Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

Pendampingan Pemasaran Kain Tenun Songket Kelompok Tenun Songket Cagcag Jembrana Ni Kadek Dwipayani Lestari; Ni Wayan Deswiniyanti; Nyoman Ngurah Adisanjaya; I Wayan Rosiana; I Made Murna; Gerson Feoh; I Gusti Manik Nugraha
Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK) Vol. 7 No. 1 (2023): Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dhyana Pura – Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jpd.v7i1.2517

Abstract

Kelompok tenun songket cagcag Yastiti Rupa berasal dari Desa Sangkar Agung KabupatenJembrana. Kelompo tenun ini sudah berdiri sejak tahun 2008 yang diketuai oleh Ibu NengahSulasih. Kelompok ini terdiri dari 12 orang penenenun yang aktif menenun berdasarkanpesanan. Dalam 1 bulan 1 orang penenun dapat menyelesaikan 2-3 kain pesanan. Namunterdapat kendala dalam hal pemasaran yaitu penjualan terbatas dengan hanya menunggupesanan datang atau langsung menjual kepada tengkulak. Untuk meningkatkan omzet penjualanmaka dilakukan pendampingan dalam hal pemasaran. Dimana kegiatan pendampingan ini terdiridari 3 kegiatan yaitu 1) Sosialisasi kegiatan pemasaran online dengan media sosial dan carapenggunaannnya 2) Pemasaran dengan katalog penjualan 3) Pemasaran dengan bekerjasamadengan artshop untuk menunjang keberlanjutan usaha 4)Evaluasi. Luaran dari kegiatan ini yaitu1) ada peningkatan omzet penjualan sebesar 44% 2) Terjalinnya kerjasama antara penenundengan artshop 3) memiliki media sosial 4) Publikasi dalam jurnal ber-ISSN.
Studi Etnobotani Tanaman Obat di Desa Taro Gianyar Bali Ani Wini Buu; Ni Kadek Yunita Sari; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Anak Agung Ayu Putri Permatasari
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 2 No. 3 (2023): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v2i3.2693

Abstract

Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna yang sangat beragam. Disamping itu, Indonesia juga memiliki beragam etnik, dengan berbagai kekhasan tradisinya, termasuk pengetahuan lokalnya. Salah satu pengetahuan lokal atau tradisional masyarakat Indonesia adalah pengetahuan tentang penggunaan tanaman obat Penelitian telah dilakukan terhadap masyarakat Desa Taro yang sampai saat ini masih menggunakan tanaman sebagai obat dalam mengobati berbagai jenis penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data jenis-jenis tanaman,mengetahui bagian bagiannya, serta menemukan cara pengelolaan dan pemanfaatannya sebagai tanaman obat tradisional oleh masyarakat Desa Taro Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Random Sampling,berdasarkan informasi dari pengobat, dan anggota masyarakat pada masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Desa Taro terdapat 28 spesis dari 23 famili tanaman yang dimanafaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pengobatan tradisional. Cara mengolah tanaman tersebut dalam pengobatan tradisonal yaitu direbus lalu diminum, ditumbuk lalu diminum, di haluskan lalu dioleskan, di bakar lalu diminum, diparut lalu dioleskan, diparut lalu diminum, dikunyah lalu diminum. Namun masyarakat lebih sering menggunakan ramuan dengan cara direbus lalu diminum kepasien yang sakit. Bagian yang paling banyak digunakan masyarakat Desa taro sebagai bahan pengobatan pada penggunaan daun.
Standarisasi Parameter Non-Spesifik Ekstrak Etanol Daun Jinten (Plectranthus amboinicus) Martha Sephtia Anggriani; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Ni Wayan Deswiniyanti Deswiniyanti; Ni Kadek Yunita Sari
JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI) Vol. 3 No. 1 (2024): JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI)
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/js.v3i1.2934

Abstract

Jinten (Plectranthus amboinicus) merupakan tanaman etnobotani Indonesia yang banyak dipergunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat karena mengandung berbagai senyawa bioaktif. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui nilai standarisasi parameter non spesifik ekstrak etanol daun jinten. Standarisasi perlu dilakukan untuk memperoleh bahan baku yang bermutu, aman dan bermanfaat sehingga dapat menjamin efek farmakologis dari ekstrak daun jinten. Metode yang digunakan adalah kuantitatif (rendemen, susut pengeringan, bobot jenis, kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam). Hasil penelitian menunjukkan rendemen (12%), susut pengeringan (27,35% ± 3,60), bobot jenis (1,01% ± 0,00), kadar air (28,14% ± 0,27), kadar abu total (20% ± 0,14) dan kadar abu tidak larut asam (1,5% ± 0,14).
PKM PENDAMPINGAN STANDARISASI BAHANALAMBAGIGURU DAN SISWA SMK KESEHATAN BALI MEDIKA, DENPASAR I Made Gde Sudyadnyana Sandhika; Ni Kadek Yunita Sari; Anak Agung Ayu Putri Permatasari; I Gede Widhiantara; I Wayan Rosiana; Putu Angga Wiradana; I Made Wisnu Adhi Putra; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Rahmadi Prasetijo; I Made Murna
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengetahuan dan keterampilan terkait proses standarisasi bahan alamdi SMKKesehatan Bali Medika kurang diperhatikan karena kurikulumnya lebih banyak memuat matapelajaran produktif keperawatan, teknik laboratorium medik dan farmasi. Sebagai salahsatusekolah swasta di Kota Denpasar, sekolah ini masih memiliki alat dan bahan penunjangpraktikum di bidang Sains yang masih sangat terbatas. Konsep dasar standarisasi bahanalam termasuk penting diberikan di Sekolah ini mengingat sekolah ini merupakan sekolahkesehatan dan memiliki jurusan farmasi. Keterampilan standarisasi bahan alamberguna bagisiswa pada saat magang di dunia industri dan pada saat melanjutkan ke jenjang pendidikanyang lebih tinggi. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu: 1)Memberikanwawasan mengenai standarisasi meliputi jenis standarisasi, fungsi standarisasi dan metodestandarisasi pada bahan alam khususnya tanaman obat, 2)Memberikan pengetahuanmengenai teknik-teknik standarisasi baik secara spesifik dan non spesifik pada bahan alamkhususnya tanaman obat, dan 3)Mempraktekan secara langsung dalam membuat sediaanekstrak yang berbahan dasar tanaman obat. Hasil dari Pengabdian Masyarakat ini adalah1)Wawasan mitra terkait standarisasi bahan alam meningkat dari rata-rata nilai 55 menjadi86 setelah posttest, 2)Tingkat pengetahuan mitra meningkat dari tidak tahu menjadi tahuakan teknik-teknik standarisasi dan semua anggota mitra yang mengikuti sosialisasimendapatkan rerata nilai pemahaman 84 pada post-test, 3)Penyampaian materi pembuatansediaan ekstrak bahan alam khususnya tanaman obat meningkat dari rata-rata nilai 45 padapretest menjadi 83 setelah posttest.
In Vitro Propagation of Lily (Lilium longiflorum Thunb.) with Growth Regulators BAP and NAA Ni Wayan Deswiniyanti; Ni Kadek Dwipayani Lestari; Ida Ayu Astarini; Yunita Hardini
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.11.2.131-139

Abstract

Tanaman lili (Lilium longiflorum Thunb.) merupakan tanaman hias dan bunga potong. Permintaan bunga potong lili sangat menjanjikan tetapi ketersediaan bibit masih terbatas. Penelitian ini terdiri dari perkecambahan biji lili secara in vitro pada media ½ Murashige & Skoog (MS), multiplikasi bagian eksplan pangkal dan ujung tunas pada berbagai perlakuan media MS kombinasi ZPT BAP dan NAA. Tujuannya untuk mendapatkan kombinasi media yang tepat dan mengetahui persentase tertinggi bagian eksplan yang mampu tumbuh tunas, akar dan kalus. Kombinasi media MS dengan BAP dan NAA yaitu (a) kontrol 0:0 mg L-1, (b) 0:0.1 mg L-1, (c) 0:1 mg L-1, (d) 0.1:0 mg L-1, (e) 0.1:0.1 mg L-1, (f) 0.1:1 mg L-1, (g) 1:0 mg L-1, (h) 0.1:1 mg L-1, (i) 1;1 mg L-1. Penelitian ini disusun dalam RAL faktorial dua faktor yaitu kombinasi pemberian BAP dan NAA, multiplikasi eksplan bagian pangkal dan ujung tunas. Biji lili mampu berkecambah sebanyak 58%. Media c dan i yang mampu menginduksi eksplan untuk tumbuh tunas, akar dan kalus. Media c mampu menginduksi tunas, akar dan kalus, media i mampu menginduksi akar dan kalus. Persentase respon pertumbuhan eksplan bagian pangkal tunas yaitu pertumbuhan tunas 11.1% dan akar 13.3%, sedangkan eksplan bagian ujung tunas menunjukkan pertumbuhan akar 6.7% tanpa pertumbuhan tunas. Pertumbuhan kalus menunjukkan hasil yang sama pada eksplan pangkal dan ujung tunas yaitu 4.4%.
PKM EDUKASI PENGENALAN PEMANFAATAN HEWAN COBA UNTUK RISET ILMIAH BAGI GURU DAN SISWA SMA N 2 MENGWI, BADUNG Wiradana , Putu Angga; Sari, Ni Kadek Yunita; Permatasari , A.A. Ayu Putri; Widhiantara, I Gede; Lestari, Ni Kadek Dwipayani; Sandhika, I Made Gde Suadnyana; Putra, I Made Wisnu Adhi; Murna, I Made; Rosiana, I Wayan; Prasetijo, Rahmadi
Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK) Vol. 7 (2024): PROSIDING SINAPTEK
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SMAN 2 Mengwi merupakan salah satu sekolah menegah atas yang berlokasi di Kabupaten Badung, Bali yang mendukung adanya kegiatan pengembangan diri Karya Ilmiah Remaja (KIR) sebagai wadah siswa untuk meningkatkan prestasi. Namun dalam pelaksanaanya terutama dalam KIR untuk terus dapat mengikuti dan dapat meraih juara dalam berbagai lomba olimpiade dan lomba penulisan artikel ilmiah dan lainnya terkendala dalam kurangnya pengetahuan mengenai potensi penggunaan laboratorium di sekolah untuk melakukan mini riset dalam mendukung berbagai lomba sains yang akan diikuti. Kurangnya pengetahuan dalam melaksanakan riset ilmiah dan menyusun artikel ilmiah yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Oleh karena itu tim PKM melakukan pendampingan dan pelatihan terhadap mitra yaitu: 1)memberikan penyuluhan terkait jenis-jenis hewan coba yang digunakan dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 2)memberikan penyuluhan terkait terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 3)melakukan pendampingan terkait praktek secara langsung teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah bagi guru dan siswa; 4)memberikan penyuluhan terkait tenik penulisan artikel ilmiah bagi guru dan siswa; 5) melakukan pendampingan terkait praktek membuat proposal riset ilmiah bagi guru dan siswa. Hasil PKM ini adalah: 1) Wawasan mitra terkait jenis-jenis hewan coba yang digunakan dalam riset ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 52 pada pre test menjadi 87 setelah post test; 2)Pengetahuan mitra terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 50 pada pre test menjadi 80 setelah post test; 3)Keterampilan mitra terkait teknik penggunaan hewan coba dalam riset ilmiah meningkat setelah pelatihan dari rata-rata nilai 60 pada pre test menjadi 80 setelah post test; 4)Pengetahuan mitra terkait tenik penulisan artikel ilmiah meningkat setelah sosialisasi dari rata-rata nilai 53 pada pre test menjadi 83 setelah post test; 5)Keterampilan mitra dalam membuat proposal ilmiah meningkat setelah pendampingan dari rata-rata nilai 62 pada pre test menjadi 87 setelah post test.
PENDAMPINGAN KELOMPOK PETERNAK UDANG GALAH DI DESA BEDULU BLAHBATUH GIANYAR Lestari, Kadek Dwipayani
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v7i2.11863

Abstract

Prospek pengembangan  budidaya udang galah diperkirakan lebih baik dari pada ikan konsumsi dan jenis udang lainnya. Peluang inilah yang dilihat oleh Bapak I Wayan Gunawan dan Bapak Putu Agus Ciptayasa peternak tambak udang galah di Banjar Margasengkala, Desa Bedulu, Blahbatuh Gianyar Bali. Daerah Banjar margasengkala Desa Bedulu, banyak lahan sawah yang sudah tidak produktif, maka bendesa adat setempat berinisiatif untuk membuat kelompok ternak udang galah. Ternak udang galah mulai dimulai sejak tahun 2010 hingga sekarang, dan kelompok ini aktif mensuplai udang galah kepada tengkulak, yang akan dipasarkan di restoran – restoran di wilayah Gianyar (Gianyar kota, ubud, tegalalang dan lainnya). Kelompok udang galah ini pun semakin menjamur di wilayah ini, banyak yang mengikuti untuk menjadi peternak udang yang sekarang menjadi 2 kelompok yang diketuai oleh Bapak I Wayan Gunawan dan Bapak Putu Agus Ciptayasa .Kendala utama yang dihadapi oleh peternak udang galah di Banjar Margasengkala yaitu bibit udang yang tidak membesar sesuai dengan ukuran penjualan sebelumnya yaitu hingga mencapai 40 gram. Pengetahuan tentang budidaya udang galah masih minim dan kesediaan alat untuk membantu kegiatan operasional pun masih kurang. Solusi dari hasil diskusi dengan kelompok mitra dan tim IbM yaitu pendampingan teknik budidaya pembesaran udang galah yang tepat dari segi syarat kolam dan kualitas air dan tanah, pemilihan bibit udang yang tepat. Kedua,pendampingan transfer ilmu mengenai pemilihan pakan udang galah yang tepat dan pakan alami alternatif serta vitamin. 
PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI BUNGA PACAR AIR DI DESA BAKAS KLUNGKUNG lestari, kadek dwipayani
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.176 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.21006

Abstract

Kelompok tani bunga pacar air (Impatiens balsamina) di desa bakas kabupaten klungkung yang terdiri dari 10 orang diketuai oleh Bapak Made Sudiarta (52) ini sudah selama 5 tahun bertani bunga pacar air yang sebelumnya kelompok ini bertani padi. Namun, karena terus mengalami kegagalan dan harga saing di pasar yang tidak sesuai membuat para petani beralih ke tanaman bunga pacar air. Khususnya di Bali bunga pacar air  sangat diperlukan untuk pembuatan canang atau banten untuk setiap hari pemujaan dipura, sehingga mudah untuk dipasarkan seperti padi yang dijadikan konsumsi setiap hari. Penanganan dalam penanaman yang lebih mudah di lapangan dibanding padi para petani beralih ke petani bunga. Namun saat ini, terdapat masalah dalam hal berkurangnya produksi bunga, penanganan pasca panen bunga agar tidak mudah membusuk, pengetahuan penggunaan bahan kimia pertanian peningkatan kualitas bunga yang minim, masih kurangnya peralatan pertanian, belum adanya manajemen pengelolaan, Maka kami dari tim dosen Universitas Dhyana Pura akan membantu memberikan solusi dari setiap permasalahan yang telah dikemukan tersebut. Solusi yang akan diberikan yaitu 1). Rehabilitasi tanah untuk memperbaiki kualitas tanah untuk meingkatkan produksi 2). Pendampingan perbaikan kualitas bunga dengan menggunakan pupuk dan benih pacar air tumpuk 3). Pendampingan pelatihan pembuatan pupuk alami 4).Pemberian dan pendampingan penggunaan alat semprot hama dan teknik penanggulangan hama.
PKM SEKOLAH BERBASIS KESEHATAN DAN LINGKUNGAN DI SD NEGERI 5 SINGAKERTA UBUD GIANYAR BALI Lestari, Ni Kadek Dwipayani; Adisanjaya, Nyoman Ngurah; Rosiana, I Wayan
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.614 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v11i1.32438

Abstract

The health and environment program is a program that focuses on the school's commitment to preventing disease during a pandemic and maintaining cleanliness and preserving the environment. This program is in line with the government's goals to jointly protect the environment amid the Covid-19 pandemic. The choice of primary school is not only because basic education is accepted here, it is also possible to instill environmental awareness as early as possible in school children to care more about the surrounding environment and instill the importance of health protocols. Singakerta 5 State Elementary School is located on Jalan Raya Br. Tunon No. 4 Singakerta Ubud Gianyar Bali, where this school has been accredited A. The number of male students is 52 students and 54 girls and has 9 teachers. This school is led by I Wayan Metro as the Principal of the School. From the results of field observations, 3 main problems were obtained, namely 1) Environmental Health in particular how to provide knowledge about personal health for elementary school children, prevention of viruses and bacteria and provision of adequate health facilities, 2) Problems in the field of Information Technology (Computer), in accordance with the circular of the Governor of Bali to hold E-Learning in their respective homes during school holidays, so that knowledge and training are needed for teachers and students about the system, 3) Problems in the field of Biology, according to the objectives of environment-based schools, are appropriate training and assistance, especially in the field of Biology. Activities in the field of Environmental Health include the provision of health protocol facilities, assistance in the management of health protocols, procurement of garbage bins, assistance for sorting waste and composting. And in the field of information technology, namely assistance in the use of E-learning such as Google meet and Google classroom. Meanwhile, in the field of Biology, training and assistance in the maintenance and cultivation of plant nurseries will be conducted. Each activity is measured the level of progress of its success by conducting tests both before and after the activity, monitoring and evaluating scheduled.
Pendampingan Petani Anggrek Dalam Mengembangkan Metode Kultur Jaringan dan Aklimatisasi Bibit Anggrek Di Desa Petiga Tabanan Bali Deswiniyanti, Ni Wayan; Lestari, Ni Kadek Dwipayani
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.392 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v11i2.32585

Abstract

Prospek pengembangan  budidaya dan pembibitan anggrek merupakan peluang usaha yang menjanjikan karena harga tanaman anggrek tetap stabil bahkan cenderung meningkat. Peluang inilah yang dilihat oleh mitra petani anggrek Bapak I Gusti Agung Gde Chandra Putra di Desa Petiga Tabanan Bali. Kendala utama yang dihadapi oleh mitra yaitu kurang pengetahuan tentang metode kultur jaringan terutama dalam perbanyakan menggunakan eksplan vegetatif, sarana dan prasarana yang masih kurang, hingga kegagalan aklimatisasi anggrek yang masih cukup tinggi. Beberapa solusi diberikan untuk menjawab permasalahan yaitu dengan metode pelatihan dan pendampingan metode kultur jaringan yang dapat diaplikasikan dalam mengurangi jumlah kontaminasi dan mencegah pencoklatan pada eksplan. Pelatihan dan pendampingan aklimatisasi bibit anggrek dilaksanakan dengan metode kompoting serta proses sterilisasi media kompot. Hasil kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman mitra petani sebesar 60% terkait kultur jaringan tanaman dan aklimatisasi anggrek dari hasil tes yang dilakukan sebelum dan setelah pendampingan.