Meity Marviana Laut
Bagian Anatomi, Fisiologi, Farmakologi Dan Biokimia, Fakultas Kedokteran Dan Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Cendana, Kupang

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENDAMPINGAN PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI TERNAK UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN SKALA RUMAH TANGGA, DESA CAMPLONG II, KABUPATEN KUPANG, NTT Cynthia Gaina; Frans Umbu Datta; Maxs U.E Sanam; Filphin Adolfin Amalo; Imanuel Benu; Meity Marviana Laut
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.401 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v5i1.418

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat petani peternak dalam memanfaatkan limbah peternakan menjadi pupuk kandang organik untuk menunjang aktivitas pertanian di desa Camplong II, kabupaten Kupang, NTT. Hasil samping berupa limbah feses telah diolah menjadi pupuk organik yang dimanfaatkan dalam lahan pertanian rumah tangga kelompok tani. Secara umum, sistem kepemilikan sapi di kelompok ternak ini adalah setiap anggota bertanggung jawab untuk merawat ternak sapinya masing-masing sehingga limbah yang diperoleh dimanfaatkan lagi oleh petani peternak tersebut. Kegiatan ini mendapat respon yang baik dari anggota kelompok yang juga memanfaatkan pupuk ini untuk kegiatan bertani di sekitar rumah masing-masing. Waktu pelaksanaan pendampingan adalah siang hari setelah anggota kelompok selesai memberi pakan ternak sapinya. Adapun kendala yang dihadapi oleh petani peternak desa Camplong II berupa kurangnya pengetahuan tentang manfaat limbah hasil peternakan yang dapat dimanfaatkan untuk menutrisi tanaman pertanian. Dimana hasil limbah ini hanya ditumpuk dan tidak dimanfaatkan. Melihat kondisi ini, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pendampingan pembuatan pupuk kompos yang bermanfaat bagi masyarakat petani peternak. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini meliputi pendampingan dan pemantauan pembuatan pupuk kompos bokashi. Kesimpulan yang diperoleh adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengelola hasil limbah peternakan untuk dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi tanah pertanian skala rumah tangga di desa Camplong II.
PENERAPAN TEKNOLOGI PETERNAKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK SAPI POTONG DI DESA PENFUI TIMUR, KECAMATAN KUPANG TENGAH, KABUPATEN KUPANG Meity Marviana Laut
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.226 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v3i1.229

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat kelompok ternak sapi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota mitra kelompok ternak di desa Penfui Timur tentang pemanfaatan teknologi peternakan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi dan menciptakan kemandirian ekonomi mitra. Kekurangan pakan berkualitas pada musim kemarau, terbatasnya lahan penggembalaan, tingkat kesakitan dan kematian ternak pada musim hujan yang cukup tinggi, terbatasnya akses layanan kesehatan ternak dan kurangnya pengetahuan peternak dalam pengolahan pakan dan limbah peternakan, merupakan masalah yang dihadapi mitra. Limbah peternakan berupa kotoran ternak hanya dibiarkan teronggok diluar kandang tanpa adanya pengolahan lebih lanjut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan teknologi pengolahan jerami dengan amoniasi dan fermentasi serta pembuatan bokashi dengan memanfaatkan limbah peternakan. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah penyuluhan, pelatihan dan demonstrasi serta pendampingan pada kelompok mitra. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu dan terampil membuat pakan jerami secara amoniasi dan fermentasi serta memproduksi bokashi. Amoniasi dan fermentasi jerami yang dihasilkan berkualitas baik yang ditunjukkan dengan warna coklat, tekstur lebih lunak disertai aroma seperti tape. Olahan jerami ini memiliki palatabilitas yang baik ditunjukkan dengan cepatnya respon ternak untuk konsumsi pada saat diberikan oleh peternak. Pupuk bokashi yang dihasilkan dari tahap pelatihan laris terjual sehingga mitra memproduksi lagi setiap minggu. Beberapa anggota kelompok mitra langsung mengaplikasikan pupuk bokashi pada tanaman dan kebun sayur mereka. Kesimpulan: teknologi pengolahan jerami dan pembuatan pupuk bokashi telah diterima dengan baik oleh mitra dan diterapkan sebagai solusi keterbatasan hijauan pada musim kemarau serta meningkatkan ekonomi peternak.     Kata kunci: bokashi, silase, amoniasi jerami, kemandirian ekonomi
TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK BABI DI KELURAHAN SIKUMANA TERHADAP ASF DAN PENGOLAHAN DAGING SECARA HIGIENIS Meity Marviana Laut; Larry Richard Wellem Toha; Julianty Almet; Dewi Djungu
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 7, No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.844 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v7i1.729

Abstract

Penyakit ASF masih menjadi ancaman bagi usaha peternakan babi di provinsi NTT khususnya wilayah Kota Kupang. Angka kematian akibat ASF yang tinggi menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi sektor usaha peternakan babi dan pengelolaan produk asal babi. UMKM DeBali yang bergerak dibidang usaha pemeliharaan babi dan produksi dendeng babi merupakan salah satu usaha yang terdampak ASF dan pandemi Covid-19. Tingkat pengetahuan yang rendah terhadap penyakit ASF dan cara pengelolaan daging yang higienis menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap penularan penyakit ASF. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat disekitar UMKM DeBali maka perlu dilakukan penyuluhan tentang penyakit ASF dan cara pengelolaan daging yang higienis. Metode penyuluhan dilakukan secara langsung (face to face communication) dengan peserta berjumlah 10 orang. Kuisioner untuk mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan juga disiapkan. Tim pengabdian juga memberikan bantuan alat pengolahan dendeng babi bagi UMKM DeBali.  Hasil dari penyuluhan yang dilakukan terjadi peningkatan pengetahuan dari peserta tentang penyakit ASF dan cara pengolahan daging yang higienis. Peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan juga sangat antusias dalam bertanya dan berdiskusi tentang menajemen pemeliharaan babi yang baik dan cara pengolahan daging yang higienis. UMKM DeBali juga sangat antusias menerima batuan teknologi pengolahan dendeng yang higienis.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN ANTING – ANTING (Acalypha indica Linn.) TERHADAP KESEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT (Mus musculus) Meity Marviana Laut; Nemay Ndaong; Tri Utami; Maria Junersi; Yovita Bria Seran
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i1.377

Abstract

Regenerasi dan pemulihan jaringan luka merupakan proses fisiologi normal tubuh dalam merespon perlukaan untuk mengembalikan integritas dan fungsi normal kulit. Kesembuhan luka dapat dipercepat dengan pemberian obat kimia maupun obat alami. Salep betadine 10% adalah obat kimia yang sering digunakan dalam perawatan luka untuk menstimulasi penyembuhan luka. Sedangkan, tanaman anting – anting (Acalypha indica) diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan antiulser. Daun anting – anting telah lama digunakan oleh masyarakat lokal di NTT untuk mengobati luka dan gangguan kulit lainnya pada ternak peliharaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran makroskopik dan jumlah fibroblas pada kesembuhan luka insisi pada mencit yang diberi terapi salep ekstrak etanol daun anting – anting (EEDAA), sekaligus sebagai bukti empiris fitofarmaka ini bagi masyarakat lokal di NTT. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, menggunakan 30 ekor mencit jantan sehat, berumur 3-4 bulan dengan berat badan berkisar 30-40g. Mencit dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (KN) dan positif (KP) yang masing – masing diaplikasikan basis salep vaselin album dan salep betadine 10%; serta tiga kelompok perlakuan yang masing – masing diberikan salep EEDAA konsentrasi 5%, 10% dan 20%. Setiap kelompok dibuat luka sayat pada area dorsum, dengan ukuran panjang 1.5 cm dengan kedalaman 2 mm. Bahan topikal diberikan sebanyak 2 kali/hari. Pengampilan sampel jaringan luka dilakukan pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian salep EEDAA konsentrasi 10% menunjukkan kesembuhan luka yang lebih cepat dan optimal dibandingkan dengan salep betadine 10%, salep EEDAA 5% dan 20%.
PREVALENSI DAN DERAJAT INFEKSI NEMATODOSIS PADA KAMBING KACANG DI KOTA KUPANG Meity Marviana Laut; Dede Rival Novian; Aji Winarso
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1595

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menduga tingkat prevalensi dan derajat infeksi nematoda gastrointestinal pada kambing kacang di Kota Kupang selama musim kemarau. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di peternakan kambing tradisional di Kota Kupang. Sebanyak 30 ekor kambing dari delapan peternakan diambil sampel fecesnya. Pengamatan parasit di dalam feses dilakukan melalui metode kuantitatif McMaster dengan larutan pengapung gula jenuh. Analisis data dilakukan menggunakan statsitik deskriptif. Kambing kacang di Kota Kupang terinfeksi nematoda kelompok strongil, genus Strongyloides, dan genus Trichuris. Prevalensi infeksi strongil 33.33% dengan derajat infeksi ringan hingga sedang, prevalensi strongyloidosis sebesar 63.33% dengan derajat infeksi ringan hingga berat, dan prevalensi trichurosis sebesar 30.00%.dengan derajat infeksi ringan hingga sedang. Faktor musim berpengaruh pada tingkat prevalensi dan derajat infeksi masing-masing kelompok cacing.
IN VITRO ANTHELMINTIC ACTIVITY OF Acalypha indica LEAVES EXTRACT AGAINST Haemonchus contortus Meity Marviana Laut; Nemay Anggadewi Ndaong; Yosephina Rengsina Delang
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v10i1.8899

Abstract

Haemonchosis adalah penyakit yang menyerang ruminansia kecil yang disebabkan oleh Haemonchus contortus. Pengendalian Haemonchosis dengan antelmintik sintetik belum berhasil karena berkembangnya resistensi H. contortus. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sifat antelmintik ekstrak tanaman sebagai alternative obat cacing modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antelmintik ekstrak etanol daun A. indica terhadap Haemonchus contortus dibandingkan albendazol 1% sebagai antelmintik standar. Uji motilitas dewasa dilakukan pada 75 cacing H. contortus dewasa pada ekstrak daun A. indica 0,5%, 1%, 2%. Setelah 6 jam paparan ekstrak, konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi (2%) dapat mengurangi cacing dewasa (80%) dibandingkan dengan kontrol negatif dan ekstrak dengan konsentrasi lebih rendah. Dengan demikian, ekstrak etanol tanaman memiliki efek vermisidal yang menjanjikan terhadap H. contortus.
IN VITRO ANTHELMINTIC ACTIVITY OF Acalypha indica LEAVES EXTRACT AGAINST Haemonchus contortus Meity Marviana Laut; Nemay A. Ndaong; Yosephina Rengsina Delang
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Haemonchosis adalah penyakit yang menyerang ruminansia kecil yang disebabkan oleh Haemonchus contortus. Pengendalian Haemonchosis dengan antelmintik sintetik belum berhasil karena berkembangnya resistensi H. contortus. Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sifat antelmintik ekstrak tanaman sebagai alternative obat cacing modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antelmintik ekstrak etanol daun A. indica terhadap Haemonchus contortus dibandingkan albendazol 1% sebagai antelmintik standar. Uji motilitas dewasa dilakukan pada 75 cacing H. contortus dewasa pada ekstrak daun A. indica 0,5%, 1%, 2%. Setelah 6 jam paparan ekstrak, konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi (2%) dapat mengurangi cacing dewasa (80%) dibandingkan dengan kontrol negatif dan ekstrak dengan konsentrasi lebih rendah. Dengan demikian, ekstrak etanol tanaman memiliki efek vermisidal yang menjanjikan terhadap H. contortus.
Uji Perbedaan Kualitas Organoleptik Dendeng Babi yang Dikeringkan dengan Oven dan Dijemur Astrid Alviani Sau; Larry R. W. Toha; Meity M. Laut
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v11i1.7366

Abstract

Pigs are meat-producing livestock that are widely raised in the community, as one of animal protein source for the human body. Pork can be processed into various kind of food, one of which is pork jerky. Jerky can be made using sliced ​​or ground pork. Jerky can be dried traditionaly (sun dried) or more advanced way (oven dried). The purpose of this study was to determine the effect of different drying methods on the organoleptic quality of pork jerky. The results based on paired t-test analysis showed that there was no significant difference (P>0,05) between the smell, texture and acceptability of pork jerky with different drying treatments. Meanwhile, the analysis of the color and taste of pork jerky showed a significant difference (P<0,05) between the two treatments. Although statistically there are differences between two drying treatments, the average number show a very small the differences. In conclusion, both oven-dried and sun-dried pork jerky are acceptable and suitable for consumption.
PELATIHAN PENGOLAHAN BACON DAN KERUPUK KULIT BABI YANG BEBAS PENYAKIT ZOONOSIS DI DESA PENFUI TIMUR, KECAMATAN KUPANG TENGAH Meity Marviana Laut; Putri Pandarangga; Nemay Ndaong
Jurnal Media Tropika Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Tropika
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/mediatropika.v1i1.3934

Abstract

The limited income for the majority of the community in Penfui Timur has an impact on the lack of average daily protein consumption. The women group of GMIT Ebenhezer-Matani is a group of housewives who plays an important role in improving nutrition to the family welfare. The program was offered as part of increasing family nutrition through protein consumption as well as improvement of family income. There are three phases of the program, which are direct extension and training, accompaniment and evaluation. During extension, participants were informed about how to choose qualified and healthy meat, the storage and preservation as well as the use of hazardous substances in meat preservation. Furthermore, participants were trained on bacon and skin cracker processing through washing, scalding, liming, boiling, marinating, cutting, drying and frying. After the demonstration, participants were given materials and tools to start the production. In this phase, participants were also trained to do simple bookkeeping by calculating production costs and profits. Processed bacon and skin crackers produced by the participants met the requirements organoleptically. The bacon has a bright colour with a distinctive smoky aroma, while the skin cracker is brownish yellow, crunchy and savoury even though the size varies. In conclusion, this program has great potential as a business opportunity to improve the family economy as well as family nutrition.
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT KELURAHAN KELAPA LIMA KOTA KUPANG TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN UPAYA PENCEGAHAN ALTERNATIF Julianty Almet; Meity Marviana Laut; Diana Agustiani Wuri
Jurnal Media Tropika Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Media Tropika
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/mediatropika.v1i2.5463

Abstract

The DHF vectors from Kelapa Lima District are resistant to Permethrin and Cypermethrin insecticides, so it has been classified as having a high resistance level. This community service was carried out to determine the level of knowledge of the people of Rt/Rw: 27/12, Kelapa Lima Village, Kupang City about Dengue Hemorrhagic Fever and the alternative prevention techniques. The methods used in this event include counseling, training, and surveys using questionnaires in the form of Pre-test and Post-test during the event. Post-test results show that 100 percent of the participants can increase their knowledge and have understood properly and correctly about dengue hemorrhagic fever and its alternative prevention techniques.