Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

KINERJA SUBSURFACE CONSTRUCTED WETLAND MULTYLAYER FILTRATION TIPE ALIRAN VERTIKAL DENGAN MENGGUNAKAN TANAMAN AKAR WANGI (Vetivera Zozanoides) DALAM PENYISIHAN BOD DAN COD DALAM AIR LIMBAH KANTIN Ariani Dwi Astuti; Muhammad Lindu; Ramadhani Yanidar; Maria Manda Kleden
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 1 No. 2 (2016)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.432 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v1i2.1456

Abstract

Wastewater from the canteen is a domestic wastewater that has high concentrations of organic matter that needs to be processed before being released and not contaminating the water stream. The wastewater treatment  at canteen SMA Negeri 34 Jakarta begins with collecting basin and aeration basin, and then it is pumped into two reactor that is the subsurface constructed wetland multilayers filtration type flow vertical with Vetiver Grass unit (SCW-MLF) and multilayers filtration type flow vertical unit without plants (MLF)  as a control. The purpose of this study was to test the effectiveness of the vetiver grass in wastewater treatment with subsurface constructed wetland unit multilayers filtration type vertical flow with vetiver grass to fulfill effluent standards before it is released into stream water. Metodology of the study was conducted from acclimatization of plants, removal the plant to the SCW-MLF unit, and analyze the quality of wastewater. Flowrate that goes into the processing unit is 6.9615 m3/day. The detention time in SCW-MLF unit was 17.7 hours. The results showed that at steady state COD organic loading on SCW-MLF unit is 917.08 to 4126.84 kg COD/ha/day for the removal efficiency around 69.2 to 80.0%, BOD organic loading is 309.78 to 850,73 kg BOD/ha/day for the removal efficiency 61.2 to 70.8%. K value SCW-MLF unit around 0.55 to 0.71 m/day for BOD, 0.57 to 0.89 m /day for COD. The concentration of the wastewater effluent from WWTP are complied to effluent standart regulation (Pergub DKI Jakarta No. 112 Tahun 2005).
PEMASANGAN LUBANG RESAPAN BIOPORI DI RW 20, DESA CIANGSANA, KABUPATEN BOGOR Winarni Winarni; Ramadhani Yanidar; Olivia Seanders
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 3, Nomor 1, Januari 2022
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1588.459 KB) | DOI: 10.25105/juara.v3i1.12937

Abstract

Cantik eco-friendly village (KRL Cantik) - RW 20, in Ciangsana Village, Bogor Regency, had a target to install 1000 biopore infiltration holes (LRBs) to increase the groundwater recharge. Supporting this program, the PkM team of Environmental Engineering Study Program provided assistance to the KRL Cantik Management with the aim of increasing the insight and understanding of the RW 20 residents regarding water conservation and the installment of LRBs in accordance to technical requirements that will avoid the groundwater contamination. The methods used are (i) providing educational materials to the representatives of RW 20 residents through direct explanationa and leaflets regarding rainwater runoff, groundwater recharge, and the LRBs benefits, (ii) providing training for LRB installation in site i.e the Balai RW 20, and (iii) providing a video of activities to disseminate the installment of 1000 LRBs by KRL Cantik Management to all residents of RW20. The result of this activity is an increase in residents' understanding of the implications of installing LRB in their respective homes to the increasing ground water capacity.
PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR BUANGAN DI HARVEST CITY, CIBUBUR Winarni .; Ramadhani Yanidar; Meifani Saputri
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 5 No. 3 (2010)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.01 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v5i3.677

Abstract

Harvest City merupakan kawasan perumahan seluas kurang lebih 950 Ha yang terletak di Cileungsi-Cibubur. Perencanaan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan ini direncanakan melayani 100% penduduk hingga lahan terisi penuh.Sistem penyaluran air buangan di Harvest City sampai akhir perencanaan direncanakan dapat melayani penduduk total 120.321 jiwa. Faktor hari maksimum 1,3 dan persentase air buangan didapat dari hasil survey di STP (Sewerage Treatment Plant) Lippo Karawaci, Tangerang, kemudian dibandingkan dengan referensi tugas akhir yang mengambil persentase air buangannya di Lippo Karawaci, lalu dilakukan uji statistik, sehingga diperoleh persentase air buangan sebesar 81,43 %. Debit rata-rata air buangan akhir perencanaan sebesar 265,22 L/dtk. Pemilihan jalur alternatif 1 pada bagian barat sampai ke utara perumahan Harvest City akan melalui jalan utama dan akan melalui taman, rumah sakit dan komersial area untuk menuju daerah bagian timur, selain melalui jalan utama, jalur pipa akan melalui jalan utama di dalam cluster, total panjang pipa sebesar 15232 m. Jalur alternatif 2, pipa induk pada daerah bagian utara akan melalui jalan-jalan utama Harvest City. Pada daerah bagian utara, jalur pipa akan melalui jalur yang sama seperti alternatif 1, total panjang pipa sebesar 14553 m. Pemilihan alternatif ketiga merupakan perpaduan dari kedua alternatif yang ada, total panjang pipa sebesar 13821 m. Alternatif yang terpilih adalah alternatif 3, dengan total biaya investasi rencana sistem penyaluran air buangan + IPAL sebesar Rp. 119. 407. 115. 589, dengan diameter yang digunakan 200 mm-1000 mm, jumlah manhole 67 buah, dan perlengkapan lain berupa 4 buah bangunan gelontor, dan sambungan rumah sebesar 26236 buah. Biaya investasi per rumah sebesar Rp.3.552.451 untuk rumah tipe A, Rp.4.973.431 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Biaya operasional pengaliran air buangan per rumah sebesar Rp. 747 untuk rumah tipe A, Rp.1.062 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Pentahapan pada alternatif ini dibagi 3 tahap.Keyword: Waste Water, designing, installation of water treatment of wasteHarvest City merupakan kawasan perumahan seluas kurang lebih 950 Ha yang terletak di Cileungsi-Cibubur. Perencanaan jaringan Sistem Penyaluran Air Buangan ini direncanakan melayani 100% penduduk hingga lahan terisi penuh.Sistem penyaluran air buangan di Harvest City sampai akhir perencanaan direncanakan dapat melayani penduduk total 120.321 jiwa. Faktor hari maksimum 1,3 dan persentase air buangan didapat dari hasil survey di STP (Sewerage Treatment Plant) Lippo Karawaci, Tangerang, kemudian dibandingkan dengan referensi tugas akhir yang mengambil persentase air buangannya di Lippo Karawaci, lalu dilakukan uji statistik, sehingga diperoleh persentase air buangan sebesar 81,43 %. Debit rata-rata air buangan akhir perencanaan sebesar 265,22 L/dtk. Pemilihan jalur alternatif 1 pada bagian barat sampai ke utara perumahan Harvest City akan melalui jalan utama dan akan melalui taman, rumah sakit dan komersial area untuk menuju daerah bagian timur, selain melalui jalan utama, jalur pipa akan melalui jalan utama di dalam cluster, total panjang pipa sebesar 15232 m. Jalur alternatif 2, pipa induk pada daerah bagian utara akan melalui jalan-jalan utama Harvest City. Pada daerah bagian utara, jalur pipa akan melalui jalur yang sama seperti alternatif 1, total panjang pipa sebesar 14553 m. Pemilihan alternatif ketiga merupakan perpaduan dari kedua alternatif yang ada, total panjang pipa sebesar 13821 m. Alternatif yang terpilih adalah alternatif 3, dengan total biaya investasi rencana sistem penyaluran air buangan + IPAL sebesar Rp. 119. 407. 115. 589, dengan diameter yang digunakan 200 mm-1000 mm, jumlah manhole 67 buah, dan perlengkapan lain berupa 4 buah bangunan gelontor, dan sambungan rumah sebesar 26236 buah. Biaya investasi per rumah sebesar Rp.3.552.451 untuk rumah tipe A, Rp.4.973.431 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Biaya operasional pengaliran air buangan per rumah sebesar Rp. 747 untuk rumah tipe A, Rp.1.062 untuk rumah tipe B, C dan apartemen. Pentahapan pada alternatif ini dibagi 3 tahap.Keyword: Waste Water, designing, installation of water treatment of waste
IDENTIFIKASI SUMBER DAN BEBAN PENCEMAR DOMESTIK DI DAS CILIWUNG SEGMEN 4 SERTA UPAYA PENANGGULANGANNYA Ariani Dwi Astuti; Ramadhani Yanidar; Yogi Hartanto
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 5 No. 4 (2010)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (765.237 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v5i4.682

Abstract

Sungai Ciliwung merupakan salah satu sungai di Indonesia yang memiliki fungsi sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya, yaitu sebagai sumber air baku air minum, irigasi pertanian, transportasi, air industri dan lain-lain. Sungai Ciliwung yang berhulu di Gunung Pangrango dan bermuara di Teluk Jakarta, mengalir sepanjang 117 Km melintasi dua propinsi, yaitu Propinsi Jawa Barat dan Propinsi DKI Jakarta. DAS Ciliwung ini terbagi atas 5 segmen menurut Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2006. DAS Ciliwung segmen 4 (empat) yang terdapat di bagian tengah Sungai Ciliwung yang melintasi Kab. Bogor yaitu Kecamatan Cibinong, Bojonggede dan Kota Depok yang melintasi Kecamatan Beji, Limo, Cimanggis, Sukma Jaya, Pancoran Mas serta DKI Jakarta melintasi Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Timur. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah padat penduduk dan industri, yang ditengarai membuang air buangannya ke dalam Sungai Ciliwung. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi sumber dan jenis pencemar, membuat pemetaan tingkat kekumuhan DAS yang berkaitan dengan pengaruhnya terhadap kualitas sungai, menganalisis kualitas air sungai akibat dari kegiatan penduduk di DAS Ciliwung segmen empat dan menentukan upaya penanganannya. Data monografi dari kelurahan setempat diolah dan dibuat pemetaan berdasarkan tingkat kekumuhan. Penilaian tingkat kekumuhan dilakukan terhadap angka kesakitan diare, pelayanan sanitasi lingkungan dan pelayanan air bersih. Dari penilaian tingkat kekumuhan dibuat pemetaan untuk mengidentifikasi sumber pencemar di sepanjang sungai Ciliwung segmen empat. Identifikasi pencemaran dilakukan dengan cara menghitung konsentrasi BOD campuran menggunakan rumus kesetimbangan massa dengan asumsi bahwa hulu Sungai Ciliwung segmen empat adalah hilir dari Sungai Ciliwung segmen tiga, yaitu 25,7mg/liter. Hasil identifikasi menyimpulkan bahwa kualitas air Sungai Ciliwung di segmen empat sudah buruk dari hulunya yaitu Sungai Ciliwung segmen tiga. Hal ini diperkuat dengan perhitungan beban pencemar hasil simulasi dengan asumsi seluruh penduduk terlayani sanitasi, namun tidak memperlihatkan hasil yang signifikan dalam perbaikkan kualitas air sungai. Terjadinya pencemaran air sungai Ciliwung segmen empat ini diakibatkan oleh perilaku masyarakat di sekitar DAS yang kurang akan kesadaran pemeliharaan lingkungan. Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di DAS Ciliwung segmen 4 ini, diantaranya adalah meningkatkan pelayanan air bersih dan meningkatkan pelayanan sanitasi lingkungan. Dengan adanya unit jamban diharapkan terjadi peningkatan kualitas sanitasi dan kesehatan lingkungan di tiap kelurahan, terutama kelurahan-kelurahan yang memiliki sanisitas buruk seperti Kelurahan Tirta Jaya yang paling membutuhkan pengadaan jamban umum yaitu mencapai 1.638 unit. Saran yang dapat diberikan adalah perbaikan dan peningkatan sarana sanitasi dan pelayanan air bersih dan penegakkan hukum untuk pembuangan limbah ke dalam sungai sesuai dengan peraturan yang ada.Keyword : BOD, Pollution Loading, Pollution Source, Ciliwung River Fourth Segment, Slums Level
APLIKASI QUAL2K DALAM PENGEMBANGAN MODEL KANDUNGAN BOD DAN DO PADA SUNGAI CILIWUNG SEGMEN 2 Ramadhani Yanidar; Samsu Hadi; Arief Budiman
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY Vol. 5 No. 6 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1297.175 KB) | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v5i6.693

Abstract

Sungai Ciliwung segmen 2 melintasi daerah Kota dan Kabupaten Bogor, dengan panjang aliran sekitar 12 km, mulai  dari Kecamatan Sindang Rasa hingga Kecamatan Cibuluh. Berbagai kegiatan domestik yang berpotensi sebagai sumber pencemar, berada di sepanjang pinggiran Sungai Ciliwung. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengembangan model dengan memanfaatkan model QUAL2K untuk mengetahui hubungan penyebaran polutan dari sumber pencemar di sepanjang Sungai Ciliwung segmen 2 terhadap kualitas air Sungai Ciliwung. Dalam Model ini kualitas air dibatasi hanya berdasarkan parameter BOD (Biological Oxygen Demand) dan DO (Dissolved Oxygen). Beban pencemar yang dipresentasikan dalam parameter BOD sepanjang Sungai Ciliwung Segmen 2 dihitung berdasarkan data jumlah penduduk dan cakupan pelayanan sanitasi. Pengembangan model menggunakan aplikasi QUAL2K, dengan parameter utama BOD dan DO. Verifikasi model menunjukkan deviasi BOD sebesar 14% dan DO sebesar 24%. Simulasi dilakukan berdasarkan 3 skenario pengelolaan beban pencemar dan pengelolaan sungai yaitu skenario 1 peningkatan pelayanan sanitasi sebesar 50% di daerah aliran bagian hulu sungai, yang kedua dengan melakukan penggelontoran melalui Bendungan Katulampa dan yang ketiga adalah membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di kelurahan Babakan Pasar yang melayani 100% buangan air limbah domestik di 6 kelurahan di bagian hulu. Hasil simulasi menunjukkan bahwa skenario yang paling efektif adalah skenario ke 3 yaitu dengan kombinasi kebijakan, yaitu meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi Sungai Ciliwung segmen 2 dan membangun IPAL di daerah hulu sungai. Penurunan konsentrasi BOD yang terjadi dalam skenario ini sebesar 0.4 mg/L, selain itu hasil simulasi menunjukkan bahwa pembangunan IPAL menghasilkan perubahan yang lebih berkesinambungan.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perencanaan dan Implementasi Ekodrainase Di Desa Cibodas, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung Ramadhani Yanidar; Winarni Winarni; Hernani Yulinawati; Silia Yuslim
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 6, No 2 (2022): OCTOBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v6i2.5813

Abstract

Cibodas Village, Pasir Jambu District, Bandung Regency is in the upstream area in the Ciwidey sub-watershed area, which is one of the sub-watersheds in the Citarum watershed.  The principle of Eco drainage as a way in water conservation needs to be applied in this region. Community Service activities in the context of community empowerment in the planning and implementation of Eco drainage began with providing a basic understanding and technical properties of Eco drainage infrastructure and continued with piloting Eco drainage design for village governments, and community mobilizers to be able to implement Eco drainage in managing rainwater runoff. The community empowerment method consists of 3 stages, namely the coordination stage with partners and field surveys, preparation, and implementation of PkM. Coordination activities as a collaborative in building partnerships can run well. This can be seen from the full support of the Village Head, BumDes Chairperson, and the participation of village government officials both through initial coordination, field surveys to community involvement in planning a pilot infiltration structure design as an application of Eco drainage in the courtyard of the RW-04 office which also functions as a Pos Posyandu. Increased capacity and being self-sufficient in the application of Eco drainage are expected to be sustainable to all village communities. It expected the result will provide a multiplier effect in transforming Cibodas Village into an Ecovillage Village for the sustainability of the Citarum River as a water resource, since enable to play a role in the management of the Ciwidey watershed and the Citarum watershed in general. Abstract in BahasaDesa Cibodas, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung berada di daerah hulu di wilayah sub-DAS Ciwidey, yang merupakan salah satu subDAS yang berada dalam DAS Citarum. Pengelolaan sumber daya air dengan menerapkan prinsip ekodrainase sebagai salah satu cara dalam konservasi air perlu diterapkan di wilayah ini. Metode pemberdayaan masyarakat terdiri dari 3 tahap yaitu tahap koordinasi bersama mitra dan survey lapangan, persiapan dan pelaksanaan PkM. Kegiatan koordinasi sebagai upaya kolaboratif dalam membangun kemitraan dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari dukungan penuh dari Kepala Desa, Ketua BUMDes serta partisipasi aparat pemerintah desa baik melalui koordinasi awal, survey lapangan hingga pelibatan masyarakat dalam merencanakan percontohan desain bangunan resapan sebagai penerapan ekodrainase di halaman Kantor RW04 yang sekaligus juga berfungsi sebagai Pos Posyandu. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertujuan untuk meningktkan kapasitas masyarakat dalam perencanaan dan implementasi ekodrainase dimulai dengan memberikan pemahaman dasar serta sifat teknis infratruktur ekodrainase dan dilanjutkan dengan percontohan desain ekodrainase bagi pemerintah desa, dan penggerak masyarakat agar dapat menerapkan ekodrainase dalam mengelola limpasan air hujan. Pemberdayaan serta kemandirian dalam penerapan ekodrinase diharapkan dapat berkelanjutan kepada seluruh masyarakat desa, sehingga mampu memberikan multiplier efek dalam mewujudkan Desa Cibodas menjadi Desa Ecovillage, sehingga dapat berperan dalam pengelolaan DAS Ciwidey pada khususnya dan DAS Citarum pada umumnya, untuk keberlanjutan sumber daya air Sungai Citarum.
MAPPING THE SPATIAL VARIATION OF RIVERS WATER QUALITY USING MULTIVARIATE ANALYSIS. A CASE STUDY OF GREATER JAKARTA, INDONESIA Ramadhani Yanidar; Djoko Mulyo Hartono; Setyo Sarwanto Moersidik; Yves Andres
INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY VOLUME 6, NUMBER 1, APRIL 2023
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/urbanenvirotech.v6i1.16198

Abstract

Urban activities and runoff deteriorated the river water. Aim: This study aims to determine the primary contamination and mapping river's water quality variation in Greater Jakarta. Methodology and Results: Multivariate analysis was employed by Factor Analysis and Cluster Analysis (FA and CA) using the 12 parameters of the water quality dataset from 76 sampling stations in 19 rivers in the Greater Jakarta Region, Indonesia, between 2014 and 2015. The FA result showed that almost 66.6% of the total variance in water quality data was associated with four significant variators of which 36.12% identified the main parameters BOD, COD, TP, ammonia, nitrate, and detergent. The cluster analysis grouped the sampling locations into 3 (three) clusters to indicate the spatial classifications of river water. Cluster 1 indicates pollutants from the residential area, Cluster 2 from residential and commercial areas, while Cluster 3 is majorly pollutants from industrial areas. Conclusion, significance, and impact study: The results showed the conductivity and TDS concentrations in cluster 3 are higher than the others since most of the sampling points are located near an industrial area or downstream close to the estuary. The mapping gave a better understanding of the river water quality characteristic spatially and could assist local governments in prioritizing river pollution management.
ANALISIS CLUSTER CURAH HUJAN TAHUNAN DI INDONESIA Ramadhani Yanidar; Endrawati Fatimah
Jurnal Lingkungan dan Kota VOLUME 2, NUMBER 2, NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/bhuwana.v2i2.16369

Abstract

Water is critical for long-term socioeconomic growth. Rainfall is one of the water sources.. Many factors contribute to disparities of rainfall patterns in Indonesia. The study aims to detect and map the implication of clustering annual rainfall patterns in each province in Indonesia using the annual provincial rainfall data 2011 to 2015. K Means Clustering using an unsupervised learning technique was applied for rainfall events by employing rainfall measurement data from one of Indonesia's rain stations in each province. The clustering results indicate that the two provinces in cluster I have very low water availability, cluster II has moderate rainfall with rainy days under 200 days, i.e. wet months of seven months, and cluster III has a very wide variation in maximum and minimal rainfall. The results demonstrate the trend of locations vulnerable to water availability in the provinces of Central and West Sulawesi. Rainfall should be managed as a potential water source in face of the extreme dry season, particularly in three provinces in cluster III: South Sumatra, Papua, and Maluku. Rainfall clustering in Indonesia is expected to be used as a dataframe, as well as a preliminary analysis to reinforce local rainfall, as well as basis for managing and exploiting rainfall, as well as planning mitigation and adaptation to climate change in Indonesia.
Priorities in The Phasing Design of Rangkasbitung Sub-District Sewerage System Lani Oktaviani; Ramadhani Yanidar; Lailatus Siami
Journal of Environmental Engineering and Waste Management Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : President University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33021/jenv.v8i1.3850

Abstract

Rangkasbitung Sub-district (105 25’ – 106 30’ EL and 6 18’ – 7 00’ SL) is the capital city of Lebak Regency which has an area of 7,252 Ha. Based on the Master Plan of Lebak Regency 2014 – 2034, It will be built the toll roads and industrial areas in Nameng Village, Citeras Village, and Mekarsari Village. Therefore the Rangkasbitung will become a rapidly growing urban area. The sanitation services are still 60,63%. To achieve the Goal 6 of SDGs, then this paper aims to design an analytical technique the sewerage system in order to achieve sanitation for all, and to recommend the planning phases in order to be effective and efficient sewerage system until the end of the 2040. The Sewerage system design has anticipated the Ciujung River and Ciberang River with seven (7) tributaries that pass through this sub-district. The location of the Waste Water Treatment Plant (WWTP) is designed at a low elevation, namely in Kolelet Wetan, Nameng, and Mekarsari Village by considering the flood-free areas and topography. The recommendations for the construction phases are based on population density and the service area of the WWTP location. The total wastewater discharge is designed as 510.367 L/sec, which will be implemented into two phases. The first phase will build WWTP A = 208.937 L/sec and WWTP B = 275.188 L/sec, then WWTP C = 26.242 L/sec in the second phase. The design of the trunk sewer has a total 24,556 m length, of which 19,043 m will be in the first phase and 5,513 m will be in the second phase. The diameter of the trunk sewer ranges from 300 mm to 1,000 mm. The first phase indicated depth by diameter (d/D) ratio in the range of 55% - 78%, and the velocity range of 0.68 – 2.24 m/sec. The final phase indicated 61% - 75% and the velocity range of 0.69 – 2.24 m/sec.
Analyzing Spatial Groundwater Salinity Using Multivariate Analysis and Multiple Linear Regression Models Kristin Ina Binna; Ramadhani Yanidar; Sheilla Megagupita Putri Marendra; Herika Muhammad Taki; Ariani Dwi Astuti
Journal of Community Based Environmental Engineering and Management Vol. 8 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Department of Environmental Engineering - Universitas Pasundan - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jcbeem.v8i1.12708

Abstract

The increase in the amount of groundwater withdrawal will inevitably pose a threat of seawater intrusion. The purpose of this research was to identify the distribution of shallow groundwater salinity in North Jakarta, West Jakarta and Central Jakarta and to develop a regional model of shallow groundwater salinity distribution. The data used in this study was that of the groundwater quality monitoring, obtained from the Regional Environment Status Book (SLHD), published by The Environment office of Greater Jakarta released in 2022, involving a total of 121 sample points in North Jakarta, West Jakarta, and Central Jakarta. The primary data was taken at 6 (six) sampling locations for model validation purposes. The study began with data grouping, using the Hierarchical Cluster Analysis (HCA) method. The results of identifying the highest distribution of salinity are in cluster 3 (three). A model was subsequently developed, after removing the outliers, with multiple linear analysis methods using the variable the distance from the coastline (X1), well depth (X2) and hardness (X3), to determine the influence of EC, TDS and salinity distribution in shallow groundwater. The results obtained are as follows; EC Models: YEC3 = -1.879+ (1.19.X1) + (5.08.X3). TDS models: YTDS3 = -2.211.30 + (0.81.X1) + (101.41.X2) + (4.07.X3). Salinity models: Ysalinity3 = -0.07+ (6.75×10-5.X1) + (2.4×10-4.X3). Model verification results for R2EC3 = 0.70; R2TDS3 = 0.92; R2salinity3 = 0.88. Validation results produce 21.14% for EC, 8.21% for TDS, and 22.87% for Salinity. This needs further research by increasing the number of primary samples.