Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

DAYA HAMBAT EKSTRAK HEKSAN, ETIL ASETAT DAN ETANOL DARI DAUN ASAM KANDIS (Garcinia parvifolia (Miq.) Miq.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ?-GLUKOSIDASE SECARA IN VITRO Min Rahminiwati; Ike Yulia Wiendarlina; Ceristianto Ceristianto
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.069 KB) | DOI: 10.33751/jf.v6i2.755

Abstract

ABSTRAKSalah satu penyebab peningkatan kadar gula darah pada penderita penyakit diabetes mellitus adalah tingginya aktivitas pemecahan karbohidrat menjadi glukosa oleh enzim ?-glukosidase. Beberapa penelitian menunjukan bahwa daun asam kandis diketahui memiliki kandungan senyawa xanthone yang mampu menghambat aktivitas enzim ?-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes ekstrak heksan, etil asetat dan etanol daun asam kandis (Garcinia parvifolia (Miq.) Miq.) dengan mengukur daya hambat ekstrak daun asam kandis terhadap aktivitas enzim ?-glukosidase secara in vitro. Pengujian daya hambat terhadap aktivitas ?-glukosidase dihitung berdasarkan nilai IC50 dengan senyawa acarbose sebagai pembanding (kontrol positif). Hasil uji daya hambat ekstrak daun asam kandis terhadap aktivitas enzim ?-glukosidase menunjukan bahwa aktivitas inhibisi (IC50) dicapai pada pemberian ekstrak heksan, etil asetat dan etanol daun asam kandis berturut-turut sebesar 226,4 24,18 ppm, 46,96 10,48 ppm, dan 7,32 2,14 ppm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol berpotensi paling tinggi sebagai inhibitor enzim ?-Glukosidase.Kata Kunci: Antidiabetes, asam kandis, inhibitor ?-glukosidase
TOKSISITAS BEBERAPA EKSTRAK RIMPANG CABANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) PADA LARVA UDANG (Artemia salina Leach) Prasetyorini Prasetyorini; Ike Yulia Wiendarlina; Anisa Bela Peron
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 1, No 2 (2011): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.601 KB) | DOI: 10.33751/jf.v1i2.160

Abstract

Pengujian toksisitas beberapa ekstrak rimpang temulawak hasil ekstraksi denganmetode yang berbeda telah dilakukan terhadap larva udang Artemia salina denganmenggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ekstraksi dilakukan dengan metodemaserasi, sokletasi dan refluks. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etanol 96%.Toksisitas diukur dengan menghitung jumlah larva udang yang mati, kemudian nilai LCuntuk setiap ekstrak ditentukan dengan menggunakan Probit Analisis Method. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa nilai LCekstrak yang diperoleh dengan metode maserasi,soxhlet dan refluks berturut-turut adalah 14.87 ppm, 19.13 ppm dan 35.92 ppm. Ekstrakrimpang temulawak dengan metode maserasi merupakan ekstrak teraktif. Hasil penapisanfitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak hasil maserasi tersebut dapat diidentifikasiadanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, steroid, kuinon dan triterpenoid.Kata kunci : Curcuma xanthorrhiza Roxb., toksisitas, Artemia salina Leach
AKTIVITAS HEPATOPROTEKTOR KOMBINASI EKSTRAK AIR PEGAGAN (Centella asiatica L. Urban) DAN EKSTRAK ETANOL KUNYIT (Curcuma longa Linn) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN SPRAGUE DAWLEY Gelline Tama Anindia Firman; Min Rahminiwati; Ike Yulia Wiendarlina
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.457 KB) | DOI: 10.33751/jf.v7i1.797

Abstract

ABSTRAKHepatoproktektor adalah senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki sel-sel hepar yang rusak. Parameter yang diamati adalah perubahan kadar SGPT pada hari ke 0,2, 5, 9 dan 13. Hasil penelitian dari 9 kombinasi dosis selama 13 hari menunjukkan semua kombinasi menurunkan kadar SGPT dengan aktivitas hepatoprotektor terbaik adalah terdapat pada tumbuhan ektrak air pegagan: ekstrak etanol kunyit dengan perbandingan 2:3.Kata kunci: Pegagan (Centella asiatica L.Urban), Kunyit (Curcuma longa Linn) dan hepatoprotektorABSTRACTHepatoprotector is a compound that can prevent and repair liver cell damage. This research aimed to study the activity and effectivity of combination Centella asiatica water extract and Curcuma longa ethanol extract as hepatoprotector by SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) in Sprague Dawley male white rats induced paracetamol. Parameters measured were changes in ALT levels at day 0, 2, 5, 9 and 13. Combinations of doses for 13 days showed all combinations of those extract potencial hepatoprotector. The best activity was found in ratio 2:3 (Centella asiatica extract:ethanol extract of turmeric).Keywords: Centella asiatica L. Urban, Curcuma longa Linn and Hepatoprotector
AKTIVITAS ANTIBAKTERI LOSION ANTI JERAWAT YANG MENGANDUNG EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L) Less.) Ike Yulia Wiendarlina; Dwi Indriati; Mila Rosa
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 1 (2019): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.089 KB) | DOI: 10.33751/jf.v9i1.1256

Abstract

Peradangan jerawat dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Bahan alam yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri adalah daun beluntas. Daun beluntas mengandung alkaloid, tanin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flavonoid, magnesium, fosfor dan asam kolinergik. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi bertingkat yaitu perendaman bahan dengan berbagai jenis pelarut tanpa menggunakan pemanasan. Sediaan losion merupakan kosmetika dengan sistem emulsi minyak dalam air. Pada penelitian ini dibuat sediaan losion antijerawat yang mengandung ekstrak daun beluntas dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dengan menggunakan metode difusi. Penelitian ini meliputi pengujian KHM, LDH sediaan losion dan pengujian fisik pada sediaan losion dengan didasarkan pada formula yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan KHM pada ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10% dapat membunuh bakteri penyebab jerawat, Formula terbaik dari hasil pengujian terdapat pada formula 3 karna lebar daerah hambat mendekati hasil dari kontrol positif, Formula 3 merupakan formula yang paling baik dibanding dengan formula yang lainnya.
AKTIFITAS HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN DAUN KECIL (Centella asiatica L. Urb.) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Sprague Dawley L. YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL Ike Yulia Wiendarlina; Min Rahminiwati; Fajar Triansyah Gumelar
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2018): FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.767 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i1.1167

Abstract

Hepatoprotektor merupakan senyawa yang dapat mencegah dan memperbaiki sel hati yang rusak akibat metabolism senyawa toksik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoprotektor dan dosis efektif dari ekstrak air herba pegagan daun kecil (Centella asiatica L. Urb) terhadap tikus putih jantan Sprague Dawley yang diinduksi dengan parasetamol. Tikus putih jantan galur Sprague Dawley L. yang digunakan berumur 3-4 bulan dengan bobot 180 g – 220 g. Tikus diinduksi parasetamol dengan dosis 180 mg/200 g BB untuk menaikan kadar SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase). Selanjutnya tikus diberi perlakuan ekstrak herba pegagan dan diukur penurunan kadar SGPT selama 14 hari.  Hasil penelitian menunjukkan adanya aktivitas hepatoprotektor pada ekstrak air herba pegagan dengan persentase penurunan kadar SGPT pada dosis 50 mg/200 g BB, dosis 25 mg/200 g BB, dosis 12,5 mg/200 g BB dan dosis 6,25 mg/200 g BB masing-masing sebesar 77,81%, 38,46%, 79,95% dan 55,20%. Berdasarkan penurunan kadar SGPT dan hasil histopatologi jaringan hati, ekstrak pegagan dosis 12,25 mg/200 g BB merupakan dosis paling efektif untuk menurunkan kadar SGPT pada tikus uji. 
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI PERASAN SEGAR DAN SERBUK UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi Oom Komala; Herra Indra Asmara; Ike Yulia Wiendarlina
EKOLOGIA Vol 14, No 2 (2014): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.172 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v14i2.216

Abstract

Herbs and spices are very important and useful as therapeutic agent against typhoid fever. Increasing multidrug resistance of pathogens forces to find alternative compounds for treatment of these infectious diseases. Garlic contained volatile oil and alisin which containing sulfur. The present study was to evaluate the antibacterial potential of fresh and powder of garlic (Allium sativum L.) extracts against the bacterial pathogens Salmonella typhi and describes the phytochemical analysis. Methods: In the present study the antimicrobial potency of fresh and powder of garlic was carried out by disc diffusion and dilution method against Salmonella typhi bacterial and qualitatively tested for the presence of chemical constituents for the identification of flavonoids, saponins, tannins, alkaloids by the method described previously. The results of the present study showed the fresh and powder of garlic (Allium sativum L.) same as susceptible for Salmonella typhi. The (minimum inhibitory concentration) MIC of fresh of garlic at 10% and the powder of garlic at 8%. The most effective concentration of fresh and powder of garlic for Salmonella typhi is 90 %. Phytochemical screening of ethanol extract of Allium sativum L revealed the presence of various bioactive components of flavonoids, saponins, tannins and alkaloids were the most prominent. Key words : Allium sativum, Antibacterial, Salmonella typhi
FORMULASI DAN UJI STABILITAS GRANUL EFERVESEN SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) - Prasetyorini; Ike Yulia Wiendarlina; Murni Tiradisuci
EKOLOGIA Vol 15, No 2 (2015): JURNAL ILMIAH ILMU DASAR DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.893 KB) | DOI: 10.33751/ekol.v15i2.202

Abstract

This event will be based on research by the large number of reports on the benefits of soursop for various diseases especially antihipertensi and antihiperuresemia. Forms need to be developed so that a more practical preparations and ketersediannya continuous, one of which is in the form of effervescen granule juice. This research aims to find out whether the soursop fruit juice can be a formulation in granule material of efervesen who meet the requirements of quality, standards and terms of efervesen granule and making it acceptable in society. In the study of fruit juice made with the soursop fruit flesh filter using Batiste, juice drained using Freezedryer with the addition of maltodekstrin 20%. The powder is then made 3 fruit formula granule effervesent with the difference of acid-catalyzed and the manufacturing process is done by the method of smelting using alcohol 70% without binder. Test results show the BSLT fruit pollen have toxic effects against larvae of shrimp Artemiasalina Leach with LC50 108.914 ppm. The results of the evaluation of the third shows the formula for granule corner quietly and solubility are eligible, cohesive, and the granule flow values test froth above 70%, the test results of licentious formula2 has the most preferred taste. Stability test for efervesen granule 8 weeks the most stable at a temperature of 15 C containing Sodium ion levels 3, 97g/100 ggranul, potassium of 0, 24g/100 ggranul, 2, 19mg SAG polyphenols/ggranul and vitamins C51, 91mg/100ggranul.Key words : granul, efervesen, stabilitas, sirsak
TOKSISITAS AKUT SEDIAAN CAIR BERBASIS BAWANG PUTIH DENGAN METODE ZEBRAFISH EMBRYO TOXICITY (ZFET) Ike Yulia Wiendarlina; Nina Herlina; Elsa Mareta
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12, No 1 (2022): FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/jf.v12i1.3883

Abstract

Sediaan cair berbasis bawang putih (SCBBP) terbuat dari campuran beberapa bahan diantaranya yaitu bawang putih tunggal, jahe merah, sari buah lemon, cuka apel, dan madu. Sediaan ini memiliki berbagai khasiat farmakologis, namun belum ada penelitian yang menguji batas keamanan sediaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan  toksisitas akut dari SCBBP menggunakan metode ZFET (Zebrafish Embryo Toxicity) mengacu pada tatalaksanaOrganization for Economic Cooperation and Development (OECD). Embrio diberi paparan SCBBP dengan berbagai konsentrasi (50, 100, 200, 400, 600, 800, 1200, 1600 dan 2000 ppm) mulai dari 8 jam pasca-pembuahan (jpf) hingga 96 jpf. Data abnormalitas dan kematian yang diperoleh dianalisis secara statistik untuk memperoleh nilai LC50, EC50 dan Indeks teratogen (TI). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup embrio semakin menurun dengan semakin meningkatnya konsentrasi dan lama paparan SCBBP yang diberikan. Nilai rata-rata LC50 pada 24; 48; 72; dan 96 jpf adalah sebesar 1548 ppm; 1382 ppm; 1247 ppm; dan 1209 ppm, sedangkan nilai EC50 adalah sebesar 418,041 ppm, 306,445 ppm, 417,529 ppm dan 375,622 ppm dan nilai indeks teratogenic (TI) 1. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa SCBBP termasuk ke dalam kategori relatif tidak berbahaya dan tidak bersifat teratogen terhadap model embrio ikan zebra.
Pelatihan Pembuatan Masker Dan Lulur Tradisional Berbahan Baku Tanaman Lidah Buaya Di Kecamatan Ciomas - Bogor Ike Yulia Wiendarlina; Cyntia Wulandari; Erni Rustiani; Trirakhma Sofihidayati
Journal of Community Dedication and Development (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 1 No. 1 (2021): (Januari - Juni 2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Mandailing Natal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1848.334 KB)

Abstract

Kebutuhan kosmetik wanita pada saat ini mengarah kepada gaya hidup back to nature karena semakin banyaknya ditemukan kosmetik palsu di pasaran yang berbahaya bagi kesehatan. Pelatihan pembuatan masker dan lulur tradisional berbahan baku tanaman lidah buaya di Kecamatan Ciomas Bogor bertujuan untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya kosmetik palsu dan memberikan informasi tentang kosmetik berbahan baku tanaman lidah buaya. Kegiatan tersebut berisi pemaparan tentang bahaya kosmetik palsu dan pemanfaatan tanaman lidah buaya sebagai bahan baku masker dan lulur alami yang dihadiri oleh ibu-ibu anggota PKK Kecamatan Bogor. Hasil dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat kecamatan Ciomas dapat mengetahui bahaya kosmetik palsu dan mengetahui pemanfaatan tanaman lidah buaya sebagai bahan baku masker dan lulur alami yang lebih aman bagi kesehatan.
Penerapan Ekstraksi Cair Tekanan Uap Tinggi Menggunakan Bahan Halal untuk Optimasi Antioksidan Akhmad Endang Zainal Hasan; Ike Yulia Wiendarlina; Witdiastuti Witdiastuti
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Agroindustri Halal 8(1)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.717 KB) | DOI: 10.30997/jah.v8i1.5556

Abstract

Soursop is a plant that is used as traditional medicine. Antioxidants are compounds that are able to delay, slow down, or inhibit oxidation reactions. This study aims to determine the effect of variations in extraction time and the comparison of variations in the amount of simplicia with aquadest solvent on the high pressure extraction method on antioxidant activity. The study made 13 treatments using the Response Surface Methodology (RSM) design with the fit of the Central Composite Design (CCD) model. The results showed that from the 13 treatments, the extraction time had an effect on the percent yield with the equation Y = -51.9692 + 24.2030 X1 + 1.2984 X2. The extraction time (X1) has a value greater than the ratio of simplicia powder to the volume of distilled water (X2) as well as the IC50 value as shown in the equation Y = 171,983 + 13,828 X1 – 4,110 X2. Extraction time (X1) has a greater value when compared to simplicia with aquadest solvent volume (X2). The results of the analysis of the percentage of extract yield and the optimal IC50 value using RSM analysis were thought to have an extraction time of 6.3 minutes and the ratio of simplicia powder to the volume of aquadest solvent was 1:61,2. The results of the antioxidant activity obtained that the optimal IC50 value was estimated at 4.3 minutes of extraction time and the ratio of simplicia powder to the volume of aquadest solvent was 1:78.2.