Abstrak Pasangan serodiskordan mengacu pada pasangan yang salah satu pasangannya adalah orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman ODHA yang menjalani pernikahan serodiskordan di Indonesia dari sudut pandang ODHA atau index partner. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus pada satu partisipan. Partisipan adalah seorang perempuan HIV-positif yang menikah dengan suami HIV-negatif, dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Analisis data menghasilkan lima tema inti: pengungkapan status; sistem dukungan yang baik; tantangan yang dihadapi dalam pernikahan; komunikasi merupakan aspek penting; pencegahan penularan dan perencanaan dalam memiliki keturunan. Temuan menunjukkan bahwa tantangan utama terkait masalah keuangan akibat biaya pengobatan, pengungkapan status kesehatan anak yang dapat menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat, dan komunikasi yang kurang baik yang dapat menambah stres. Untuk menghadapi tantangan dan mencapai kepuasan dalam hubungan seksual dan pernikahan, pasangan serodiskordan harus memiliki komunikasi yang baik untuk mencapai kesepakatan bersama sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing individu dalam pernikahan. Kata Kunci: Pasangan Serodiskordan, HIV/AIDS, Indonesia AbstractA serodiscordant couple refers to a couple where one partner is HIV/AIDS positive. This research aims to explore the experiences of people living with HIV/AIDS (PLWHA) in serodiscordant marriages in Indonesia from the perspective of PLWHA or the index partner. The study employed a qualitative approach with a case study design involving one participant. The participant, selected through purposive sampling, is an HIV-positive woman married to an HIV-negative husband. Data was collected through in-depth interviews. The data analysis revealed five core themes: status disclosure, a good support system, challenges in marriage, communication as a crucial aspect, and prevention of transmission and planning for offspring. The findings indicate that the main challenges are related to financial issues due to medical costs, disclosing a child's health status that can elicit negative reactions from the community, and poor communication which can increase stress. To address these challenges and achieve satisfaction in sexual relations and marriage, serodiscordant couples must maintain good communication aimed at reaching mutual agreements according to everyone’s needs and desires in marriage. Keywords: Serodiscordant Couples, HIV/AIDS, Indonesia