Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

FAKTOR KERABAT SEBAGAI PELAKU KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK Ahmad Fauzi; Muslim Zainuddin
AHKAMUL USRAH: Jurnal S2 Hukum Keluarga dan Peradilan Islam Vol. 3 No. 2 (2023): MARET 2023 - AGUSTUS 2023
Publisher : Prodi Magister Hukum Keluarga Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ahkamulusrah.v3i2.5004

Abstract

Orang yang memiliki hubungan mahram dengan anak seharusnya menjadi pelindungan baginya, justeru menjadi ancaman bagi anak di wilayah yurisdiksi Mahkamah Syar’iyah Subulussalam dan Mahkamah Syar’iyah Subulussalam. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis apa sajakah faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya? bagaimanakah perlindungan hukum terhadap anak korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekatnya dalam proses persidangan di Mahkamah Syar’iyah Kota Subulussalam dan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan? dan persamaan dan perbedaan beberapa putusan Majelis Hakim pada Mahkamah Syar’iyah Kota Subulussalam dan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan terkait kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya? Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan menggunakan pendekatan kasus. Bahan hukum primer yang digunakan yaitu Qanun Hukum Jinayat dan putusan Mahkamah Syar’iyah. Analisis data dilakukan secara kualitatif berdasar data yang diperoleh dari bahan hukum primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya di Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Subulussalam adalah dangkalnya pemahaman agama dari masing-masing anggota keluarga itu sendiri, pertengkaran antara suami dengan istri, sering melihat hal-hal porno yang berkaitan dengan hubungan seksual anak di bawah umur, rasa penasaran terhadap anatomi tubuh anak, dominasi orang dewasa terhadap anak, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual juga berhak mendapatkan perlindungan hukum di dalam proses persidangan seperti didampingi oleh pendamping baik dari orangtua atau pekerja sosial lainnya. Adapun perbedaan dan persamaan putusan Mahkamah Syar’iyah Kota Subulussalam dengan Mahkamah Syar’iyah Tapaktuan terkait kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh orang terdekatnya adalah perbedaan dari segi vonis putusannya, sedangkan persamaannya adalah dari segi pertimbangan hukum terkait kepentingan terbaik bagi anak korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang terdekatnya
The Interpretation of the Hadith on the Characteristics of Women and Its Implications for Islamic Law Yahya, Agusni; Zainuddin, Muslim
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 5, No 1 (2021): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v5i1.9593

Abstract

This study discusses an analysis of the hadith about the characteristics of women and its implications for Islamic law. This article uses a study of the sanad (chain) and matan (wording or contents) of a hadith. It uses the theory of ma'anil hadithor science that discusses the meanings of a hadith, which allows the emergence of a textual and contextual understanding of a hadith. The understanding of a hadith is analyzed from the Islamic law perspective. This study concludes that the sanad (chain) and matan (wording or contents) of this hadith are authentic. The Sanad (chain) is authentic because it continues to the Messenger of Allah, the narrators are fair, dhabit and there is no zyudz or illat found. Nevertheless, this hadith should be understood contextually or symbolically-metaphorically, although there are scholars who understand it textually or literally. The content of the hadith teaches humans that when dealing with women, they should be careful and treat them wisely because their character and nature are like crooked ribs. They should neither be treated harshly because it will break, nor left unnoticed because it will make them go astray. However, the hadith cannot be understood textually because it leads to women subordination; the hadith should be interpreted contextually instead, and by so doing women will be treated equally and fairly. Therefore, it is important to understand this hadith contextually to allow a fair treatment for women and with dignity because it will affect the interpretation of the Islamic law and Islamic teachings in general are maintained.
Protection of Women and Children in the Perspective of Legal Pluralism: A Study in Aceh and West Nusa Tenggara Zainuddin, Muslim; Nyak Umar, Mukhsin; Sumardi, Dedy; Mansari, Mansari; Khalil, Zakki Fuad
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 8, No 3 (2024): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v8i3.22203

Abstract

The coexistence of Islamic law, customary law, and the national legal system within empirical societies remains an ongoing phenomenon. The consequences of such legal pluralism have implications for the protection of women and children. This study aims to examine the dynamics of legal relationships, the determination of diverse laws among the people of Aceh and West Nusa Tenggara, and the factors influencing the contestation of legal choices that impact legal favoritism towards women and children. This study employed a juridical empirical legal research method with a legal pluralism approach. Data were obtained by means of in-depth interview and document study. The interviews were conducted with customary leaders, religious leaders, and academics, whilst document analysis included journal articles, laws, and relevant books. The study took place in two locations: Aceh and West Nusa Tenggara Provinces. The findings of the study reveal that the dynamics of the relationship between customary law, religious law, and state law run concurrently in the context of the application of family law and criminal law. Some members of the community follow customary law and religious law, while others follow state law. The determination of law among the people of Aceh and Lombok is based on the legal consciousness of the community concerned. The choice of law in societal reality has an impact on favoritism towards women and children. The choice of state law tends to guarantee legal certainty and can provide legal protection for women and children. Conversely, the choice of religious law and customary law may sometimes be detrimental to women and children.
Divorce Problems and Community Social Capital in Realizing Family Resilience in Aceh Zainuddin, Muslim; Mansari, Mansari; Filzah, Nadhilah
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 6, No 2 (2022): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v6i2.15080

Abstract

Divorce is a matter that is always fascinating to explore within Islamic law since it affects not only legal but also social and cultural issues. Therefore, various ways are carried out by the community to suppress the divorce rate so that family resilience should be maintained. This study aims to discuss to proleptic divorce practices that occur in Aceh, community response, and the socio-capital in the form of traditional values and religious leaders in Acehnese society to realize family resilience. This is an empirical legal study employing a sociology of law methodology. Interviews and literature reviews were utilized as methods of data collection. The data demonstrated that social changes in Aceh contributed to an increase in divorce rates. The response of the community to divorce is litigation, peudame (reconciling), and non-litigation (through the court). Traditional and gampong (village) officials with cultural and legal authority, such as the keuchik(village head), tuha peut, head Jurong (neighborhood chief), and teungku imuem, are involved in the resolution of disputes. Meanwhile, divorces that cannot be handled by customary means will be moved to the Religious Courts. In the context of legal sociology theory, however, customary and cultural values as social capital in the form of support from traditional and religious leaders can help the maintenance of family resilience.
STRATEGI PERLUASAN CAKUPAN AKTA KELAHIRAN SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK ANAK DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR Zainuddin, Muslim; Mansari, Mansari
INTERNATIONAL JOURNAL OF CHILD AND GENDER STUDIES Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/equality.v4i1.4479

Abstract

Akta kelahiran anak memiliki peran penting bagi dirinya supaya terlindungi dari tindakan eksploitasi dan trafficking yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab.Negara wajib menfasilitasinyasebagai wujud pemenuhan hak anak.Namun kepemilikan akta kelahiran belum merata dimiliki oleh anak di wilayah Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam pengurusan akta kelahiran dan strategi yang digunakan untuk memperluas cakupan akta kelahiran di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan lokasi penelitian di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.Data diperoleh melalu wawancara secara mendalam dengan responden dan observasi langsung.Responden dalam kajian ini terdiri dari Petugas Disdukcapil Banda Aceh dan Aceh Besar, Tokoh gampong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor penyebab masyarakat yang tidak mengurusi akta kelahiran, yaitu : belum menganggap penting akta kelahiran, letak geografis yang terlalu jauh, sibuk dengan rutinitasnya, biaya transportasi. Strategi yang digunakan adalah membuat MoU, Pencatatan Kelahiran Online, Pencatatan Kelahiran Berbasis Gampong, Program Pelangi, Program Door to Door, belajar praktek baik ke Pasuruan Jawa Timur dan Sosialisasi secara intensif kepada masyarakat dan berpartisipasi pada moment-moment tertentu.
The Relationship Between Self-Concept and the Tendency of the Cinderella Complex Among Female Students Living Away from Home in Banda Aceh Afrila, Siti Widya; Safrilsyah, Safrilsyah; Ridha, Usfur; Zainuddin, Muslim
Fathana Vol. 1 No. 2 (2023): Fathana: Jurnal Psikologi Ar-Raniry
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/fjpa.v1i2.509

Abstract

The Cinderella Complex is a network of attitudes and fears, most of which are repressed, that prevent women from fully utilizing their intellectual abilities and creativity. This study aims to examine the relationship between self-concept and the tendency of the Cinderella Complex among female students living away from home in Banda Aceh. This research employed a quantitative approach using a correlational method. The measurement instruments used were the Self-Concept Scale, developed by the researcher based on the aspects proposed by Calhoun and Acocella (1990), and the Cinderella Complex Scale, which was constructed based on the aspects suggested by Dowling (1995). The study involved 200 female students who were living independently in Banda Aceh. The sampling method used was non-probability sampling with the purposive sampling technique. Hypothesis testing was conducted using the Spearman correlation test. The results showed a correlation coefficient of r = -0.426 with a significance value (ρ) = 0.000, indicating a highly significant negative relationship between self-concept and the tendency of the Cinderella Complex. This means that the higher the level of self-concept, the lower the tendency toward the Cinderella Complex; conversely, the lower the self-concept, the higher the tendency toward the Cinderella Complex among female students living away from home in Banda Aceh.
IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NO.14 TAHUN 2018 PASAL 7 HURUF B TENTANG PENCEGAHAN PERNIKAHAN USIA ANAK TAHUN 2019/2020 DI KOTA BANDA ACEH Muslim Zainuddin; Aklima; Annisa Rossa
Sanger Journal: Social, Administration and Government Review Vol. 1 No. 2 (2023): Sanger Journal: Social, Administration and Government Review
Publisher : Program Studi Ilmu Administrasi Negara Bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sanger.v1i2.4379

Abstract

Kajian ini focus pada pembahasan tentang praktik pernikahan dini di kota Banda Aceh melalui Peraturan Pemerintah Kota Banda Aceh Nomor 14 Tahun 2018 pasal 7 huruf tentang Pencegahan pernikahan usia anak dengan menggunakan teori implemetasi Merriam. S. Grindle. Analisis ini dilakukan berdasarkan peningkatan data pernikahan anak di Aceh semakin meningkat dari tahun 2019 ke 2020 dengan jumlah 22,61% berdasarkan data BKBN sedangkan data Pernikahan anak dikota banda aceh mencapai 36 kasuspertahun praktik pernikahan dini. Sehingga kajian ini focus pada strategi implementasi dan factor pendukung serta penghambat Pencegahan praktik pernikahan dini berdasarkan Peraturan Walikota. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan pemerintah kota diantaranya Kerjasama antar sektor, Sosialiasi, Penguatan Sumber Daya Masyarakat (orang tua dan anak) dengan factor pendukung tersedia regulasi dalam mewujudkan kota layak anak. Sedangkan factor penghambat implementasi peraturan walikota yaitu sistem komunikasi yang tidak tuntas antar sektor, minim nya pengetahuan orang tua terhadap dampak praktik pernikahan dini pada anak serta pengaruh lingkungan.
Strategi Dinas Pertanian dan Pangan dalam Pemberdayaan Petani Kopi di Kabupaten Bener Meriah Zamharira, Cut; Maya Sari, Sintia; Zainuddin, Muslim
Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science Vol. 10 No. 2 (2025): Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jai.v10i2.7647

Abstract

Setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia, Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar keempat di dunia.  Sesuai data dari Kementerian Pertanian tahun 2018, Aceh merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bener Meriah.  Sehingga mayoritas mata pencaharian warga daerah ini adalah bertani kopi.  Keunggulan kopi Gayo telah dikenal sampai ke mancanegara.  Akan tetapi belum ada upaya yang menyeluruh dari pihak pemerintah daerah sebagaimana amanat dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.  Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah dalam memberdayakan para petani kopi serta kendala yang dihadapi oleh pihak dinas.  Melalui metode penelitian kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa dalam upaya pemberdayaan petani kopi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bener Meriah telah melakukan beberapa strategi; Ppndidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, sistem dan sarana hasil perkebunan, serta fasilitas pemberdayaan dan permodalan.  Sedangkan beberapa hambatan yang ditemui adalah rendahnya SDM, anggaran yang terbatas, kurangnya kesadaran petani untuk mengupgrade pengetahuan agar hasil kopi mereka bernilai jual lebih tinggi, serta tidak adanya pengawasan berkelanjutan yang dilakukan oleh dinas dalam upaya penguatan kelembagaan petani.