Kondisi reproduksi seorang perempuan dapat dinilai dari keberlangsungan siklusovarium dan siklus endometrium. Stres yang terjadi secara kronis dapatmempengaruhi siklus reproduksi tersebut. Folikulogenesis yang merupakanbagian dari siklus ovarium dipengaruhi oleh interaksi antara oosit, sel granulosadan sel teka. Komunikasi ini bertujuan sebagai pemberi nutrisi dan sinyalpengatur yang diperlukan untuk maturasi. Tebal lapisan sel granulosa terutamapada fase folikel antral dapat digunakan sebagai marker homeostasis sel dalammempertahankan keberlangsungan folikulogenesis. Membuktikan stres kronisdengan metode chronic unpredictable mild stress (CUMS) dapat menurunkantebal lapisan sel granulosa pada Rattus novergicus. Unit sampel dibagi menjadidua kelompok yakni kelompok kontrol tanpa stres dan kelompok perlakuandengan CUMS 22 hari. Setelah 24 jam dari perlakuan terakhir, tikus dikorbankandan dibuat preparat ovarium dengan pewarnaan hematoxilin eosin. Pengukuransecara histologi tebal lapisan sel granulosa folikel antral di bawah mikroskopdengan menggunakan mikrometer. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Independent T-Test. Hasil uji dalam α = 0.05, nilai T = 2.540, nilai ( ), dapat disimpulkan menolak H0hitung (ada perbedaan signifikan). Makadapat diartikan terdapat penurunan signifikan tebal sel granulosa folikel antralantara kelompok kontrol dibanding kelompok perlakuan. Stres kronis dapatmenurunkan tebal lapisan sel granulosa folikel antral.Kata kunci : stres kronis, tebal lapisan sel granulosa, folikel antralĀ