Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pendidikan Gizi melalui Diskusi, Bermain, dan Praktek Penilaian Status Gizi (Siber Gizi) pada Siswa di Wilayah Pasca Bencana Utami Dewi, Nikmah; Randani, Aldiza Intan; Nadila, Devi; Sakung, Jamaludin M; Aida, Nurul
Jurnal Abmas Negeri (JAGRI) Vol. 5 No. 2 (2024): Volume 5 Nomor 2 Desember 2024
Publisher : Sarana Ilmu Indonesia (salnesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36590/jagri.v5i2.1038

Abstract

Remaja merupakan kelompok penting dalam manifestasi penyakit tidak menular pada usia dewasa serta kelompok yang berkontribusi penting pada perbaikan gizi antar generasi. Rendahnya pengetahuan terkait “Isi Piringku” dan “Gizi Seimbang” dapat berdampak pada kemampuan memilih makanan yang harus dikonsumsi untuk meningkatkan kualitas pola makan remaja. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi remaja menggunakan metode diskusi, bermain, dan praktek. Kegiatan pengabdian melibatkan 32 remaja kelas XI SMA Negeri 2 Palu serta 4 fasilitator. Pengetahuan remaja meningkat secara signifikan (p<0,05) setelah mengikuti kegiatan pengabdian. Mayoritas remaja mencapai kategori "baik" pada pengetahuan gizinya. Penting untuk menyelenggarakan pendidikan gizi yang dengan menggunakan metode diskusi, permainan, dan praktek sehingga pada remaja sehingga dapat meningkatkan pemahaman gizi.
Hubungan Status Gizi dan Kualitas Tidur dengan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Program Studi Gizi Universitas Tadulako Nadila, Devi; Nurulfuadi, Nurulfuadi; Randani, Aldiza Intan; Rakhman, Aulia; Aiman, Ummu; Ariani, Ariani; Putri, Linda Ayu Rizka; Hijra, Hijra; Fitrasyah, St Ika; Jayanti, Zulaikhah Dwi
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i1.936

Abstract

Kadar hemoglobin yang rendah menandakan seseorang menderita anemia. Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kadar hemoglobin yaitu status gizi, siklus menstruasi, pola makan, serta kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi dan kualitas tidur dengan kadar hemoglobin pada mahasiswi Program Studi Gizi Universitas Tadulako. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 174 orang. Variabel dalam penelitian ini antara lain status gizi, kualitas tidur, dan kadar hemoglobin. Data status gizi diperoleh dengan pengukuran tinggi dan berat badan, data kualitas tidur diperoleh dengan pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kadar hemoglobin diperiksa menggunakan alat digital Easy Touch GCHb. Hasil analisis data menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kadar hemoglobin (p=0,095) sedangkan kualitas tidur memiliki hubungan dengan kadar hemoglobin (p=0,006). Kebanyakan responden memiliki status gizi yang normal dan sebagian besar responden memiliki kualitas tidur yang baik. Diharapkan responden tetap menjaga status gizi yang baik dan menjaga kualitas tidur sehingga kadar hemoglobin tetap normal.
Analisis Kandungan Zat Gizi Makro dan Serving Size Bolu Kukus berbasis Sari Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) sebagai Makanan Selingan Ibu Menyusui Ariani, Ariani; Maharani, Dhea Putri; Fitrasyah, Siti Ika; Tangkas, I Made; Nurulfuadi, Nurulfuadi; Nadila, Devi; Aiman, Ummu; Putri, Linda Ayu Rizka
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol. 8 No. 1 (2024): June
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v8i1.1314

Abstract

Secara geografis, daerah Sulawesi merupakan salah satu daerah rawan bencana dan berpotensi gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Pascabencana tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan baik kekurangan gizi maupun penyakit infeksi. Masalah gizi dapat terjadi pada bayi yang masih membutuhkan ASI. Terkait tentang pemahaman pentingnya ASI baik bagi bayi maupun ibu menyusui, terdapat kendala yang terjadi berkaitan dengan pemberian ASI. Salah satu kendala dalam pemberian ASI yaitu ASI yang tidak keluar pasca melahirkan dan produksi ASI yang kurang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sekresi dan produksi ASI dengan menggunakan daun katuk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar polifenol, karbohidrat, protein, lemak, serat dan daya terima bolu kukus sari daun katuk. Jenis penelitian yang digunakan yaitu ekperimental berbasis uji laboratorium. dalam melakukan uji hedonik peneliti menggunakan panelis sebanyak 25 panelis semi terlatih, sementara itu analisis kandungan zat gizi termasuk kadar karbohidrat, protein, lemak, serat dan energi total menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), percobaan dua faktor, terdiri dari 3 perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 2 kali. Perlakuan formulasi pada penelitian ini berdasarkan penelitian yang dimodifikasi yaitu perbandingan tepung terigu tinggi protein dan sari daun katuk, yaitu F1 (tepung terigu tinggi protein 100 gr : sari daun katuk 20 ml), F2 (tepung terigu tinggi protein 100 gr : sari daun katuk 40 ml). Hasil yang diperoleh dari polifenol, kandungan karbohidrat, protein, lemak serat dan energi menunjukan formula terbaik yang terpilih pada F2 per 100 gram yaitu polifenol 1,1 gGAE/g, karbohidrat 54,3 g/100g, protein 5,0 g/100g, lemak 8,3 g/100g, serat 1,1 g/100g dan energi 311,9 kkal. Hasil uji daya terima F2 merupakan formula terbaik dari segi warna dan tekstur.
Relationship between Fast Food Consumption, Sedentary Lifestyle, and Physical Activity with Body Mass Index (BMI) among Students of Madrasah Aliyah Alkahiraat Pusat Palu Post-Covid-19 Pandemic Rakhman, Aulia; Hamid, Megawati ABD.; Nurulfuadi, Nurulfuadi; Nadila, Devi; Aiman , Ummu
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i1.286

Abstract

The prevalence of obesity in Indonesia is 31.0%, which means that many Indonesians have obesity problems, including teenagers. Palu City is ranked tenth out of 33 provinces, with a percentage of 32.9%. Fast food consumption, sedentary lifestyle, and physical activity affect Body Mass Index (BMI). This study aims to determine the relationship between fast food consumption, sedentary lifestyle, and physical activity and the Body Mass Index (BMI) of grade X and XI students of MA Alkhairaat Pusat Palu. The research method used is quantitative with a cross-sectional study design. The study population was 246, and a sample of 159 respondents was used using a proportional random sampling technique. Data collection was conducted using FFQ, ASAQ, and physical activity questionnaires. Data were analyzed using the Chi-Square statistical test. The univariate analysis results of respondents with abnormal BMI were 64 people (40.3%), and those with normal BMI were 95 people (59.7%). Based on bivariate analysis, the results of variables that have a relationship with Body Mass Index (BMI) are fast food consumption (p = 0.000). In contrast, variables that have no relationship with Body Mass Index are sedentary lifestyle (p = 0.917), and physical activity (p = 0.256). It is expected that adolescents can adopt a healthy lifestyle under the principles of balanced nutrition.
Breakfast Habits, Sleep Quality, and Menstrual Duration as Determinants of Anemia in Adolescent Girls Asnir, Juliasty; Rakhman, Aulia; Nadila, Devi; Hijra; Abdul Fandir; Rahmawati, Reny
Medicor : Journal of Health Informatics and Health Policy Vol. 3 No. 1 (2025): January 2025
Publisher : Indonesian Scientific Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61978/medicor.v3i1.943

Abstract

The prevalence of anemia among adolescent girls in the working area of Wani Public Health Center, Donggala District, remains relatively high, reaching 49.2% in 2024. Several contributing factors include poor breakfast habits, poor sleep quality, and abnormal menstrual duration. This study aims to examine the association between breakfast habits, sleep quality, and menstrual duration with the incidence of anemia among adolescent girls. This study highlights the combined role of lifestyle factors (breakfast and sleep quality) and biological factors (menstrual duration) in relation to anemia, which has been scarcely explored in this setting. This research employed a cross-sectional design with a quantitative approach. The study population included all female students in the working area of Wani Public Health Center (n = 81). A total of 68 respondents were selected using the Slovin formula and purposive sampling technique. Data were analyzed using univariate and bivariate analysis with the chi-square test at a significance level of α = 0.05. The findings revealed significant associations between breakfast habits and anemia (p = 0.000), sleep quality and anemia (p = 0.000), and menstrual duration and anemia (p = 0.000) among adolescent girls. Breakfast habits, sleep quality, and menstrual duration are significantly associated with incidence anemia among adolescent girls. These findings provide a basis for preventive efforts through nutrition education, improvement of sleep quality, and monitoring of menstrual health among adolescents.
PELATIHAN RAPID HEALTH ASSESSMENT GIZI PADA MASA TANGGAP DARURAT BENCANA Nadila, Devi; Aiman, Ummu; Rakhman, Aulia
Jurnal Dedikatif Kesehatan Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Dedikatif: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/dedikatifkesmas.v5i1.968

Abstract

Salah satu permasalahan dalam manajemen penanggulangan bencana adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan setempat dalam masa tanggap darurat bencana sehingga sulit untuk segera mendapatkan informasi terkait gizi pada saat bencana sehingga pelatihan-pelatihan terkait manajemen penaggulangan bencana sangat dibutuhkan. Salah satu pelatihan dibidang gizi adalah Rapid Health Assessment (RHA) Gizi pada masa tanggap bencana. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kader posyandu dalam melakukan Rapid Health Assessment (RHA) Gizi pada masa tanggap darurat bencana. Manfaat yang dicapai dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah peserta dapat mengetahui cara melakukan Rapid Health Assessment (RHA) Gizi. Metode yang akan digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah: 1) Metode ceramah : dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan contoh cara pengisian formulir Rapid Health Assessment Gizi. 2) Metode diskusi : dilakukan setelah penyampaian materi selesai untuk mengetahui respon peserta. Peserta dalam kegiatan pelatihan ini adalah ibu-ibu kader kesehatan di Kelurahan Duyu Kota Palu. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2023. Adapun luaran yang dari pengabdian kepada masyarakat ini ialah berupa jurnal nasional tidak terakreditasi.
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG PEMANTAUN TUMBUH KEMBANG BALITA PADA KONDISI DARURAT Nurulfuadi, Nurulfuadi; Nadila, Devi; Tangkas, I Made; Randani, Aldiza Intan; Fatimatuzzahra, Fatimatuzzahra; Afadil, Adila Humaira; Djibran, Anifah Salsabila; Desmeli, Desmeli
Jurnal Dedikatif Kesehatan Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Vol 4, No 2 (2024), April
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/dedikatifkesmas.v4i2.1234

Abstract

Prevalensi balita stunted di Kota Palu pada tahun 2022 mencapai 24.7%, wasted sebesar 12.8%, underweight sebesar 24.7%, sedangkan overweight sebesar 1.9%. Permasalahan tumbuh kembang anak, termasuk penurunan status gizi pasca bencana di Kota Palu meningkat jika dibandingkan sebelum bencana terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang kurang memadai. Oleh karena itu, pelatihan pemantauan tumbuh kembang balita pada kondisi darurat (emergency nutrition assesment) perlu dilakukan. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini yaitu meningkatkan pengetahuan ibu-ibu kader sebagai salah satu petugas kesehatan di unit terkecil, yaitu posyandu di Keluruhan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu terkait pemantauan tumbuh kembang balita saat kondisi darurat (emergency nutrition assesment). Mitra pada kegiatan ini yaitu Lurah Duyu Kota Palu. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan praktek langsung. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan pengetahuan kader tentang pemanataun tumbuh kembang balita pada kondisi darurat. Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan aspek positif pengetahuan kader.
Ketahanan Pangan, Asupan Zat Gizi dan IMT Pada Remaja Pasca Bencana Di Kota Palu Aiman, Ummu; Hartini, Diah Ayu; Ariani, Ariani; Nurulfuadi, Nurulfuadi; Rakhman, Aulia; Fitrasyah, St Ika; Pradana, Fendi; Nadila, Devi
Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 12 No. 2 (2021): Volume 12 No.2 (2021)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/preventif.v12i2.284

Abstract

Bencana memiliki dampak yang dapat merugikan manusia, termasuk remaja yang merupakan masa emas dimana anak harus dibekali makanan yang cukup gizi sebagai acuan dasar untuk kelangsungan hidupnya yang akan datang tanpa mengalami gangguan yang akan mengganggu proses tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan pangan, asupan zat gizi dan indeks masa tubuh (IMT) pada remaja pasca bencana di Kota Palu. Metode yang digunakan adalah survey deskriptif dan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Palu yang dekat dengan lokasi bencana gempa bumi, tsunami dan liquifaksi dengan total sampel 96 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja dengan kategori tahan pangan lebih besar (61,46%) dibandingkan dengan kategori rawan pangan dengan kelaparan (10,42%) dan kategori rawan pangan tanpa kelaparan (28,12%). Kemudian asupan energi dengan kategori kurang lebih besar (98,96%) dibandingkan dengan kategori cukup (1,04%) dan IMT siswa sebagian besar masuk dalam kategori underweight (58,33%). Kesimpulan bahwa remaja yang terkena dampak bencana masih termasuk dalam kategori tahan pangan namun asupan gizi kurang yang mengakibatkan berat badan kurang sehingga berpengaruh pada IMT kategori underweight.
Permasalahan gizi pada anak balita pasca gempa: Studi kasus di Palu, Sigi, dan Donggala Nurulfuadi, Nurulfuadi; Ariani, Ariani; Hartini, Diah Ayu; Aiman, Ummu; Nadila, Devi; Rahman, Aulia; Husna, Sa'adatul
Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 12 No. 1 (2021): Volume 12 No.1 (2021)
Publisher : Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/preventif.v12i1.302

Abstract

Palu, Sigi, and Donggala districts experienced a 7,7 magnitude earthquake on September 28 2018. This incident was declared a national disaster. The impact of the disaster is a decrease in the nutritional status of children under five. Nutritional problems in children under five after the earthquake can be caused by paralysis of health service, lack of availability of clean water, poor environmental sanitation, infectious diseases, and lack of consumption of nutritious food. This research is a descriptive study wich to identify nutritional problems in children under five after the earthquake in Palu, Sigi, and Donggala districts. The type of data used is secondary data, including height, weight, and age. The results showed that the nutritional status of under five children based on the weight for age index were underweight 32,1% and very underweight 16,6%. Nutritional status based on the weight for height index, were malnutrition 13,7% and poor nutrition 4,9%. The nutritional status based on the height for age index were stunting 55,7%. The conclusion that the stunting is a nutritional problem with the highest prevalence after the earthquake. The health of children under five is easily influenced by food security, the environment, and the economy. The high prevalence stunting post-earthquake can be caused by job losses, damage to agricultural land and plantations, disruption of the economic system and development in the area which has an impact on low access to food for families.
The Relationship Between Sociocultural Determinants with Exclusive Breastfeeding Practices in the Working Area of Sigenti Public Health Center, Tinombo Selatan Subdistrict, Parigi Moutong Regency Riskika, Febiani; Bawiling, Sindi Anastasya; Aiman, Ummu; Rakhman, Aulia; Amin, Nur Afia; Rahmawati, Reny; Nurulfuadi, Nurulfuadi; Lukman, Try Nur Ekawati; Nadila, Devi
Journal of Global Nutrition Vol 5 No 2 (2025)
Publisher : Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53823/jgn.v5i2.144

Abstract

The coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia has reached only 66.1%, falling short of the global target of 70% by 2030. This indicates that breastfeeding practices remain suboptimal. This study aims to analyze the relationship between maternal knowledge, educational level, family support, and food taboos with exclusive breastfeeding practices in the working area of Sigenti Public Health Center, Tinombo Selatan Subdistrict, Parigi Moutong Regency. A quantitative method with a cross-sectional approach was employed. The study population consisted of 126 mothers, from which a sample of 95 respondents was obtained using the Slovin formula and purposive sampling technique. Data were analyzed using the chi-square test with a significance level of p < 0.05. The results revealed a significant association between maternal knowledge and exclusive breastfeeding practices (p = 0.001). However, no significant relationships were found between educational level (p = 0.454), family support (p = 0.267), and food taboos (p = 0.513) with exclusive breastfeeding practices. The study concludes that low maternal knowledge is a key factor contributing to the suboptimal practice of exclusive breastfeeding. Additionally, other influencing factors such as community perceptions and the role of healthcare providers were also identified