 1,010. The ABCC8 gene is crucial for insulin secretion via the K-ATP channel; mutations cause β-cell dysfunction and MODY12 with variable phenotypes. Misdiagnosis as T1DM/T2DM is frequent. Key MODY features include young onset (<25-35 years), strong family history, absence of pancreatic autoantibodies, persistent endogenous insulin production (detectable C-peptide), and often, high sensitivity to sulfonylureas (SUs). Accurate diagnosis requires meticulous history, clinical assessment, and definitive molecular genetic testing (e.g., NGS). Notably, patients with ABCC8-MODY typically respond well to SU therapy, making early, correct diagnosis vital for appropriate management. Identifying these genetic defects is paramount for distinguishing MODY from other diabetes types and optimizing patient care based on specific underlying pathophysiology and therapeutic responsiveness
Representasi Kadar Methemoglobin (Methb) Akibat Paparan Pestisida pada Petani di Sigi Biromaru Intania Riska Putrie; Tri Setyawati; Devi Oktafiani; Ryka Marina Walanda; Listawati; Putrie, Intania Riska
Journal of Health Vol. 12 No. 2 (2025): Journal of Health (JoH) - July
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/joh.v12n2.11

Abstract

Pesticides can be toxic and disrupt the ecosystem if used for long periods in high doses. High toxicity due to intensive pesticide exposure will affect heme biosynthesis. Oxygen is carried by red blood cells that contain Fe2+ ions bound to hemoglobin. Exposure to toxic pesticides will cause Fe2+ ions to oxidize to Fe3+, resulting in hemoglobin changing into Methemoglobin (MetHb). This causes Hb to be unable to bind with oxygen, resulting in anemia. Methemoglobin measurement is important for farmers because they are at high risk. This measurement can also be used for early detection, prevention of complications, and evaluation of pesticide exposure. This study aims to determine MetHb levels in farmers intensively exposed to pesticides. This study used a cross-sectional design with a stratified sampling technique. This study used 50 farmers who were directly exposed to pesticides. The sample used was a 3cc venous blood sample taken using a syringe. The blood sample was then measured for MetHemoglobin levels using a spectrophotometer. This research was conducted in two villages, namely Kalukubula Village and Lolu Village. In Kalukubula Village, the average MetHemoglobin level was 6.53%, with the lowest level being 2.95% and the highest level being 9.95%. In Lolu Village, the average MetHemoglobin level was 5.72%, with the lowest level being 1.80% and the highest level being 9.60%. Normal MetHemoglobin levels in humans range from 0-3%. MetHemoglobin levels in farmers in Sigi Biromaru mostly showed Asymptomatic Methemoglobin results, meaning that most farmers suffer from MetHemoglobin but do not show clinical symptoms.