Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM ACTIVITIES DAILY LIVINGDI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA SENJA RAWI Rohaedi, Slamet; Putri, Suci Tuty; Kharimah, Aniq Dini
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 2, No 1 (2016): Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v2i1.2848

Abstract

ABSTRAKMeningkatnya usia harapan hidup penduduk dapat menyebabkan peningkatan jumlah lansia dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah lansia akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti meningkatnya penyakit degeneratif dan kanker yang menyebabkan penurunan produktifitas lansia. Penurunan produktifitas pada lansia terjadi karena penurunan fungsi, sehingga dapat menyebabkan lansia mengalami penurunan kemandirian dalam melaksanakan kegiatan harian.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran tingkat kemandirian dalam memenuhi activities daily living.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 21 lansia yang berusia 60 – 69 tahun di Panti Sosial Tresna Wredha Senjarawi. Instrumen menggunakan barthel index.Teknik analisa data menggunakan distribusi frekuensi.Hasil penelitian gambaran tingkat kemandirian lansia (60 – 69 tahun) dalam memenuhi activities daily living menunjukan bahwa sebagian besar lansia sebanyak 15 orang (72%) termasuk dalam ketergantungan sebagian, 3 orang (14 %) termasuk mandiri dan3 orang (14%) termasuk dalam ketergantungan total. Bahwa sebagian besar lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Senjarawi memiliki ketergantungan sebagian dalam menjalani aktifitas kehidupannya.Diharapkan dapat dikembangkan program – program kesehatan bagi lansia yang dapat meningkatkan kemandirian lansia. Kata Kunci : kemandirian, lansia activities daily living  ABSTRACTThe increase in people’s life expectancy may result to the rise in elderly people population from year to year. The rise number in elderly people will lead to various health problems such as the increase of degenerative diseases and cancer that affect the decline in elderly people’s productivity. The decrease in elderly people’s productivity is caused by the reduction in function so that it will lead to the decrease in elderly people’s independence level in following daily activities. The purpose of this research is to identify elderly people’s independence level in fulfilling activities of daily living. The current research employed descriptive quantitative, which also applied total sampling as the technique to collect data. The samples were 21 elderly people (aged 60 – 69 years old) in Senjarawi Social Residential. Barthel index was utilized as the research instrument, while frequency distribution was also employed to analyze the research data. The research result on elderly people’s independence level (aged 60–69 years old) in fulfilling activities daily living revealed that most of elderly people, 15 persons (72%), were considered to be partially dependent, 3 persons (14 %) were categorized as independent, while the other 3 persons (14%) were considered as fully dependent. Based on the findings. That most of elderly people in Senjarawi Social Residential are considered as partially dependent. Suggests that healthcare programs for elderly people should be developed in order to improve elderly people’s independence. Keywords: independence, elderly people activities daily living
Gambaran Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Terhadap Regimen Terapeutik Di Puskesmas Padasuka Safii, Safii; Putri, Suci Tuty; Suparto, Tirta Adikusuma
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 1, No 2 (2015): Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v1i2.9747

Abstract

ABSTRAK            Tuberkulosis merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Tuberkulosis masih menjadi salah satu pembunuh utama bagi manusia, jika tidak diobati dengan baik maka penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada hampir setengah kasus selama 5 tahun setelah menderita penyakit ini. Kepatuhan rata-rata pasien pada pengobatan jangka panjang terhadap penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50% sedangkan di negara berkembang jumlah tersebut bahkan lebih rendah. Ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan merupakan masalah kesehatan yang serius dan sering terjadi pada pasien dengan penyakit kronis, seperti pada penyakit Tuberkulosis Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Padasuka Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 21 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien Tuberkulosis Paru memiliki kepatuhan terhadap regimen terapeutik yaitu diperoleh 16 orang (76%), yang tidak patuh diperoleh 5 orang (24%). Alasan yang paling banyak diungkapkan oleh responden yang patuh adalah karena ingin cepat sembuh dari penyakitnya, bisa beraktivitas kembali seperti biasa sebelum sakit, dukungan dari keluarga responden dan informasi yang didapatkan dari petugas puskesmas sangat baik sehingga termotivasi untuk patuh meminum obat. Diharapkan semua pihak diantaranya keluarga pasien, pemerintah dan tenaga kesehatan untuk lebih memotivasi pasien Tuberkulosis Paru untuk kepatuhan berobat dan melakukan pendidikan kesehatan terhadap pasien Tuberkulosis Paru untuk meningkatkan keberhasilan terapi pengobatan. Kata kunci : Kepatuhan, Regimen Terapeutik dan Tuberkulosis Paru. ABSTRACTTuberculosis  is an infectious disease that can cause death, disease is spread through droplet of people who have been infected with the tuberculosis bacillus. Tuberculosis is one of the major killer of humans at this time, the disease can cause death in almost half of cases for 5 years after the disease. The average patient compliance in long-term treatment of chronic diseases in developed countries is only 50%, while in developing countries the number is lower. Noncompliance of patients in the treatment of a serious health problem and often occurs in patients with chronic diseases, such as Tuberculosis disease. This study aims to determine the compliance of pulmonary Tuberculosis patients in sub-district Puskesmas Padasuka Cibeunying Bandung Kidul. Design of this research is quantitative descriptive. Data were collected using questionnaires and accidental sampling with a sample of 21 people. The results showed that the majority of patients with pulmonary tuberculosis have adherence to therapeutic regimens is obtained by 16 people (76%), which do not comply obtained 5 people (24%). The most reason expressed by respondents who are obedient because they want toget well from his illness, can do aktivity before ill, the support of family respondents and the information obtained from health center personnel very good so motivated to obey taking drugs. It is hoped all parties including the patient's family, the government and health professionals to better motivate patients for pulmonary Tuberculosis treatment compliance and conduct health education for patients with pulmonary Tuberculosis to increase the therapeutic efficacy of treatment.
STUDI KOMPARATIF : KUALITAS HIDUP LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DAN PANTI Putri, Suci Tuty; Fitriana, Lisna Anisa; Ningrum, Ayu
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 1, No 1 (2015): Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v1i1.1178

Abstract

Jumlah populasi dan umur harapan hidup lanjut usia(lansia) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dengan meningkatnya umur harapan hidup maka sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial dimana ia tinggal, sehingga perlu diketahui secara pasti sejauh mana perbedaan tersebut mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penelitian ini merupakan studi komparatif, dengan rancangan penelitian potong melintang (cross sectional). Penelitian bertujuan mengetahui perbandingan kualitas hidup lansia yang tinggal bersama keluarga dengan yang tinggal di panti jompo. Jumlah responden adalah 160 orang lansia yang terdiri dari 80 orang yang tinggal di panti dan 80 orang tinggal bersama keluarga di komunitas. Teknik pemilihan sampel adalah consecutive sampling Hasil uji statistik dengan Mann-Whitney U test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia yaitu domain kesehatan fisik pada QoL( p = 0.000), dengan domain psikologik pada QoL( p = 0.000), dengan domain hubungan sosial pada QoL( p = 0.000) dan dengan domain lingkungan pada QoL( p = 0.000). Diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar penetapan program-program pemberdayaan lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Gambaran Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Handayani, Sri Lucky; Putri, Suci Tuty; Soemantri, Budi
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 1, No 2 (2015): Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v1i2.9750

Abstract

ABSTRAK          Pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, nutrisi yang terkandung dari ASI eksklusif sangat penting bagi bayi sejak lahir sampai enam bulan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta untuk mencegah dari berbagai penyakit. Di indonesia, cakupan ASI eksklusifnya masih berada pada kisaran 54,3 %. Salah satu faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif yaitu dukungan suami. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif yang dilakukan di wilayah Posyandu Padasuka RW 06 dan RW 12 Kelurahan Padasuka Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi  0-6  bulan  sebanyak  30  orang.  Teknik  sampling  yang  digunakan  adalah  teknik  accidental sampling selama 3 minggu. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner tertutup yang dimodifikasi oleh peneliti dari Teori Marcer. Hasil penelitian ini bahwa Ibu menyusui di Posyandu Padasuka ini sangat didukung dalam pemberian ASI secara eksklusif oleh suaminya,  sebagian  besar  responden  mendapatkan  dukungan  baik  sebanyak  19  orang  (63,3%), sebagian responden mendapatkan dukungan cukup 8 orang (26,7%), dan sebagian kecil responden mendapatkan dukungan kurang 3 orang (10,0%). Peneliti menyarankan agar para petugas kesehatan memberikan penyuluhan pentingnya ASI kepada suami sehingga suami lebih memahami dan sadar untuk memberikan dukungan pada ibu dalam menyusui secara eksklusif selama 6 bulan.  ABSTRACTThe impotance of breastfeeding (breast milk) only to infant from birt until the age of 6 month, nutrions from exclusif breastfeeding is very important for babies the growth and development of a healthy baby as well to prevent from various diseases. In indonesia, coverage of exclusive breastfeeding is still in the range of 54,3%. One of the factors that affect mother in giving exclusive breastfeeding   is the husband support. The purpose of this research was to find a description of husband support in giving exclusive breastfeeding in regional padasuka posyandu RW 06 and RW 12 villages padasuka city of bandung. This research uses descriptive quantitative method. Samples of this research are breastfeeding mother with babies 0-6 months. Sample was 30 respondents. The sampling technique used is accidental sampling for 3 weeks. Data was collection by questionnaires enclosed modified by  researchers from theory mercer. The Results of this study showed that mothers in padasuka posyandu is giving supported in exclusive breastfeeding by her husband. Mothers got good support were 3 people (63,3% ), quite good support were 8 (26,7%), and mother got less support from her husband were 3 people (10%). The researcher suggests health worker to improve health promotion to mothers and their husband on exclusive breastfeeding  by involving volunteer and society for better understand and conciosly to provide support to mother breastfeed exclusively until the age of 6 month. 
Tingkat Kepuasaan Mahasiswa DIII Keperawatan Dalam Pembelajaran Klinik Rahmi, Upik; Putri, Suci Tuty; Maiszha, Dian
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 5, No 2 (2019): Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v5i2.18076

Abstract

ABSTRAK Dalam dekade terakhir berbagai kajian dilakukan untuk menemukan metode pembelajaran terbaik antara preseptor, mentor dan siswa dalam pembelajaran klinik.  Hal ini dikarenakan yang metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa dan akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Salah satu metode pembelajaran klinik yang sering diterapkan dalam pembelajaran klinik adalah metode Preceptorsip, namun belum diketahui bagaimana kepuasaan mahasiswa terhdap metode tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasaan mahasiswa DIII Keperawatan dalam pembelajaran klinik. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Instrumen menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan teori Service Quality. Jumlah sampel  adalah 93 mahasiswa, dengan teknik Purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukan tingkat kepuasan mahasiswa adalah 49 responden (52,7%) puas dan 44 responden (47,3%) menyatakan tidak puas. Pada dimensi tangible 54,8% menyatakan puas, dimensi reliability 62,4% menyatakan puas, dimensi responsiveness 66,7% menyatakan puas, dimensi assurance 74,2% puas, dan dimensi emphaty 80,6% menyatakan puas. Kepuasan mahasiswa behubungan dengan sikap, kesungguhan mereka saat menjalankan profesi mereka. Di harapkan pihak institusi pendidikan dan rumah sakit dapat mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang lebih memperhatikan berbagai dimensi dalam kepuasaan pembelajaran klinik. ABSTRACT In the last decade, various studies have been carried out to find the best learning methods between preceptors, mentors, and students in clinical learning. This is because the right learning method can increase the achievement of student competencies and will affect the level of student satisfaction. One of the clinical learning methods that are often applied in clinical learning is the Preceptorsip method, but it is not yet known how student satisfaction with that method. The purpose of this study was to determine the level of satisfaction of Nursing DIII students in clinical learning. The research design is quantitative descriptive. The instrument uses a questionnaire prepared based on Service Quality theory. The number of samples was 93 students, using a purposive random sampling technique. The results showed the level of student satisfaction was 49 respondents (52.7%) satisfied and 44 respondents (47.3%) expressed dissatisfaction. On tangible dimension 54.8% expressed satisfaction, reliability dimension 62.4% expressed satisfaction, responsiveness dimension 66.7% expressed satisfaction, assurance dimension 74.2% satisfied, and empathy dimension 80.6% expressed satisfaction. Student satisfaction is related to their attitude, sincerity when carrying out their profession. It is hoped that educational institutions and hospitals can develop various learning methods that pay more attention to various dimensions in clinical learning satisfaction.
The Experience of Nursing Students in the Clinical Learning Using Peer Learning Method Hamzah, Nuhla Nuhbah; Putri, Suci Tuty; Sumartini, Sri
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 14, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2019.14.1.790

Abstract

Clinical learning greatly determines the quality of graduates in nursing education. In the clinical learning process students tend to be reluctant and afraid to ask questions and express opinions to lecturers and advisors, but students will be more courageous to ask and express opinions about the courses to other students. Peer learning is a learning strategy where students who have high absorption to become tutors for their friends who have not understood the material for a particular purpose and this method can be an alternative in clinical learning. The study aims to explore students experience on clinical nursing education with peer learning method. The research method which is utilized to develop the study was the qualitative method with phenomenology approach.  The 8 participants in the research students collage base goal of research have been administered. The data analysis of taking interview from participant use Thematic Content Analysis. The data analysis reported that The Learning Experience, Self-Esteem, Leadership and Development of clinical skills.  Peer learning can make students' knowledge grow, more independent, more initiative, more courageous, able to train leadership and improve clinical skills. To sum up, the development of strategy peer learning are able to enhance the skills of nursing students.
Perbedaan Kualitas Hidup pada Wanita Lanjut Usia yang Mengikuti Senam Gerak Latih Otak dan Terapi Musik Angklung Putri, Suci Tuty
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2016.11.2.671

Abstract

Meningkatnya usia harapan hidup harus diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan untuk menjaga kualitas hidup para lanjut usia. Upaya tersebut meliputi berbagai program terapi aktivitas yang di percaya dapat meningkatkan kualitas hidup lansia, di antaranya senam gerak latih otak dan latihan musik angklung. Senam gerak latih otak merupakan salah satu latihan fisik untuk meningkatkan fungsi kognitif lansia dan terapi musik angklung merupakan kearifan budaya lokal yang sedang berkembang saat  ini. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan kualitas hidup pada wanita lansia yang mengikuti senam gerak latih otak dan terapi musik angklung. Disain penelitian adalah penelitian pre post eksperiment without control. Penelitian di laksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi. Sampel penelitian sebanyak 30 orang wanita lansia terdiri dari 15 orang yang mengikuti senam gerak latih otak dan 15 orang mengikuti terapi musik angklung, berusia 60-90 tahun. Penelitian ini menggunakan instrumen WHOQOL-BREFF. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk, uji Wilcoxon, dan uji Mann Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kualitas hidup lansia antara kelompok yang mendapat senam gerak latih otak dan latihan musik angklung pada domain fisik (0.009) dan domain lingkungan (0.000), tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada domain hubungan sosial (0.092) dan domain psikologis (0.915). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi senam GLO dan Latihan Musik Angklung dapat mempengaruhi kualitas hidup pada domain-domain tertentu hal ini dimungkinkan karena manfaat yang berbeda pada masing-masing program terapi. Diharapkan bahwa senam gerak latih otak dan terapi musik angklung dapat diterapkan di seluruh unit lansia maupun panti jompo yang ada di Indonesia.
Pelatihan Preceptorship Bagi Clinical Instructor Keperawatan Suci Tuty Putri; Sehabudin Salasa; Lisna Anisa Fitriana
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v3i2.115

Abstract

Pengalaman belajar klinik atau lapangan pada pendidikan tinggi keperawatan diperlukan untuk menumbuhkan dan membina kemampuan dan sikap keperawatan profesional. Salah satu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan adalah dengan cara mengembangkan lahan praktik keperawatan disertai dengan adanya pembinaan masyarakat professional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar di lapangan dengan benar bagi peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi kegiatan preseptorship. Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam mendidik mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman baik bagi mahasiswa. Metode pelaksanaan kegiatan adalah blended learning, yaitu penyampaian materi online dan pelaksanaan praktek preseptorship secara offline. Jumlah peserta yang terlibat adalah 30 yang merupakan perawat klinik Rumah Sakit dan pembimbing akademik di institusi pendidikan keperawatan di Jawa barat. Progam ini di ikuti oleh seluruh peserta dengan protokol kesehatan. Setelah dilaksanakan pelatihan hasil rata-rata skor pengetahuan peserta adalah 78 dan skor rata-rata keterampilan adalah 84. Program ini menunjukkan bahwa perawat sebagai clinical instructor perlu di bekali pemahaman dan keterampilan dalam pelaksanaannya dalam membimbing mahasiswa.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kesehatan Melalui Pendekatan Adaptive Conservation Di Kelurahan Padasuka Kota Bandung Suci Tuty Putri; Septian Andriyani; Sehabudin Salasa; Tirta Adikusuma
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 2 NOMOR 2 SEPTEMBER 2018 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.034 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v2i2.2032

Abstract

Meningkatnya jumlah lansia maka secara tidak langsung menjadi faktor meningkatnya berbagai penyakit degeneratif. Namun ternyata cakupan pelayanan kesehatan bagi lansia dikota Bandung masih rendah Penyakit yang timbul pada lansia tersebut seharusnya dapat dicegah dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengontrol faktor – faktor risikonya melalui program peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberdayaan lansia. Pemberdayaan lansia dengan model Adaptif Conservation yaitu kemampuan beradaptasi masyarakat dalam penyelesaian masalah kesehatan dilakukan secara bersama-sama melibatkan semua unsur energi, struktur, integritas pribadi dan sosial. Tujuan program adalah untuk menyusun dan melaksanakan program pengembangan pemberdayaan lansia. Metode yang digunakan adalah survey, MMD, screening kesehatan, pelatihan kader dan penyuluhan kesehatan. Program di laksanakan selama 8 bulan. Subjek adalah semua unsur masyarakat, kader kesehatan yang ada di Kelurahan Padasuka. Hasil dari kegiatan adalah diperolehnya data mengenai kesehatan masyarakat, kondisi penyakit lansia, peningkatan pengetahuan kader mengenai manajemen Posbindu.Keyword : Adaptif conservation; Pemberdayaan lansia; Pengabdian Kepada Masyarakat; Pelatihan kader
SITUATION AND COMPETENCY OF FIRST RESPONDER IN PREPAREDNESS ON FACING EMERGENCY TO IMPROVE PUBLIC SAFETY IN THE UNIVERSITY Suci Tuty Putri; Sehabudin Salasa; Sri Sumartini
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 9 No 2 (2020): Nurse and Health: Jurnal Keperawatan July-December 2020
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36720/nhjk.v9i2.155

Abstract

Background: Cardiovascular disease and trauma caused by accidents remain the leading cause of death. Data by WHO reveals that 17,9 million people die from cardiovascular disease before reaching hospital. The problem is caused by the first aid mistake; hence, a prompt and effective response action of the first responder is important to handle out-of-hospital emergency care. The need for care and human resources is the biggest and most important component to act as the first responders.Objectives: The research aims to discover evaluation emergency situation in university and the competency level of the first responder taking first aid training in affect the way patients are managed during an emergency.Methods: The method employed is mixed methods consists of FGD with a four-stage contingency planning approach and quasi-experimental design of one group post-test that was conducted to obtain quantitative data. There were 30 participants in this research. Thematic and descriptive analysis tests were used to analyze the dataResults: The results show that there are four important things in developing an emergency system in the university area which are a distribution of operational area, communication system, Developing emergency system, and sustainable improvement of first responder capacity. The results of the competency assessment show that the average knowledge level of the participants is 79.5, and their psychomotor level is above 80%.Conclusion: First aid training is important to given for first responder to improve safety in the university. Keywords: Public Safety Center, First Responder, Emergency.