Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin

Al-Qur’an dan Urgensinya di dalam Kehidupan Manusia Ahmad Fachri Agustian; Muhammad Ali Hanafi; Ali Akbar; Edi Hermanto
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2025): MEI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/59mb8h94

Abstract

Al-Qur’an berperan sebagai pedoman utama bagi umat manusia; oleh karena itu, maknanya harus dipahami dengan sepenuh hati. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka, dengan mengumpulkan dan menganalisis karya-karya ilmiah yang relevan dengan topik yang dibahas. Tujuannya adalah untuk menjelaskan pentingnya Al-Qur’an bagi umat manusia. Sebagai wahyu ilahi dari Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, Al-Qur’an adalah kitab yang kebenarannya tidak dapat disangkal dan kaya akan petunjuk untuk semua aspek kehidupan. Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang paling esensial dan berfungsi sebagai petunjuk, tidak hanya bagi umat Islam tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an tidak hanya memberikan bimbingan dalam hubungan antara manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur interaksi antar sesama manusia serta hubungan manusia dengan alam semesta. Memahami Islam secara menyeluruh (kâffah) memerlukan pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an, disertai dengan pengamalan yang tulus dan konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Allah dan Rasul-Nya telah menjamin bahwa siapa pun yang mengikuti petunjuk-Nya tidak akan tersesat. Oleh karena itu, manusia harus tetap teguh dan membiarkan Al-Qur’an membimbing mereka, karena hanya Allah yang benar-benar mengetahui segala sesuatu tentang manusia dan bumi yang Dia ciptakan.
Keajaiban Al-Qur'an yang Terbukti dalam Sains Modern Anisa Fitriyani; Salsa Rahma Kumala; Sindi Nadirah; Ali Akbar; Edi Hermanto
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/s7vzhf22

Abstract

Banyak orang percaya bahwa Al-Qur’an tidak berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan, tetapi sebenarnya terdapat banyak ayat yang menunjukkan keselarasan dengan penemuan ilmiah saat ini. Meskipun bukan merupakan buku ilmiah, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai bidang ilmu seperti embriologi, kosmologi, dan geologi yang baru sepenuhnya dipahami bertahun-tahun kemudian. Penelitian ini bertujuan untuk memperjelas hubungan antara wahyu dan ilmu pengetahuan, serta menyoroti bahwa keduanya saling melengkapi. Dalam penelitian ini, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan literatur serta analisis konten dari sumber sekunder seperti buku, artikel ilmiah, dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an mendorong pencarian ilmu dan pengamatan terhadap alam sebagai bagian dari keimanan. Para ilmuwan, seperti Dr. Maurice Bucaille dan Prof. Dr. Zaghloul El-Naggar, mengungkapkan bahwa tidak ada pertentangan antara isi Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan modern. Hal ini semakin menegaskan posisi Al-Qur’an sebagai buku yang memberikan inspirasi dalam aspek spiritual dan intelektual.  
Studi Tentang Tempat dan Waktu Turun Ayat-Ayat atau Surah Al-Qur'an (Makkiah-Madaniah) Raudatul Ilmi; Sefti Sri Amanda; Ali Akbar; Edi Hermanto
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/rwz8dz36

Abstract

Kajian mengenai klasifikasi ayat-ayat Al-Qur'an menjadi ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu bidang penting dalam studi Ulumul Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengertian, kriteria, dan karakteristik dari ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, serta urgensinya dalam memahami konteks historis, sosial, dan tematik ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan menggunakan metode kualitatif kepustakaan, penelitian ini menelaah pendapat para ulama klasik dan kontemporer terkait perbedaan waktu dan tempat turunnya wahyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klasifikasi Makkiyah dan Madaniyah bukan hanya berdasarkan lokasi geografis, tetapi lebih pada konteks dakwah Rasulullah, yaitu sebelum dan sesudah hijrah ke Madinah. Studi ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap struktur dan isi Al-Qur’an serta memperkuat metode tafsir tematik dan kontekstual.
Politik dalam Al Qur'an Ikrar Hakiki; Edi Hermanto; Ali Akbar; M. Ziyan Adabi; Ferdi Hasayangan Dalimunthe
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/9qcjke66

Abstract

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tidak hanya membahas persoalan akidah dan ibadah, namun juga mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, termasuk persoalan politik dan pemerintahan. Dalam pandangan Islam, politik bukan sekadar perebutan kekuasaan atau permainan elit, melainkan suatu bentuk amanah besar yang bertujuan mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan kemaslahatan umat. Politik Qur’ani memiliki karakteristik yang khas, karena dibangun di atas nilai-nilai tauhid, keadilan (`adl), musyawarah (syura), tanggung jawab (amanah), dan kepemimpinan yang berorientasi pada pelayanan dan perlindungan terhadap rakyat. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konsep-konsep dasar politik dalam Al-Qur’an dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi pustaka dengan menelaah berbagai ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang politik secara langsung maupun tidak langsung, serta merujuk pada tafsir ulama klasik dan kontemporer. Analisis dilakukan secara tematik terhadap isu-isu sentral seperti kepemimpinan, keadilan hukum, pengambilan keputusan kolektif, serta integritas kekuasaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki panduan politik yang integral dan berkelanjutan. Nilai-nilai politik Qur’ani tidak hanya relevan pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin, tetapi juga sangat aplikatif dalam menjawab berbagai tantangan zaman modern seperti krisis moral dalam politik, praktik korupsi, dan sistem pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat.
Perumpamaan dalam Alquran: Analisis Makna dan Fungsi Retoris (Studi atas Al-Baqarah: 17-20) Ali Akbar; Edi Hermanto; Salsabila Putri Zalianty; Selly Fitriani; Rila Apriana Wati
Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 1 No. 4 (2025): JULI
Publisher : INDO PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/p7e2wh28

Abstract

Artikel ini ngebahas ayat-ayat Al-Qur’an yang isinya pakai perumpamaan, khususnya di Surah Al-Baqarah ayat 17 sampai 20. Di ayat-ayat itu, Allah ngegambarin keadaan orang-orang munafik lewat dua perumpamaan, yaitu api yang nyala terus mati, dan hujan deras yang disertai petir dan kilat. Lewat gambaran ini, kita bisa lihat gimana orang munafik itu nggak konsisten dalam keimanan—kadang ikut hidayah, tapi langsung mundur pas ada cobaan. Perumpamaan kayak gini bikin pesan yang disampaikan lebih gampang dimengerti dan berasa banget di hati. Artikel ini juga ngejelasin gimana perumpamaan dalam Al-Qur’an punya kekuatan buat ngajak orang mikir, ngerasa, dan ngerti hal-hal spiritual secara lebih dalam. Jadi, perumpamaan di Al-Qur’an tuh bukan cuma buat memperindah bahasa, tapi juga sebagai cara ngajarin yang keren dan dalem banget.