ABSTRACT Transgender may be a most interesting phenomena of various variants of human sexuality. Transvestites may also referred to as transgender. Transgender identity has not been received in social life, resulting in their movements turn into narrow areas of work undertaken is very limited. The emergence of various figures transvestites to the surface is the first step to be accepted in the community effort. Either through skill, intelligence, and so forth. The purpose of this research is to know and understand about transgender identity in formal profession, and how communication occurs both fellow transvestites as well as with co-workers. The method used is phenomenological study, with a qualitative descriptive research. This study draws conclusions that identity as a transgender person can be both subjective and objective. In a show of subjective self-identity as a transvestite, and a fifth informant aware of who he was as a transvestite. Meanwhile, objective self-identity as a transsexual, living as women have been acceptable in his family and friends, although it had received a rejection of the family, but he has been successfully demonstrated by the achievements attained. Keywords: identity , transgender , formal profession.ABSTRAK Waria barangkali menjadi suatu fenomena yang paling menarik dari berbagai varian seksualitas manusia. Waria dapat disebut pula sebagai kaum transgender. Belum diterimanya identitas diri waria dalam kehidupan sosial, mengakibatkan ruang gerak mereka berubah menjadi sempit, bidang pekerjaan yang dijalani pun sangat terbatas. Munculnya berbagai figur waria ke permukaan merupakan langkah awal usaha untuk diterima di masyarakat. Baik melalui keahlian, kecerdasan dan lain sebagainya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta memahami mengenai identitas diri waria dalam profesi formal, dan bagaimana komunikasi yang terjadi baik sesame waria maupun dengan rekan kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah studi fenomenologi, dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini memberikan simpulan bahwa identitas diri sebagai seorang waria dapat bersifat subyektif dan obyektif. Dalam menunjukkan identitas diri subyektif sebagai seorang waria, dan kelima informan menyadari siapa dirinya sebagai seorang waria. Sedangkan, identitas diri obyektif sebagai seorang waria, hidup sebagai perempuan telah dapat diterima di keluarga dan temannya, meskipun sempat mendapat penolakan dari keluarga tetapi ia telah berhasil menunjukkan dengan prestasi-prestasi yang dicapainya. Kata Kunci: identitas diri,waria,profesi formal