Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengaruh Perbedaan Jenis Pemanis dan Bahan Baku Terhadap Karakteristik dari Sirup Nanas Adhamatika, Adhima; Putri, Destiana Adinda
Food Scientia : Journal of Food Science and Technology Vol 3 No 2 (2023): Juli - Desember
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/fsj.v3i2.6470.2023

Abstract

One of the processed products from pineapple is syrup. However, the use of natural ingredients such as fruit in processing syrup has weaknesses, both in terms of changes in color, taste, aroma and appearance. Therefore, when making pineapple syrup, flavorings are often used. The aim of this research is to increase the use of pineapple fruit and determine the differences in the quality of pineapple syrup produced with different types of sweeteners and types of ingredients in making pineapple syrup. The method used was a Randomized Block Factorial Design with 2 factors, namely the type of sweetener (sucrose, sucrose and glucose syrup) and the type of ingredient (pineapple flesh, pineapple synthetic flavors). The results showed that differences in the type of sweetener and type of ingredients had a significant effect on color (L*, a*, b*), viscosity, pH, total dissolved solids, water content, vitamin C and total acids, and sensory attributes (color, aroma, taste, and texture). The best treatment was obtained in the SG1 formulation using sucrose and glucose syrup sweetener and pineapple flesh. The quality characteristics of of this syrup are that it has an L* value 36.44; a* 24.21; b* 50.45; viscosity 94.89 cP; pH 4.53; TPT 33.66 ºBrix; water content 55.52%; vitamin C 7.25 mg/100g; total acid 4.05%; aroma 4.20; color 3.80; taste 4.20; and texture 4.33. This formulation can be developed into alternative use of the pineapple commodity that has a functional value.
Analysis of Storage and Packaging Conditions on Physicochemical Characteristics of Eggplant (Solanum melongena L.) Adhamatika, Adhima; Meidayanti, Karina; Indraloka, Aldy Bahaduri
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.01.5

Abstract

AbstractEggplant (Solanum melongena L.) is a horticultural product widely distributed in Indonesia and is an easily damaged commodity during storage. Suitable storage conditions are needed to increase the eggplant's shelf-life. This study aims to determine the differences and the best conditions of packaging type, storage temperature, and shelf-life to maintain and improve the eggplant's quality. This research was conducted using a Nested Design with three replications. The analysis used includes weight loss, moisture content, ash content, pH, firmness level, protein content, fat content, and carbohydrates content. The results indicate that storage at cold temperatures (±8 °C) can inhibit metabolic processes, so there is a decrease in protein and carbohydrate content due to lower respiration processes than eggplant stored at room temperature (±27 °C). The type of polyethylene (PE) plastic packaging can reduce the potential for damage to eggplant during storage and increase the eggplant's shelf-life compared to brown kraft paper bag packaging and without packaging, which is characterized by better weight loss, protein, carbohydrates, and texture. Storage treatment for five days at cold temperatures (±8 °C) with PE plastic packaging was the best treatment in this study.Keywords: eggplant, packaging, storage, temperature Abstrak Terung (Solanum melongena L.) merupakan produk tanaman hortikultura yang sudah banyak tersebar di Indonesia dan merupakan komoditas yang mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan. Kondisi penyimpanan yang sesuai dibutuhkan untuk meningkatkan umur simpan terung. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan dan kondisi terbaik penggunaan jenis kemasan, suhu penyimpanan, dan umur penyimpanan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas terung. Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Nested dengan tiga kali ulangan. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisa susut bobot, kadar air, kadar abu, pH, kekerasan, protein, lemak, dan karbohidrat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu dingin (±8 °C) dapat menghambat proses metabolisme sehingga terjadi penurunan kandungan protein dan karbohidrat yang disebabkan proses respirasi lebih rendah dibandingkan terung yang disimpan pada suhu ruang (±27 °C). Jenis kemasan plastik polyethylene (PE) mampu menurunkan potensi kerusakan terung selama penyimpanan dan meningkatkan umur simpan terung dibandingkan kemasan kraft paper bag cokelat dan tanpa kemasan yang ditandai hasil susut bobot, protein, karbohidrat, dan tekstur yang lebih baik. Perlakuan penyimpanan lima hari pada suhu dingin (±8 °C) dengan kemasan plastik PE merupakan perlakuan terbaik pada penelitian ini.Kata kunci: pengemasan, penyimpanan, suhu, terung 
Pengaruh Proses Pasteurisasi Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia pada Proses Commissioning Pengolahan Susu di Teaching Factory Pengolahan Susu Politeknik Negeri Jember Triardianto, Dimas; Choirun, Annisa’u; Adhamatika, Adhima; Wibisono, Yossi; Surateno, Surateno
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 1 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i1.1487

Abstract

Susu menjadi produk pangan dengan produksi dan konsumsi cukup besar di Indonesia. Hal ini dikarenakan tingginya nilai nutrisi pada susu yang baik untuk tubuh manusia. Namun tingginya nilai nutrisi mengakibatkan susu menjadi mudah busuk. Berdasarkan hal itu, Politeknik Negeri Jember membangun Teaching Factory pengolah susu sebagai sarana pendidikan, dan pembuatan produk unggulan. Sebagai Teaching Factory yang baru terbentuk, perlu dilakukan commissioning produksi untuk mengevaluasi peforma mesin peralatan dan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kualitas fisik dan kimia proses pasteurisasi pada susu. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah lemak, solid non fat, laktosa, protein, dan berat jenis. Pengukuran parameter tersebut dilakukan dengan alat LactoStar dan dilanjutkan dengan analisa statisitk Uji T. Hasil menunjukan terdapat pengaruh signifikan berupa penurunan nilai pada lemak, solid non fat, laktosa, dan protein pada susu hasil pasteurisasi dibanding susu segar sebelum diproses. Sementara nilai berat jenis tidak berpengaruh signifikan antara susu pasteurisasi dan susu segar.
Evaluasi Nilai Nutrisi, Cemaran Bakteri, dan Cemaran Logam Pada Susu Pasteurisasi Hasil Commisioning Teaching Factory Pengolahan Susu Politeknik Negeri Jember Triardianto, Dimas; Choirun, Annisa’u; Adhamatika, Adhima; Wibisono, Yossi; Surateno, Surateno
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 1 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i1.1493

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai nutrisi, cemaran bakteri, dan cemaran logam dari produk susu pasteruisasi hasil commisioning. cemaran mikroba yang dianalisis berupa bakteri coliform dan salmonella. Lalu, cemaran logam yang dianalisis berupa besi, dan uji kualitatif kandungan logam berat. Seluruh analisa tersebut dilakukan di Laboratorium Analisa Pangan, Politeknik Negeri Jember. Hasil pengukuran parameter kualitas Nilai Nutrisi, Cemaran Bakteri, dan Cemaran Logam pada susu segar sebelum diolah dan susu pasteurisasi menunjukan proses pasteurisasi pada susu menurunkan nilai nutrisi, pada parameter kalsium susu segar bernilai 127 ± 1,24, setelah proses pasteurisasi bernilai 124 ± 2,42 Cmg/100gr. Parameter magnesium pada susu segar bernilai 14 ± 1,41, setelah proses pasteurisasi bernilai 12 ± 1,11 Mg/100gr. Parameter protein pada susu segar bernilai 3,6 ± 0,00, setelah proses pasteurisasi bernilai 3,3 ± 0,01 %. Parameter lemak pada susu segar bernilai 3,99 ± 0,04, setelah proses pasteurisasi bernilai 3,70 ± 0,01 %. Selain itu, proses pasteurisasi menurunkan nilai kandungan bakteri coliform yang awalnya bernilai > 24 menjadi > 18 Mpn/gr dan menurunkan nilai kandungan salmonella yang awalnya 1,2 x103 menjadi 0,0 x 101.
Penurunan Kadar Protein Ikan Lemuru Bumbu Kuning Kaleng Serta Pendugaan Umur Simpan Dengan Metode Arrhenius Adhamatika, Adhima; Wijaya, Rizza; Sari, Elok Kurnia Novita; Brilliantina, Aulia; Triardianto, Dimas; Choirun, Annusa'u
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 1 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i1.1494

Abstract

Ikan merupakan produk pangan yang cukup potensial di Indonesia. Salah satu yang berperan dalam industri perikanan yaitu TEFA (Teaching Factory) Fish Canning di Politeknik Negeri Jember. Produk baru yang dikembangkan dalam tahap penelitian saat ini yaitu ikan lemuru bumbu kuning dalam kaleng. Namun, produk ikan kaleng TEFA Fish Canning ini belum dikaji umur simpan sehingga akan berbahaya jika dikonsumsi oleh konsumen dalam waktu yang melebihi expired date. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mutu dari ikan lemuru bumbu kuning dalam kaleng yang diuji dengan melihat kadar protein selama penyimpanan. Penurunan protein dapat digunakan sebagai parameter kerusakan suatu bahan makanan. Penyimpanan dilakukan selama 1 bulan dengan pengamatan yang dilakukan setiap 7 hari hingga 28 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu ikan lemuru bumbu kuning dengan parameter pengujian kadar protein didapatkan mengalami penurunan dengan meningkatnya suhu (30⁰C, 45⁰C, dan 60⁰C) dan lawa waktu penyimpanan (0, 7, 14, 21, dan 28 hari). Hasil pengujian arrhenius menunjukkan jika produk ikan lemuru bumbu kuning dalam kaleng dapat memiliki umur simpan sebesar 224 hari dengan kondisi penyimpanan 30⁰C.
Mutu Kimia Teh Kulit Kopi Kering (Cascara) dan Aktivitas Antioksidan Berdasarkan Proses Pengeringan yang Berbeda Wibisono, Yossi; Handayani, Anna Mardiana; Adhamatika, Adhima; Ardhiarisca, Oryza; Sari, Elok Kurnia Novita; Haqqi, Mohammad Izmaul
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 1 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i1.1666

Abstract

Kulit kopi (daging buah ceri) merupakan hasil samping pengolahan kopi yang berpotensi menjadi cascara (teh kulit kopi yang dikeringkan). Saat ini kulit kopi banyak digunakan untuk membuat teh cascara atau dalam bentuk minuman seduh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kimia dan aktivitas antioksidan teh kulit kopi kering (cascara) berdasarkan proses pengeringan yang berbeda (sinar matahari dan proses pengeringan kabinet). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengeringan yang berbeda mempengaruhi kadar air, kadar fenol total, kadar tanin, kadar kafein dan aktivitas antioksidan pada sampel. Kadar air, kadar fenol total, kadar tanin dan kadar kafein cenderung menurun dengan pengeringan menggunakan mesin pengering kabinet. Aktivitas antioksidan sampel berada pada kategori IC50 sedang, berkisar antara 97,93 -141,91 ppm.
Pengaruh Waktu Pengeringan Terhadap Karakteristik Kimia dan Sensoris Teh Cascara Excelsa Safira, Inna; Brilliantina, Aulia; Putri, Andieny Mashita; Santoso, Agus; Triardianto, Dimas; Adhamatika, Adhima
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 1 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i1.1667

Abstract

Cascara adalah kulit kopi yang telah melalui proses pengeringan menggunakan sinar matahari atau oven. Hasil pengeringan teh cascara dapat dipengaruhi oleh lamanya waktu pengeringan. Salah satu jenis kopi yang dapat dimanfaatkan menjadi teh cascara adalah kopi excelsa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengeringan terhadap karakteristik kimia dan sensoris teh cascara excelsa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 2 kali pengulangan dan variasi waktu pengeringan terdiri atas 6 jam, 8 jam, 12 jam, dan 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbaik dari teh cascara kopi excelsa pada perlakuan pengeringan 6 jam dengan hasil tertinggi pada nilai total fenol sebesar 1,36 mg/g, aktivitas antioksidan 79,14%, kadar kafein 0,121% dan pH pada waktu pengeringan 24 jam sebesar 5,55. Pada uji sensoris nilai tertinggi warna dan rasa pada waktu pengeringan 6 jam, sedangkan kriteria aroma nilai tertinggi pada waktu pengeringan 24 jam.
PENGARUH METODE PENGERINGAN DAN PERSENTASE TEH KERING TERHADAP KARAKTERISTIK SEDUHAN TEH DAUN BIDARA (Ziziphus mauritiana L.) Adhamatika, Adhima; Murtini, Erni Sofia
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 9 No. 4: October 2021
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2021.009.04.1

Abstract

Bidara merupakan tanaman tradisonal yang daunnya mengandung tinggi polifenol sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk teh herbal. Pengeringan daun bidara sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa, warna, dan aroma teh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh – pengaruh yang dapat ditimbulkan dari metode pengeringan dan persentase teh kering terhadap karakteristik sampel seduhan teh bidara yang dibuat pada penelitian ini. Desain penelitian digunakan RAKF 2 faktor. Faktor pertama meliputi metode pengeringan yang sering digunakan dalam pengeringan teh yaitu pengeringan kabinet, sangrai, dan sinar matahari. Faktor 2 meliputi persentase penggunaan teh kering yaitu 1%, 3%, dan 5% dengan masing-masing 3 kali ulangan. Respon yang diuji meliputi warna, pH, fenol, flavonoid, aktivitas antioksidan, tanin, dan uji organoleptik yang dilakukan dengan uji hedonik. Penelitian ini menunjukkan bahwa teh daun bidara terbaik dihasilkan dari pengeringan sinar matahari dengan presentase penggunaan teh kering sebesar 5% dengan nilai fenol, flavonoid, tanin, antioksidan, dan skor hedonik paling optimal.
Analisis Kandungan Gizi dan Jumlah Mikroba Produk Ikan Kaleng Sambal Hijau Selama Masa Penyimpanan Triardianto, Dimas; Adhamatika, Adhima; Subaktilah, Yani; Putra, Mohammad Edwinsyah Yanuan; Lestari, Datik
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 13 No 2 (2024): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v13i2.2719

Abstract

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki potensi besar di Indonesia. Namun konsumsi ikan di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan rata-rata negara ASEAN lainnya, sehingga industri perikanan nasional masih memiliki peluang untuk berkembang lebih jauh. TEFA Fish Canning adalah fasilitas pengolahan ikan yang dikembangkan sebagai sarana pembelajaran sekaligus untuk menghasilkan produk unggulan. Produk ikan lemuru kaleng dengan bumbu sambal hijau berpotensi menjadi varian produk unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeval_uasi karakteristik produk inovatif ini berdasarkan kandungan gizi dan jumlah mikroba produk ikan kaleng sambal hijau selama masa penyimpanan. Produk ikan kaleng sambal hijau yang dibuat akan disimpan dalam tiga suhu ruang penyimpanan yang berbeda, yaitu 45⁰C, 60⁰C, dan 75⁰C. Selanjutnya, pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28 dilakukan pengujian kadar air (%), kadar lemak (%), kadar protein (%), TPC (Total Plate Count). Hasil penelitian menunjukan produk ikan lemuru sambal hijau dalam kaleng pada hari ke-0 penyimpanan mempunyai nilai kadar air sebesar 57,8%, kadar lemak sebesar 15,75%, dan kadar protein sebesar 21,36%. Selama penyimpanan, terdapat penurunan nilai dari kadar air, kadar lemak dan kadar protein. Selain itu, proses sterilisasi mengakibatkan tidak adanya bakteri yang ditemukan pada produk.
Pelatihan Pembuatan Aneka Roti Manis dalam Kemasan kepada Siswa SMK Sunan Drajat Jember Adhamatika, Adhima; Triardianto, Dimas; Sucipto, Adi
Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah Pengabdian dan Inovasi (Desember)
Publisher : Insan Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.972 KB) | DOI: 10.57248/jilpi.v1i2.62

Abstract

Bread is food product made from wheat Flour which is processed by fermentation dan baking. Bread is very popular in Indonesia with average per capita consumption of bread arround 1.129 ounces per week on 2020. It showed the potential for bread in Indonesia, no exception in Jember. Bread trainong making was conducted for Vocational High School students to improve their competencies. One of Vocational High School in Jember that was focused on bread developing competencies is SMK Sunan Drajat School. It is a private Vocational Education Institution at the biarding school level which also develops several superior schoolproducts like soy milk, bakpia, donuts, and various of bread products at UD. Insyadi Bakery. To improve the students’s competencies at SMK Sunan Drajat, it was necessary to carry out training on making various packaged of breads to support student’s abilities in facing competency test and also preparing their skill.