Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pemberdayaan pada Kelompok Remaja melalui Pendekatan Contingency Planning dalam Meningkatkan Kesiapsiagaan terhadap Ancaman Kematian Akibat Bencana Salasa, Sehabudin; Murni, Tri Wahyu; Emaliyawati, Etika
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 3, No 2 (2017): Vol 3, No.2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v3i2.9421

Abstract

ABSTRAK Angka kematian kelompok rentan akibat bencana masih sangat tinggi, seperti kejadian banjir bandang Garut dari 34 orang korban jiwa 35,4% diantaranya berusia 55-80 tahun dan 29%  merupakan anak-anak usia 0-14 tahun. Upaya pengurangan resiko harus dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sehingga proses penanggulangan lebih efektif dengan respon yang cepat. Usia remaja merupakan kelompok yang sangat potensial karena memiliki angka resiliensi yang sangat baik. Selain itu pertumbuhan jumlah remaja sangat pesat dari kelompok umur lainnya, sehingga pemberdayaan kelompok remaja dengan perencanaan kontinjensi diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kematian sehingga dapat melakukan pendampingan terhadap kelompok rentan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberdayaan (empowering) kelompok remaja akhir melalui pendekatan perencanaan kontinjensi dalam meningkatkan kesiapsiagaan remaja terhadap ancaman kematian akibat bencana. Penelitian menggunakan metoda quasi-experimental design dengan pendekatan rancangan one group pre-post test design. Populasi penelitian merupakan pelajar SMK diwilayah yang memiliki ancaman bencana. Jumlah sampel sebanyak 33 responden dengan teknik proporsional random sampling diambil dari empat sekolah yang berada di zona merah. Data diolah menggunakan analisis univariat menggunakan tendensi sentral, t-test dependent dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat pengaruh dari intervensi, serta uji regresi linier ganda untuk menganalisis faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kesiapsiagaan.Terdapat pengaruh pemberdayaan melalui pendekatan perencanaan kontinjensi dapat meningkatkan upaya kesiapsiagaan dengan nilai α (0.000). Peningkatan rerata (36,67%) didapatkan pada faktor yang mengawali kesiapsiagaan, diantaranya dilihat dari persepsi terhadap resiko, kewaspadaan terhadap ancaman, serta penurunan kecemasan. Faktor tersebut menstimulasi terbentuknya niat melakukan kesiapsiagaan dengan peningkatan (43,33%), bahkan meningkatkan upaya perencanaan kesiapsiagaan bencana sebesar (42,00%) sebelum dan setelah intervensi. Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan faktor pembentukan niat melakukan kesiapsiagaan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan dengan nilai β (0,531). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan melalui pendekatan perencanaan kontinjensi mampu meningkatkan kesiapsiagaan remaja terhadap ancaman kematian akibat bencana, sehingga dapat direkomendasikan bagi seluruh penggiat kebencanaan untuk memberdayakan remaja dengan perencanaan kontinjensi dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman kematian.  ABSTRACT The mortality rate of vulnerable groups due to the disaster is still very high, such as the incidence of flash floods at Garut,  of the 34 deaths among them  35.4% are 55-80 years old and 29% of children aged 0-14 years. Risk reduction efforts should be undertaken by empowering communities so that the countermeasures are more effective with rapid response. Adolescence is very potent because it has a very good resilience rate. In addition, the growth of adolescents is very rapidly from other age groups, so empowerment of adolescent groups with contingency planning is expected to increase preparedness against death threats so as to provide assistance to vulnerable groups. The purpose of this study was to determine the influence of empowering the late adolescent group through contingency planning approach in the effort of preparedness against the threat of death due to the disaster.This study used quasi-experimental design method with one group pre-post test design approach. The study population was a vocational school student in the region that has disaster threats. The number of samples was 33 respondents with proportional random sampling technique from 4 schools in the red zone. Data were tested for data were analyzed by a central tendency for univariate analysis, t-test dependent with 95% confidence level to see the effect of the intervention, and determination of the most influential factor, the researcher used multiple linear regression tests.  Results of the study showed there is the influence of empowerment through contingency planning approach can improve preparedness efforts with α value (0.000). Percentages before and after the intervention can significantly improve the precursor factor increase (36.67%), intention formation (43.33%), and preparation (42.00%). In addition, intention formation factor is the most influential factor in preparedness efforts with β value (0,531). This study concluded that the empowerment through contingency planning approach can improve preparedness efforts of adolescence group to the threat of death from disaster. So it is recommended for all disaster activists to empower adolescents with contingency planning in an effort to increase preparedness against death threats Keywords: adolescent preparedness, contingency planning, disaster preparedness
Pelatihan Preceptorship Bagi Clinical Instructor Keperawatan Suci Tuty Putri; Sehabudin Salasa; Lisna Anisa Fitriana
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v3i2.115

Abstract

Pengalaman belajar klinik atau lapangan pada pendidikan tinggi keperawatan diperlukan untuk menumbuhkan dan membina kemampuan dan sikap keperawatan profesional. Salah satu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktik keperawatan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat professional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar di lapangan dengan benar bagi peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi kegiatan preseptorship. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam mendidik mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman baik bagi mahasiswa. Metode pelaksanaan kegiatan adalah blended learning, yaitu penyampaian materi online dan pelaksanaan praktek preseptorship secara offline. Jumlah peserta yang terlibat adalah 30 yang merupakan perawat klinik Rumah Sakit dan pembimbing akademik di institusi pendidikan keperawatan di Jawa barat. Progam ini di ikuti oleh seluruh peserta dengan protokol kesehatan. Setelah dilaksanakan pelatihan hasil rata-rata skor pengetahuan peserta adalah 78 dan skor rata-rata keterampilan adalah 84. Program ini menunjukkan bahwa perawat sebagai clinical instructor perlu di bekali pemahaman dan keterampilan dalam pelaksanaannya dalam membimbing mahasiswa.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kesehatan Melalui Pendekatan Adaptive Conservation Di Kelurahan Padasuka Kota Bandung Suci Tuty Putri; Septian Andriyani; Sehabudin Salasa; Tirta Adikusuma
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.034 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2032

Abstract

Meningkatnya jumlah lansia maka secara tidak langsung menjadi faktor meningkatnya berbagai penyakit degeneratif. Namun ternyata cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia dikota Bandung masih rendah Penyakit yang timbul pada lansia tersebut seharusnya dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengontrol faktor – faktor risikonya melalui program peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan lansia. Pemberdayaan lansia dengan model Adaptif Conservation yaitu kemampuan beradaptasi masyarakat dalam penyelesaian masalah kesehatan dilakukan secara bersama-sama melibatkan semua unsur energi, struktur, integritas pribadi dan sosial. Tujuan program adalah untuk menyusun dan melaksanakan program pengembangan pemberdayaan lansia. Metode yang digunakan adalah survey, MMD, screening kesehatan, pelatihan kader dan penyuluhan kesehatan. Program di laksanakan selama 8 bulan. Subjek adalah semua unsur masyarakat, kader kesehatan yang ada di Kelurahan Padasuka. Hasil dari kegiatan adalah diperolehnya data mengenai kesehatan masyarakat, kondisi penyakit lansia, peningkatan pengetahuan kader mengenai manajemen Posbindu.Keyword : Adaptif conservation; Pemberdayaan lansia; Pengabdian Kepada Masyarakat; Pelatihan kader
SITUATION AND COMPETENCY OF FIRST RESPONDER IN PREPAREDNESS ON FACING EMERGENCY TO IMPROVE PUBLIC SAFETY IN THE UNIVERSITY Suci Tuty Putri; Sehabudin Salasa; Sri Sumartini
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 9 No 2 (2020): Nurse and Health: Jurnal Keperawatan July-December 2020
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36720/nhjk.v9i2.155

Abstract

Background: Cardiovascular disease and trauma caused by accidents remain the leading cause of death. Data by WHO reveals that 17,9 million people die from cardiovascular disease before reaching hospital. The problem is caused by the first aid mistake; hence, a prompt and effective response action of the first responder is important to handle out-of-hospital emergency care. The need for care and human resources is the biggest and most important component to act as the first responders.Objectives: The research aims to discover evaluation emergency situation in university and the competency level of the first responder taking first aid training in affect the way patients are managed during an emergency.Methods: The method employed is mixed methods consists of FGD with a four-stage contingency planning approach and quasi-experimental design of one group post-test that was conducted to obtain quantitative data. There were 30 participants in this research. Thematic and descriptive analysis tests were used to analyze the dataResults: The results show that there are four important things in developing an emergency system in the university area which are a distribution of operational area, communication system, Developing emergency system, and sustainable improvement of first responder capacity. The results of the competency assessment show that the average knowledge level of the participants is 79.5, and their psychomotor level is above 80%.Conclusion: First aid training is important to given for first responder to improve safety in the university. Keywords: Public Safety Center, First Responder, Emergency.
Pembekalan Manajemen Kesehatan Pasien COVID 19 di Pusat Isolasi Mandiri Bagi Volunteer Keperawatan Suci Tuty Putri; Septian Andriyani; Tirta Adikusuma; Sri Sumartini; Sehabudin Salasa
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 12, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : LPPM UNINUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30999/jpkm.v12i1.2042

Abstract

The development of the COVID-19 pandemic is still increasing in the community. With the large population in Indonesia, especially the city of Bandung, the treatment of COVID-19 patients is not only carried out at health service centers but also in the community directly. Health volunteers who are community groups who are actively assisting the government in the implementation of public health need to be equipped with the management of COVID-19 patient care in terms of care, nutrition and exercise. This PKM aims to provide debriefing to prospective COVID volunteers regarding the care of individuals with COVID 19 in hospitals and self-isolation places in the community, sports training in handling COVID, debriefing knowledge and skills in the implementation of infection prevention and control in treating COVID patients. The method used is blended seminars and training, namely online and offline by implementing strict health protocols. This program is carried out for 2 days. Participants are 244 students, health workers who are prospective COVID 19 volunteers at health institutions in the city of Bandung. The results of the activity showed that there was an increase in the average knowledge of pretest (65.8), post test (73.49) of volunteers on nursing care management, and skills in safety preparation.
Improving the Ability of Nursing Clinical Supervisors in Implementing Targeted Clinical Learning Models (MPKBT) Anah Sasmita; Ahmad Husni; Desmaniarti Z; Kristoforus Triantono; Sehabudin Salasa
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 9, No 1 (2023): Volume 9, Nomor 1, Juni 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v9i1.56625

Abstract

Clinical learning is a process of interaction between clinical preceptors and students as learners on the practice field. The clinical guidance process is often limited to supervising nursing students during clinical practice without any targets that need to be achieved, even students repeat the same activities every day. This study aims to determine the application of a target-based clinical learning model in improving the quality of preceptors. The study used a quasi-experimental design with a one group time series design on 40 nurses from several hospitals and educational institutions who had not received clinical preceptor training. The sampling technique used quota sampling technique according to the proportion of the number of students who were practicing in their respective institutions, the sample was given an intervention in the form of training using a target-based clinical learning model consisting of theory and practice. The practice was conducted in the laboratory and in the hospital from September to December. Evaluation using a checklist instrument for assessing preceptor competence and data analyzed using the Wilcoxon test using SPSS 25.0.  The result of the study, there was a significant increase in the ability of nurses to provide nursing clinic preceptors between before and after training with a significance value of 0.020, while in the first supervisory assessment significant=0.030, second supervision significant=0.040 and third supervision significant=0.050. The data shows how closely the target-based learning model affects the quality of clinical supervisors' abilities. This is important to be applied to all prospective clinical supervisors before conducting clinical guidance. 
Pengalaman Partisipasi Mahasiswa Keperawatan dalam Praktik Pertolongan Kegawatdaruratan Prarumah Sakit: Studi Fenomenologi dari Kegiatan Olahraga Salasa, Sehabudin; Sumartini, Sri; Putri, Suci Tuty; Trisutrisno, Imam; Amalia, Linda; Rahmi, Upik; Andriyani, Septian; Pragholapati, Andria
Health Information : Jurnal Penelitian Vol 15 No 2 (2023): Mei-Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36990/hijp.v15i2.739

Abstract

Penyelenggaraan olahraga berpotensi mengakibatkan kejadian kegawatdaruratan. Kasus trauma fisik merupakan kasus yang sering terjadi, tetapi kejadian henti jantung juga beberapa kali terjadi saat olahraga. Mahasiswa perlu memiliki pengalaman praktik dalam penanganan kegawatdaruratan pada penyelenggaraan olahraga, karena mereka harus siap ditempatkan dimanapun setelah lulus termasuk menjadi tim medis dalam penyelenggaraan olahraga. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi pengalaman mahasiswa keperawatan dalam praktik pertolongan kegawatdaruratan dalam penyelenggaraan olahraga. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jumlah sample 10 orang diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data menggunakan teknik wawancara semi-terstruktur dari daftar pertanyaan. Hasil penelitian menunjukan 4 tema diantaranya: Perlu latihan penanganan cedera secara langsung dan spesifik, Merasa tidak percaya diri, Kesenjangan antara yang dipelajari dengan praktik, Kebutuhan kompetensi profesional penanganan cedera. Dapat disimpulkan bahwa penanganan kegawatdaruratan pada olahraga memiliki kekhususan sehingga proses pembelajaran sebelum praktik harus mendapat perhatian yang sama dengan keilmuan lainnya, sehingga kedepan kompetensi penanganan kegawatdaruratan olahraga perlu dimasukan kedalam pokok bahasan dalam kurikulum.
Hubungan Pengetahuan Tentang Aktivitas Fisik Dengan Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Dengan Gaya Hidup Sedentari (Sedentary Lifestyle) Hidayah, Annisa Nurul; Rahmi, Upik; Salasa, Sehabudin
Jurnal Porkes Vol 8 No 2 (2025): PORKES
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/porkes.v8i2.30218

Abstract

A sedentary lifestyle is a known risk factor for increased anxiety among university students, yet the role of physical activity knowledge in mitigating anxiety remains underexplored. This study aims to examine the relationship between knowledge of physical activity and anxiety levels in students with sedentary lifestyles. Using a quantitative correlational approach with a cross-sectional design, the study involved 80 students aged 19–25 years selected through purposive sampling. Data were collected using a sedentary behavior questionnaire, a validated and reliable physical activity knowledge questionnaire, and the DASS-21 scale to assess anxiety levels. Statistical analysis employed the Chi-Square test. The results revealed that although most students had moderate to high knowledge, over half still experienced moderate to extremely severe anxiety. A significant association was found between physical activity knowledge and anxiety levels (p = 0.000). These findings suggest that knowledge alone is insufficient to reduce anxiety without corresponding behavioral change. Therefore, integrated educational and physical activity programs are essential to promote mental well-being among university students.
The Pengaruh Latihan Aerobik : Range Of Motion Terhadap Fungsi Kognitif Lanjut Usia dengan Demensia-Alzeimer Anggraeni Putri, Laila; Rahmi, Upik; Salasa, Sehabudin
Jurnal Porkes Vol 8 No 2 (2025): PORKES
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/porkes.v8i2.30222

Abstract

The purpose of this study was to analyze the effect of aerobic range of motion exercises on cognitive function of elderly people with dementia-alzeimer. The method in this study is experimental with a pretest and posttest control group design, the researcher involved 28 elderly respondents who were in the senjarawi social home, the respondents in this study consisted of 19 female respondents and 9 male respondents. Measurements were taken using the mini mental state examination (MMSE). The results of this study showed a significant increase between pretest and posttest (p < 0.000), in this study showed that there was a significant difference, this change indicated an improvement in cognitive function in some respondents, characterized by an increase in the number of individuals in the mild category and a decrease in the moderate category after the intervention, this finding can be an early indication that the intervention provided has the potential to have a positive impact on the cognitive function of respondents. Conclusion exercise training (ROM) contributes significantly in improving the cognitive function of elderly with mild to moderate dementia, this affects time recall, short-term memory, comprehension and execution of verbal commands.
Peran Kafein Sebagai Faktor Risiko Atau Agen Protektif dalam Pembentukan Batu Ginjal: Tinjauan Sistematis Amala, Riztia Nur; Utami, Pradita Agna; As-Sahla, Zulfathatul 'Ilmi; Sulastri, Afianti; Wahdini, Ridha; Salasa, Sehabudin; Sumartini, Sri
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 10 No 2 (2025): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v10i2.25919

Abstract

Latar Belakang: Batu ginjal terbentuk akibat akumulasi mineral di ginjal, yang menyebabkan nyeri hebat dan komplikasi. Kafein, yang terdapat dalam kopi, teh, dan minuman energi, memiliki peran yang masih diperdebatkan dalam pembentukan batu ginjal. Beberapa studi menyoroti manfaat diuretiknya, sementara yang lain menunjukkan bahwa kafein dapat meningkatkan ekskresi kalsium dalam urin, yang berpotensi meningkatkan risiko nefrolitiasis. Tujuan: Studi ini mengevaluasi apakah konsumsi kafein berperan sebagai faktor risiko atau agen protektif dalam pembentukan batu ginjal melalui tinjauan sistematis terhadap studi epidemiologi dan klinis. Metode: Tinjauan sistematis dilakukan menggunakan metode PRISMA dengan menganalisis data dari PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Hasil: Lima artikel dimasukkan dalam tinjauan ini, yang membahas konsumsi kafein dan risiko batu ginjal. Sebagian besar studi menemukan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah sedang, terutama dari kopi dan teh, memiliki efek protektif dengan meningkatkan diuresis dan mengurangi akumulasi mineral di ginjal. Namun, konsumsi kafein yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan ekskresi kalsium dalam urin, yang dapat meningkatkan risiko batu ginjal berulang. Beberapa studi menunjukkan bahwa teh memiliki efek protektif lebih kuat dibandingkan kopi, dan kombinasi keduanya memberikan manfaat tambahan. Kesimpulan: Hubungan antara kafein dan batu ginjal masih kompleks. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas mekanisme biologisnya dan menentukan tingkat konsumsi yang aman.