Claim Missing Document
Check
Articles

GROWTH RESPONSE OF PAGODA MUSTARD PLANTS (Brassica narinosa L.) TO THE APPLICATION OF JELLYFISH LIQUID ORGANIC FERTILIZER Pratiwi, Sri Hariningih; Afdila, Moch. Faizin; Purnamasari, Retno Tri; Hidayanto, Fajar
Agrisaintifika: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 8 No. 2 (2024): Agrisaintifika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/ags.v8i2.5622

Abstract

Excessive use of chemical fertilizers can reduce soil quality and fertility, and is not environmentally friendly. One organic fertilizer that can overcome the problem of agricultural land damage is liquid organic fertilizer. Liquid organic fertilizer that can be used as fertilizer is jellyfish marine biota. This research aims to determine the right dose of jellyfish liquid organic fertilizer to produce high growth and yield of pagoda mustard plants.This research used a non-factorial Randomized Group Design (RAK) consisting of four treatments. Each treatment was repeated six times as follows: P0: Urea 150 kg/ha (control); P1: jellyfish POC 5 ml/l; P2: jellyfish POC 10 ml/l; P3: POC jellyfish 15 ml/l. Data obtained from the research were analyzed using analysis of variance (F test), if there was a real effect, was with the BNT test at the 5% level. The results showed that applying jellyfish POC fertilizer could increase total plant dry weight, leaf area index, net assimilation rate and plant growth rate. Treatment of jellyfish POC with a dose of 15 ml/l and treatment of 10 ml/l with the addition of 150 kg of urea fertilizer were treatments with higher results. Keywords: Liquid organic fertilizer, pagoda mustard greens, jellyfish
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) HIDROPONIK DENGAN PERBEDAAN TEMPERATUR AIR Syaimah, Siti Nur; Zulfarosda, Ratna; Purnamasari, Retno Tri; Arifin, A. Zainul
ZIRAA'AH MAJALAH ILMIAH PERTANIAN Vol 50, No 2 (2025)
Publisher : Pusat Publikasi Jurnal Universitas Islam Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/zmip.v50i2.18316

Abstract

Pertumbuhan tanaman selada hidroponik dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu temperatur air hidroponik, dimana temperatur air berkaitan dengan penyerapan unsur hara dan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober tahun 2024 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Pasuruan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok non faktorial terdiri dari lima perlakuan. Adapun perlakuannya yaitu T0 : Tanpa pengatur temperatur air; T1 : Pengatur temperatur air 22℃ menyala selama 24 jam; T2 : Pengatur temperatur air 25℃ menyala selama 24 jam; T3 : Pengatur temperatur air 28℃ menyala selama 24 jam; T4 : Pengatur temperatur air 31℃ menyala selama 24 jam. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, bobot segar daun, bobot segar total tanaman, bobot kering daun, bobot kering total tanaman, laju asimilasi bersih (LAB), laju pertumbuhan relatif (LPR), harga satuan daun (HSD), bobot tanaman-1, bobot tanaman plot-1. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa perlakuan perbedaan pengatur temperatur air pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan juga hasil tanaman selada dikarenakan alat pengatur temperatur yang digunakan tidak mampu mempertahankan pada temperatur yang diinginkan sesuai dengan perlakuan. Sehingga diduga pertumbuhan dan hasil pada penelitian ini dipengaruhi oleh faktor lain seperti pH dan juga kadar hara terlarut.
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kambing dan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pagoda (Brassica rapa L.) Purnamasari, Retno Tri; Pratiwi, Sri Hariningsih; Edision, Ari Alfa
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 7, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v7i1.85

Abstract

Sawi pagoda merupakan salah satu jenis sayuran sawi yang juga dikenal dengan nama lain Ta Ke Chai dan Tatsoi. Sawi Pagoda memiliki bentuk dan warna yang unik, mirip seperti bunga yang mekar, bentuk daun yang oval dengan warna hijau pekat yang sangat mencolok. Penelitian bertujuan mempelajari penggunaan dosis pupuk kandang kambing yang tepat agar pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda optimal. Penelitian menggunakan percobaan non-faktorial, yang terdiri dari 4 level yaitu : P0 : pembanding tanpa pemberian pupuk kandang + 100 % urea; P1 : diberi pupuk kandang 25 % + 75 % ura; P2 : diberi pupuk kandang 50 % + 50 % urea; P3 : diberi pupuk kandang 75 % + 25 % urea. Dari 4 level tersebut masing masing diulang enam kali sehingga total terdapat 24 unit percobaan. Pengacakan unit percobaan memakai rancangan acak kelompok (RAK).Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang kambing berpengaruh nyata tehadap tinggi tananaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar, dan bobot kering tanaman Sawi Pagoda. Dosis pupuk kandang kambing terbaik yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sawi Pagoda yaitu dosis 75% + 25 %. Secara nominal angka terlihat bahwa tanaman yang diberi POC lebih bagus dibandingkan dengan kontrol. Percobaan dengan tanaman sawi pagoda perlu disiapkan lebih cermat lagi, khususnya dalam mengantisipasi variabilitas sifat dasar tanaman dan pengaruh faktor lingkungan.
Tingkat Efisiensi dan Efektivitas Kombinasi Kompos Limbah Krisan dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong (Solanum melongena L.) Varietas Bola Ungu Yulaikha, Anik; Purnamasari, Retno Tri; Arifin, Ahmad Zainul; Hidayanto, Fajar
Jurnal Agroteknologi Merdeka Pasuruan Vol 9, No 1 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jamp.v9i1.119

Abstract

Terong ungu merupakan salah satu komoditas pertanian jenis sayur-sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan selain memiliki rasa yang lezat, terong ungu juga mengandung banyak vitamin dan nutrisi. Saat ini di Indonesia sudah banyak jenis pupuk organik yang banyak diproduksi dan dipasarkan untuk mengatasi permasalahan pemupukan, salah satunya adalah pupuk organik kompos krisan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulyorejo, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan, yaitu P0: Dosis Kompos Limbah Krisan 0% + Dosis NPK Mutiara 0%; P1: Dosis Kompos Limbah Krisan 100%; P2: Dosis Kompos Limbah Krisan 50% + Dosis NPK Mutiara 50%; P3: Dosis NPK Mutiara 100%. Parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering, berat kering total tanaman, jumlah buah, berat buah, berat buah ha-1. Pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 65 HST dan dipanen sebanyak 10 kali dengan selang waktu 3 hari. Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa penggunaan kompos limbah krisan yang dikombinasikan dengan pupuk anorganik NPK dengan perbandingan 50%:50% menghasilkan berat buah tertinggi dibanding perlakuan lainnya yaitu sebesar 40,12 ton ha-1, hasil ini mencapai potensi hasil terong ungu varietas bola besar yang digunakan yaitu sebesar 40 ton ha-1
Perbandingan Proses Mineralisasi Karbon dan Nitrogen serta Humifikasi Pada Sistem Pertanian yang Berbeda di Tanah Andisol Hidayanto, Fajar; Purnamasari, Retno Tri; Utami, Sari Widya; Handayani, Murni
Acta Solum Vol 3 No 3 (2025): Juli 2025
Publisher : Department of Soil, Faculty of Agriculture, Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/actasolum.v3i3.3128

Abstract

The organic farming system has become the choice of most farmers in Indonesia because it has a major impact on agricultural quality and soil fertility. Vegetable farming in Magelang and Semarang Regencies is cultivated on andisol soil which has a relatively high soil fertility level, but farmers still use organic fertilizers to increase the organic matter content of the soil. The organic farming system applies 10 tons ha-1 of cow manure, 20 liters ha-1 of liquid fertilizer, and the return of plant residues at each planting season. The conventional farming system with high organic matter applies 7 tons ha-1 of cow manure, 50 kg ha-1 of urea, 50 kg ha-1 of NPK fertilizer, 15 liters ha-1 of liquid fertilizer, while the conventional farming system with low organic matter applies 3 tons ha-1 of chicken manure, 50 kg ha-1 of ZA fertilizer, 50 kg ha-1 of KCl fertilizer, and 50 kg ha-1 of NPK fertilizer. Observation variables include pH NaF, C-organic, N-total, C/N ratio, humic acid, fulvic acid and humification rate. Data were analyzed for variety and if different, the method of the smallest significant difference test was continued. The results of the study showed that the organic farming system was more effective in increasing carbon and nitrogen in the soil and accelerating humification, so that nutrients were available more quickly. However, the deeper the soil layer, the mineralization and humification processes will decrease because they are greatly influenced by the availability of organic matter.
Dari Hutan ke Rumah: Produksi Sabun Cair Berbahan Daun Mangrove sebagai Produk Unggulan UMKM Pesisir Purnamasari, Retno Tri; Kurniadi, Mukhammad Irvan; Mauludi, Mukhammad; Pratiwi, Sri Hariningih
Jurnal ABDIRAJA Vol 8 No 2 (2025): Jurnal Abdiraja
Publisher : LPPM Universitas Wiraraja Sumenep, Jalan Raya Sumenep Pamekasan KM. 5 Patean Sumenep 69451, Telp. (0328) 673399 Fax. (0328) 673088

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/adr.v8i2.4432

Abstract

Kelurahan Tambaan, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan memiliki potensi ekosistem mangrove yang belum dimanfaatkan secara maksimal, khususnya daun mangrove yang mengandung senyawa antibakteri alami. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh mahasiswa KKNT MBKM Universitas Merdeka Pasuruan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, dalam pembuatan sabun cair ramah lingkungan berbahan dasar daun mangrove. Kegiatan meliputi sosialisasi, pelatihan, serta pengujian pH untuk memastikan keamanan produk. Sabun yang dihasilkan memiliki aroma wangi, tekstur kental, dan pH netral (6.5–7), sehingga aman digunakan. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan sumber daya alam lokal, tetapi juga membuka peluang wirausaha baru yang mendukung kelestarian lingkungan.