Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

UJI IN-VITRO SENSITIVITAS ANTIBIOTIK TERHADAP BAKTERI SALMONELLA TYPHI DI KOTA PALU Perdana, Reska; Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Tujuan penelitian: Meneliti dan menganalisis sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Salmonella typhi di Kota Palu.Metode penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design. Jumlah sampel 32, 16 diberi kloramfenikol, dan 16 diberi antibiotik amoksisilin. Pengujian uji sensitivitas antibiotik dilakukan dengan menggunakan metode difusi Kirby-bauer. Interpretasi hasil didasarkan pada zona hambat yang terbentuk dan disesuaikan dengan kriteria standar dari National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 sampel antibiotik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah.Hasil penelitian: Hasil uji sensitivitas antibiotik terhadap bakteri Salmonella typhi menggunakan metode difusi Kirby-Bauer menunjukkan bahwa antibiotik kloramfenikol sensitif, (100%) dengan rerata daya hambat sebesar 23,06 mm; dan antibiotik amoksisilin sensitif, (100%) dengan rerata daya hambat 21,13 mm. Penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara daya hambat yang terbentuk dari kloramfenikol dan amoksisilin.Kesimpulan : Kloramfenikol dan amoksisilin sensitif terhadap bakteri Salmonella typhi.Kata kunci: Salmonella typhi, kloramfenikol, amoksisilin, sensitivitas antibiotik.
POLIMORFISME GEN PADA PENDERITA ASMA BRONKIAL Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang. Asma merupakan penyakit saluran pernafasan kronis yang paling banyak terjadi pada anak-anak terutama di negara berkembang. Namun, kini asma menjadi masalah serius karena bisa terjadi pada semua umur. Faktor genetik dan lingkungan sangat berperan terhadap peningkatan prevalensi asma. Beberapa regio pada kromosom yang mengandung gen-gen terkait asma telah diidentifikasi dan beberapa gen perannya telah diketahui.Identifikasi genetik pada penderita asma sangat penting untuk memahami patogenesis penyakit asma,Mereview berbagai penelitian ilmiah dan artikel mengenai penyakit asma bronkial pada anak-anak dan polimorfismenya. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik melalui pubmed NCBI, dan google scholar.Beberapa gen yang telah berhasil diidentifikasi antara lain kromosom 17Q21, kromosom 5, kromosom 6, kromosom 7, kromosom 11q, kromosom 12,  dan kromosom 13q14. Hal ini menjadi kajian baru dalam hal penanganan dengan pendekatan genetika dan biomolekuler dengan memperhatikan skrining genom polimorfisme asma bronkial pada anak.Kata kunci: asma bronkial, polimorfisme, kromosom, biomolekuler.
PENINGKATAN HDL PLASMA PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 MELALUI TERAPI SINBIO EUBACTERIUM RECTALE DAN PATI GEMBILI (DIOSCOREA ESCULENTA) Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan kondisi hiperglikemia kronis yang sering terjadi akibat resistensi insulin. Peningkatan kadar glukosa pada DM tipe 2 dapat memicu peningkatan lipid. Salah satu kondisi dislipidemia yang sering dijumpai pada DM tipe 2 diantaranya adalah penurunan kadar HDL kolesterol. HDL kolesterol memiliki peran penting dalam transport lipid dari jaringan termasuk pembuluh darah menuju ke hepar. Penurunan kadar HDL dapat meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler pada DM tipe 2. Pemberian terapi butirogenik dengan kombinasi sinbio antara bakteri e. rectale dan pati Dioscorea esculenta dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sensitivitas insulin sehingga kadar HDL serum darah meningkat kembali. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa sinbio butirogenik e. rectale dan Dioscorea esculenta dapat meningkatkan kadar HDL serum pada model tikus DM tipe 2. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental with pre and post with control group design. Tikus yang digunakan adalah galur Wistar usia 3 bulan dengan berat 200-300 gram. Induksi DM tipe 2 dilakukan menggunakan Streptozotocin (STZ) 60 mg/kgBB dan Nikotinamid (NA) 120 mg/kgBB yang diberikan secara intraperitoneal. Injeksi nikotinamide diberikan 15 menit setelah injeksi intraperitoneal streptozotocin. Kadar HDL dianalisa pada saat setelah induksi STZ-NA (pre test) dan setelah 4 minggu perlakuan (post test). Terjadi penurunan kadar HDL serum pada kelompok DM kontrol yang hanya diberi pakan standar, sedangkan kelompok DM yang diberi sinbio butirogenik e. rectale dan Dioscorea esculenta mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai p < 0,05.Kata Kunci. Dyslipidemia, diabetes mellitus, dioscorea esculenta, HDL serum
Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) Pada Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) dan Perannya dalam fungsi mitokondria Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus Tipe 2 (DMT2) adalah kondisi hiperglikemia kronis akibat penurunan sensitivitas jaringan terhadap aksi insulin atau resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan gangguan metabolism di mitokondria yang ditandai dengan penurunan ekspresi Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α). Gangguan fungsi mitokondria  menyebabkan akumulasi lipid toksik di jaringan sehingga menghambat aksi insulin dalam metabolisme glukosa. Koaktivator transkripsional PGC-1α merupakan regulator fungsi mitokondria, biogenesis, dan respirasi jaringan Peningkatan ekspresi gen PGC-1α di jaringan, dapat meningkatkan oksidasi dan biogenesis mitokondria yang mengarah pada perbaikan dan peningkatan sensitivitas insulin. Tinjauan sistematis ini dilakukan untuk menampilkan kajian terhadap gen Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) pada DMT2 dan Perannya dalam fungsi mitokondria. Mereview berbagai penelitian ilmiah dan artikel mengenai Peroxisome Proliferator Activated Receptor-γ (Ppar- γ ) coactivator 1-α (PGC-1 α) pada DMT2 dan Perannya dalam fungsi mitokondria. Pencarian dilakukan dengan menggunakan kata kunci spesifik melalui pubmed NCBI, dan google scholar. Gen Pgc-1α memiliki peran penting dalam fungsi mitokondria karena dapat mengkoaktivasi transkripsi enzim-enzim yang berperan dalam biogenesis mitokondria. Peningkatan ekspresi Pgc-1α dengan exercise, nutrisi dapat membantu memperbaiki resistensi insulin pada DMT2.Kata kunci: Diabetes mellitus Tipe 2,  Pgc-1α, hiperglikemia, resistensi insulin.
UJI EFEKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III Wulan, Sri; Setyawati, Tri; Towidjojo, Vera Diana; Wahyuni, Rosa Dwi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Kasus demam berdarah meningkat dan menyebabkan kematian setiap tahun. Upaya mengontrol vektor demam berdarah dengan menggunakan larvasida kimia tidak aman untuk populasi dan lingkungan. Dampak negatif diminimalkan dengan menerapkan larvasida alami menggunakan ekstrak Phaleria macrocarpa. Flavonoid, saponin, dan tanin yang terkandung dalam daun Phaleria macrocarpa diduga memiliki potensi larvasida terhadap larva nyamuk, salah satunya larva Aedes aegypti yang pada stadium nyamuk menjadi vektor utama penyebab demam berdarah dengue, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas larvasida ekstrak daun Phaleria macrocarpa terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III Metode: Jenis penelitian true experimental post control design only, menggunakan ekstrak daun Phaleria macrocarpa dengan beberapa konsentrasi yang terdiri dari enam kelompok perlakuan yaitu ekstrak daun phaleria macrocarpa konsentrasi 1500 ppm , 2000 ppm , 2500 ppm , 3000 ppm , kontol positif dan kontrol negatif. Kontrol positif menggunakan temephos 1% dan kontrol negatif menggunakan aquadest. Penelitian menggunakan metode ekstraksi yaitu metode maserasi. Pengamatan kematian larva nyamuk Aedes aegypti instar III dilakukan pada jam ke-1 dan jam ke-24 untuk mengetahui konsentrasi LC50. Analisis data menggunakan SPSS dengan uji One Way Anova. Hasil: Rata rata mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti instar III pada konsentrasi 1500 ppm sebesar 81%, konsentrasi 2000 ppm sebesar 89%, konsentrasi 2500 ppm sebesar 94% konsentrasi 3000 ppm sebesar 97%. Kontrol positif adalah 100% kontrol negatif 0%. Kesimpulan: Ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mempunyai efek larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti instar III. Mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti instar III pada konsentrasi 1500 ppm sebesar 81%, konsentrasi 2000 ppm sebesar 89%, konsentrasi 2500 ppm sebesar 94% konsentrasi 3000 ppm sebesar 97%. Kontrol positif adalah 100% kontrol negatif 0%. Kata kunci: Larvasida, Ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), Larva nyamuk Aedes aegypti intar III
MANFAAT EKSTRAK DAUN SIRSAK (annona muricata) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA PADA TIKUS WISTAR DIABETIK YANG DIINDUKSI ALOKSAN Setyawati, Tri; Nurjannah. A, Nurjannah. A; Azam, Ahmad
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Terapi dengan menggunakan obat sintetis memerlukan biaya yang tidak sedikit dan menimbulkan efek samping hal inilah yang mendorong masyarakat mulai beralih menggunakan pengobatan tradisional.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek dari daun sirsak (annona muricata) terhadap perbaikan kadar glukosa darah dan mengetahui dosis efektif ekstrak daun sirsak sebagai anti diabetik.Metode: Jenis penelitian eksperimental laboratories pre test and post test with control group design, jumlah sampel 30 ekor tikus, menggunakan aloksan untuk menginduksi diabetik, dan kadar glukosa ditentukan dengan metode Glucose Oxidase-Phenol 4-Aminoantipirin (GOD-PAP), Analisis data menggunakan SPSS 15.00 for windows. Hasil: Ekstrak daun sirsak memiliki efek perbaikan kadar glukosa darah pada tikus wistar diabetik yang diinduksi aloksan dan kelompok ekstrak 800 mg memiliki efek penurunan kadar glukosa darah yang paling besar, dengan rata-rata penurunan nya 50,72 mg/dl, namun penurunannya tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok glibenklamid.Kata kunci : Aloksan, Antihiperglikemi, Diabetes, dan Ekstrak Daun Sirsak
INHIBITION OF BETEL LEAF EXTRACT (Piper Betle Linn) AGAINST Candida Albicans Chairunnisa, Siti; Setyawati, Tri; Nursyamsi, Nursyamsi
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Candida albicans adalah jamur yang dapat menyebabkan infeksi pada bagian superfisial tubuh kita. Beberapa faktor dapat memicu kearah  patogen yang lebih serius. Umumnya, jamur ini merupakan flora normal. Pada kebanyakan individu justru kurang menguntungkan. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal adalah daun sirih (Piper betle linn) yang dapat dijumpai di daerah tropis. Daun sirih diyakini memiliki khasiat karminatif, afdrodisiak, antioksidan, tonik, laksatif, dan meningkatkan nafsu makan. Kandungan minyak atsirinya juga dapat bekerja sebagai antikuman dan antijamur.Tujuan : Untuk mengetahui efek antijamur ekstrak daun sirih (Piper betle linn) terhadap jamur Candida albicansMetode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental posttest control group only design dengan pengujian aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar dengan mengukur zona hambat yang terbentuk. Konsentrasi ekstrak daun sirih yang diuji adalah 10%, 20%, 40%, dan 100% dengan Ketokonazole sebagai kontrol positif dan akuades kontrol negatif. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak enam kali.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih (Piper betle linn) dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans pada semua konsentrasi yang di ujikan. Dari hasil ini diperoleh nilai kadar hambat minimal (KHM) adalah 10%. Hasil uji statistik dengan menggunakan one-way ANOVA didapatkan nilai signifikasi p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan signifikan pengaruh ekstrak daun sirih yang diberikan kepada jamur Candida albicans.Kesimpulan : Ekstrak daun sirih ( Piper betle linn ) memilki efek antijamur terhadap jamur Candida albicansKata kunci : Candida albicans, ekstrak daun sirih, Piper betle linn, antijamur, Kadar hambat minimal (KHM).
THE CORRELATION BETWEEN SEX AND AGE WITH THE HISTOPATHOLOGY OF LUNG CANCER PATIENTS IN Dr. SARDJITO HOSPITAL 2010 Pakaya, David; Maramis, Maynard Andrew; Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Lung cancer is the world's highest incidence and mortality. Sex and age are risk factors that affect the incidence of lung cancer besides smoking behavior. These risk factors associated with histopathologic which to base a diagnosis of lung cancer.Objective: To analyze the correlation of sex and age with histopathological of lung cancer patients who were treated at the Dr. Sardjito Hospital in 2010.Methods: The study was a retrospective cross-sectional design. Conducted at the Medical Records of Dr. Sardjito Hospital in February 2016. The samples were all lung cancer patients (total sampling) who were treated at the Dr. Sardjito Hospital from January 2010 - December 2010. The data was processed with SPSS software ver. 21.0 and analyzed with Chi square. Results: The male is that most lung cancer patients are 41 (62.1%). The age group most lung cancer patients in the age group > 40 years were 58 cases (87.9%). NSCLC is the most common histopathology of 60 people (90.9%). After analyzed with Chi square test the data showed p=0.810 for sex with histopathological correlation and p=0,095 for the age with histopathological correlation. Conclusions: There was no correlation between sex and age with histopathology of lung cancer patients who were treated at the Dr. Sardjito Hospital in 2010. Keywords: Sex, age, histopathology, lung cancer
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntigia calabura L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Handoko, Ahmad Deni; Setyawati, Tri; Asrinawaty, Andi Nur
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis. Salah satu contoh mikroba patogen adalah bakteri Eschericia coli. Banyak kasus diare yang disebabkan oleh Bakteri Escherichia coli. Tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun kersen (Muntigia calabura L). Daun kersen mengandung berbagai senyawa bioaktif yaitu senyawa flavonoid, saponin, triterpen, steroid, dan tannin. Senyawa bioaktif ini merupakan senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas antibakteri ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium Post test only control group design. Tanaman uji yang digunakan adalah daun kersen . Ekstrak daun kersen didapatkan melalui proses maserasi. Ekstrak dibagi ke dalam 4 konsentrasi yaitu konsentrasi 12,5%, konsentrasi 25%, konsentrasi 50%, dan konsentrasi 75%. kontrol positif (Ceftriaxone 200 mg) sedangkan kontrol negatif (Na-CMC 200 mg). Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen (Muntigia calabura L) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pada konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, dan 75% yaitu masing-masing rerata diameternya 12,83 mm, 15,83 mm, 17,74 mm, 19,83 mm. Kesimpulan : ekstrak daun kersen (Muntigia calabura L) memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli Kata Kunci : Bakteri Escherichia coli, daun kersen (Muntigia calabura L)
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK (CIPROFLOXACIN, CEFOTAXIME, AMPICILIN, CEFTAZIDIME DAN MEROPENEM) TERHADAP BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS PENYEBAB ULKUS DIABETIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KIIRBY-BAUER Sri, Ni Komang; Setyawati, Tri
Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit degeneratif ditandai dengan adanya hiperglikemia atau kelebihan kadar glukosa dalam darah yang memerlukan penanganan tepat. Diabetes melitus yang tidak terkontrol dapat menimbulkan berbagai komplikasi salah satunya yaitu ulkus diabetikum. Ulkus diabetikum di Indonesia merupakan permasalahan yang belum dapat terkelola dengan baik dan sering kali berakhir dengan kecacatan dan kematian. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan kuman terbanyak menginfeksi pasien ulkus diabetik. Antibiotik empiris yang sering di gunakan adalah (ciprofloxacin, cefotaxime, ampicilin, ceftazidime dan meropenem).Metode. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium murni, pengumpulan data diambil dari sampel yang di peroleh dari hasil kultur yang berasal dari pasien ulkus diabetik, kemudian dilakukan suspense biakan bakteri Staphylococcus aureus dan uji efektivitas bakteri di laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 6 pasien di dapat 36 sampel di peroleh dari 6 kali replikasi. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder dari Laboratoriun Kesehatan Daerah kota palu.Hasil. Rerata dari zona hambat tertinggi adalah meropenem 29 mm (sensitive), ciprofloxacin 27,33 mm (sensitive), ampicillin 19,16 mm (sensitive), cefotaxime 19,5 mm (intermediet), ceftazidime 9 mm (resisten).Kesimpulan. terdapat perbedaan yang signifikan dan perbedaan yang tidak signifikan dari tiap perlakuan antibiotik terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dimana perlakuan yang memiliki daya hambat tertinggi adalah antibiotik meropenem, ciprofloxacin, dan ampicillin sedangkan perlakuan yang memiliki daya hambat terendah adalah antibiotik cefotaxime dan ceftazidime.  Background. Diabetes mellitus is a degenerative disease characterized by hyperglycemia or excess levels of glucose in the blood that requires proper treatment. Uncontrolled diabetes can lead to various complications, one of which diabetic ulcers. Diabetic ulcers in Indonesia is a problem that can not be managed and often end up with disability and death. Staphylococcus aureus is the bacteria infects the majority of diabetic ulcer patients. Empirical antibiotic that is often used is (ciprofloxacin, cefotaxime, ampicillin, ceftazidime and meropenem)Methods. This research is an experimental laboratory pure, collecting data taken from samples obtained from cultures derived from patients with ulcer diabetic, then made suspension cultures of bacteria Staphylococcus aureus and test the effectiveness of the bacteria in the laboratory with a total sample of 6 patients may be 36 samples obtained 6 times replication. This research uses primary and secondary data sources from the Regional Health laboratory hammer town.Results. The mean of the highest inhibitory zone is meropenem 29 mm (sensitive), ciprofloxacin 27.33 mm (sensitive), ampicillin 19.16 mm (sensitive), cefotaxime 19.5 mm (intermediate), ceftazidime 9 mm (resistant).Conclusion. there are significant differences and no significant differences from each of antibiotic treatment on the growth of Staphylococcus aureus. Where treatment has the highest inhibitory antibiotic meropenem, ciprofloxacin, and ampicillin while treatment had the lowest inhibition is an antibiotic cefotaxime and ceftazidime.