Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Eksistensi Masyarakat dan Pengaruh Agama Adi Saingo, Yakobus
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v8i1.3101

Abstract

The relationship between society and religion has experienced ups and downs, because there are members of the community who see religion as the foundation of moral and spiritual values, but there are also many people who perceive religion as a mistake that mankind believes in. But even so, the existence of society cannot be separated from religion and its influence. The existence of society is quite identical as religious beings. The purpose of this study is to find out and explain the existence of society and the influence of religion, including the existence of individuals as part of society which is quite influenced by religion, and the functions of religion, as well as the dynamics of religious theory which is quite influencing the existence of society. The research method used is literature research by collecting data from various literature such as journals published in the last 5 years. The results of the study and analysis of the data found that there were developing dynamics of religious theory that sufficiently influenced the existence of society, including: the theory of evolution, the theory of marxism, the theory of thermodynamics and the theory of liberalism. Religion also has an impact through its function for the existence of society, including: as a source of value in maintaining decency, a means of solving problems, a means of satisfying curiosity. Apart from that, in the context of the influence of religion in society, several forms of influence have been identified, namely: educative influence, giving awareness about safety, its effect as conciliation, its influence as social control, its influence in strengthening solidarity, its influence in transformative values, religious encouragement to be productive, motivation sublimative. [Hubungan masyarakat dengan agama mengalami pasang-surut, karena ada anggota masyarakat yang melihat agama sebagai pondasi nilai moral dan spiritual, namun banyak juga kalangan masyarakat yang menganggap agama sebagai suatu kesalahan yang dipercayai umat manusia. Namun sekalipun demikian, eksistensi masyarakat tidak dapat dipisahkan dari agama dan pengaruhnya. Eksistensi masyarakat cukup identik sebagai makhluk beragama. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai eksistensi masyarakat dan pengaruh agama, di antaranya eksistensi individu sebagai bagian dari masyarakat yang cukup dipengaruhi agama, dan fungsinya agama, serta dinamika teori keagamaan yang cukup mempengaruhi keberadaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan yaitu literature research dengan mengumpulkan data dari berbagai literatur seperti buku jurnal yang diterbitkan 5 tahun terakhir. Hasil kajian dan analisis data ditemukan bahwa terdapat dinamika teori keagamaan yang berkembang sehingga cukup mempengaruhi eksistensi masyarakat, antara lain: Teori evolusi, teori marxisme, teori thermodynamics dan teori liberalisme. Agama juga berdampak melalui fungsinya bagi eksistensi masyarakat, di antaranya: sebagai sumber nilai dalam menjaga kesusilaan, sarana mengatasi permasalahan, sarana memuaskan perasaan ingin tahu. Selain itu pada konteks pengaruh agama dalam Masyarakat maka telah diketahui beberapa bentuk pengaruh, yaitu: pengaruh edukatif, memberi kesadaran tentang keselamatan, pengaruhnya sebagai pendamaian, pengaruhnya sebagai kontrol sosial, pengaruh dalam memperkuat solidaritas, pengaruhnya dalam nilai transformatif, dorongan agama untuk produktif, motivasi yang sublimatif.]
Fenomena Penggunaan Media Sosial dan Pentingnya Pendidikan Etika Kristen di Era Disrupsi Adi Saingo, Yakobus
Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral Vol. 3 No. 1 (2024): Juni : Lumen: Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral
Publisher : Publisher STPKat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/lumen.v3i1.76

Abstract

Social media is used freely and without control causing quite a number of people in the era of disruption to engage in various actions that are not in accordance with religious norms and values. Therefore serious treatment is needed, one of which is Christian ethics education. The purpose of this study is to find out the phenomenon of social media use in the era of disruption and the importance of Christian ethics education. The research method used was literature review and analyzed using a descriptive approach. The results of the study explain that in facing the progress of the times, every Christian needs to understand the phenomenon of the use of social media in the era of disruption by most people, including: Spending a lot of time playing social media, social media as one of the perpetrators of crime, social media is one of the factors growing anti-social behavior. Apart from that, to prepare Christians to have a life that pleases God, it is necessary to take various approaches, including by implementing Christian ethics education in their daily lives, which aims to: Prepare Christians to face challenges of faith in the era of disruption, make them aware of the importance of social values, anticipate in the misuse of social media technology, as a means of instilling Biblical values, motivating to always be a blessing through social media in an era of disruption.
Concept Of Religious Moderation As A Society Bridge And Technical Guidance For The Making Of Handsanitizer: Konsepsi Moderasi Beragama Sebagai Jembatan Pemersatu Masyarakat Dan Bimbingan Teknis Pembuatan Handsanitizer Adi Saingo, Yakobus; Dormalin Koroh, Tince; Givens Giliary Se’u, Windynia; Hermin; Cicilia Noach, Yuvine Marlene; Baun, Soleman
Procedia of Social Sciences and Humanities Vol. 3 (2022): Proceedings of the 1st SENARA 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pssh.v3i.138

Abstract

The people in Tesbatan village are generally known as people who live in religious pluralism. However, based on a preliminary survey in field, there are quite a lot of people who do not fully understand the importance of having a the right conception in a pluralistic society. Therefore, this Community Service Activity aims to form a conception of religious moderation in the Tesbatan community as a bridge for the establishment of comunity unity and co-operation in the manufacture and production of hand sanitizers form the basic ingredients of betel leaf and citrus fruits to prevent the spread og Covid-19. Methods for implementing PKM activities include : seminars on religious moderation and technical guidance on making hand sanitizer form betel leaf and citrus fruits. This activity is carried out in three stages :preparation, material provision and evaluation. In the implementation of this activity, the average response from PKM activity participants was 3,68% with very useful criteria, meaning that this PKM activity was considered very useful for the Tesbatan village community and they increasingly understood the concept of religious moderation and could also cooperate in utilizing natural resources in the form of betel leaf plants and citrus fruits to make hand sanitizer. Form the result of this study, it is hoped that community leaders as leaders can produce a cadre of leaders from young people in Tesbatan village who have a high spirit of tolerance by respecting diversity.
Signifikansi Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kerja Sama Pratama Nggeo, Jitro; Adi Saingo, Yakobus
Jurnal Pendidikan Non formal Vol. 1 No. 4 (2024): June
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/jpn.v1i4.612

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas tentang pentingnya model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kolaborasi dengan menggunakan metode studi literatur yang menggali berbagai informasi berdasarkan data kepustakaan dari berbagai literatur yang relevan dengan tema penelitian yaitu dari berbagai buku ilmiah, jurnal , artikel yang berkaitan dengan substansi penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan mereduksi berbagai informasi sehingga dapat menjelaskan hasil bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pendekatan untuk meningkatkan kesadaran siswa untuk saling terbuka dan mau bekerja sama dalam upaya mencari solusi atas permasalahan yang ada. suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Setiap individu dapat dilatih melalui model problem based learning agar mereka bahu membahu meningkatkan kualitas dirinya melalui pembelajaran sehingga kualitas diri yang baik menjadi bekal untuk mengatasi berbagai tantangan. Pendekatan model pembelajaran berbasis masalah sangat signifikan dalam mengembangkan individu yang tidak hanya berpengetahuan tetapi juga individu yang mampu berdaya saing tinggi, terlibat aktif, dan teliti dalam memecahkan masalah dengan bekerja sama antar individu untuk mencapai tujuan bersama yaitu pemecahan masalah. 
Analisis Model Pengajaran Yesus Dengan Pola Perumpamaan (Parables Of Teaching) Kore Mega, Cindy; Adi Saingo, Yakobus
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/sinarkasih.v2i2.325

Abstract

Artikel ini bertujuan membahas tentang pentingnya model pengajaran dalam mencapai tujuan pendidikan melalui analisis terhadap model pengajaran yang digunakan oleh Yesus Kristus dengan pola perumpamaan. Model pengajaran merupakan konsep yang digunakan dalam merancang proses pembelajaran, dan memainkan peran kunci dalam membangun dan meningkatkan kemanusiaan. Penting bagi seorang guru untuk memilih metode pengajaran yang tepat guna mencapai tujuan pembelajaran yang rancangkan, termasuk menggunakan pola perumpamaan dalam mengajar seperti yang dicontohkan Tuhan Yesus Kristus dalam pengajaran-Nya untuk menyampaikan kebenaran Firman bagi banyak orang. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka yang ketika dianalisis secara reduktif mengungkapkan hasil bahwa perumpamaan sebagai cerita pendek yang mengandung makna dalam dan digunakan oleh Yesus untuk menjelaskan prinsip-prinsip spiritual secara tidak langsung bagi pengikut-Nya. Pola perumpamaan juga dapat digunakan oleh guru Kristen ketika menjelaskan materi di dalam kelas. Pembahasan juga menganalisis tentang jenis-jenis perumpamaan yang digunakan oleh Yesus, dan relevansinya dalam pengajaran modern, selain itu model pengajaran dengan pola perumpamaan telah menjadi inspirasi bagi guru-guru Kristen dalam mengembangkan strategi pengajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model Cooperative Learning Sebagai Pendekatan Mengajar Yang Alkitabiah Untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa Maya Aberthina Boru; Adi Saingo, Yakobus
Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Ngabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/sinarkasih.v2i2.333

Abstract

Pengajaran yang dipimpin guru Kristen jangan hanya berfokus pada pemahaman konsep agama semata, tetapi juga meningkatkan inisiatif siswa dalam pengembangan sikap berkolaborasi, nilai kerja sama, dan keterampilan sosianya. Tanpa adanya kesadaran siswa untuk saling berkolaborasi dalam belajar akan membuat dirinya mengalami ketertinggalan di kelas. Penulisan artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai model cooperative learning sebagai pendekatan mengajar yang Alkitabiah untuk meningkatkan kerja sama siswa. Penulisan artikel ini dilakukan dengan pengumpulan data dari dokumen-dokumen ilmiah yang memiliki keterkaitan dengan topik yang sedang didalami. Peneliti melakukan analisis data dengan cara mereduksi yang mengungkapkan hasil bahwa implementasi model cooperative learning sebagai pendekatan mengajar yang Alkitabiah untuk meningkatkan kerja sama siswa dapat dilakukan dengan guru mendorong siswa saling berkerja sama dan saling melayani, guru membantu siswa memahami materi secara utuh, guru membantu siswa untuk saling memotivasi dalam pertumbuhan rohani di komunitasnya, guru mendorong siswa saling mengingatkan untuk menerapkan nilai-nilai Alkitabiah dalam aktivitas sehari-hari, guru membantu siswa memiliki inisiatif saling berkolaborasi sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Model cooperative learning yang Alkitabiah memiliki dampak yang penting dalam meningkatkan kerja sama siswa sebagai bentuk sikap yang menjunjung nilai-nilai Kristiani.
Era Disrupsi Teknologi dan Sikap Pemimpin Kristen Adi Saingo, Yakobus
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v4i2.112

Abstract

Abstract: This study aims to discuss the existence of the era of technological disruption and the attitude of Christian leaders in facing various challenges. This study applies a qualitative method in the form of library research in which information is collected from various literatures whose content is still relevant to the research topic. The data were analyzed descriptively which presented the results that in the challenges of the era of technological disruption as it is today, it is necessary to have a form or form of Christian leadership as the vanguard in preparing God's people to become individuals who continue to uphold moral, social and spiritual values. There are various forms of Christian leaders' attitudes towards technological disruption, including: living a spiritual attitude, an educative attitude, an attitude of integrity, an attitude of the principle of benefit, a humanistic attitude. These attitudes must be taught, instilled and exemplified by Christian leaders in every institution where they take shelter so that they are able to promote a life of self-control in the correct use of technology, and make technological disruption as a means and opportunity to introduce Christ to many people unlimitedly.   Keywords: Era of Disruption, Christian Leaders, Technology.   Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai keberadaan era disrupsi teknologi dan sikap pemimpin Kristen dalam menghadapi berbagai tantangannya. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dalam bentuk library research yang penghimpunan informasinya bersumber dari berbagai literatur yang konten masih relevan dengan topik penelitian. Data dianalisis secara deskriptif yang memaparkan hasil bahwa dalam tantangan era disrupsi teknologi seperti saat ini maka perlu ada wujud atau bentuk sikap pemimpin Kristen sebagai garda terdepan mempersiapkan umat Allah menjadi pribadi yang tetap menjunjung nilai-nilai moral, sosial maupun spiritual. Adapun berbagai bentuk sikap pemimpin Kristen memasuki disrupsi teknologi, antara lain: menghidupi sikap spiritual, sikap edukatif, sikap integritas, sikap asas manfaat, sikap humanistik. Sikap-sikap tersebut harus diajarkan, ditanamkan dan diteladankan oleh pemimpin Kristen dalam setiap lembaga tempatnya bernaung sehingga mampu mempromosikan kehidupan pengendalian diri dalam penggunaan teknologi secara benar, serta menjadikan disrupsi teknologi sebagai sarana maupun kesempatan memperkenalkan Kristus bagi banyak orang secara tidak terbatas.   Kata Kunci: Era Disrupsi, Pemimpin Kristen, Teknologi.
Menganyam Tali Persaudaraan Dengan Nilai Pancasila Sebagai Upaya Menangkal Ekstrimisme Agama Di Indonesia Beri Laba, Ebenhaezer; Adi Saingo, Yakobus
Jurnal Adijaya Multidisplin Vol 1 No 06 (2024): Jurnal Adijaya Multidisiplin (JAM)
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku ekstrimisme yang dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab dapat mengancap keutuhan persatuan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila dipandang sebagai solusi yang harus ditanamkan sejak dini sehingga dapat meningkatkan kesadaran sesama anak bangsa untuk saling menopang dalam ikatan tali persaudaraan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas mengenai menganyam tali persaudaraan dengan nilai Pancasila sebagai upaya menangkal ekstrimisme agama di indonesia. Metode yang digunkan dalam proses penyelelesaian penelitian ini menggunakan metode literature research yang aktifitas pengumpulan data dilakukan dengan meneliti berbagai literatur ilmiah berupa buku-buku, jurnal, ataupun literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Analisis data secara deskriptif dengan memaparkan hasil bahwa bangsa indonesia yang memiliki kemajemukan beragama perlu menghidupi perilaku hidup yang berlandaskan pada nilai pancasila, sehingga nilai hidup yang diutamakan adalah saling menghormati dan menghargai dalam keragaman agama di terngah masyarakat. Sikap saling menghargai akan terwujud dengan terikatnya tali persaudaraan antara sesama anak bangsa tanpa memandang perbedaan agama. Menganyam tali persaudaraan sebagai solusi menangkal ekstrimisme agama dan mewujudkan persatuan bangsa dapat diupayakan dengan berbagai bentuk sikap, di antaranya: Tidak menutup diri, membangun hubungan dan komunikasi, terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan mengimplementasikan pendidikan moderasi beragama.
Menanamkan Nilai Pancasila Melalui Kearifan Lokal Lopo Timor Yang Mempersatukan Widyanti, Lidyasih; Adi Saingo, Yakobus
Jurnal Adijaya Multidisplin Vol 1 No 06 (2024): Jurnal Adijaya Multidisiplin (JAM)
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas mengenai Menanamkan nilai Pancasila melalui kearifan lokal Lopo Timor yang mempersatukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang diterapkan dengan menghimpun informasi dari orang/kelompok tertentu yang memiliki hubungan dengan topik pembahasan serta memanfaatkan masalah yang aktual secara apa adanya. Data dikumpulkan dari hasil studi dan observasi di SMP Negeri 6 Nekamese Kabupaten Kupang sebagai sekolah pelaksana implementasi kurikulum Merdeka yang telah mengimplementasikan nilai Pancasila untuk persatuan melalui pembuatan Lopo Timor dalam kegiatan P5 (proyek penguatan profil pelajar Pancasila) di sekolah. Data dianalisis dan diolah secara deskriptif yang memaparkan hasil bahwa SMP N 6 Nekamese sebagai sekolah yang berupaya menerapkan kegiatan P5 (proyek penguatan profil pelajar Pancasila) melalui penanaman nilai-nilai budaya kemasyarakatan, salah satunya adalah dengan mendirikan Lopo Timor yang terkandung makna persatuan dalam keberagaman. Para tenaga pendidik menjadi fasilitator dalam mengajarkan anak didiknya untuk saling bergotong royong dan menanggalkan ego kesukuan, dan bersedia saling bekerja sama mendirikan Lopo Timor yang bertujuan supaya nilai-nilai budaya yang seragam dengan nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan secara utuh serta menyeluruh dalam kehidupan siswa-siswi di lingkungan sekolah.
Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Kupang Kore Mega, Cindy; Adi Saingo, Yakobus
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2024): April
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v1i4.1073

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk membahas mengenai implementasi nilai Pancasila dalam kehidupan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Muhammadiyah Kupang. pengumpulan data dilakukan dengan instrumen angket untuk mengukur besaran persentase penerapan nilai-nilai Pancasila dan mendeskripsikannya secara kualitatif terkait fenomena dalam konteks alamiah mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah. Hasil kuesioner yang mengemukakan hasil persentase pengaplikasian nilai-nilai Pancasila, maka dilakukan wawancara langsung untuk mengonfirmasi bentuk penerapan dalam perilaku di berbagai aktifitas. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan pendekatan reduktif yang mengungkapkan hasil bahwa pengimplementasian nilai-nilai Pancasila yaitu Sila 1, 3, dan 5 mendapatkan respons positif dari mahasiswa dengan persentase 100% dalam kategori "sering" dan "selalu. Sila 2 dari Pancasila, yang mengajarkan nasionalisme 97,8% responden Kadang, sering", dan "selalu".  Sila 4 dari Pancasila, yang menekankan demokrasi 98% responden menyatakan bahwa mereka mengaplikasikan nilai tersebut dalam kategori "kadang-kadang", "sering", dan "selalu". Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa mahasiswa terlibat aktif dalam organisasi kewarganegaraan, keagamaan, atau social yang mendorong implementasi nilai-nilai Pancasila untuk terus menjadi contoh nyata dengan menghormati perbedaan, mempraktikkan sikap inklusif, menghargai keadilan, dan berperilaku sopan dan santun. Sehingga dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih harmonis dan adil serta mampu berperan aktif dalam penguatan nilai-nilai Pancasila di kampus dan menjadi agen perubahan yang mendorong kehidupan kampus yang lebih bermartabat, adil, dan harmonis.