Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Meningkatkan Infrastruktur Air Bersih: Pembersihan Saluran Dan Pengelolaan Penampungan Air Di Desa Rantih Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto Yanti Nopita; Dwi Gustinawati; Muhammad Febriyana Ilham Pratama; Nindya Aulia Hendri; Jeni Fitria; Masrura Medika Pratama
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4: Agustus 2025
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v4i4.9827

Abstract

Penyediaan air bersih yang memadai merupakan aspek kehidupan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto menghadapi tantangan dalam pengelolaan infrastruktur air bersih, termasuk saluran penyaluran dan penampungan air. Upaya peningkatan infrastruktur air bersih melalui pembersihan saluran air dan pengelolaan penampungan secara optimal. Metode yang digunakan meliputi observasi kondisi yang sudah ada, partisipasi masyarakat dalam pembersihan saluran, serta penerapan sistem pemeliharaan berkala pada penampungan air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa program pembersihan saluran secara rutin dapat meningkatkan kelancaran penyaluran air, sementara pengelolaan penampungan yang baik berkontribusi terhadap ketersediaan air bersih yang lebih stabil. Selain itu, keterlibatan masyarakat menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan infrastruktur air bersih di desa.
UPAYA PENINGKATKAN PEMAHAMAN NORMA DAN NILAI SERTA PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL: ADAT ISTIADAT MELALUI PENYUSUNAN BUKU '300 KAMPUNG ADAT' DI NAGARI PASIA LAWEH Nopita, Yanti; Salsabila, Salwa; Ningrum, Meiliana Fitria; Savitri, Revi; Putri, Indah Harvijah; Handayani, Laila
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 2 (2025): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i2.29242

Abstract

Abstrak: Seiring dengan perkembangan zaman, peran pemuda dalam melestarikan adat sangatlah penting agar identitas budaya dapat tetap lestari dan berkelanjutan, sebagaimana tercermin pada upaya masyarakat adat dalam mempertahankan tradisi mereka di tengah modernisasi. Pengabdian masyarakat ini betujuan meningkatkan pemahaman terhadap norma dan nilai serta pelestarian Adat istiadat bagi generasi muda Nagari Pasia Laweh. Metode kegiatan ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Karang Taruna yang merupa wadah pemuda Kenagarian Pasia Laweh untuk mengembangkan diri ikut berperan aktif dalam kegiatan pegabdian ini. Evaluasi pengabdian masyarakat ini dengan menggunakan teknik observasi di mana semua anggota karang taruna yang berjumlah 32 orang berperan aktif, form wawancara terisi lengkap, pendokumentasian berupa photo tempat dan kegiatan budaya setempat, serta waktu pelaksanaannya 3 minggu. Dengan adanya penyusunan dan penerbitan buku “300 Kampung Adat” ini memberikan pengetahuan kepada para pemuda serta warga setempat tentang sejarah dan adat istiadat yang terdapat di Nagari Pasia Laweh.Abstract: Along with the times, the role of youth in preserving customs is very important so that cultural identity can remain sustainable, as reflected in the efforts of indigenous peoples in maintaining their traditions in the midst of modernization. This community service aims to increase understanding of norms and values as well as the preservation of customs for the young generation of Nagari Pasia Laweh. This method of activity uses a qualitative approach through interview, observation and documentation techniques. Karang Taruna which is a forum for Kenagarian Pasia Laweh youth to develop themselves plays an active role in this service activity. The evaluation of this community service uses observation techniques in which all members of the youth organization totaling 32 people play an active role, the interview form is filled out completely, documentation in the form of photos of local cultural places and activities, and the implementation time is 3 weeks. With the preparation and publication of the book "300 Traditional Villages", it provides knowledge to the youth and local residents about the history and customs found in Nagari Pasia Laweh. 
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SELF-MANAGEMENT KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK Nopita, Yanti; Eni, Rosmi; Rahayu, Metha Kemala; Gusni, Jufrika
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v15i2.3056

Abstract

 Gagal ginjal merupakan stadium lanjut dari penyakit Chronic Kidney Disease (CKD), adalah hilangnya fungsi ginjal yang tidak dapat dipulihkan yang sering kali memerlukan terapi penggantian ginjal/Kidney Replacement Therapy (KRT). Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat besar. Saat ini, diperkirakan 850 juta orang di seluruh dunia menderita CKD, jauh lebih tinggi daripada jumlah orang yang hidup dengan diabetes melitus atau Human Immunodeficiency Virus (HIV). Gagal Ginjal Kronik yang tidak di manajemen secara tepat dan benar, dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang. Dalam pengobatan dan perawatan penyakit-penyakit kronis, penting bagi klien untuk berpartisipasi dan mampu melakukan manajemen diri untuk mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan harapan serta kualitas hidup. Literatur review ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku self-management pada klien gagal ginjal kronik. Literatur review yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jurnal terkait dengan pencarian pada database berbasis ilmiah, dengan kata kunci Chronic Kidney Disease (CKD) - Self Management – Factor Affecting. Berdasarkan hasil literatur, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi self-management klien CKD antara lain tekanan psikologis, literasi kesehatan, efikasi diri, dan dukungan sosial. Meskipun ada penelitian yang menunjukkan faktor literasi kesehatan kritis yang paling penting, namun diharapkan adanya penelitian-penelitian lanjutan untuk melihat faktor mana yang dominan sehingga perawat dapat mempersiapkan intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah tersebut.Kata Kunci: Gagal Ginjal Kronik, Manajemen diri, Faktor yang mempengaruhi
PENGUATAN KELEMBAGAN KADER POSYANDU DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI KENAGARIAN AIE TAJUN KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Syafwan, Metha Kemala Rahayu; Maidawilis, Maidawilis; Sari, Putri Minas; Afnuhazi, Ridhyalla; Nopita, Yanti
Ensiklopedia Research and Community Service Review Vol 5, No 1 (2025): Vol. 5 No. 1 Oktober 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/err.v5i1.3503

Abstract

The government is aiming to reduce stunting rates by 26% by 2025. To that end, the government continues to strive to achieve this 2025 target by improving the performance of accelerating stunting reduction across all regions in Indonesia. The Head of the West Sumatra Health Office also emphasized that the province of West Sumatra is serious about preventing stunting, including Padang Pariaman Regency. Lubuk Alung still has a stunting rate of 64 toddlers (2.4%), including in Aie Tajun village, a village known for its extensive rice fields. So far, the government's program for developing stunting prevention in Aie Tajun Village District has been implemented, but the stunting rate has not been resolved. The purpose of community service is to strengthen the institutionalization of integrated health post (Posyandu) cadres. With this effort, it is hoped that good Posyandu management can improve community welfare. The methods in this service include FGDs, training, mentoring, and evaluation. The partners of this community service are 16 toddler mother cadres and 9 pregnant women and mothers of toddlers. The results of the community service found a commitment from toddler cadres and the village government to prevent stunting by providing counseling on anti-stunting foods. The existence of an anti-stunting pilot house and the cadres were able to perform anthropometric measurements correctly and create a WHO curve to determine whether a child was stunted or not. With the implementation of this activity, it is hoped that the village will support the development of this program.Keywords: toodlers, stunting, cadres, posyandu