Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PERBEDAAN DIAMETER TALI NILON SEBAGAI BAHAN KOLEKTOR TERHADAP JUMLAH PENEMPELAN SPAT, KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN TIRAM MUTIARA (Pinctada maxima) Party A.T Langkameng; Sunadji Sunadji; Agnette Tjendanawangi
Jurnal Akuatik Vol 4 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.247 KB) | DOI: 10.1007/aquatik.v4i2.5361

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan diameter tali nilon sebagai bahan kolektor terhadap jumlah penempelan spat tirammutiara dan diameter tali nilon yang optimal menghasilkan jumlah penempelan spat tirammutiara. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dan bertempat di laboratorium PT. Timor Otsuki Mutiara (TOM), Kabupaten/Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu : Perlakuan A (kolektor dengan diameter 3 mm); Perlakuan B (kolektor dengan diameter 9 mm); Perlakuan C (kolektor dengan diameter 12mm); dan Kontrol (kolektor dengan diameter 6 mm). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu perlakuan C (12 mm) memiliki kelimpahan spat tertinggi sebesar 24800 Ind/m2 dan kelimpahan spat terendah terdapat pada perlakuan A (2511,1113 ind/m2) yang lebih besar dari kontrol (2625,926 ind/m2). Pertumbuhan panjang spat yang paling tinggi pada perlakuan C (1585 µ) dan paling rendah terdapat pada perlakuan A (1180 µ). Kelangsungan hidup pada perlakuan B (86,28 %) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A (9,37 %), perlakuan C (69,32 %) dan Kontrol (39,26 %). Hasil anova menunjukkan perbedaan tali nilon memberikan pengaruh yang nyata (P > 0,05) terhadap jumlah spat yang menempel, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup tiram mutiara (Pinctada maxima). Jika menggunakan tali nilon sebagai kolektor, sebaiknya menggunakan tali dengan ukuran 9 mm dan dengan menggunakan jenis tali yang berbeda sebagai kolektor. Kata kunci: Tiram mutiara (Pinctada maxima), diameter tali nilon
Performa Sosial Ekonomi Budidaya Makroalga Pesisir Kabupaten Kupang: Review Keberlanjutan Usaha 20 Tahun Sejak Insepsi Welem Turupadang; Marcelien Dj Ratoe Oedjoe; Sunadji Sunadji
Jurnal Akuatik Vol 4 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.483 KB) | DOI: 10.1007/aquatik.v4i2.5956

Abstract

Makroalga sudah menjadi salah satu ciri khas komoditas perikanan budidaya di pesisir Kabupaten Kupang sejak insepsinya awal tahun 2000-an. Adapun tujuan review ini untuk untuk memberikan gambaran sosial dan ekonomi tentang praktek sukses maupun kegagalan budidaya rumput pesisir Kabupaten Kupang. Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan pesisir Kabupaten Kupang, yakni Kupang Barat, Semau, Semau Selatan, dan Sulamu. Sembilan desa dan 27 responden terpilih secara acak untuk pengumpulan data melalui aplikasi Android ODK (Kobo Collect©). Secara umum, setelah dua dekade berjalannya budidaya rumput laut di Kabupaten Kupang ternyata telah memberikan kontribusi pada kesejahteraan bagi masyarakat pesisir. Masyarakat paling banyak memilih metode tali tunggal panjang (monoline/longline). Pada awalnya masyarakat pesisir menjadikan aktivitas ini sebagai alternatif saja, sekarang telah menjadikannya sebagai sumber pendapatan utama keluarga. Kecamatan Semau dan Kupang Barat tercatat sebagai daerah dengan produkktivitas paling tinggi pesisir Kupang berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah di kedua kecamatan tersebut. Aktivitas padat karya dicirikan dengan lebih dari setengah keterlibatan anggota keluarga dalam proses budidaya. Tenaga kerja tergolong masih dalam usia produktif yaitu rata-rata 49 tahun bagi wanita dan 50 tahun bagi pria. Namun yang masih menjadi kendala adalah pemakaian repetitif propagul vegetatif serta pemakaian spesies tunggal.
Upaya Memperbaiki Kualitas Air Dan Warna Ikan Nemo (Amphiprion percula) Dengan Penggunaan Komposisi Filter Yang Berbeda Rofika Rahayu; Sunadji Sunadji; Ade Yulita Hesti Lukas
Jurnal Akuatik Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.119 KB) | DOI: 10.1007/aquatik.v5i1.6538

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan komposisi filter berbeda terhadap kualitas air dan terhadap warna ikan nemo. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen rancangan acak lengkap (RAL) 3 perlakuan 3 ulangan. Komposisi filter yang digunakan yaitu (A) sabut kelapa 0% + kerikil 20% + arang kusambi 30% + zeolit 50%, (B) sabut kelapa 10% + kerikil 20% + arang kusambi 30% + zeolite 40% (C) sabut kelapa 20% + kerikil 20% + arang kusambi 30% + zeolite 30%. Data yang di kumpulkan yaitu kualitas air suhu, salinitas, pH, DO, ammonia, kelulushidupan ikan (SR), warna ikan, berat mutlak dan panjang mutlak. Hasil penelitian menunjukkan nilai suhu salinitas, pH, DO dan amonia pada perlakuan A, B dan C menunjukan nilai yang masih dalam batas toleransi hidup ikan. komposisi filter berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan (SR), warna ikan serta berat dan panjang mutlak ikan nemo. Perlu adanya penelitian lanjutan terkait komposisi filter perlakuan B (sabut kelapa 10% + kerikil 20% + arang kusambi 30% + zeolit 40%). dimana penggunaan komposisi sabut kelapa 5% dan 15%, komposisi zeolit antara 35% dan 45%. Kata kunci : Ikan nemo, sistem resirkulasi, komposisi filter, sabut kelapa, kerikil, arang kusambi, zeolit.
KONTRIBUSI PENDAPATAN DAN CURAHAN WAKTU KERJA ISTRI PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA Astylia Abuk Bria; Sunadji Sunadji; Yulianus Linggi
Jurnal Akuatik Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.503 KB) | DOI: 10.1007/aquatik.v5i1.6542

Abstract

This research was conducted in West Kupang District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara Province in October-November 2020. The aim of the study was (1) to determine the average contribution of the seaweed cultivator's wife's income to household income in order to determine the role of income. seaweed cultivator wife on household improvement. (2) to determine the average amount of time spent working for the social activities of the wives of seaweed cultivators, both formal and non-formal. The population in this study is the wife of seaweed cultivators who work as seaweed workers who live in West Kupang District, Kupang Regency, while the samples taken proportionately from each of the existing villages, where the number of samples is 60 respondents spread across three villages namely Bolok, Tesabela and Tablolong. And to determine the respondent (sample) from each village using accidental sampling method, where the sample taken is based on the population found with the consideration that the population distribution is not even in each village. And the data sources used are primary data and secondary data. The data analysis used is descriptive quantitative, namely the discussion of the variables of the wife's role in increasing household income. Quantitative analysis is using the analysis of income contributions. The results of this study indicate that the activities carried out by the wife in the process of cultivating seaweed in helping to increase household income are processing seaweed for sale with the highest number or at most 37 people or with a presentation value of 61.67% while the lowest or a little with a total income of one million to one million and five hundred with a presentation value of 20% with the number of respondents 12 people. The average contribution of the wife's income to the household income of seaweed cultivators is 37%, which is in the sufficient category. Keywords: Contribution of income, Spending of wife's working time, household inco
Pengaruh Musim Pancaroba Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Karaginan Pada Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Elisabeth AD Wangge; Marcelien Dj Ratoe Oedjoe; Sunadji Sunadji
Jurnal Akuatik Vol 5 No 1 (2022): Maret
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.122 KB) | DOI: 10.1007/aquatik.v5i1.6544

Abstract

alvarezii merupakan rumput laut penghasil kappa karaginan yakni senyawa polisakarida yang umumnya dimanfaatkan dalam industri pangan, farmasi, kosmetik, tekstil dan biodiesel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim pancaroba terhadap pertumbuhan dan kandungan karaginan serta kandungan proksimat dari rumput laut K. alvarezii. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 45 hari terhitung dari bulan maret hingga bulan mei 2020 pada musim pancaroba di Perairan Batubao, Desa Tesabela Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Rumput laut K. alvarezii dibudidaya degan meggunakan metode long line dan uji karagenan di Laboratorium Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Kupang. Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data pertumbuhan harian, pertumbuhan mutlak, serta kualitas air kemudian dinalisis secara deskriptif disertai dengan tabel. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh terhadap pertumbuhan mutlak rumput laut yang dibudidaya pada musim pancaroba yaitu sebesar 72,3 gram. Sedangkan, laju pertumbuhan harian rumput laut K. alvarezii yang dibudidaya pada musim pancaroba yaitu berkisar antara 0,48-1,6 gr%/hari. Nilai suhu pada musim pancaroba berkisar antara 24-33 0C, salinitas 27-34 ppt, pH6,8-7,4, kecepatan arus 0,16-0,20 cm/detik dan gelombang 0,25-5 m. Hasil analisis kandungan karaginan rumput laut yang diperoleh sebesar 13,3 %. Sedangkan hasil analisis kandungan proksimat rumput laut yang dibudidaya pada musim pancaroba diperoleh kadar protein 4,408 %, kadar lemak 0,887 %, serat kasar 4,000 % dan karbohidrat sebesar 29,58 % Kata Kunci : Kappaphycuz alvarezii, Pertumbuhan, karaginan, kadar protein, kadar lemak, serat kasar dan karbohidrat.
IDENTIFIKASI PARASIT Anisakis sp PADA IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer), KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus), DAN KERAPU (Epinephelus sp) YANG DIPEROLEH DI PERAIRAN TELUK KUPANG Aprilia M. Paremme; Yuliana Salosso; Sunadji *
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.481 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v9i2.40

Abstract

Anisakis sp merupakan parasit yang bersifat zoonosis untuk mengetahui tingkat prevalensi dan intensitas serangan cacing anisakis pada ikan Kakap Putih (Lates calcarifer), Ikan Kakap Merah (Lutjanus sanguineus), dan Ikan Kerapu (Epinephelus sp) yang diperoleh di Perairan Teluk Kupang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 2 November 2017 sampai 4 Desember 2017 di Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana dan pengambilan sampel dari Tempat Pelelangan Ikan Oeba Kupang Nusa Tenggara Timur. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel, grafik dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan positif serangan pada ikan kakap merah dan kerapu yang ditemukan pada organ usus, otot, dan lambung. Pada ikan kakap putih tidak didapatkan cacing yang menempel. Nilai prevalensi pada ikan kakap putih yaitu 0%, ikan kakap merah 36,67%, dan kerapu sebesar 76,67%. Nilai intensitas serangan pada ikan kakap putih 0 ind/ekor, kakap merah 2 ind/ekor, dan kerapu 11 ind/ekor.  Nilai Faktor kondisi pada ikan yang terserang parasit belum menunjukkan pengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan ikan kakap merah, dan kerapu.
Rumput Laut (Kappaphycus Alvarezii) sebagai Komoditas Unggulan dalam Meningkatkan Nilai Tambah Bagi Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Nusa Tenggara Timur [Seaweed (Kappaphycus Alvarezii) as Potential Commodity in Added Value Development for The Prosperity of Sumba Timur Regency Communities, Nusa Tenggara Timur Province] Marcelien Djublina Ratoe Oedjoe; Felix Rebhung; Sunadji Sunadji
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v11i1.10992

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi nilai tambah di antara tiga stakeholder utama pada usaha budidaya rumput laut di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu pembudidaya, pedagang dan industri rumput laut telah dilakukan. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh lewat survei, observasi langsung, wawancara dan diskusi kelompok (Focus Group Discussion, FGD). Sampel/unit usaha budidaya rumput laut diambil secara representative dan purposive. Data yang dikumpulkan dianalisis secara deskriptif disertai perhitungan Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP) dan Benefit Cost ratio (B/C). Hasil menunjukkan nilai PBP = 0,72 yang berarti unit usaha dapat mengembalikan modal dalam 8 bulan. Nilai BEP per unit usaha budidaya rumput laut sebesar Rp. 3.435,77 dan BEP produksi sebesar 2.007,50 kg. Nilai B/C ratio 1.09 menunjukkan bahwa usaha rumput laut di lokasi study layak dilaksanakan. Nilai tambah pada pembudidaya sebesar Rp 3.575/kg, pedagang sebesar Rp 2.175/kg dan industri rumput laut sebesar Rp 41.000/kg. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa pada tingkat kelayakan usaha budidaya rumput laut di NTT dewasa ini, nilai tambah tertinggi dinikmati oleh industri pengolahan rumput laut, diikuti pembudidaya dan pedagang.AbstractThis study aims to determine the distribution of value added among the three main stakeholders in seaweed farming in the Province of East Nusa Tenggara (NTT), namely the farmers, traders and seaweed industries. The study applied a qualitative and quantitative method through a survey, direct observation, and interviews. Data were representatively and purposively collected. The study used descriptive analysis, focus group discussion, and simple mathematics. Results showed that payback period was 0.72 meaning that the investment could be returned in 8 months; break-even point (BEP) per seaweed culture business unit was IDR. 3,435.77; the break-even point of production was 2,007.50 kg; benefit-cost (B/C) was 1.09 meaning that the seaweed culture was feasible to do. There were 3 successive seaweed marketing channels such as producer, collector, merchant, manufacturer, consumer, or direct delivery from producers to consumers, producer to collecting merchant, big merchant to the consumer. The added value was IDR. 3,575/kg for the seaweed farmer, IDR. 2,175/kg for big merchant, and IDR. 41,000/kg for seaweed industry.
Penambahan ekstrak buah pepaya pada pakan buatan terhadap peningkatan kecerahan warna ikan badut (Amphiprion ocellaris) Seran, Maria Florida Abuk; Sunadji, Sunadji; Tobuku, Ridwan
Jurnal Aquatik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/aquatik.v5i2.8469

Abstract

Penelitian bertujuan Untuk mengetahui apakah ekstrak buah pepaya pada pakan buatan mampu meningkatkan warna pada ikan Badut (A. ocellaris) dan untuk mengetahui dosis ekstrak buah pepaya yang optimal untuk meningkatkan kecerahan warna pada ikan Badut (A. ocellaris). Pengumpulan data dari bulan mei-juli di UPT Oesapa, kecamatan kelapa lima. Rancangan yang di gunakan dalam penelitiaan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Terdiri dari perlakuan control (tanpa ekstrak buah pepaya ), perlakuan A (ekstrak buah pepaya 5 mg), perlakuan B (ekstrak buah papaya 10 mg), dan perlakuan C (ekstrak buah pepaya 15 mg). Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan ekstrak buah pepaya dengan dosis yang berbeda dalam dalam pakan dapat meningkatkan kecerahan warna ikan badut. Peningkatan tertinggi diperoleh pada perlakuan C yaitu penambahan 15 mg/g ekstrak buah pepaya dalam pakan komersial nilai kecerahan warna 4.1. Sedangkan berat mutlak dan kelulushidupan ikan badut tidak berbeda antar setiap perlakuan. Kata kunci : Ekstrak buah papaya, ikan badut, kecerahan, kelangsungan hidup
Strategi usaha tambak ikan bandeng (Chanos chanos) di Desa Bipolo Kecamatan Sulamu Erwindo, Vanesa Yan; Dahoklory, Nicodemus; Sunadji, Sunadji
Jurnal Aquatik Vol 5 No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/aquatik.v5i2.8474

Abstract

This research aims to find out the business strategy of milkfish ponds (Chanos chanos) in Bipolo Village of Sulamu Subdistrict. This research was conducted for a period of 1 (one) month, in the Bipolo Village Area of Sulamu Subdistrict with the number of research samples as many as 13 people who worked as bandeng pond cultivators in Bipolo Village. The methods used in this study in the form of interviews, observations, documentation, and analysis are used, namely SWOT analysis. From the results of the study showed that the business development strategy with SWOT analysis lies in quadrant I. That is, it has progressive strengths and opportunities using so (Strength Opportunities) strategy. The strategies used are the management of natural resources and increasing the capacity of human resources to maximize the quantity and quality of production of bandeng fish, conducting market analysis to determine the production cycle of milkfish. The results of the SWOT matrix recommend that the strategy for the development of milkfish enlargement business is to maximize existing resources by increasing the capacity of pond farmers to milkfish enlargement techniques. Keywords: Milkfish Pond Bussines, Strategy, SWOT Analysis
Pengaruh Kepadatan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Abalon (Haliotis Sp) yang Dipeliara di Keramba Apung Nahak, Fabianus; Linggi, Yulianus; Sunadji, Sunadji
Jurnal Aquatik Vol 6 No 1 (2023): Maret
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/aquatik.v6i1.9863

Abstract

Kerang abalon merupakan salah satu komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup abalon (Halitus sp) yang dipelihara di keramba apung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) meliputi 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Pada setiap perlakuan P1 padat tebar 25 ekor abalon/wadah, P2 padat tebar 50 ekor abalon/wadah, P3 padat tebar 75 ekor abalon/wadah, P4 padat tebar 100 ekor abalon/wadah. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pertumbuhan kerang abalon menunjukan perlakuan A sebesar 0,2 ± 0,06 gr. Sedangkan untuk perlakuan B, C dan D memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 0,1 0,06 gr. Tingkat kepadatan masing-masing perlakuan berbeda, akan tetapi dengan waktu pemeliharaan yang sama. Nilai rata-rata pertumbuhan berat mutlak kerang abalon pada perlakuan B (padat tebar 50 ekor), C (padat tebar 75 ekor) dan (padat tebar 100 ekor) padat tebar relatif sama, tetapi cenderung lebih tinggi pada perlakuan A (padat tebar 25 ekor). Hasil analisis statistik dengan ANOVA menunjukan bahwa F hitung < F tabel yang artinya perbedaan perlakuan padat tebar pada penelitian tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan berat mutlak kerang abalon. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu 26-29ºC,PH 7,6-8,6 dan salinitas 25-30 ppt. Kata kunci : Abalon, Kepadatan, Keramba apung