Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru IPA Kabupaten Batang melalui Pelatihan Merge Cube Augmented Reality (AR) Muhamad Taufiq; Murbangun Nuswowati; Arif Widiyatmoko; Rifa' Atunnisa
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 2 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i2.11510

Abstract

Guru IPA di Kabupaten Batang masih banyak yang mengalami kendala dalam kenaikan pangkat. Penyebabnya adalah guru mengalami kesulitan memenuhi persyaratan dari sisi karya inovatif unsur PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan). Kegiatan PKB dapat dilakukan melalui pelatihan STEM Education Berbasis Merge Cube Augmented Reality (AR) bagi guru melalui kegiatan MGMP dengan model Action Learning berbasis fasilitasi. PKB ini bertujuan membantu guru IPA dalam meningkatkan hasil karya inovatif dan penerapannya dalam pembelajaran berupa media pembelajaran IPA berbasis Paper Merge Cube AR. Metode pemecahan masalah dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan terprogram. Desain model pemecahan masalah yang dilakukan yaitu Action Learning berbasis fasilitasi. Kegiatan pelatihan dibangun dari hubungan antara refleksi dan aksi/ tindakan dilanjutkan dengan fase pendampingan. Refleksi dapat memberi tekanan untuk lebih mengefektifkan tindakan. Sebelum pelaksanaan pelatihan, dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan dinas terkait dan ketua MGMP IPA Kabupaten Batang. Pada akhir kegiatan peserta telah memiliki keterampilan yang memadai terkait implementasi STEM education berbasis merge cube AR.
Comparison of SWAT-based Ecohydrological Modeling in the Rawa Pening Catchment Area, Indonesia Amalia, A. V.; Fariz, T. R.; Lutfiananda, F.; Ihsan, H. M.; Atunnisa, R.; Jabbar, A.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol 13, No 1 (2024): March 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpii.v13i1.45277

Abstract

The Soil and Water Assessment Tool (SWAT) is an ecohydrological model widely applied to assess water quality and watershed management. This tool also has the advantage of building watershed models even with limited monitoring data availability. The essential data required by this tool includes digital elevation models (DEM), land use maps, climate data, and soil data. Nonetheless, the availability of spatial data is still often a challenge in developing hydrological models, especially in developing countries such as Indonesia. This research will compare the accuracy of freely available data in Indonesia in facilitating the development of hydrological models from SWAT in the Rawa Pening catchment area. This research is crucial since Rawa Pening Lake is a priority lake for revitalization, so the research results will help provide suggestions regarding presenting data in SWAT modeling. This research compares SWAT models built from different land use and DEM (Digital Elevation Models) data. The land use data being compared is the result of processing from the Google Earth Engine (GEE) platform using machine learning with land use data from government agencies, namely the Ministry of Environment and Forestry, while the DEM data being compared is SRTM and DEMNAS data. The validation results using R, R2, RMSE, and NSE show that, in general, the model built from land use from GEE is the best compared to the other models. In modeling SWAT in Indonesia, we recommend using good-quality land-use data. Utilizing supervised classification through Random Forest (RF) algorithms within GEE can facilitate the acquisition of this data. To reduce computation time, the DEM can be SRTM with a small sacrifice of accuracy.
PERBEDAAN SIFAT BIOPLASTIK LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN BIOPLASTIK TEPUNG TAPIOKA Rahmawati, Maya Putri; Fajriyanti, Lisa Amelia; Afiddah, Tawallani; Mustikaningtyas, Dewi; Atunnisa, Rifa'
Proceeding Seminar Nasional IPA 2023
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan salah satu faktor masalah di lingkungan karena proses daur ulang sampah plastik membutuhkan waktu yang cukup lama seperti kantong plastik. Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan suatu energi alternatif berbahan plastik yang diperoleh dari bahan yang tersedia di alam dan cepat terurai yaitu bioplastik atau plastic biodegradable dari bahan polimer alami seperti pati. Dimana bioplastik tersebut dapat dijadikan pengganti plastik konvensional karena cepat terdegradasi dan ramah lingkungan. Salah satu bahan pati dengan selulosa yang dapat digunakan yaitu kulit umbi singkong. Tujuan dilakukannya eksperimen ini adalah untuk mengetahui perbedaan sifat bioplastik limbah kulit singkong dengan bioplastik tepung tapioka. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan dan melalui beberapa tahap pengujian seperti pengujian pada warna, ketahanan terhadap air, ketebalan, elastisitas, dan kekuatan terhadap barang. Didapatkan hasil bioplastik dari tepung tapioka sifat ujinya lebih unggul daripada bioplastik dari limbah kulit singkong. Faktor yang mempengaruhi perbedaan sifat antara kedua bioplastik tersebut yaitu panas matahari serta kandungan pati di dalam bahan. Dimana pada hari pengujian untuk bioplastik dari limbah kulit singkong belum sepenuhnya kering dibandingkan dengan bioplastik dari tepung tapioka dan pati pada kulit singkong lebih sedikit dibandingkan dengan tepung tapioka.
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH UNTUK PEMBUATAN EKOENZIM Faj'ria, Nur; Wara, Adisti Danis; Sofiyani, Rakhma Dita; Fadhilah, Nurul; Mustikaningtyas, Dewi; Atunnisa, Rifa'
Proceeding Seminar Nasional IPA 2023
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ekoenzim merupakan cairan yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik berupa sayuran dan kulit buah dengan campuran substrat gula merah dan air. Ekoenzim memiliki beberapa kegunaan sebagai anti jamur, anti bakteri, agen insektisida, pupuk tanaman, pembersih lantai, disinfektan, pembersih aliran selokan dan masih banyak lagi. Dalam penelitian ini pembuatan ekoenzim dilakukan dengan memanfaatkan beberapa limbah kulit buah yang ada di sekitar Universitas Negeri Semarang. Tujuan dari penelitian ini yaitu memanfaatkan limbah kulit buah menjadi suatu produk bermanfaat berupa ekoenzim. Pengambilan limbah kulit diperoleh dari sisa produksi jus buah yang ada di sekitar Universitas Negeri Semarang. Limbah kulit buah diolah sebagai produk ekoenzim dengan menambahkan gula merah sebagai substrat dan difermentasikan. Hasil yang diperoleh dari fermentasi selama tiga bulan berupa cairan berwarna kuning kecoklatan beraroma asam segar serta terdapat endapan berwarna kuning. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ekoenzim yang dibuat dapat layak untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Aspek Fungsional dan Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Taman Progo, Semarang Timur Putri, Salma Dwi; Salsabela, Salwa; Prihatanto, Zidan Hafizh Nur Muqshid; Anindita, Fadhilla Dyah; Jabbar, Abdul; Atunnisa, Rifa’
Proceeding Seminar Nasional IPA 2024
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Semarang termasuk kedalam daerah dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pertumbuhan infrastruktur kota selalu terjadi, pembebasan banyak lahan juga dikhawatirkan akan terjadi. Sebagai upaya tersedianya ruang terbuka hijau (RTH), Kota Semarang dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun 2010 sudah menetapkan ketentuan tentang penataan ruang terbuka hijau di tingkat kota maupun tingkat kecamatan. Semarang Timur merupakan salah satu kecamatan di Semarang dengan jumlah penduduk sebesar 70.972 jiwa, kesesuaian kondisi dan fungsi RTH perlu dikaji untuk meningkatkan keefektivitasannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek fungsional dan pola pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Progo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengambilan data dengan wawancara responden dan observasi lapangan yang kemudian didukung dengan dokumentasi peraturan daerah di Semarang yang berkaitan. Analasis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis tersebut, didapatkan hasil bahwa Taman Progo sudah cukup memenuhi fungsi yang sudah ada, namun ditemukannya beberapa kekurangan yaitu kurangnya pengelolaan yang dilakukan pemerintah, serta persepsi masyarakat tentang Taman Progo yang belum sesuai.
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MENGGUNAKAN LARVA BLACK SOLDIER FLY SEBAGAI PENGEMBANGAN EKONOMI SIRKULAR DI DESA JETAK Heriyanti, Andhina Putri; Atunnisa, Rifa'; Haris, Amnan; Jabbar, Abdul; Naufal, Muhammad Ahganiya; Fariz, Trida Ridho; Nurita, Oktavinda Jihan
GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024): GERVASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/gervasi.v8i2.7692

Abstract

Sumber sampah organik dari kegiatan pertanian serta rumah tangga di Desa Jetak menjadikan perlunya pengelolaan yang tepat yang bisa memberikan manfaat ekonomi namun ramah lingkungan. Oleh karena itu, tujuan kegiatan pengabdian adalah pelatihan pengolahan sampah organik menggunakan larva BSF (Black Soldier Fly). Kegiatan pengabdian dilakukan dengan tahap persiapan, tahap kegiatan sosialisasi dan pelatihan hingga evaluasi. Pada tahap evaluasi diketahui bahwa semua peserta merasa bahwa kegiatan ini menarik dan mengganggap bahwa pengolahan sampah organik menggunakan larva BSF itu efektif dan efisien, walaupun cukup banyak peserta yang merasa geli dengan larva BSF.
Mangroves in Nipah Panjang Village: Spatial Distribution and Utilization Atunnisa, Rifa'; Fariz, Trida Ridho; Jabbar, Abdul; Permana, Pawit Indra; Rahmawati, Dwi; Sultan, Habil
Indonesian Journal of Conservation Vol. 14 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v14i1.16225

Abstract

Nipah Panjang Village in Kubu Raya Regency, Indonesia, has diverse mangrove forest vegetation. Meanwhile, the mangrove forest in Nipah Panjang Village has the potential threat of deforestation, so it is necessary to develop a management strategy. A mangrove management directive can be compiled with mangrove biophysical data and the social conditions of the surrounding community. Therefore, this study aims to examine the distribution of mangrove forest areas and their utilization by the community in Nipah Panjang Village. The method used in this study was GIS analysis to determine the distribution of mangrove forest areas. In this study, observations and interviews were carried out to determine the use of mangrove forests. The study results show that from 2013 through 2018, there was around 3.12 Ha of deforestation. Deforestation that occurred was much lower than the previous year. It was due to the implementation of a devolution policy that granted village forest permits in Nipah Panjang Village. Currently, the forms of utilization of mangrove forests in Nipah Panjang Village are the farming (apiculture)  of kelulut honey, forest honey farming, and crab farming with the concept of silvofishery and the development of ecotourism. This form of utilization needs to be maximized so that the community's welfare increases, ultimately maintaining the mangrove forest.
EKSPLORASI POTENSI SPIRULINA DALAM PENANGANAN LIMBAH OLI BEKAS KENDARAAN Amalia, Andin Vita; Haris, Amnan; Heriyanti, Andhina Putri; Amelia, Rizki Nor; Rifa’atunnisa, Rifa’atunnisa; Soeprobowati, Tri Retnaningsih; Christwardana, Marcelinus
Bookchapter Alam Universitas Negeri Semarang Vol. 5 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ka.v5i1`.273

Abstract

Oli merupakan pelumas mesin kendaraan bermotor yang memiliki peran penting dalam menjaga kinerja dan umur panjang mesin. Namun, setelah digunakan, oli bekas harus segera diganti karena sifatnya yang sudah terdegradasi dan mengandung berbagai kontaminan berbahaya. Sayangnya, pengelolaan limbah oli bekas di masyarakat masih sangat terbatas. Oli bekas umumnya hanya dimanfaatkan untuk melumasi baut dan rantai, dicampur dengan solar sebagai bahan bakar alternatif, atau bahkan dibuang dan ditampung tanpa proses pengolahan yang memadai. Hal ini berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama karena kandungan bahan kimia beracun dan logam berat yang dapat mencemari tanah dan badan air. Salah satu pendekatan yang mulai dikembangkan untuk mengatasi permasalahan ini adalah pemanfaatan mikroorganisme seperti mikroalga. Spirulina, salah satu jenis mikroalga, diketahui memiliki kemampuan sebagai agen bioremediasi yang efektif karena mampu menyerap polutan (bertindak sebagai sorben), mengubah senyawa berbahaya menjadi bentuk yang lebih aman, serta mengakumulasikannya dalam struktur tubuhnya. Spirulina telah berhasil digunakan untuk mengolah berbagai jenis limbah, seperti limbah tahu, minyak jelantah, dan limbah industri batik. Karakteristik limbah oli yang memiliki kemiripan dengan minyak jelantah, terutama karena keduanya berasal dari fraksi minyak bumi, maka spirulina memiliki potensi besar untuk digunakan dalam bioremediasi limbah oli bekas.
Exploring Biochar Briquettes from Biomass Waste for Sustainable Energy Heriyanti, Andhina Putri; Bakri, Sitty Nur Syafa; Jabbar, Abdul; Kholil, Putri Alifa; Amelia, Rizki Nor; Savitri, Erna Noor; Rifaatunnisa; Siti Herlina Dewi; Habil Sultan
Advance Sustainable Science Engineering and Technology Vol. 7 No. 3 (2025): May - July
Publisher : Science and Technology Research Centre Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/asset.v7i3.1311

Abstract

The increasing demand for renewable energy necessitates sustainable alternatives such as biochar briquettes derived from agricultural waste. This study aims to optimize the production process and evaluate the physical, mechanical, and combustion properties of biochar briquettes made from corn residues, rice husks, and coconut shells. The methodology includes biomass carbonization, binder ratio optimization, and systematic testing of key quality parameters such as moisture content, density, ash content, and calorific value. Results indicate that an optimal biomass-to-binder ratio yields a high calorific value (7,192 kcal/kg) and low ash content (3.57%), enhancing combustion efficiency. Maintaining moisture content below 10% enhances ignition and prolongs burning time. These findings highlight biochar briquettes' role in carbon sequestration, biomass conversion, and sustainable waste management, supporting the circular economy and reducing environmental pollution. Biochar briquettes offer a clean, accessible energy solution, contributing to global energy security and climate change mitigation.
TEKNIK EKSPLORASI, ISOLASI, DAN IDENTIFIKASI SPORA FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA Pradama, Daffa Evan; Atunnisa, Rifa’
Proceeding Seminar Nasional IPA 2025
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mikoriza adalah asosiasi simbiotik yang esensial untuk satu atau kedua mitra, antara fungi (khususnya yang hidup dalam tanah dan tanaman) dan akar (atau organ lain yang bersentuhan dengan substrat) dari tanaman hidup, terutama bertugas untuk memindahkan hara. Mikoriza terdapat dalam organ tanaman spesifik dimana hubungan intimnya tercipta sebagai akibat perkembangan serempak tanaman-fungi (Brundrett 2004). Dalam fenomena ini fungi menginfeksi dan mengkoloni akar tanpa menimbulkan nekrosis sebagaimana biasa terjadi pada infeksi fungi patogen, dan mendapat pasokan nutrisi secara teratur dari tanaman. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi, mengisolasi, dan mengidentifikasi spora Fungi Mikoriza Arbuskula yang berada pada area rhizosfer tegakan mahoni (Swietenia mahagoni). Dengan menggunakan teknik wet sieving ditemukan jenis spora Glomus sp. berbentuk bulat atau globular dengan ukuran relatif besar dan berwarna gelap keunguan atau coklat, serta Gigaspora sp. terlihat berbentuk bulat sempurna (globosa) dengan ukuran yang relatif lebih besar, dan memiliki warna coklat kekuningan atau keemasan.