Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Konsep Self-Healing dalam QS. al-Insyirah: Analisis Penafsiran Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir Edi Hermanto; Mansuri Hasyim; Putri Afrilla Rafina; Mhd. Febrianda; Putri Dewi Sholihah
Jurnal Semiotika Quran Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Semiotika-Q: Kajian Ilmu al-Quran dan Tafsir
Publisher : Program Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/jsq.v4i2.25018

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konsep self-healing dalam perspektif Islam berdasarkan tafsir surah al-Insyirah oleh Wahbah az-Zuhaili. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian library research (studi Pustaka). Dengan demikian, artikel ini memberikan kesimpulan bahwa QS. al-Insyirah memberikan sebuah konsep self-healing, yaitu dengan memberikan bimbingan kepada umat muslim dalam menghadapi kesulitan hidup melalui keyakinan bahwa setiap tantangan akan diikuti oleh kemudahan, serta pentingnya bersandar kepada Allah dalam proses penyem-buhan diri. Wahbah az-Zuhaili memberikan penjelasan tentang hubungan antara kesulitan dan kemudahan dalam QS. al-Insyirah, serta konsep self-healing yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Konsep self-healing tersebut dapat dilakukan dengan bersandar pada kekuatan spiritual, seperti sabar, tawakal, ikhlas dan optimisme. Artikel ini mengungkapkan keselarasan konsep tersebut dengan konsep psikologi modern seperti mindfulness, gratitude, dan forgiveness yang mendukung dalam proses mental secara holistik.
ANTARA IDEALITAS DAN REALITAS: AKHLAK ISLAM DALAM MEMBANGUN TATANAN SOSIAL MODERN BERDASARKAN SURAH AL-BAQARAH AYAT 177 Sofia Hani; Mina Febriani; Tiara Amalia Nizamuddin; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 8 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v8i1.7328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara idealitas akhlak Islam dan realitas sosial modern melalui kajian Surah Al-Baqarah ayat 177. Dalam era modern, tantangan seperti ketimpangan sosial, individualisme, dan krisis identitas moral semakin kompleks, sehingga menuntut penerapan nilai-nilai akhlak yang konkret. Ayat 177 Surah Al-Baqarah memberikan landasan yang kuat untuk membentuk pribadi dan masyarakat yang berakhlak, dengan menekankan pentingnya keimanan, empati sosial, dan keteguhan dalam menghadapi kesulitan. Dalam konteks ini, akhlak Islam tidak hanya terbatas pada ajaran ritual, tetapi juga mencakup tindakan sosial yang nyata, seperti perhatian terhadap kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan lemahnya integritas. Melalui pendekatan kualitatif, artikel ini menganalisis penerapan nilai-nilai akhlak Islam dalam merespons permasalahan sosial kontemporer, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat dijadikan solusi praktis dalam mengatasi masalah-masalah moral yang dihadapi masyarakat saat ini.
PENTINGNYA IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Syiintia Purnama; Karnila Br Tarigan; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 8 No. 1 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v8i1.7567

Abstract

Faith and piety are two fundamental concepts in human life that play an important role in shaping individual character and behavior. Faith refers to a deep belief in God and His teachings, which is not only cognitive but also emotional and spiritual. Faith provides purpose and meaning in life and serves as a source of motivation when facing various challenges. Piety reflects awareness and obedience to God's commands, as well as efforts to avoid His prohibitions. These two concepts provide clear guidance for living a meaningful life. The two complement each other, with faith as the basis of belief and piety as the manifestation of this belief in daily actions. This study aims to explore the role of faith and piety in human life, including their impact on ethics, social relationships, and individual well-being. The methodology used includes a literature review based on faith and piety. The conclusion of this study emphasizes the importance of integrating faith and piety into everyday life to achieve spiritual and social well-being. Recommendations are given to improve education and understanding of these values in society as a step toward building a more harmonious and ethical community.
RELEVANSI TAFSIR AL-IKLI FI MA'ANI AL-TANZIL DENGAN ISU-ISU YANG ADA DI INDONESIA Kumpulan Harahap; Muhammad Syafii Rangkuti; Romi Ananda; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 8 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v8i2.7789

Abstract

The Qur'an holds a central role as a guiding principle for Muslims, offering relevant answers to increasingly complex challenges of the times. Faced with declining understanding, Muslims engage in interpretive efforts to make it a relevant guide for all times and places. Islam facilitates ijtihad to address matters not explicitly detailed in the Qur'an, undertaken by the companions of Prophet Muhammad and subsequent generations. The history of Qur'anic interpretation reveals rich dynamics with diverse approaches such as juridical (fiqhi), philosophical (falsafi), mystical (sufi), and scientific (ilmi). Global Islamic developments drive translations of the Qur'an into various languages, including local languages in Indonesia such as Malay, Sundanese, and Javanese using Pegon script. An exemplary interpretation is "al-Iklil fi Ma'ani al-Tanzil" by KH Mishbah bin Zain al-Mushtafa, popular in Central Java and Yogyakarta. This exegesis not only employs Javanese Pegon script but also responds to the social realities and local community conditions at the time of writing, including traditions and Quranic memorization competitions (MTQ). Overall, this interpretation demonstrates a strong local nuance in interpreting the Qur'an, blending the cultural distinctiveness and traditions of Java in conveying Islamic teachings. It enriches understanding within the Indonesian local context and underscores its significant relevance in an increasingly interconnected global context.
KAIDAH NAKIROH DAN MA'RIFAH DALAM SATU KALIMAT: TAFSIR ALI AL-SHABUNI PADA SURAH AL-BAQARAH AYAT 163 Farhan Hidayat; Nadhil Al Farizh; Sari’ul Fahmi; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 8 No. 2 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v8i2.8194

Abstract

Pada tulisan ini mengulas peran sentral Al-Qur'an sebagai panduan utama dalam menanggapi tantangan masyarakat modern. Penafsiran Al-Qur'an terus berkembang sejak zaman Nabi Muhammad SAW, memberikan ruang bagi mufassir untuk menjawab persoalan-persoalan agama yang terus berkembang. Kaidah-kaidah tafsir, terutama kaidah ma’rifah dan nakirah, digunakan untuk memahami makna Al-Qur'an secara mendalam, dengan fokus pada hubungan kontekstual antara keduanya. Studi ini mengambil contoh dari surah Al-Fatihah, Ar-Rum, dan Al-Muzzammil, menunjukkan bahwa urutan ma’rifah dan nakirah dalam satu ayat dapat mempengaruhi interpretasi makna secara signifikan. Kesimpulannya, pendekatan ini memperluas pemahaman terhadap Al-Qur'an yang selalu relevan dan terbuka untuk berbagai interpretasi yang mendalam.
HAKIKAT ILMU DALAM AL-QUR’AN Iqbal Sur Azizi; Muhammad Habib Ahasdiandra; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 9 No. 3 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v9i3.9164

Abstract

Hakikat ilmu dalam Al-Qur'an mencerminkan pandangan Islam terhadap pengetahuan sebagai landasan esensial bagi pengembangan manusia. Ilmu dalam Al-Qur'an tidak terbatas pada pemahaman ayat-ayat qauliyah (ucapan), tetapi juga mencakup ilmu kauniyah (alam semesta) dan aspek-aspek kehidupan yang beragam. Dalam perspektif Al-Qur'an, ilmu bukan sekadar hafalan atau pengetahuan teoritis, melainkan pemahaman menyeluruh yang mencakup kehidupan fisik, pemikiran, dan spiritualitas manusia.
AL-QUR'AN SEBAGAI PETUNJUK BAGI ORANG BERTAKWA: KAJIAN TEMATIK PADA SURAH AL-BAQARAH AYAT 2 Fauzyl, Muhammad; Muhammad Hasan Maulana; Restu Trisnawan; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 9 No. 3 (2024): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v9i3.9190

Abstract

Penelitian ini menganalisis konsep takwa dan peran Al-Qur'an sebagai petunjuk berdasarkan Surah Al-Baqarah ayat 2. Ayat ini menegaskan keotentikan Al-Qur'an sebagai kitab suci yang bebas dari keraguan (la rayba fihi) serta fungsinya sebagai pedoman hidup (huda) bagi mereka yang bertakwa. Dengan menggunakan pendekatan tematik (maudhu'i), penelitian ini mengungkap bahwa takwa, yang mencerminkan kesadaran spiritual dan moral, menjadi prasyarat utama untuk menerima dan memahami bimbingan ilahi. Takwa melibatkan rasa takut kepada Allah, ketaatan kepada perintah-Nya, dan kemampuan menjauhi larangan-Nya, menjadikannya landasan bagi kehidupan individu dan sosial umat Islam. Penelitian ini juga menyoroti pandangan tafsir klasik seperti Tafsir Ibnu Katsir dan tafsir kontemporer seperti Tafsir Al-Misbah untuk menjelaskan hubungan antara takwa dan kemampuan menerima petunjuk. Takwa tidak hanya dipandang sebagai atribut spiritual, tetapi juga prinsip panduan dalam pengambilan keputusan etis, pembangunan karakter moral, dan pembentukan masyarakat yang harmonis. Dalam konteks kehidupan modern, konsep takwa menunjukkan relevansinya sebagai kerangka kerja untuk menciptakan perilaku etis, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekonomi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa takwa adalah kunci untuk memperoleh manfaat penuh dari ajaran Al-Qur'an. Selain itu, takwa tidak hanya berfungsi sebagai atribut spiritual individu, tetapi juga sebagai elemen penting dalam menyelaraskan kehidupan manusia dengan prinsip-prinsip Al-Qur'an, menjadikannya relevan dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
KESABARAN DAN SYUKUR: JALAN MENUJU TAQWA DALAM PERSPEKTIF SURAH AL-BAQARAH AYAT 152-153 Ray Alhafiz Munthe; Khairil Alwi Rambe; Taufiq Hidayat Safitra; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 10 No. 2 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v10i2.9658

Abstract

In Surah Al-Baqarah verses 152–153, this paper analyzes the concepts of patience and gratitude as a path to piety. These verses emphasize how important these two qualities are in facing the tests and blessings given by Allah SWT. Verse 152 reminds of God's blessings that always accompany His people, even when they face difficulties, and encourages them to be grateful for all the goodness He has given. Verse 153 then emphasizes the importance of patience in facing various trials in life, emphasizing that Allah SWT always accompanies those who are patient. Based on the interpretation of verses 152–153, this paper analyzes the meaning and role of patience and gratitude in achieving piety. By understanding the meaning of this verse, it is hoped that readers can gain a better understanding of how important these two qualities are for building firm faith and gaining the blessing of Allah SWT. This article was written using a data collection method, where data was obtained by summarizing some information sourced from journals and books.
ANALISIS PERSPEKTIF M. QURAISH SHIHAB TERHADAP TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM SURAT AL-BAQARAH AYAT 1-20 Zanzabila, Syarifah Mudhia; Siti Nurdianah; Putri Nurshanda; Shintya Ramadhani; Edi Hermanto
Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah Vol. 10 No. 2 (2025): Tashdiq: Jurnal Kajian Agama dan Dakwah
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4236/tashdiq.v10i2.9668

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep tiga golongan manusia, yaitu mukmin, kafir, dan munafik, dalam Surah Al-Baqarah ayat 1-20 berdasarkan perspektif Quraish Shihab. Mukmin digambarkan sebagai individu yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat, konsisten dalam menjalankan syariat, dan percaya kepada hal-hal ghaib. Kafir, sebaliknya, adalah golongan yang menolak kebenaran dengan hati tertutup, baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam. Munafik merupakan golongan yang secara lahiriah menunjukkan keimanan tetapi menyembunyikan kekufuran di dalam hati, sehingga menjadi ancaman terselubung bagi masyarakat Muslim. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kajian kepustakaan (library research). Data primer berasal dari Al-Qur'an dan tafsir Quraish Shihab, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, dan artikel yang relevan. Mukmin menjadi simbol integritas iman, kafir merepresentasikan penolakan terhadap kebenaran, dan munafik melambangkan bahaya sikap hipokrit. Penelitian ini menegaskan pentingnya introspeksi diri dan konsistensi dalam keimanan serta menunjukkan bagaimana ajaran Al-Qur'an relevan dalam menjawab tantangan moral dan spiritual kontemporer.
Doa sebagai Mekanisme Coping Perspektif Q.S Al-Baqoroh Ayat 186: Manfaatnya Terhadap Kesehatan Mental Diah Ramadhani; Nurul Wulan Giar Fitria; Rheina Fattah Nadenggan Hasibuan; Edi Hermanto
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 2 No. 2 (2024): November
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v2i2.2899

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara doa, mekanisme coping, dan kesehatan mental. Doa, sebagai praktik spiritual, berfungsi sebagai strategi coping yang signifikan bagi individu yang menghadapi stres dan tantangan hidup. Melalui analisis kualitatif, kami mengkaji bagaimana doa dapat meningkatkan ketahanan emosional dan memberikan kenyamanan selama masa-masa sulit. Temuan menunjukkan bahwa individu yang rutin berdoa melaporkan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah, menunjukkan bahwa doa dapat memfasilitasi coping yang efektif berfokus pada emosi. Selain itu, doa membangun rasa komunitas dan keterikatan yang sangat penting bagi kesejahteraan mental. Dengan memohon kepada kekuatan yang lebih tinggi, individu sering kali merasakan harapan dan optimisme yang meningkat, yang berkontribusi pada kesehatan psikologis mereka secara keseluruhan. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengintegrasikan praktik spiritual seperti doa ke dalam pengaturan terapeutik untuk meningkatkan strategi coping bagi masalah kesehatan mental. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa profesional kesehatan mental harus mempertimbangkan dimensi spiritual dalam kehidupan klien mereka saat mengembangkan rencana perawatan. Secara keseluruhan, integrasi doa sebagai mekanisme coping menawarkan pendekatan holistik untuk meningkatkan hasil kesehatan mental.