Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Gambaran Polifarmasi Pasien Lanjut Usia dengan Penyakit Metabolik di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat Martiana, Chalishah Shifa; Kosasih, Robert
Ebers Papyrus Vol. 30 No. 1 (2024): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v30i1.31051

Abstract

Penggunaan obat dalam jumlah besar untuk efek klinik yang kurang sesuai dikenal sebagai polifarmasi. Jika hal ini terjadi, ada kemungkinan efek samping obat akan meningkat dan kondisi pasien akan lebih terbebani. Hal ini sangat penting bagi lansia karena penurunan fungsi fisiologis organ. Faktor risiko terbesar terhadap penyakit degeneratif pada orang tua adalah penyakit metabolik. Kriteria penyakit metabolik antara lain diabetes tipe 2, hipertensi, dislipidemia, dan obesitas. Karena faktor risiko tersebut berdampak terhadap ketepatan obat sesuai indikasi dan efek terapi yang dicapai, dilakukanlah penelitian kali ini untuk melihat gambaran polifarmasi dengan riwayat penyakit metabolik pada lansia. Pada studi kali ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan metode pengambilan data non-random sampling. Sampel diambil data rekam medis sebanyak 158 pasien lanjut usia dengan riwayat penyakit metabolik yang mendapat peresepan obat secara polifarmasi di RS Sumber Waras tahun 2020- 2023. Hasil studi menunjukkan berdasarkan derajat polifarmasi minor (2-4 obat) 51,9% dan derajat mayor (5 obat atau lebih) 48,1%. Jumlah diagnosis tertinggi dengan 2 diagnosis (51,8%) dengan sebaran penyakit metabolik tertinggi pada kategori diabetes mellitus tipe 2 dan hipertensi (22,8%). Obat penyakit metabolik yang sering dikonsumsi adalah obat antihipertensi 50,1%. Ketepatan indikasi penggunaan obat penyakit metabolik sebanyak 92,4%.
Kegiatan Pemeriksaan Kadar Kolesterol pada Petugas dan Karyawan SMA Santo Yoseph, Cakung Kosasih, Robert; Santoso, Alexander Halim; Jap, Ayleen Nathalie; Destra, Edwin; Gunaidi, Farell Christian
Karunia: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 3 No. 4 (2024): Desember : Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/karunia.v3i4.2660

Abstract

Cholesterol is a lipid compound produced by the body and obtained from food, functioning to build cell membranes, produce certain hormones, and support metabolic processes in the body. Excessive cholesterol levels can increase the risk of cardiovascular diseases. This Community Service initiative aims to enhance the understanding and awareness of staff and employees at St. Yoseph High School, Cakung, regarding the risks of high cholesterol and preventive measures through routine screenings and health education. The program follows the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach, encompassing planning for education and screenings, conducting information sessions and cholesterol measurements, evaluating program effectiveness, and implementing follow-up actions for continuous improvement. Education on a healthy lifestyle, which includes a balanced diet, physical activity, and avoidance of alcohol and smoking, plays a vital role in maintaining normal cholesterol levels. Routine screenings are also essential for the early detection of high cholesterol risks. This initiative is expected to promote healthy behaviors and support improved workplace health by raising awareness about the importance of cholesterol prevention in the work environment.
GAMBARAN POLIFARMASI PADA LANSIA DI RS ROYAL TARUMA JAKARTA TAHUN 2020-2022 Polakitang, Shefania Tirza; Kosasih, Robert
Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Muara Medika dan Psikologi Klinis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmmpk.v4i1.34332

Abstract

Lansia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi organ yang mengakibatkan lansia rentan terhadap penyakit sehingga peresepan obat meningkat. Kasus polifarmasi sering terjadi pada populasi lansia. Polifarmasi sendiri adalah pemberian 5 atau lebih obat secara bersamaan atau pemberian obat yang tidak sesuai indikasi. Hal ini menjadi perhatian mengingat dampak dari efek samping serta interaksi obat yang dapat memperburuk kondisi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi dan penyebab polifarmasi, serta jenis obat terbanyak pada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategorik dengan desain studi cross sectional pada 114 data rekam medik di RS Royal Taruma Jakarta Barat. Hasil penelitian menunjukkan data terbanyak tahun 2020 dengan populasi perempuan 62 (54,4%) pasien, dan laki-laki 52 (45,6%) pasien. Didapatkan juga kelompok usia 60-74 tahun 92 (80,7%) pasien dan kelompok usia 75-90 tahun 22 (19,3%) pasien yang sebagian besar berdomisili di Jakarta Barat. Data menunjukkan pemberian <5 obat pada 37 (32,5%) pasien, pemberian 5-9 obat pada 68 (59,6%) pasien, dan pemberian >9 obat pada 9 (7,9%) pasien. Jenis obat terbanyak yang ditemukan adalah obat lambung 94 (82,5%), Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) 59 (51,8%), dan antibiotik 57 (50%). Kesimpulan, ditemukan polifarmasi pada perempuan kelompok usia 60-74 tahun, dengan jenis obat terbanyak obat lambung. Hal ini dikarenakan kondisi multipatologi dan keluhan yang tidak khas pada lansia. Penelitian di masa mendatang perlu mempertimbangkan jumlah dan jenis obat pada kasus polifarmasi lansia agar target terapi yang efektif dapat tercapai dan efek samping serta interaksi obat dapat dihindari.
Waspada Gangguan Pernapasan: Peran Skrining Spirometri dalam Pencegahan Penyakit Paru di Kelurahan Grogol Kosasih, Robert; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Alvianto, Fidelia; Pratama, Aditya
JPMNT JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT NIAN TANA Vol. 3 No. 2 (2025): April: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nian Tana
Publisher : Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Nusa Nipa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59603/jpmnt.v3i2.879

Abstract

Lung health plays a vital role in maintaining individual productivity and metabolic functions, especially in adults. Early detection of pulmonary function decline is essential, as respiratory disorders such as chronic obstructive pulmonary disease (COPD) and asthma often develop insidiously. This community service program aimed to conduct early screening of lung function using spirometry in Grogol Subdistrict, West Jakarta, targeting the productive-age population. The activity followed a Plan-Do-Check-Act (PDCA) cycle, beginning with public education and proceeding to spirometry tests, result evaluations, and follow-up medical advice. A total of 71 participants were involved, with a mean age of 43.6 years. The average spirometric values were: Vital Capacity (VC) 2.32 L, Forced Vital Capacity (FVC) 2.09 L, Forced Expiratory Volume in 1 second (FEV1) 1.95 L, and FEV1/FVC ratio of 92.14%. Most participants (98.6%) were categorized as "normal/at risk", with only 1.4% suspected of having a pulmonary disorder. These findings underscore the importance of routine lung health monitoring in asymptomatic individuals. Through early screening and health education, this program contributes to increasing public awareness of respiratory health, promoting preventive strategies, and potentially reducing the burden of chronic lung diseases in the long term. Keywords: Lung Function, Spirometry, Early Detection, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), Health Screening
PEMERIKSAAN GULA DARAH SEBAGAI ALAT EDUKASI DAN SKRINING RISIKO DIABETES DAN PRA-DIABETES PADA USIA PRODUKTIF Kosasih, Robert; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Rafi, Muhammad Adam Abizar; Andersan, Jonathan
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 3 No. 3 (2025): Juni
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v3i3.2607

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia akibat resistensi insulin dan disfungsi sekresi insulin, sering dikaitkan dengan obesitas dan gaya hidup tidak aktif. Meningkatnya prevalensi DMT2 di negara berkembang, termasuk Indonesia, memperlihatkan kebutuhan mendesak untuk deteksi dini guna mencegah komplikasi serius seperti penyakit kardiovaskular dan gagal ginjal. Kegiatan ini bertujuan melakukan skrining gula darah pada populasi usia produktif untuk mendeteksi pradiabetes dan DMT2 serta memberikan edukasi tentang pencegahan diabetes. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini menggunakan metode Plan-Do-Check-Action (PDCA) yang melibatkan empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindakan lanjutan. Kegiatan ini mengikutsertakan 49 peserta yang dilakukan di Danau Sunter, Jakarta Utara. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang (4.08%) mengalami diabetes melitus, sebanyak 3 orang (6.12%) mengalami pra-diabetes, dan sebanyak 44 orang (89.8%) memiliki kadar gula darah puasa normal. Deteksi dini melalui skrining gula darah efektif untuk mengidentifikasi individu berisiko, memungkinkan intervensi cepat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah beban komplikasi di masa depan. Integrasi program skrining dalam pelayanan kesehatan primer disarankan untuk menurunkan prevalensi DMT2. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Skrining, Gula Darah, Deteksi Dini
Menjaga Berat Badan Ideal Melalui Edukasi dan Skrining Indeks Massa Tubuh serta Rasio Pinggang-Pinggul Pada Populasi Usia Dewasa Kosasih, Robert; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Alexandro, Cristian; Fajarivaldi, Kresna Bambang
Jurnal Pengabdian West Science Vol 4 No 07 (2025): Jurnal Pengabdian West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58812/jpws.v4i07.2413

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat di kalangan individu usia produktif dan memiliki dampak signifikan terhadap risiko penyakit kronis. Deteksi dini obesitas sangat penting untuk mencegah komplikasi metabolik dan kardiovaskular, terutama pada populasi rentan seperti penduduk di daerah perkotaan. Kegiatan pelayanan masyarakat ini dilakukan melalui skrining status gizi menggunakan pengukuran Indeks Massa Tubuh (BMI) dan Rasio Pinggang-Pinggul (WHR) pada 107 peserta usia produktif di Desa Tanjung Duren, Jakarta Barat. Selain skrining, peserta juga menerima edukasi mengenai faktor risiko obesitas dan strategi pencegahan. Hasil skrining menunjukkan variasi status gizi, dengan 66,36% peserta dikategorikan obesitas berdasarkan BMI, dan 71,03% menunjukkan WHR tinggi, yang mengindikasikan obesitas sentral. Skrining antropometri terbukti efektif dalam deteksi dini risiko obesitas. Sesi pendidikan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran peserta akan pentingnya mengadopsi gaya hidup sehat untuk mencegah komplikasi terkait obesitas. Kegiatan ini berhasil mengidentifikasi risiko obesitas di masyarakat dan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penyakit. Program deteksi dini rutin dan pendidikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi beban penyakit terkait obesitas.
Peran Edukasi dan Pemeriksaan Tekanan Darah dalam Upaya Pencegahan Hipertensi di Cengkareng Kosasih, Robert; HalimSantoso, Alexander; Destra, Edwin; Soeltanong, Dianova
Kusuma: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2025): Kusuma: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : LPPM IAI Pangeran Dharma Kusuma Segeran Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55656/kjpkm.v2i2.480

Abstract

Hypertension is one of the leading causes of cardiovascular morbidity and mortality. Excessive sodium intake is known to contribute to increased blood pressure through certain physiopathological mechanisms. The purpose of this activity is to evaluate the distribution of blood pressure and the role of education on sodium intake restriction in community screening activities. The activity was carried out at the Cengkareng Baptist Foundation School with the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach. Blood pressure examinations were carried out using an automatic digital tensiometer on 57 adult participants. Data were classified according to blood pressure category, and all participants received education on sodium intake restriction. The results showed that the average systolic and diastolic pressures were 132.4 mmHg and 87.64 mmHg, respectively. Most participants were categorized as pre-hypertension and hypertension. Education on sodium intake restriction is important in hypertension prevention strategies at the community level and needs to be integrated into early detection programs.
Hubungan Kadar Insulin Puasa dengan Tekanan Darah Pada Kelompok Lanjut Usia: Studi Potong Lintang di Panti Santa Anna Kosasih, Robert; Frisca, Frisca; Santoso, Alexander Halim; Firmansyah, Yohanes; Satyanegara, William Gilbert; Nathaniel, Fernando; Kurniawan, Joshua; Averina, Friliesa; Goh, Daniel; Sitorus, Ribkha Anggeline Hariesti; Gaofman, Brian Albert
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.13127

Abstract

ABSTRACT Hypertension is one of the most common causes of death in the world. Insulin is a hormone that has been studied for a long time, and hyperinsulinemia is a condition where the body requires large amounts of insulin to achieve normal sugar levels. It was found that hypertensive patients with metabolic syndrome disorders have higher insulin levels with or without obesity which makes it considered as a risk factor. Finding the correlation between fasting insulin and blood pressure in nuring home. Cross-sectional study research on the correlation of fasting insulin levels with blood pressure in the elderly group at Santa Anna Nursing house. Respondents who meet the inclusion criteria will follow a series of data collection according to applicable physical and laboratory examination standards. Statistical analysis using spearman correlation analysis. There were 30 respondents who met the inclusion criteria with an average age of 73 (56 - 88) years, systolic blood pressure (SBP) 120 (105-150) mmHg, diastolic blood pressure (DBP) 70 (55-80) mmHg, and fasting insulin levels 9.45 (5.4-29.5) μIU / ml. the results of the analysis did not find a significant correlation between fasting insulin levels and blood pressure (p-value = 0.590 and 0.898). In this study, it was found that the higher the fasting insulin level, the lower the systolic blood pressure (r-systolic = -0.102). Fasting insulin is one of the tests that can be carried out as an early detection of metabolic disease, especially as a prevention of hypertension. Keywords: Fasting Insulin, Elderly, Blood Presure  ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tersering di dunia. Insulin merupakan hormon yang telah dipelajari sejak lama, dan hiperinsulinemia merupakan suatu kondisi dimana tubuh membutuhkan jumlah insulin yang banyak untuk mencapai kadar gula darah yang normal. Ditemukan bahwa pada penderita hipertensi dengan gangguan sindroma metabolik memiliki kadar insulin yang lebih tinggi baik itu dengan atau tanpa obesitas yang membuatnya dipertimbangkan sebagai faktor risiko. Meneliti bagaimana korelasi kadar insulin puasa dengan tekanan darah di panti lansia. Penelitian studi potong lintang mengenai korelasi kadar insulin puasa dengan tekanan darah pada kelompok lanjut usia di Panti Lansia Santa Anna. Responden yang memenuhi kriteria inklusi akan mengikuti rangkaian pengambilan data sesuai standar pemeriksaan fisik dan labotorium yang berlaku. Analisis statistik menggunakan analisis korelasi spearman.  Terdapat 30 responden yang memenuhi kriteria inklusi dengan rerata usia 73 (56 – 88) tahun, tekanan darah sistolik (TDS) 120 (105-150) mmHg, tekanan darah diastolik (TDD) 70 (55-80) mmHg, dan kadar insulin puasa 9,45(5,4-29,5)μIU/ml. hasil analisis tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara kadar insulin puasa dengan tekanan darah (p-value= 0,590 dan 0,898). Pada penelitian ini didapatkan semakin tinggi kadar insulin puasa maka akan semakin rendah tekanan darah sistolik (r-sistolik=-0,102). Insulin puasa merupakan salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan sebagai deteksi dini penyakit metabolik, khususnya sebagai pencegahan terhadap hipertensi.   Kata Kunci: Insulin Puasa, Lansia, Tekanan Darah
Korelasi antara Kadar Insulin dalam Darah dengan Kekuatan Otot Tangan Kanan dan Kiri pada Kelompok Lanjut Usia Kosasih, Robert; Frisca Frisca; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Gunaidi, Farell Christian; Jap, Ayleen Nathalie; Gracienne Gracienne
JURNAL RISET RUMPUN ILMU KESEHATAN Vol. 4 No. 1 (2025): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrikes.v4i1.4881

Abstract

Muscle strength is the ability of muscles to produce power for physical activity, important for mobility, balance and body function. Decreased muscle strength, especially due to aging, negatively impacts quality of life and increases the risk of diseases such as diabetes and cardiovascular disease. Handgrip is a simple method for measuring muscle strength, especially hand grip strength. This study aims to evaluate the relationship between hand grip strength and blood insulin levels in the elderly. This study used a cross-sectional design at the Bina Bhakti Nursing Home with 93 participants aged 60 years and over. Hand grip strength was measured using a dynamometer, and blood insulin levels were measured from venous blood samples. Data were analyzed using Spearman correlation. The results showed an average right hand grip strength of 10.23 kg and left hand 9.33 kg, with an average blood insulin level of 4.83 µU/mL. A significant positive correlation was found between right and left hand grip strength (rho = 0.884, p < 0.001), as well as between right (rho = 0.218, p = 0.036) and left hand grip strength (rho = 0.290, p = 0.005) and insulin levels. blood. These results indicate that hand grip strength can be an indicator of metabolic health in the elderly. Interventions such as strength training and proper nutrition are important for maintaining muscle strength and metabolic health in the elderly.
Regulation of Fasting Blood Glucose, Insulin, and Homa-Ir in Relation to Malnutrition Among the Elderly: Mechanisms and Clinical Implications Kosasih, Robert; Sari, Triyana; Santoso, Alexander Halim; Jap, Ayleen Nathalie; Hartono, Vincent Aditya Budi; Syarifah, Andini Ghina
JURNAL RISET RUMPUN ILMU KEDOKTERAN Vol. 4 No. 1 (2025): April : Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran
Publisher : Pusat riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrike.v4i1.5057

Abstract

Malnutrition significantly disrupts metabolic processes like fasting blood glucose (FBG) regulation, insulin secretion, and insulin resistance (HOMA-IR), especially among the elderly. Aging amplifies these effects through declining β-cell function, reduced insulin sensitivity, and chronic inflammation, increasing the risk of type 2 diabetes and cardiovascular diseases. Globally, malnutrition affects 22% of the elderly, with prevalence reaching 28% in Indonesia due to food insecurity, limited healthcare access, and poor nutrition education. Malnutrition exacerbates glucose-insulin imbalances by causing muscle loss, increasing FBG levels, and inducing insulin resistance through chronic inflammation. Despite its impact, critical knowledge gaps remain, particularly in low- and middle-income countries like Indonesia. This study investigates how malnutrition affects FBG, insulin levels, and HOMA-IR in elderly individuals, focusing on mechanisms like inflammation and muscle loss to inform targeted interventions and improve metabolic health in resource-limited settings. This cross-sectional study evaluated fasting blood glucose, insulin, and HOMA-IR among 31 elderly participants at Panti Werdha Santa Anna. The study found no significant differences in fasting blood glucose, fasting insulin, HOMA-IR, or HbA1c levels across Mini Nutritional Assessment categories (normal, at risk, malnourished; p > 0.05). These results suggest no strong association between nutritional status and metabolic parameters, highlighting the need for further research with larger samples. This study finds no significant association between nutritional status and glycemic control in the elderly, suggesting malnutrition's indirect impact via mechanisms like inflammation and muscle loss. Comprehensive nutritional assessments remain essential to understanding its effects on metabolic health.