Background: Psychosocial risks and their impact on mental and physical health are among the most challenging issues in occupational safety and health. In addition to their negative impact on individual health, psychosocial risks can also negatively impact organizational efficiency and the national economy. XX Limited Liability Company is a company operating in the mining industry. Through a comprehensive, evidence-based approach, organizations can optimize employee performance while maintaining their health and safety, thereby driving sustained productivity and job satisfaction. Purpose: To identify psychosocial risk factors and analyze employee stress levels. Method: This research is a quantitative, descriptive cross-sectional study conducted on employees of the XX limited liability company in East Kalimantan from October to November 2024. Primary data were collected through a Likert-scale questionnaire in accordance with Ministerial Regulation No. 5/2018 to measure psychosocial factors, as well as through Focus Group Discussions (FGDs). The target sample size was 102 individuals, with representatives from various job levels. Data analysis was performed using SPSS with univariate analysis. Results: The average total scores for psychosocial factors were role ambiguity 8.64 (low risk), role conflict 9.88 (low risk), quantitative burden 10.35 (moderate risk), qualitative burden 12 (moderate risk), career development 10.31 (moderate risk), and responsibility towards others 16.33 (moderate risk). Conclusion: Psychosocial conditions or descriptions indicate a moderate level of risk, with responsibility towards others being the highest risk factor, and the majority of respondents experienced moderate distress. Suggestion: Companies can improve the positive assessment of qualitative burden by recalculating workload and workforce availability, and strengthening existing telecounseling programs. Keywords: Employees; Psychosocial Factors; Work Distress. Pendahuluan: Risiko psikososial dan dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik merupakan salah satu permasalahan paling menantang dalam keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Selain dampak buruknya terhadap kesehatan individu, risiko psikososial juga dapat berdampak negatif terhadap efisiensi organisasi dan perekonomian nasional. PT XX merupakan perusahaan yang bergerak di Industri pertambangan. Melalui pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti, organisasi dapat mengoptimalkan kinerja karyawan sambil menjaga kesehatan dan keselamatan mereka, sehingga mendorong produktivitas dan kepuasan kerja yang berkelanjutan. Tujuan: Untuk mengidentifikasi faktor risiko psikososial dan menganalisis tingkat distres pada karyawan. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional), dilakukan pada karyawan PT. XX di Kalimantan Timur dari Oktober-November 2024. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala Likert sesuai Permenaker No. 5/2018 untuk mengukur faktor psikososial, serta melalui Focus Group Discussion (FGD). Jumlah sampel yang ditargetkan adalah 102, dengan perwakilan dari berbagai tingkat jabatan. Analisis data akan dilakukan menggunakan SPSS dengan analisis univariat. Hasil: Rata-rata total skor faktor psikososial adalah ketidakjelasan peran 8.64 (low risk), konflik peran 9.88 (low risk), beban kuantitatif 10.35 (medium risk), beban kualitatif 12 (medium risk), pengembangan karir 10.31 (medium risk), dan tanggung jawab terhadap orang lain 16.33 (medium risk). Simpulan: Kondisi atau gambaran psikososial menunjukkan tingkat medium risk dan yang memiliki nilai dengan resiko tertinggi adalah tanggung jawab terhadap orang lain serta mayoritas responden mengalami distress tingkat sedang. Saran: Perusahaan dapat meningkatkan penilaian positif pada aspek beban kualitatif dengan menghitung kembali beban kerja dan ketersediaan man power serta memperkuat program telekonseling yang telah disediakan. Kata Kunci: Distres Kerja; Faktor Psikososial; Karyawan.