Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Spatial Analysis of Breeding Places of Anopheles sp. Mosquitoes as Potential Vectors of Malaria Infection in Pesawaran District, Lampung, Indonesia Athma, Dwi Aji; Suwandi, Jhons Fatriayadi; Mayaguezz, Henky; Setyaningrum, Endah; SRW, Dyah Wulan; Darmawan, Arief
Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 19 No. 1 (2025)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/rj.v19i1.4968

Abstract

Malaria is an infectious disease caused by microorganisms of the genus Plasmodium, transmitted to humans by the female Anopheles mosquito species. The breeding place of this Anopheles mosquito is typically found in the environment, such as stagnant water in rivers, abandoned ponds, lagoons, and other similar areas. Pesawaran Regency is a malaria-endemic area in Lampung Province with an API of 1.4 in 2023. Mapping the distribution of breeding places is necessary to control malaria vectors in Pesawaran Regency. Based on this, this study will conduct a spatial analysis of the breeding sites of Anopheles sp. mosquitoes, which are potential vectors of malaria infection in Pesawaran District. This type of research is descriptive observational using cross sectional design, coordinate survey and visual inspection of larvae found in breading place and spatially processed using Arcgis V.10.8. From the observations of breeding places in the form of swamps, water reservoirs (buckets and derigen) unused fish ponds or ponds, buffering breeding place analysis carried out can be seen that malaria cases are in the area of vector flight distance of 1,000 meters and 3,000 meters. Potential breeding places were found in Teluk Pandan sub-district of Pesawaran Regency, breeding places are scattered in five villages and are located in coastal areas with a distance between 407.88 meters - 707.266 meters from the coastline, buffering analysis of breeding places can be seen that the location at risk of malaria case transmission is in the vector flight distance area of 1,000 meters and 3,000 meters covering eight villages.
Peningkatan Kapasitas Kelompok Rentan Bencana (KRB) Melalui Program Sekolah Siaga Bencana (SSB) Sebagai Upaya Mitigasi Bencana di Desa Trimulyo Kabupaten Pesawaran Muhaemin, Moh; Mayaguezz, Henky; Kusuma, Anma Hari; Susanti, Oktora; Hudaidah, Siti; Efendi, eko
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 1 No. 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.5847

Abstract

Bencana di kawasan pesisir dapat terjadi kapan saja dengan skala bencana dan cenderung berdampak besar bagi masyarakat terutama kelompok rentan. Amanat UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa kelompok rentan merupakan kelompok masyarakat berisiko tinggi, karena berada dalam situasi dan kondisi yang kurang memiliki kemampuan mempersiapkan diri dalam menghadapi risiko bencana atau ancaman bencana,  Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan mengidentifikasi peluang bencana di sekitarnya dan meningkatkan keterampilan penanganan diri untuk mengurangi resiko kebencaan yang diderita. Peningkatan kapasitas kelompok mayarakat rentan dilakukan dengan mengadakan kegiatan penyuluhan tatap muka, dan kegiatan simulasi bencana kepada sejumlah siswa sekolah dasar (SD) dan masyarakat desa setempat. Pemilihan kelompok rentan tersebut didasarkan pada kondisi demografi masyarakat setempat. Kegiatan pengabdian mendapatkan adanya peningkatan pengetahuan dan kemampuan kelompok masyarakat rentan dalam mengidentifikasi dan menangani jenis dan resiko kebencanaan di daerahnya.
REHABILITASI EKOSISTEM TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN DESA KUNJIR, KECAMATAN RAJABASA, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, PROVINSI LAMPUNG Kusuma, Anma Hari; Muhaemin, Mohammad; Mayaguezz, Henky; Effendi, Eko
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.7216

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem khas wilayah tropis. Letak wilayah Indonesia yang berada di kawasan segitiga terumbu karang dunia menjadikan Indonesia sebagai pusat keanekaragaman terumbu karang dunia. Selain memiliki produktivitas dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, terumbu karang merupakan tempat mencari makan (feeding ground), memijah (spawning ground) dan pembesaran serta pengasuhan (nursery ground). Berbagai jenis sumber daya ikan yang hidup di wilayah terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desa Kunjir merupakan daerah pesisir di Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki potensi sumber daya terumbu karang yang besar yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan dan pariwisata bahari. Selaih merupakan suatu ekosistem unik di perairan tropis dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi namun sangat rentan terhadap degradasi. Tsunami yang terjadi di Selat Sunda menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan mengakibatkan kerusakan ekosistem terumbu karang di Desa Kunjir. Karang di perairan ini menjadi terangkat ke permukaan air, terdampar di pantai dan mati. Kondisi ini juga menyebabkan berkurangnya hasil tangkapan ikan di wilayah pesisir. Tetap terjaganya kondisi ekosistem terumbu karang secara tidak langsung akan menciptakan kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat Desa Kunjir. Terumbu karang yang sudah dalam kondisi rusak parah membutuhkan waktu yang lama untuk dapat kembali pulih karena laju pemulihan kondisi terumbu karang sangatlah lambat sehingga diperlukan adanya intervensi rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi ekosistem terumbu karang. Transplantasi karang merupakan teknik penanaman karang baru dengan menggunakan metode fragmentasi dengan benih karang yang diambil dari indukan koloni karang tertentu. Transplantasi terumbu karang diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak serta dapat membangun daerah terumbu karang baru. Salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang telah dilakukan di Indonesia antara lain dengan menggunakan terumbu butan. Metode ini dipilih sebagai salah satu yang cocok untuk pertumbuhan rekrutmen karang dan pemulihan ekosistem terumbu karang, karena permukaannya yang kasar dan keras. Keunggulan metode ini selain tingkat keberhasilan rekrutmrnt karang yang tinggi juga cocok pada daerah yang terumbu karangnya sudah rusak dan di lokasi-lokasi pariwisata bawah air sehingga dapat dijadikan sebagai objek yang menarik untuk dilihat saat menyelam dan snorkling. Kunci keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan pemulihan ekosistem terumbu karang melalui transplantasi karang adalah pemilihan lokasi, jenis karang yang ditransplantasi, kesiapan masyarakat pengelola, dan kualitas perairan. Melalui program ini diharapkan dapat membuka wawasan bagi masyarakat setempat akan pentingnnya rehabilitasi karang melalui transplantasi karang dalam upaya menjaga eksosistem terumbu karang yang berkelanjutan. 
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Pengembangan Kawasan Tembakau 2015-2022 di Kabupaten Pesawaran Muhaemin, Moh; Susanti, OKtora; Mayaguezz, Henky; Amin, Muhammad Khaliqul; Hudaidah, Siti; Effendi, Eko; Kusuma, Anma Hari; Ramadhan, Muhammad Gilang; Lahay, Almira; Rochana, Erna
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 2, September
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i2.7333

Abstract

Tembakau Kabupaten Pesawaran menempati posisi ke-3 terbesar (tahun 2022) di Provinsi Lampung dengan rata-rata produksi 81,0  ton dan luas areal 85 ha, namun memiliki produktivitas tertinggi sebesar 0,75 ton/ha. Tanaman tembakau di Kabupaten Pesawaran dikelola sebagai perkebunan rakyat dengan karakteristik luas lahan yang sempit, letak terpencar, bersifat padat karya, serta teknik budidaya hingga pengolahan yang bersifat tradisional dan sederhana. Namun dengan tingkat permintaan yang tinggi dan cenderung meningkat mendorong perlu dilakukannya suatu upaya analisis pengembangan usaha tembakau bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Analisis meliputi kondisi terkini dan rencana aksi pengembangan usaha melalui pendekatan SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 4 faktor Penguat (Strength), 4 faktor Pelemah (Weekness), 4 faktor Peluang (Opportunity), dan 2 faktor Ancaman (Threath)