Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Identification of the Secondary Metabolites and Characterization of Lagerstroemia Loudonii T. & B. Faramayuda, Fahrauk; Hermanto, Faizal; Windyaswari, Ari Sri; Riyanti, Soraya; Nurhayati, Viola Aditya
Journal of Islamic Pharmacy Vol 6, No 1 (2021): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v6i1.11351

Abstract

Bungur  (Lagerstroemia loudonii T. B) is a type of plant widely grown in Indonesia and can be found in teak forests, mixed forests, and is found as ornamental plants or protective trees on the roadside. In the fruit section, Lagerstroemia loudonii is used as antituberculous and antimalarial. On the bark, the part is used as antidiarrheal. Based on some parts of the Lagerstroemia loudonii  plants' activity data, this plant has the potential to be developed into traditional medicine. Standardized traditional medicine material is necessary to identify efficacious compounds and characterization in some parts of Lagerstroemia loudonii. The purpose of this research is to develop Lagerstroemia loudonii into traditional herbal medicine or standardized herbal medicine. Identification of efficacious compounds and characterization of crude leaf drugs, bark, stems, and fruit of Lagerstroemia loudonii. The phytochemical screening phase of the crude drugs of leaves, bark, stems, and fruit ofLagerstroemia loudonii against includes examining alkaloids, flavonoids,  quinones, tannins, polyphenols, saponins, steroids and triterpenes, monoterpenoids and sesquiterpenoids. The determination of the characteristics of raw material carried out includes nonspecific parameters. Nonspecific parameters are the determination of total ash content, water-soluble ash content, acid insoluble ash content. each experiment was carried out three times and calculated the average yield and deviation.  Identification results of the class of efficacious compounds in some parts of the Lagerstroemia loudonii  plant are on the leaves and fruits containing alkaloids, flavonoids, saponins, quinones, tannins, polyphenols, monoterpenoids, and sesquiterpenoids as well as steroids and triterpenoids. At the bark and stem, the bark contains alkaloids, flavonoids, saponins, quinones, tannins, polyphenols, monoterpenoids, and sesquiterpenoids. Characterization results of Lagerstroemia loudonii  leaf extract total ash content 4.45 ± 0.30% w/w, water-soluble ash content 4.08 ± 0.27% w/w, acid insoluble ash content 0.59 ± 0.06% w/w, the extract specific gravity was 0.59 ± 0.063. Lagerstroemia loudonii  stem bark extract, total ash content 1.94 ± 0.12% w/w, water-soluble ash content 1.47 ± 0.03% w/w, acid insoluble ash content 0.24 ± 0.02% w/w, the extract specific gravity is 0.82 ± 0.01. Lagerstroemia loudonii  stem extract, total ash content3.18 ± 0.16% w/w, water-soluble ash content 2.36 ± 0.38% w/w, acid insoluble ash content 0.43 ± 0.07% w/w, extract specific grafity 0.81 ± 0.01. Lagerstroemia loudonii  fruit extract, total ash content 11.45 ± 1.16%w/w, water-soluble ash content 10.1 ± 1.49% w/w, acid insoluble ash content 1.46 ± 0.88% w/w,extract specific grafity 0.81 ± 0.01. Based on phytochemical screening data and the characterization of bungur plants potential to be developed into raw materials for traditional medicineKeywords: Lagerstroemia loudonii, secondary metabolite, raw material characterization
Edukasi Mengenai Sindrom Metabolik dan Pemanfaatan Herba Seledri sebagai Tanaman Obat Penurun Tekanan Darah Kepada Masyarakat Riyanti, Soraya; Karlina, Yenni; Damayanty, Alfina Chairunnisa; Lisningpuri, Dede Dwi; Maulana, Faza; Zahra, Natasya Shafira; Ahmad, Tasya Maulidiyyah; Putri, Tria Rhobiatul Esa
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.351

Abstract

Sindrom metabolik merupakan kumpulan faktor risiko kelainan metabolik yang memiliki korelasi dengan penyakit tidak menular seperti kolesterol, hipertensi, diabetes mellitus, dan obesitas. Sindrom metabolik ini dapat dicegah melalui penanganan secara farmakologis maupun non farmakologis. Pada penanganan non farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian jamu yang mengandung komposisi dari beberapa tumbuhan berkhasiat. Herba seledri (Apium graveolens) dikenal masyarakat di Indonesia sebagai sayur mayur yang biasa ditemukan dalam beberapa jenis masakan dan memiliki aroma yang khas. Herba seledri mengandung minyak atsiri dan flavonoid yang berkhasiat dalam mencegah penyakit kardiovaskular, kadar glukosa darah tinggi, dan masalah pada kelebihan berat badan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan mengenai manfaat herba seledri dalam mencegah terjadinya penyakit sindrom metabolik seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas dan penyakit jantung koroner. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman masyarakat mengenai sindrom metabolik dan cara pengolahan jamu di wilayah Posyandu Anggrek 21 Cipageran. Jenis kegiatan menggunakan metode pemberian pretest, materi penyuluhan, dan post-test. Hasil persentase mengenai pemahaman responden terhadap sindrom metabolik meningkat dari 88% menjadi 96% sedangkan pada pemahaman mengenai tanaman seledri sebagai penurun sindrom metabolik terdapat peningkatan persentase dari 75% menjadi 92%, sehingga pada pelaksanaan penyuluhan ini berhasil memberikan pengaruh pemahaman dan pengetahuan pada responden.
Penyuluhan Antioksidan dari Tumbuhan untuk Kesehatan Pada Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi Juliastuti, Henny; Yuslianti, Euis Reni; Rakhmat, Iis Inayati; Handayani, Dewi Ratih; Faramayudha, Fahrauk; Riyanti, Soraya; Syam, Akhirul Kahfi; Rahaju, Asih; Suntana, Mutiara Sukma; Sabirin, Indah Puti R.; Khaerunnisa, Rahmadaniah; Adinugraha, Irham M.
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.385

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang manfaat antioksidan dari tumbuhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di kalangan masyarakat Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi. Metode pengabdian masyarakat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang melibatkan warga kampung untuk memahami konsep antioksidan, sumber alami dari tumbuhan yang kaya akan senyawa antioksidan, serta manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Kegiatan penyuluhan ini mencakup ceramah, demonstrasi, dan sesi tanya jawab guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan cara-cara sederhana dalam memanfaatkan tumbuhan sekitar sebagai sumber antioksidan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi antioksidan dari buah, bunga, daun, batang, dan akar tumbuhan untuk menjaga kesehatan. Sebanyak 46 masyarakat Kampung Cireundeu mengisi pretes diakhiri dengan evaluasi yaitu mengisi postes untuk alat ukur sederhana mengevaluasi pemahaman masyarakat tentang tanaman antioksidan. Masyarakat yang terlibat mengikuti kegiatan dengan antusias dan berdasarkan postes menunjukkan nilai pemahaman terhadap materi yang diberikan sangat baik. Melalui pengabdian masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang didapat untuk memperbaiki pola hidup sehat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitarnya sebagai antioksidan. Hasil kegiatan menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap manfaat antioksidan dari tumbuhan untuk kesehatan, sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi.
POTENSI EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. sunti), PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urb.) DAN KAYU MANIS (Cinnamomum Burmanni (C.Ness & T.Ness)) SEBAGAI HERBAL PENUNDA KEPIKUNAN Emeralda, Gerardine; Riyanti, Soraya; Karlina, Yenni
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v8i2.650

Abstract

Demensia atau kepikunan merupakan sindrom yang disebabkan oleh gangguan di otak. Sebanyak 60-70% demensia disebabkan oleh penyakit alzheimer. Penyakit alzheimer disebabkan oleh adanya penurunan asetilkolin (ACh) karena dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase (AChE). Penghambatan aktivitas enzim AChE digunakan sebagai terapi penyakit alzheimer. Tanaman herbal memiliki potensi untuk menghambat enzim asetilkolinesterase karena memiliki banyak kandungan kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan aktivitas peghambatan enzim AChE dari 3 jenis tumbuhan yang ada di Indonesia yaitu jahe merah (Zingiber officinale Roscoe var. sunti), pegagan (Centella asiatica (L.) Urb.), dan kayu manis (Cinnamomum burmanni (C.Ness & T.Ness)) serta kombinasi masing-masing ekstrak. Proses ekstraksi simplisia menggunakan metode maserasi dalam etanol 96%. Pengujian aktivitas penghambat  asetilkolinesterase (AChE) menggunakan metode Ellman. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol herba pegagan, dan kulit kayu manis berturut-turut sebesar 818,011 ug/mL dan 186,737 ug/mL, sedangkan ekstrak etanol jahe merah memiliki nilai IC50 > 1000 ug/mL. Nilai IC50 zat aktif donepezil adalah 0,277 ug/mL. Ekstrak etanol kulit kayu manis menunjukkan aktivitas penghambatan enzim AChE paling baik. Kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan kulit kayu manis dengan nilai IC50 293,166 ug/mL lebih lemah dari ekstrak tunggalnya, diduga sifat kombinasi kedua ekstrak tersebut antagonis. Ekstrak etanol kulit kayu manis paling berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai herbal penunda kepikunan. Kata kunci : Kepikunan, jahe merah, pegagan, kayu manis.   Abstract Dementia is a syndrome caused by a variety of brain disorder. About 60-70% dementia is caused by alzheimer disease. Decrease in acetylcholine level led by the hydrolysis of acetylcholinesterase enzym (AChE) has been the common cause of Alzheimer disease. Inhibitory activity of AChE enzyme is used in the alzheimer disease therapy. Herbal plants have the potential as the AChE inhibitor because it contains a lot of chemical compounds. This study aims at studying the inhibitory activity of acetylcholinesterase enzyme of three plants existing in Indonesia, namely Red Ginger (Zingiber officinale Roscoe var. sunti), Gotu Kola (Centella asiatica (L.) Urb.) and Cinnamon (Cinnamomum burmanni (C.Ness & T.Ness)) as well as the combination of their respective extracts. Simplicia was extracted with maceration method using ethanol 96%. AChE inhibitory activity was tested using Ellman method. The results show that IC50 value of ethanolic extracts of Gotu Kola and Cinnamon herbs are 818.011 ug/mL and 186.737 ug/mL respectively, while for red ginger is > 1000 ug/mL. The IC50 value of donepezil active substance is 0.277 ug/mL. Ethanolic extract of Cinnamon was found to have the best inhibitory activity of AChE enzyme. Combined extracts of red ginger and cinnamon with the IC50 value of 293.166 ug/mL has been the most effective inhibitor of AChE enzyme. Cinnamon ethanolic extract has the greatest potential for further development in the herbal extracts for dementia prevention. Keywords : dementia, red ginger, gotu kola, cinnamon.
PENGARUH METODE FERMENTASI TERHADAP PENINGKATAN KANDUNGAN KIMIA DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI PADA BEBERAPA TANAMAN: Artikel Review Puspitasari, Melisa; Riyanti, Soraya
Jurnal Buana Farma Vol. 4 No. 3 (2024): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v4i3.1138

Abstract

Fermentation is a process that involves the chemical transformation or breakdown of complex organic substances or other food components into simpler compounds through the action of natural enzymes and fermenting microorganisms. The purpose of this literature review is to explore the impact of fermentation methods on the enhancement of phytochemical content and pharmacological activity in various plants. Journal searches were conducted on Google Scholar, PubMed, and ScienceDirect. The results revealed that fermentation methods can increase the chemical content and pharmacological activity of a plant. Microorganisms that are frequently used in the fermentation process, such as Bacillus subtilis and actobacillus brevis, can increase the total phenol content and enhance antioxidant activity. Factors influencing the fermentation process in improving the chemical content and pharmacological activity of a plant include treatment methods, duration of fermentation (incubation), microorganisms used, and the concentration of inoculum used.
Mini Review Tinjauan Farmakognosi dan Pemanfaatan Tanaman Kelor (Moringa oleifera L.) Sebagai Antidiabetes Riyanti, Soraya; Jariya, Ainun; Syahputri, Eka Qurniati
Majalah Farmasetika Supl. 9 No. 1, Tahun 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v9i7.59281

Abstract

Penderita diabetes setiap tahun prevalensinya terus mengalami peningkatan danmemerlukan obat antidiabetes yang digunakan setiap hari. Penggunaan obatantidiabetes dilaporkan menimbulkan efek samping seperti perut kembung, mual,gangguan pencernaan, dan hipoglikemik. Pemanfaatan bahan alam dalam membantumenangani kondisi hiperglikemia dapat menjadi alternatif dalam mengurangi efeksamping dari penggunaan obat antidiabetes. Tanaman kelor (Moringa oleifera L.)dilaporkan kaya akan nutrisi serta memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.Pemanfaatan tanaman kelor digunakan dalam menangani penyakit diabetes, kosmetik,sumber nutrisi dan juga sayuran. Tanaman kelor termasuk dalam suku Moringaceaeyang memiliki habitus berupa semak dengan batang berkayu. Morfologi daun kelor yaituberbentuk lonjong sampai bulat telur terbalik, ujung tumpul, pangkalnya membulat, dantepinya rata. Daun berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, panjangnya antara 1-3 cm,dan lebarnya antara 4 mm-1 cm. Daun kelor kaya akan nutrisi yang dapat dimanfaatkansebagai bahan makanan terutama pada kondisi kekurangan nutrisi. Kelor mengandungsenyawa metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid.
KAJIAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT SEBAGAI ANTIDIABETES ALAMI Syahputri, Eka Qurniati; Riyanti, Soraya
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v5i2.1349

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is the most common chronic disease worldwide characterized by elevated blood glucose levels from normal values of > 126 mg/dl with a high prevalence that requires ongoing treatment. The use of antidiabetic drugs can cause side effects in long-term use.Indonesia has enormous natural wealth, plants with medicinal properties as natural ingredients have been utilized by the community since long ago. The preparation of this narrative review article was carried out through a literature search using the search engines Google Scholar, PubMed, Research Gate, Science Direct berISSN, SINTA accredited and international journals. The results of the literature study obtained 59 articles showing several families identified and reported to have activity as antidiabetics including Zingiberacecae, Rubiaceae, Caricaceae, Malvaceae, Phyllanthaceae, Verbenaceae, Lythraceae, Myrtaceae, Cucurbitaceae, Moringaceae, Asteraceae, Clusiaceae, Acanthaceae and Moracecae. Based on literature searches, many plants can be used as alternatives in the treatment of diabetes of course with the right dose and processing methods
Pengaruh Variasi Pelarut Etanol-Air Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tempe Karlina, Yenni; Sukrasno, Sukrasno; Riyanti, Soraya; Hairunnisa, Hairunnisa; Hilda, Hilda; Marselyun, Marselyun
Jurnal Kartika Kimia Vol 7 No 2 (2024): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v7i2.865

Abstract

Indonesia has a variety of processed food products made from beans, one of which is tempeh. A traditional Indonesian dish, tempeh is made from soybeans (Glycine max). The bioactive isoflavones contained in tempeh possess phenolic groups that contribute to its antioxidant properties. In addition to isoflavones, compounds such as superoxide dismutase and tocopherol also exhibit antioxidant activity. This study aimed to evaluate the antioxidant activity of tempeh extracts by varying the concentrations of ethanol in the solvent: 96% ethanol, 70% ethanol, 50% ethanol, 30% ethanol, and water. Extraction was performed using ultrasonic-assisted extraction, and antioxidant activity was assessed using the DPPH method, both qualitatively (via dynamolysis and TLC) and quantitatively (using UV-Visible spectrophotometry). The results from the qualitative antioxidant tests using dynamolysis and TLC showed potential antioxidant activity, evidenced by a yellow color change after the sample was sprayed with 0.2% DPPH reagent. Quantitative UV-Visible spectrophotometric testing with quercetin as a standard yielded an IC50 value of 2.86 µg/mL. The IC50results for the extracts in decreasing order of ethanol concentration were as follows: 96% ethanol extract (2638.49 µg/mL), 70% ethanol extract (2559.49 µg/mL), 50% ethanol extract (2288.65 µg/mL), 30% ethanol extract (1945.54 µg/mL), and water extract (2946.45 µg/mL). The highest antioxidant activity was observed in the 30% ethanol tempeh extract, while the lowest antioxidant activity was found in the water extract. These findings indicate that tempeh extracts exhibit antioxidant activity, which varies depending on the ethanol-water solvent composition.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Cimahi-Jawa Barat Mengenai Potensi Tanaman untuk Kesehatan Gigi Yuslianti, Euis Reni; Meliawaty, Florence; Sabirin, Indah Puti R.; Juliastuti, Henny; Rakhmat, Iis Inayati; Handayani, Dewi Ratih; Faramayudha, Fahrauk; Riyanti, Soraya; Syam, Akhirul Kahfi; Rahaju, Asih; Suntana, Mutiara Sukma; Khaerunnisa, Rahmadaniah; Adinugraha, Irham M.
Jurnal Medika: Medika Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/53ye5t32

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dalam kesejahteraan masyarakat, namun masih sering kurang mendapatkan perhatian, terutama di komunitas adat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Padahal, alam menyediakan berbagai tanaman yang memiliki potensi sebagai agen perawatan gigi dan mulut, seperti yang ditemukan di Kampung Adat Cireundeu, Cimahi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat tanaman termasuk daun reundeu bagi kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi. Metode pengabdian masyarakat berupa penyuluhan interaktif dengan partisipasi warga mengenai tanaman berkhasiat antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, dan kaya nutrisi, serta pemeriksaan kesehatan gigi untuk menilai kondisi gigi warga Kampung Adat Cireundeu. Evaluasi dilakukan melalui pretes dan postes terhadap 46 warga sebelum dan setelah penyuluhan Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman termasuk daun reundeu tuntuk kesehatan gigi. Selain itu, kegiatan ini membantu dalam identifikasi masalah kesehatan gigi yang dihadapi warga. Kesimpulan penyuluhan terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai potensi tanaman untuk kesehatan gigi. Sebagai langkah lanjutan, diperlukan program edukasi berkelanjutan dan pendampingan dalam pemanfaatan tanaman secara mandiri guna menjaga kesehatan gigi dan mulut secara optimal.
POTENSI FAMILI MYRTACEAE SEBAGAI ANTIHIPERURISEMIA : REVIEW Jamilah, Putri Ayu Nurul; Riyanti, Soraya
Jurnal Buana Farma Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Buana Farma : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jbf.v5i1.1330

Abstract

Hyperuricemia is a condition of uric acid levels that have increased beyond normal limits in the blood. The prevalence of gout in Indonesia has increased by 11.9% and generally the highest prevalence is at the age of ≥ 75 years at 54.8%. Based on information, gout sufferers in women are higher (8.46%) compared to men (6.13%). The utilization of medicinal plants has been widely practiced by the community in dealing with the problem of gout. This article discusses several plants of the Myrtaceae family that are widely used by the community as traditional medicine in dealing with uric acid problems or as antihyperuricemia. The literature search method was carried out online to get articles from national and international journals. The results of the literature search obtained several plants of the Myrtaceae family, namely Salam (Syzygium polyanthum Wight.), guava (Psidium guajava L.), jamblang (Syzygium cumini L.), cloves (Syzygium cumini L.), and clove (Syzygium cumini L.). ), cloves (Syzygium aromaticum), Kupa (Syzygium polycephalum), guava rose (Syzygium jambos L.), and red shoots (Syzygium myrtifolium Walp.) that have antihyperuricemia activity through In vivo and In vitro testing. This review article can provide information about the potential of the Myrtaceae family that has activity as antihyperuricemia.