Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Interaksi Antara Bentuk Ambing dan Paritas Terhadap Produksi Susu Kambing Senduro Jisril Palayukan; Ali Murthadho; Nanda Dwi Putra; Ahmad Furqon; Aswah Ridhowi; Tri Eko Susilorini; Suyadi Suyadi
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 21, No 1 (2020): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2020.021.01.7

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara bentuk ambing dan paritas terhadap produksi susu pada kambing Senduro. Materi yang digunakan adalah 69 ekor induk kambing Senduro yang sedang laktasi pada paritas 1 – 4. Metode penelitian adalah metode observasional dan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling. Variabel penelitian adalah bentuk ambing, paritas, dan produksi susu. Produksi susu diperoleh dengan cara mengukur volume susu dari tiap ternak pada pagi hari. Analisi data menggunakan uji T-test tidak berpasangan untuk bentuk ambing terhadap produksi susu, sedangkan untuk mengetahui korelasi antara paritas dengan produksi susu menggunakan analisis regresi korelasi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua bentuk ambing pada kambing Senduro, yaitu ambing berbentuk botol sebanyak 56 ekor dan ambing berbentuk kendi sebanyak 13 ekor. Hasil uji T-test tidak berpasangan menunjukkan bahwa bentuk ambing tidak berpengaruh nyata terhadap produksi susu. Hasil uji regresi korelasi linier sederhana menunjukkan bahwa paritas dan produksi susu memiliki korelasi yang sedang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada interaksi antara bentuk ambing dengan produksi susu. Korelasi antara paritas dengan produksi susu adalah semakin bertambah paritas maka semakin tinggi produksi susu yang dihasilkan.
Respon Konsumsi Kambing Peranakan Etawa terhadap Pemberian Pakan Komplit Berdasarkan Kadar Pulp Kakao yang Berbeda Jisril Palayukan
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 3 No 2 (2023): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v3i2.3607

Abstract

Addressing the need for sustainable goat feed solutions, the utilization of agricultural waste emerges as a viable option. However, the current practice primarily involves transforming cocoa pods into goat feed, neglecting the potential of the discarded cocoa pulp, which contributes to environmental pollution. This study aims to evaluate the consumption patterns of crude protein and crude fiber in corn cobs-based complete feed enriched with varying levels of cocoa pulp, administered to Etawa crossbreed goats. The experiment was structured around a 4x4 Latin Square Design, encompassing four treatments and four periods. The treatments encompassed P0, which comprised complete feed without cocoa pulp; P1 with 5% cocoa pulp; P2 with 10% cocoa pulp, and P3 with 15% cocoa pulp. By employing this design, researchers sought to ascertain the influence of cocoa pulp concentration on consumption patterns. The findings shed light on the average daily consumption of crude protein (in grams per head) for each treatment: P0 recorded 40.52, P1 exhibited 67.95, P2 observed 55.35, and P3 noted 51.75. Furthermore, the daily consumption of crude fiber (in grams per head) across treatments yielded the following results: P0 reported 77.19, P1 registered 135.99, P2 showed 113.97, and P3 demonstrated 94.56. In conclusion, the study demonstrates that incorporating cocoa pulp as a replacement for molasses in corn cobs-based complete feed formulation has no significant impact on the consumption of crude protein or crude fiber. This finding suggests that the integration of cocoa pulp in goat feed formulation is a promising approach that can contribute to sustainable resource management, without adversely affecting goats' dietary patterns.
Evaluasi Manajemen Pemberian Pakan Kambing Peranakan Etawa (PE) di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak dan Pakan di Wilayah Kabupaten Majene Agni Ayudha Mahanani; Andi Sukma Indah; Irmayanti Irmayanti; Ruth Dameria Haloho; Adli Putra Ermanda; Nita Adillah Pratiwi; Jisril Palayukan; Weny Dwi Ningtiyas; Khatifah Khatifah
JURNAL TRITON Vol 14 No 2 (2023): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v14i2.463

Abstract

Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Sulawesi Barat mengadakan pengusulan pembetukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Ternak dan Pakan pada tahun 2016 untuk dapat mengolah dan mengembangkan industri peternakan di wilayah Sulawesi Barat khususnya Kabupaten Majene yang sedang mengembangkan bibit Kambing Peranakan Etawa (PE). Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan Kambing Etawa (kambing jenis unggul dari India) dengan Kambing Kacang (lokal) yang relatif lebih baik mampu beradaptasi dengan kondisi iklim Indonesia. Penelitian lapangan ini yang bertujuan untuk memberi informasi dan gambaran mengenai tata laksana manajemen pemberian pakan pada ternak kambing di UPTD X. Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui tata laksana manajemen pemberian pakan pada ternak kambing di UPTD X yaitu dengan cara mengikuti praktik secara langsung, melakukan pengumpulan data melalui wawancara, dan observasi langsung terkait data keadaan umum, sumber pakan, prosedur pemberian pakan, dan manajemen pemberian pakan kambing PE di UPTD X. UPTD X memiliki 24 ekor kambing PE yang dipelihara dengan sistem intensif. Pakan ternak yang diberikan di UPTD X terdiri dari hijauan segar, konsentrat dan mineral block. Namun, prosedur dan manajemen pakan belum sesuai dengan kebutuhan ternak, berdasarkan fase pertumbuhan dan produktifitas ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemeliharaan di UPTD X terutama pada manajemen pemberian pakan kambing PE yang dilakukan belum cukup baik dan belum memenuhi kriteria pemberian pakan yang mengutamakan kuantitas dan kualitas yang dapat meningkatkan produksi, pertumbuhan juga mensejahterakan ternak.
PELATIHAN PEMBUATAN MINERAL BLOK SEBAGAI SUPLEMEN TERNAK RUMINANSIA DI UPTD PEMBIBITAN DAN PAKAN TERNAK DINAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN KAB. MAJENE Haloho, Ruth Dameria; haloho, ruth; yanti, irma; mahanani, Agni Ayudha; Indah, Andi Sukma; Ermanda, adli Putra; Ningtiyas, Weny Dwi; Pratiwi, Nita Adila; Palayukan, Jisril; -, Khatifah; nuraliah, siti
Jurnal Agro Dedikasi Masyarakat (JADM) Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jadm.v4i1.14456

Abstract

Pelatihan pembuatan mineral block sebagai suplemen ternak ruminansia di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kab. Majene bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas tentang inovasi pengolahan pakan ruminansia dan transfer teknologi pembuatan mineral blok sebagai pakan suplemen. Metode  yang dilakukan meliputi tahapan Sosialisasi pembuatan mineral block sebagai suplemen ternak ruminansia, selanjutnya tahap diskusi dengan peserta dan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi petugas di UPTD Pembibitan dan Pakan Ternak, dan terakhir  demonstrasi pembuatan mineral block. (daur ulang). Hasil kegiatan ini adalah peserta mengetahui pembuatan mineral block sebagai pakan suplemen ternak ruminasia. Pentingnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai inovasi dan teknologi pembuatan mineral block sebagai pakan suplemen ternak ruminansia.
Hubungan Antara Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Lokal Di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene: Relations Between Body Size and Body Weight Local Goats In Sendana District Majene District Nuraliah, Siti; Besse Mahbuba We Tenri Gading; Alwi, Muh.; Irmayanti, Irmayanti; Palayukan, Jisril; Hikmawaty, Hikmawaty
Jurnal Agrisistem Vol. 18 No. 2 (2022): Jurnal Agrisistem
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52625/j-agr.v18i2.236

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetuahui korelasi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan berat badan pada kambing lokal. Metode pada penelitian ini yaitu pengambilan sampel dilakukan dalam bentuk survei yang perpedoman pada pengukuran statistik secara vital serta penimbangan berat badan ternak yang dilakukan secara langsung di Lapangan. Adapun dalam penentuan lokasi penelitian menggunakan metode Purposive sampling yang dalam pengambilan data sebagai obyek didasarkan pada kriteria khusus. Jumlah ternak yang digunakan sebanyak 45 ekor kambing lokal jantan yang terdapat di Kec. Sendana. Data di analisis menggunakan analisis regresi linear sederhana serta menggunakan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran tubuh meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini ditunjukkan pada ternak tersebut terjadi pertumbuhan atau proses bertambahnya ukuran yang dapat dihitung secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan ukuran pada bagian-bagian tubuh ternak dengan berat badan kambing lokal yang lebih tua. Pada umur 12-24 bulan memiliki rataan yang paling tinggi dari pada kelompok umur lainnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berat badan dan ukuran bagian-bagian tubuh ternak kambing lokal meningkat seiring bertambahnya umur dan masing-masing bagian ukuran tubuh ternak yaitu lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan memiliki hubungan dengan berat badan ternak.  
Pelatihan pakan silase sebagai alternatif ketersediaan pakan di musim kemarau dalam memperbaiki performance ternak ruminansia Nuraliah, Siti; Susanti S., Irma; Palayukan, Jisril; Pardi, Pardi; Ikram, Zul; Sari, Nurlinda; Delmanto, Delmanto; Bariq, Ardi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 4 (2024): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i4.27347

Abstract

Abstrak Ternak di wilayah Kelurahan Lalampanua memiliki performance rendah yang dapat mempengaruhi harga jual dipasaran, padahal bahan pakan lokal ternak ruminansia dalam hal ini hijauan cukup melimpah pada musim penghujan. Ketersediaan bahan tersebut dapat diolah menjadi pakan fermentasi untuk memenuhi kebutuhan pakan di musim kemarau serta  memperbaiki performance dan produktivitas ternak, ini menjadi peluang menghasilkan pendapatan tambahan untuk membantu perekonomian keluarga dalam mengkomersialkan produk silase ke peternak yang di dominasi oleh peternak ruminansia. Tujuan penagbdian inia dalah untuk memberikan pengetahuan kepada peternak bagaimana cara membuat silase yang baik dengan memanfaatkan baha-bahan yang tersedia di lokasi. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian dilakukan dengan melaksanakan Metode pelaksanaan kegiatan yaitu persiapan survei awal, penentuan target mitra, pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD), pelaksanaan program kegiatan melalui penyuluhan partisipatif, pelatihan, pembimbingan, pendampingan, monitoring dan evaluasi pada peternak sasaran. Permasalahan yang dihadapi mitar berupa permasalahan pengetahuan mengenai teknologi dalam pengolahan pakan fermentasi menjadi suatu produk baru yang pemanfaatannya lebih efesien belum ada, permasalahan ekonomi secara spesifik menjadi perhatian mitra karena efek dari ketersediaan pakan khususnya pakan fermentasi yang belum dikenal dimasyarakat menyebabkan peternak mengalami penurunan pendapatan signifikan akibat rendahnya harga jual ternak. Mitra mengharapkan adanya pelatihan pengolahan produk dan mengaitkannya dengan metode pemasaran usaha sehingga mereka memiliki alternatif meningkatkan pendapatan keluarga. Pelaksanaan pengabdian diikuti oleh 20 orang peternak.. Hasil pengabdian berupa pelatihan pengolahan pakan fermentasi ternak menjadi pakan alternatif serta pembuatan laporan keuangan dan business plan sederhana. Selain itu menghasilkan wirausahawan baru yang dapat memproduksi pakan fermentasi yang berlabel “Silage Cake”. Kata kunci: pakan fermentasi; peformance; silase AbstractLivestock in the Lalampanua Village area has low performance which can affect the selling price in the market, even though local ruminant feed ingredients in this case greens are quite abundant in the rainy season. The availability of these ingredients can be processed into fermented feed to meet feed needs in the dry season and improve livestock performance and productivity, this is an opportunity to generate additional income to help the family economy in commercializing silage products to farmers who are dominated by ruminant farmers. The purpose of this service is to provide knowledge to farmers on how to make good silage by utilizing the materials available on site. The method of implementing community service activities is carried out by implementing the method of implementing activities, namely preparing initial surveys, determining partner targets, implementing Focus Group Discussions (FGD), implementing program activities through participatory counseling, training, guidance, mentoring, monitoring and evaluation of target farmers. The problems faced by partners are in the form of knowledge problems regarding technology in processing fermented feed into a new product whose utilization is more efficient, there is no specific economic problem that is a concern for partners because the effect of the availability of feed, especially fermented feed that is not yet known in the community, causes farmers to experience a significant decrease in income due to the low selling price of livestock. Partners expect product processing training and linking it to business marketing methods so that they have an alternative to increase family income. The implementation of community service was attended by 20 farmers. The results of the community service were training in processing fermented livestock feed into alternative feed and making financial reports and simple business plans. In addition, it produces new entrepreneurs who can produce fermented feed labeled "Silage Cake". Keywords: feed fermented; performance; silage
Pemberdayaan peternak melalui pembuatan pupuk organik integrasi kakao-kambing Desa Tinambung Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Irmayanti, Irmayanti; Suyono, Suyono; Haloho, Ruth Dameria; Ilham, Ilham; Palayukan, Jisril; Suriansyah, Suriansyah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29970

Abstract

Abstrak Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui transfer teknologi embuatan pupuk organik merupakan upaya untuk memanfaatkan potensi bahan lokal sekitar yaitu kotoran ternak kambing. Pupuk adalah salah satu unsur strategis yang berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem usaha tani. Desa Tinambung memiliki potensi perkebunan seperti tanaman kakao dan peternakan kambing yang tinggi. Ketersediaan pupuk yang terbatas sehingga dilakukan upaya untuk beralih  kepenggunaan pupuk organik. Tujuan kegiatan ini untuk memanfaatkan potensi desa Tinambung dan memberikan dampak positif untuk masyarakat Desa Tinambung, utamanya dalam memanfaatkan limbah kotoran Kambing menjadi pupuk organik untuk menunjang ketersediaan pupuk bagi tanaman kakao sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman kakao. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu metode society parcipatory peningkatan wawasan dan keterampilan terhadap inovasi teknologi pengolahan limbah ternak dan  pembuatan pupuk organik berbasis kotoran hewan kambing, dan metode persuasive approach yaitu  penyuluhan  pemanfaatan  limbah kotoran kambing menjadi  produk  baru  yang  bermanfaat  seperti  pupuk organik kompos. Metode  kegiatan  dilakukan dengan  empat tahap,  yaitu  tahap survey, tahap penyuluhan,  pelatihan pembuatan  pupuk  organik, dan monitoring dan evaluasi kegiatan. Hasil dari kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik telah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak sebesar 87,29% berdasarkan hasil pre test dan post test. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini telah membantu mitra menjadi lebih mandiri utamanya dalam menghadapi masalah pemanfaatan kotoran hewan kambing melalui pembuatan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas ternak. Program ini berhasil membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah dan pertanian organik, yang tercermin dari tingginya tingkat partisipasi dan kepuasan peserta. Kata kunci: pupuk organik; integrasi; kotoran kambing. AbstractThe implementation of community empowerment through the transfer of technology for producing organic fertilizer aims to utilize local resources, such as goat manure. Fertilizer is a strategic element that plays a significant role in enhancing plant productivity and is an integral part of farming systems. Tinambung Village has substantial potential in cocoa farming and goat husbandry. Due to the limited availability of fertilizer, efforts were made to transition to the use of organic fertilizers. This initiative aims to harness the potential of Tinambung Village and provide positive impacts for the community, especially by converting goat manure into organic fertilizer to support the availability of nutrients for cocoa plants and thereby increase cocoa production. The methods utilized in this activity include Society participatory method: enhancing awareness and skills in applying technological innovations for processing livestock waste and producing organic fertilizer from goat manure. Persuasive approach method: Educating the community on turning goat manure waste into valuable products, such as compost-based organic fertilizer. The activities were conducted in four stages: Survey stage, Education stage, Training on organic fertilizer production, Monitoring and evaluation stage. The results of the organic fertilizer production training showed an 87.29% increase in knowledge and skills among farmers, based on pre-test and post-test results. This indicates that the training successfully helped partners become more independent, especially in addressing the challenge of utilizing goat manure through the production of organic fertilizer to boost agricultural productivity. This program effectively raised community awareness about the importance of waste management and organic farming, as reflected in the high levels of participation and satisfaction among the participants. Keywords: organic fertiliser; integration; goat manure.
CHEMICAL CHARACTERISTICS AND FIBER FRACTION OF RUMINANT COMPLETE FEED BASED ON SEAWEED (PADINA AUSTRALIS) WITH DIFFERENT LEVELS OF USE Irmayanti, Irmayanti; Palayukan, Jisril; Suriansyah, Suriansyah
Jurnal Ilmu Ternak Vol 25, No 1 (2025): Volume 25 No. 1 Maret 2025
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v25i1.61965

Abstract

The aim of this study was to examine the effect of the level of seaweed (Padina australis) as a ruminant feed on the nutritional quality and fiber fraction of complete diets. The variables observed were dry matter, crude protein, crude fiber, crude fat, extract material without nitrogen, ash content, acid detergent fiber and neutral detergent fiber. This study was based on a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 4 replications, namely P0 = complete feed (control), P10 = complete feed with 10% Padina australis level, P20 = complete feed with 20% Padina australis level, and P30 = complete feed with 30% Padina australis level. The results showed that the use of Padina australis up to 30% can increase dry matter, crude protein and reduce crude fiber, crude fat and ash content as well as neutral detergent fiber and acid detergent fiber content. The use of Padina australis at 20% level is the best treatment because it can reduce crude fat 6.21%, ash content 16.56%, neutral detergent fiber 50.88% and acid detergent fiber 31.22%.