Articles
PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAM GAMES TOURNAMEN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR SISWA KELAS IX E MTsN 3 JEMBER
Husnul Hotimah
TEACHING AND LEARNING JOURNAL OF MANDALIKA (TEACHER) e- ISSN 2721-9666 Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : INSTITUT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MANDALIKA INDONESIA (IP2MI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36312/teacher.v2i2.129
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IXE MTs Negeri 3 Jember. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya guru masih menggunakan metode konvensional serta dominasi guru dalam proses pembelajaran sehingga menyebabkan proses pembelajaran menjadi pasif dan membosankan, juga menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, melalui penelitian ini diharapkan memperoleh cara yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IXE MTs Negeri 3 Jember. Penerapan model pembelajaran kooperatif model TGT (Team Games Tournament ) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena dengan model pembelajaran kooperatif model TGT siswa dapat lebih aktif berpartisipasi bersama kelompok belajarnya. Pembelajaran dengan model kooperatif model TGT digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa MTs Negeri 3 Jember, karena metode pembelajaran kooperatif model TGT banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk mampu mengeluarkan pendapat dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IXE MTs Negeri 3 Jember. Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan pada siklus I meningkat terdapat 15 anak atau 50% dan pada siklus II meningkat menjadi 27 anak atau 90%. Dari data tersebut dapat diketahui peningkatan hasil belajar matematika siswa secara klasikal yang diperoleh 90% yang berarti peningkatan hasil belajar matematika siswa secara klasikal sudah tercapai. Hal ini berarti penggunaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IXE MTs Negeri 3 Jember.
A Comparative Study of English and French Gender
Beny Hamdani;
Dian Luthfiyati;
Raudhatul Islam;
Husnul Hotimah
English Teaching Journal and Research: Journal of English Education, Literature, And Linguistics Vol. 1 No. 2 (2021): ETJaR Volume 1 Number 2 December 2021
Publisher : Center for the Research and the Community Service, Islamic Institut of Hasanuddin Pare - Kediri
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (350.199 KB)
|
DOI: 10.55148/etjar.v1i2.255
This article looks critically the comparison between English and French Gender. The problem that will be discussed in this article is: What kind of similarities and differences do they have in gender, especially in distinguishing male from female persons? The significance of the study are to get inputs on gender in English and French in order to improve their ability in understanding gender from both languages . One of the characteristics of Indo-European language is gender, which classifies nouns to express sex distinctions. The following discussion will deal with two forms of gender, natural and grammatical gender, and the ways of showing gender. From the linguistics analysis of English and French gender that has been done in this article and the comparison between them, it can be concluded that both languages have some differences and similarities in the application of gender. The differences are focused on the kinds of gender used, English uses natural gender while French uses grammatical gender. The use of grammatical gender makes French does not have neuter gender. So the inanimate objects are considered to have gender, masculine or feminine, and the ways of showing their gender are afforded by the use of article, le for masculine and la for feminine.
DEVELOPING STUDENTS? WRITING SKILL ON RECOUNT TEXT BY USING PHOTOGRAPH AND GROUP GRID TECHNIQUE
Dian Candra Prasetyanti;
Husnul Hotimah
Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA), Universitas Muhammadiyah Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (267.225 KB)
|
DOI: 10.26714/lensa.4.2.2014.111-124
Kemampuan menulis adalah kemampuan yang sangat sulit bagi para murid Sekolah Menengah Pertama. Mereka kesulitan untuk menuliskan ide-ide mereka karena mereka merasa tidak percaya diri dalam menulis kalimat berbahasa Inggris. Olehkarena itu, peneliti menggunakan teknik group grid dan media foto untuk merangsang para murid mendapatkan ide-ide mereka dalam menulis bahasa Inggris.Penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis para murid dalam menulis teks recount dengan teknik group grid dan media foto. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Peneliti menggunakan dua siklus. Setiapsiklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes, observasi, wawancara, dan kuesioner. Penelitian inimenggunakan teknik group grid dengan menggunakan media foto untuk meningkatkan kemampuan menulis para murid dalam menulis teks recount serta untuk mengetahui pencapaian dan respon para murid selama proses pembelajaran.Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam penguasaan murid dalam menulis teks recount. Hal itu dapat dilihat dari nilai rata-rata murid dalam pre-test yaitu 40.56. Kemudian, nilai rata-rata di posttest 1 adalah 72.93, dan nilai rata-rata post-test 2 adalah 78.12. Persentase kelas untuk murid yang nilainya diatas KKM dari post-test 1 adalah 53% dan post-test 2 adalah 84%. Respon para murid dalam implementasi teknik group grid dan media foto sangat bagus. Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasilkuesioner dengan persentase nilai total tertinggi 96% dan nilai terendah 70%. Ratarata persentase yang didapat adalah 84%Berdasarkan perhitungan dari hasil data, bisa disimpulkan bahwa implementasi teknik group grid dan media foto dapatmeningkatkan kemampuan para murid dalam menulis teks recount. Kata Kunci: Menulis, teks recount, teknik group grid, foto.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Keripik Jagung (Zea Mays L.) dengan Bebrbagai Varian Rasa di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat
Aris Doyan;
Inggit Garnasih;
M. Agung Algifaari;
Resda Brahma Alam;
Husnul Hotimah;
Nunung Brahma Apriana;
Winda Permatasari;
Irmawati Irmawati;
Ariadi Ariadi;
Annisa Pratiwi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (191.184 KB)
|
DOI: 10.29303/jpmpi.v3i1.415
Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pertanian yang memiliki sekitar 50.000 varietas, salah satunya yaitu jagung manis (Zea mays saccharata) sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena memiliki cita rasa yang lezat. Desa Babussalam memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat melimpah. SDA tertinggi yang dimiliki desa Babussalam yaitu tanaman jagung. Desa Babussalam juga kaya akan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dapat dibuktikan dengan luas permukiman seluas 14,918 ha/m2 dengan jumlah penduduk sebanyak 9.278 jiwa. Kendala yang terlihat di desa ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah “Pembedayaan Masyarakat Melalui Pengolahan Keripik Jagung (Zea mays L.) dengan Berbagai Varian Rasa di Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat.” Tujuan dari program ini adalah untuk membantu menangani pengolahan produksi jagung yang tinggi di desa Babussalam agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Metode yang digunakan adalah sosialisasi, pelatihan, dan pemasaran produk. Hasil yang didapatkan dari program ini adalah dapat mengubah pola pikir masyarakat dari penjualan bahan mentah menjadi pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan. Hal ini tentunya memiliki dampak baik masyarakat sekitar dan perekonomiannya
PELAKSANAA PEMBINAAN NARAPIDANA WANITA YANG MENYUSUI DI LEMBAGA PERMASAYARAKATAN KELAS IIA PAMEKASAN
Husnul Hotimah
Dinamika Vol 25, No 5 (2019): Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (202.437 KB)
Abstract The results of this study indicate that every female prisoner who is pregnant and lactating has performed well even though in the Implementation Process of Guiding Prisoners of pregnant and lactating women also have problems in the Class IIA Correctional Institution Pamekasan. Class IIA Correctional Institutions also seek efforts to overcome obstacles that are in accordance with Government Regulation Number 32 of 1999. the existence of monitoring and evaluation by the Head of the Class IIA Correctional Institution Pamekasan so as to minimize any obstacles that occur in the implementation of Guiding Prisoners for pregnant and lactating women
Pengembangan Potensi Desa dalam Upaya Meningkatkan Penghasilan Petani Karet Desa Lubuk Enau Kabupaten Muara Enim
Eki Ayu Safitri;
Husnul Hotimah;
Gita Widyawati;
Aprilianti Maharani;
Muhammad Wadud;
Rafika Sari;
Endah Dewi Purnamasari
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2022): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31571/gervasi.v6i3.4261
Perkebunan karet merupakan sumber daya alam yang mampu memberikan manfaat yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat di Desa Lubuk Enau. Potensi ini menjadi sebuah hal yang harus dikembangkan dan dimaksimalkan. Banyak masyarakat yang masih kurang pemahaman dan pengetahuan tentang mengelola potensi diri. Oleh karena itu, pengabdian ini dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masyarakat sekitar memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana mengelola usahanya. Pemberian pengetahuan manajemen ini akan memberikan pemahaman masyarakat untuk menemukan tindakan paling efektif dan efisien sehingga hasilnya mampu mencapai keuntungan yang paling maksimal atau proses bisnis yang paling efisien dan terhindar dari hambatan yang ada. Metode pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu melalui observasi dan wawancara kepada masyarakat sekitar. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa masyarakat desa Lubuk Enau mampu mengembangkan potensi dan mengembangkan usaha yang sedang mereka kelola. Kegiatan ini penting dilakukan karena mampu memberikan manfaat secara luas kepada masyarakat sekitar.Kata Kunci: Manajemen Pengembangan Potensi, Petani Karet, Penghasilan Petani
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, SUASANA TOKO, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMARET JALAN SULTAN ISKANDAR MUDA KEBAYORAN LAMA
Lucy Nancy Simatupang;
Husnul Hotimah
Jurnal Manajemen Vol 4 No 1 (2019): Volume 4 No 1 Tahun 2019
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Satya Negara Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (439.058 KB)
|
DOI: 10.54964/manajemen.v4i1.131
This study aims to determine the effect of Service Quality, AtmosphereStore, and Location on Purchasing Decisions at Indomaret Jalan Sultan Iskandar Muda Kebayoran Lama. The population in this study all consumers who made purchases at Indomaret Jalan Sultan Iskandar Muda Kebayoran Lama and the sample in this study amounted to 71 consumer. The design of this study uses a causal method. The sampling technique uses accidental sampling. The method of collecting data uses primary data and secondary data.The data analysis method used in this study is multiple linear regression analysis with the help of SPSS 22 Software.The results showed that partially (t test) Service Quality (X1) and AtmosphereStore (X2) had a significant effect on Purchasing Decisions,while Location (X3) had no significant effect on Purchasing Decisions.Simultaneously (F test) shows that there is a significant influence between Service Quality variables (X1), AtmosphereStore (X2) Location (X3) on Purchase Decisions (Y).And the contribution of all adjusted R2 independent variables is 49,6% towards Purchasing Decisions (Y), while the remaining 50,4% is explained by other factors or variables unknown and not included in this study
STRATEGI PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) UNESA DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PESERTA PPG PASCA SM-3T
HUSNUL HOTIMAH
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Vol 5 No 01 (2017): Kajian Moral dan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26740/kmkn.v5n01.p%p
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran yang sebenarnya tentang bagaimana strategi pendidikan profesi guru (ppg) unesa dalam mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesional peserta ppg pasca sm-3t.. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini di Gedung Program, Pengembangan Profesi Guru Universitas Negeri Surabaya di Kampus Lidah Wetan. Untuk memperoleh data yang ada di lapangan maka teknik pengumpulan data berupa observasi dan wawancara , serta menggunakan analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi PPG dalam mengembangkan kompetensi pedagogik dan profesional yaitu melalui kegiatan worksop, pada saat worksop untuk mengembangkan kompetensi pedagogik strategi yang dilakukan yaitu seperti pemberian seminar kurikulum dan untuk profesionalnya diberikan lagi penekanan terhadap materi yang di berikan agar peserta nantinya tidak salah konsep dalam menyampaikan materi pada saat mengajar, serta peer teaching atau micro teaching dengan menggunakan metode inquiry dan discovery peserta PPG di tuntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: strategi, pendidikan profesi guru, pedagogik, profesional
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Balita di Desa Bonto Langkasa Selatan Kabupaten Gowa
Husnul Hotimah;
Haeruddin;
Ikhram Hardi S
Window of Public Health Journal Vol. 2 No. 5 (2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33096/woph.v2i5.295
Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Kekerdilan (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (bawah lima tahun). Sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Gowa pada pemantauan bulan Februari 2020, puskesmas yang memiliki angka stunting tertinggi adalah puskesmas Bontonompo II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pengetahuan ibu, riwayat KEK, kepemilikan jamban sehat dan higiene dengan kejadian stunting pada balita di wilayah Puskesmas Bontonompo II. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 150 balita. Jumlah sampel sebanyak 108 yang diambil denagn teknik simple random sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi serta pengukuran tinggi badan balita dengan statumeter. Data dianalisis dengan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Diperoleh hasil bahwa kejadian stunting di Desa Bonto Langkasa Selatan Kabupaten Gowa signifikan dipengarui oleh faktor pengetahuan ibu (p=0,040), faktor KEK (p=0,000) p<0,05, faktor kepemilikan jamban (p=0,043), faktor higiene (p=0,018). Disarankan bagi masyarakat untuk aktif dalam kegiatan penyuluhan maupun kegiatan kesehatan lain yang dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan dan bagi para ibu sebaiknya rutin melakukan penimbangan di posyandu terdekat sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau dan segera dapat ditangani bila ditemukan masalah pada tumbuh kembang anak.
Engaging Students’ Autonomous Learning across Vocational Secondary Schooling: Teachers’ Role and Challenge
Beny Hamdani;
Raudhatul Islam;
Husnul Hotimah
English Teaching Journal and Research: Journal of English Education, Literature, And Linguistics Vol. 1 No. 2 (2021): ETJaR Volume 1 Number 2 December 2021
Publisher : Center for the Research and the Community Service, Islamic Institut of Hasanuddin Pare - Kediri
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (736.982 KB)
|
DOI: 10.55148/etjar.v1i2.254
In the industrial revolution 4.0., autonomous learning is considered as a desirable goal in English language teaching and learning in Indonesia. The movement towards learner-centered approaches has resulted in more emphasis on the benefits of learner autonomy in the success of English language teaching and learning. The research examines the capabilities of vocational secondary English teachers in Probolinggo, East java, Indonesia to engage students’ autonomous learning. The term capabilities refers to substantive freedom or opportunities that English teachers hold to do and to be a certain thing that they consider valuable. Data for the study were generated through interviews with twenty vocational secondary English teachers across remote area, urban area, Pesantren and state vocational secondary school. English Teachers were interviewed by autonomous learning issues based on their knowledge and understanding of these issues. Further, data were obtained from classroom observations and analysis of curriculum documents which include the national curriculum framework of Indonesia, English teachers’ syllabi and lesson plans. Data analysis is qualitative. The study revealed that vocational secondary English teachers in Probolinggo are still problematic and facing several challenging particularly in view of autonomous learning which was centered on traditional didactic and teacher-directed modes of delivery. This indicates that Indonesian vocational secondary English teachers in Probolinggo are not effectively engaged in autonomous learning in spite of their concerted efforts to do so.