Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Evaluation and Implementation of Nutrition Surveillance System in Bukittinggi Sulastri Sulastri; Aria Gusti; Ade Suzana Eka P
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v14i2.1066

Abstract

Background: Nutritional surveillance monitors nutritional status to inform policy and programme decisions to improve community nutrition, including stunting. Chronic malnutrition and recurring illnesses cause stunting, which is when a child's length or height falls below the health minister's guidelines. Challenges include: not all Posyandu are active/covered low, not all targets have been input into the EPPGBM application (Toddlers and Pregnant Women), the use of the EPPGBM application in Community Health Centres has not been optimal, not all health workers and cadres have received height measurement training, coordination at each level, the monitoring system, and supervision to ensure height measurement quality. Due to its impact on the newborn, the first 1,000 days are critical. Permanent and lasting damage. Providing nutrition assistance at community health centre with surveillance can avoid stunting.Methods: The employed approach is participatory in nature, wherein partners are engaged to actively participate in various activities, while being supported by a dedicated staff that serves as a valuable resource and facilitator. The data analysis conducted for training purposes is to facilitate the implementation of the stunting surveillance programme, which is anticipated to encompass many sectors. This programme will primarily focus on monitoring and reporting nutrition-related activities, with a particular emphasis on stunting routines.
ANALYSIS OF RECORDING AND REPORTING SYSTEM OF THE TUBERCULOSIS CONTROL PROGRAM IN PUBLIC HEALTH CENTER IN PADANG CITY Febriani, Elvira Radhiatul
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2744

Abstract

Problems in the implementation of recording and reporting of tuberculosis control programs in community health centers are still found, there are differences in the data recorded in the Tuberculosis Information System (SITB) with manual recording, which affects the quality of TB data and TB program achievement indicators. This research aims to analyze the implementation of recording and reporting of the tuberculosis program from the input, process and output aspects. This type of research is qualitative and was carried out in January-August 2023 at two health centers, namely Andalas Health Center and Pauh Health Center. Interviews were conducted with eight informants using purposive sampling technique. Recording and reporting at both health centers is carried out manually and electronically (SITB) starting from patients, laboratories and logistics. The difference found was that the recording at the Andalas Community Health Center was consistent in filling out manual and SITB forms, in contrast to the Pauh Community Health Center where there were still inconsistencies that affected the quality of the data produced. In both community health centers, incomplete data was still found. Recording is carried out every day and reporting is sent to DKK Padang in the form of monthly, quarterly and annual reports. The implementation of TB program recording and reporting at both community health centers is in accordance with implementation guidelines but is not yet optimal. It is recommended that both community health centers maximize data entry in the manual register and SITB completely.
Analisis Strategi Penjaringan Terduga TB Di Puskesmas Parak Karakah Dan Puskesmas Andalas Fichriyah, Dhea Lulu
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2623

Abstract

Pendahahuluan: Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2022 terdapat Puskesmas dengan angka penjaringan Terduga TB rendah dan belum mencapai target (100%) yaitu Puskesmas Dabok Tunggul Hitam 33,3%, Puskesmas Lubuk Begalung 31, 4%, dan Puskesmas Parak Karakah 6,5%. Dan penjaringan terdugan TB yang tinggi yaitu Puskesmas Andalas 98,7% dan Puskesmas Air Tawar 86,5%. Tujuan: Mengetahui informasi mendalam tentang pelaksanaan penjaringan terduga TB di Kota Padang tahun 2023 diantara Puskesmas dengan capain penjaringan terduga TB tinggi dan rendah. Metode: metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Informan dipilih berdasarkan teknik non-probability sampling dengan purposive sampling dan snowball. Informan berjumlah 11 orang. Instumennya pedoman wawancara dan lembar observasi dengan menggunakan Metode triangulasi sumber dan metode. Hasil: hal yang membedakan pelaksanaan penjaringan terduga TB di Puskesmas Andalas dan Parak Karakah terdapat pada Input, Proses. Pada Puskesmas Andalas kekurangan cartridge, sedangkan pada Puskesmas Parak Karakah sarana dan prasarananya belum memadai. Dalam proses penjaringan aktif di Puskesmas belum terlaksana dengan baik dikarenakan kekurangan SDM, dan terdapat stigma masyarakat mengakibatkan. Kesimpulan: Puskesmas Andalas sudah bagus dalam penjaringan TB, sedangkan di Puskesmas Parak Karakah masih belum maksimal, dikarenakan sarana dan Prasaran, SDM serta stigma dari Masyarakat mengenai TB.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan Hidup Pasien Koinfeksi TB-HIV : Tinjauan Sistematis Husna, Nadiyatul
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2606

Abstract

Koinfeksi Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan tantangan kesehatan global yang signifikan. Pasien yang mengalami koinfeksi ini memiliki risiko lebih tinggi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas. Pada Tahun 2022, kematian TB dengan HIV positif dilaporkan sebanyak 2,1 per 100.000 penduduk di dunia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV. Penelitian ini menggunakan metode systematic review dan database yang digunakan yakni PubMed dan ScienceDirect dengan menggunakan beberapa kata kunci dengan Boolean operators “AND” serta menggunakan instrument PRISMA. Hasil penelitian menunjukan dari 15 studi yang ditelaah, terdapat 28 variabel yang berhubungan dengan ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV. 12 dari 15 studi menemukan bahwa jumlah CD4 yang rendah merupakan faktor yang ditemukan berhubungan dengan ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV. Sedangkan sepertiga studi lainnya menemukan bahwa status pengobatan ARV, usia lebih tua, dan jenis TB merupakan faktor yang berhubungan dengan ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV. Variabel yang paling banyak ditemukan berhubungan dengan ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV adalah jumlah CD4 yang rendah, kondisi tersebut mencerminkan adanya penurunan sistem kekabalan tubuh yang parah sehingga mengarah kepada prognosis buruk terhadap ketahanan hidup pasien koinfeksi TB-HIV.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KASUS RABIES DI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2020-2021: STUDI EKOLOGI Toras, Muhammad; Putri, Ade Suzana Eka; Nursal, Dien Gusta Anggraini
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2759

Abstract

Rabies adalah penyakit zoonosis yang memiliki tingkat Case Fatality Rate (CFT) mencapai 100% bagi pasien yang belum diberikan vaksinasi. Upaya pemberantasan rabies di Indonesia belum berhasil dilakukan karena berbagai tantangan yaitu cakupan vaksinasi belum mencapai minimal 70% didaerah tertular dan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Lyssa (kasus kematian) yang masih fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhui kejadian rabies terhadap peningkatan ataupun penurunan kasus rabies dan upaya pencegahan rabies. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi yang membandingkan populasi yang sama pada waktu yang berbeda dan dilanjutkan analisis berganda. Populasi diambil di Provinsi Sumatera Barat yang terdiri dari 19 kabupaten/kota dalam kurun waktu dua tahun (2020-2021) dan statistik provinsi Sumatera Barat. Variabel dalam penelitian ini meliputi jumlah kasus rabies yang positif laboratorium dan Lyssa/mati, jumlah kasus gigitan hewan pembawa rabies (GHPR), jumlah vaksin hewan Pembawa rabies (HPR), Jumlah populasi penduduk, sex ratio, Kepadatan penduduk, Jumlah Puskesmas, Indeks pembangunan manusia (IPM), Persentase penduduk miskin dan tingkat partisipasi angkatan kerja. Hasil penelitian menunjukkan, variabel yang berhubungan dengan jumlah kasus positif rabies di Provinsi Sumatera Barat adalah Vaksinasi HPR (p-value 0,004) dan Jumlah Puskesmas (p-value 0,025). Adapun variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kasus positif rabies yaitu jumlah puskesmas (B=0,523). Kasus GHPR, vaksinasi HPR, populasi penduduk, sex ratio, jumlah puskesmas, IPM, persentase penduduk miskin, dan tingkat partisipasi angkatan kerja dapat mempengaruhi jumlah kasus positif rabies di Sumatera Barat sebesar 52,3%.
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis pada Anak di Kota Padang Tahun 2022 Aufa, Salma Winda; Putri, Ade Suzana Eka; Haq, Arinil; Masrizal, Masrizal; Kasra, Kamal
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.2730

Abstract

Kasus TB anak di Kota Padang mengalami kenaikan. Untuk menekan laju pertumbuhan dan morbiditas, peran petugas kesehatan dalam penemuan kasus dan pengobatan pasien sangat dibutuhkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis pada anak di Kota Padang Tahun 2022. Penelitian menggunakan desain studi case control dengan mencocokan umur dan jenis kelamin. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pegambiran, Andalas, dan Anak Air pada bulan Maret-April 2023. Populasi yang digunakan adalah pasien yang tercatat di formulir TB 06 tahun 2022 dengan 80 sampel. Teknik pengambilan sampel kasus menggunakan Simple Random Sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Dari hasil uji bivariat terdapat varibel yang memiliki hubungan dengan kejadian tuberkulosis pada anak yaitu riwayat kontak, pendapatan orang tua, dan keberadaan perokok dirumah. Disarankan Dinas Kesehatan Kota Padang dan Puskesmas dapat meningkatkan pelaksaan skrining TB dalam penemuan kasus baru dan mengoptimalkan pemberian TPT.
Determinan Perilaku Imunisasi Measles Rubella dengan Pendekatan Health Belief Model Feby Febriany; Ade Suzana Eka Putri; Sri Siswati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 13 No 02 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v13i02.3048

Abstract

Pandemi COVID-19 berdampak besar pada sektor kesehatan di Indonesia, khususnya imunisasi MR, dengan fluktuasi cakupan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat dikaji dengan pendekatan Health Belief Model. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku imunisasi MR. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain crossectional, untuk mencari determinan dari perilaku imunisasi mr dengan menggunakan pendekatan health belief model. Populasi penelitian ini sebanyak 5.107 orang, pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling, dan berlokasi di tiga puskesmas Kota Bukittinggi dengan 102 ibu sebagai responden. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik. Variabel yang berhubungan meliputi pengetahuan (nilai p = 0,003), efikasi diri (nilai p = 0,004), persepsi kerentanan (nilai p = 0,047), keparahan (nilai p = 0,002), manfaat (nilai p = 0,023), hambatan (nilai p = 0,036), dan dukungan keluarga (nilai p = 0,000). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku imunisasi MR adalah dukungan keluarga (nilai p = 0,000; PR = 15,374).
SOSIALISASI RANCANGAN PEMBANGUNAN NAGARI SUMANIAK KECAMATAN SALIMPAUNG KABUPATEN TANAH DATAR YANG RESPONSIF TERHADAP DAMPAK PANDEMI COVID-19 Ade Suzana Eka Putri; Jendrius Jendrius; Masrizal Masrizal; Jenita Sari
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v4i1.281

Abstract

The Covid-19 pandemic has had a comprehensive impact on all aspects of people's lives. The government has launched the Disaster Resilient Village program 2014 in empowering rural communities to face disasters. When the Covid-19 pandemic struck in West Sumatra, this program was echoed again in the form of the Nagari Tageh Program. However, the government and the Nagari community still need strengthening in planning and implementing this program. This activity aims to assist the community and the Sumaniak Nagari Government in preparing a Nagari development plan that is responsive to the impact of the Covid-19 pandemic through strengthening community empowerment. This activity was carried out in 2020 with the stages of identifying problems and priority needs of the Nagari community in reducing the impact of the Covid-19 pandemic, identifying programs and activities to resolve these problems, and discussing program financing through the Nagari government budget. This activity has resulted in programs and activities that have been agreed by the community and the Nagari government to be implemented in 2021. The resulting development plan reflects a development plan that is responsive to community problems and needs and is participatory because it involves the community in its preparation. Through partnership activities with Unand, the team will become Nagari partners starting from the planning, implementation, monitoring, and evaluation stages of the Nagari Tageh development program so that Nagari Sumaniak is ready to face pandemics and other disasters in the future and become an Independent Nagari in all aspects of development.
PENINGKATAN KAPASITAS LEGAL DRAFTING PEMERINTAHAN MELALUI PENYUSUNAN PERATURAN NAGARI DI SUMANIAK KECAMATAN SALIMPAUNG KABUPATEN TANAH DATAR Ade Suzana Eka Putri; Hengki Andora; Jendrius Jendrius; Masrizal Masrizal
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v5i2.378

Abstract

Nagari Sumaniak has so much potential in various aspects that it can be developed. This potential has been utilized well, but there is still some potential that has not been fully utilized. In the aspect of governance, it was identified that the Sumaniak government had difficulties in drafting nagari regulations due to the lack of information obtained by the nagari governments related to the preparation of nagari regulations. Meanwhile, the readiness of human resources (governments) is needed as actors in the regions in carrying out government affairs. For this reason, it is necessary to increase the capacity of the nagari governments in drafting nagari regulations through legal drafting training for the nagari governments. The aim of this activity is to increase the understanding and ability of the nagari governments through drafting regulations in the nagari. The activity was carried out in 2020-2021 at Nagari Sumaniak. The target of this activity is the entire Nagari government in Sumaniak. The method used in this activity is the PRA (Participatory Rural Appraisal) method to prepare a CAP (Community Action Plan). Activities are carried out through various stages, such as FGD / brainstorming with nagari governments, revision and drafting of nagari regulations, as well as training related to legal drafting for nagari governments. From the various activities that have been carried out, it can be seen that there is motivation throughout the nagari governments to make a real contribution in providing ideas and support in the preparation of the nagari. Then, increase the capacity of the nagari governments in preparing the nagari after the training. All resources are committed to being able to assist in the development of the nagari. It is recommended for the nagari government to always carry out regular training and improve its quality and capacity in carrying out work professionally. Then, it is hoped that the local governments can provide further understanding to the community, especially regarding the nagari governments in making a nagari regulations.
GAMBARAN INDIKATOR P2TB DI PROPINSI SUMATERA BARAT Ade Suzana Eka Putri
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 2 No 2 (2008): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v2i2.33

Abstract

Usaha global untuk memberantas TB semakin diperkuat, termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban tinggi TB. Untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan jaringan program yang kuat di semua daerah. Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat ikut memberikan kontribusi dalam hal ini. Terlihat dari penemuan kasus menular (BTA+) di antara seluruh kasus TB paru yang diobati, convertion ratedan cure rateyang telah mencapai target nasional. Namun bila convertion rate dan cure rate yang tinggi diikuti dengan penemuan kasus (CDR) yang tinggi pula, tentu saja TB dapat ditanggulangi segera. Banyak cara dan strategi yang dapat dilakukan sebagai upaya akselerasi pemberantasan TB melalui penjaringan penderita. Pemerintah sebagai decision maker perlu memilih rencana yang paling efektif dan efisien untuk dilaksanakan di daerahnya. Selain itu dibutuhkan komitmen semua pihak untuk menjamin keberhasilan program TB. Sehingga visi a world free of TB bisa terwujud.