cover
Contact Name
Yushak Soesilo
Contact Email
yushak@sttintheos.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.dunamis@sttintheos.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : 25413937     EISSN : 25413945     DOI : -
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani dengan nomor ISSN 2541-3937 (print), ISSN 2541-3945 (online) diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta. Tujuan dari penerbitan jurnal ini adalah untuk mempublikasikan hasil kajian ilmiah dan penelitian dalam bidang ilmu Teologi Kristen, terutama yang bercirikan Injili-Pentakosta, dan bidang Pendidikan Kristiani.
Arjuna Subject : -
Articles 350 Documents
“Aku ini Allah, Bukan Suami”: Kritik Retoris Hosea 11:1-9 Limbong, Sukanto; Tobing, Lerdy Debora Kristin Lbn.
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1802

Abstract

Abstract. The metaphor of God's relationship with His people in Hosea 11 has shifted from a marital relationship, Hosea with Gomer, to a parent-child relationship, a mother with her child. The purpose of this study was to explore the shift in metaphor that influences the reader's understanding of God's character which is often depicted in the form of a man, to God's person as a Mother. Using a rhetorical criticism approach, this study showed the depiction of God as a gentle and loving caregiver.Abstrak. Metafora hubungan Allah dengan umat-Nya dalam Hosea 11 telah bergeser dari hubungan perkawinan, Hosea dengan Gomer, kepada hubungan orang tua dengan anak, seorang ibu dengan anak. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pergeseran metafora tersebut yang memengaruhi pemahaman pembaca tentang karakter Allah yang sering kali digambarkan seperti pribadi manusia, berupa laki-laki, kepada pribadi Allah sebagai seorang Ibu. Dengan menggunakan pendekatan kritik retorik, penelitian ini menunjukkan penggambaran Allah sebagai pribadi pengasuh yang lembut dan penuh dengan kasih sayang yang mendalam.
Menyenangkan Tuhan sebagai Motivasi Transendental: Sebuah Pendekatan Teologi dan Psikologi Susanti, Ruth Natalia; Purwonugroho, Daniel Pesah
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1761

Abstract

Abstract. This paper was aimed to explore the meaning of pleasing God as a form of transcendental motivation through an integrative approach combining Christian theology, transpersonal psychology, and biopsychology. This study used a library research method. Findings showed that this motivation is linked to spiritual direction, the heart as the center of moral discernment, and surrender as a response to grace. In transpersonal psychology, it aligns with self-transcendence and meaning-centered motivation. Biopsychologically, the prefrontal cortex supports moral decision-making, the dopaminergic system enhances spiritual joy, and the limbic system stores spiritual memory. These insights affirm that spirituality is not only an inner experience but also a biological process, showing that pleasing God involves a holistic formation of the person—spiritually, psychologically, and biologically.Abstrak. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna menyenangkan Tuhan sebagai motivasi transendental melalui pendekatan integratif antara teologi Kristen, psikologi transpersonal, dan biopsikologi. Penelitian dilakukan dengan metode studi pustaka. Hasil kajian menunjukkan bahwa motivasi ini terkait dengan arah hidup spiritual, pembentukan hati sebagai pusat pertimbangan moral, dan penyerahan diri sebagai respons terhadap anugerah. Dalam psikologi transpersonal, motivasi ini mencerminkan self-transcendence dan meaning-centered motivation. Dari sudut biopsikologi, prefrontal cortex berperan dalam pengambilan keputusan moral, sistem dopaminergik memperkuat sukacita rohani, dan sistem limbik menyimpan memori spiritual. Temuan ini menegaskan bahwa spiritualitas melibatkan pengalaman batin sekaligus proses biologis yang mendukung pertumbuhan iman secara utuh.
Penilaian Otentik Pendidikan Agama Kristen Berbasis Kearifan Lokal “Nyalah Karewau Napait Hang Urung” Hutapea, Rinto Hasiholan; Wahyuni, Hamey Tri; Feronika, Ferra
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i2.1725

Abstract

Abstract. This study aims to analyze local wisdom-based authentic assessment that helps facilitate Christian Religious Education teachers in assessing students' Christian character. This research was conducted by the ADDIE research and development model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) at Buntok Senior High School 1. The results revealed that the design of the authentic assessment model of Christian Religious Education based on local wisdom “nyalah karewau napait hang urung” is a practical instrument to determine the level of learning progress of students, especially student behavior. By integrating local values into the assessment process, this design provides a relevant and contextualized approach to Christian Religious Education learning.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penilaian otentik berbasis kearifan lokal yang membantu dan memudahkan guru Pendidikan Agama Kristen dalam penilaian karakter Kristiani peserta didik. Metode penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) di SMAN 1 Buntok. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa desain model penilaian autentik Pendidikan Agama Kristen berbasis kearifan lokal “nyalah karewau napait hang urung” merupakan instrumen praktis untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa, khususnya perilaku siswa. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal ke dalam proses penilaian, desain ini memberikan pendekatan yang relevan dan kontekstual terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Kerukunan Seluruh Ciptaan: Menggagas Moderasi Beragama yang Bersifat Kosmosentris Kawangmani, Soleman; Panuntun, Daniel Fajar
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1703

Abstract

Abstract. Does religious moderation only relate to human life so that harmony can be created? Through this reflection, we offer the fifth indicator of Religious Moderation in Indonesia. This indicator is Compassion for All Creation as a broader relationship than the four current indicators of Religious Moderation. Compassion for all creation is inspired by the concept of Deep Incarnation and the exposition of Romans 8:18-30. This construction leads to harmony between the universe and living creatures that are embodied in all religious communities in Indonesia.Abstrak. Apakah moderasi beragama hanya mengatur kehidupan antarmanusia sehingga dapat tercipta keharmonisan? Melalui refleksi tersebut kami menawarkan indikator kelima Moderasi Beragama di Indonesia. Indikator tersebut adalah Welas Asih kepada Seluruh Ciptaan sebagai suatu relasi yang lebih luas dari empat indikator Moderasi Beragama saat ini. Welas asih kepada seluruh ciptaan dijiwai dari konsep Inkarnasi Dalam (Deep Incarnation) dan eksposisi Surat Roma 8:18-30. Konstruksi tersebut membawa pada keharmonisan alam semesta dan mahkluk hidup yang menubuh pada seluruh umat beragama di Indonesia.
Reconsider the Meaning of Scapegoat Ritual in Leviticus 16:20-22 Loba, Klementius Anselmus; Aryanto, Antonius Galih Arga Wiwin; Tanureja, Vincentius Indra Sanjaya
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1548

Abstract

The scapegoating ritual in Leviticus 16 is central to ancient Jewish religion as part of the Yom Kippur celebration. The sacrifice of a scapegoat thrown into the desert is a unique ritual because it only appears in Leviticus 16 of the entire biblical text, and the only story that uses an animal to take away all the sins of the Israelites. The issue that will be discussed in this study is to find the origins and meaning of this ritual. From the historical criticism interpretation approach to the text of Leviticus 16:20-22, it can be concluded that the meaning of this ritual can be used as a warning (threat) for the Israelites, in which expulsion/exile is a real possibility if they live in sin, and also as a means (ceremony) to reconcile God and man.
Menelusuri Jejak Kebebasan: Pemikiran Teologis Deuteronimist dalam Kitab Ulangan dan Resonansinya dengan Semangat Pancasila Sihombing, Aeron Frior; Hasugian, Johanes Waldes
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i2.1721

Abstract

Abstract. Bible scholars have suggested that the book of Deuteronomy was redacted by the Deuteromonist. This group compiled the book of Deuteronomy as a response to foreign domination or imperialism against Israel. Therefore, this study aimed to encounter the ideology of the book of Deuteronomy with the spirit of independence in the ideology of Pancasila. The method used in this study is the method of redaction criticism, namely by looking at the ideology of the editor of the book of Deuteronomy and encountering it with the ideology of Pancasila. The result of this study indicate that the values in Pancasila that pursue for humanity and social justice are in line with the struggle of the Deuteronomist in the Old Testament.Abstrak. Para sarjana Alkitab telah mengemukakan bahwa kitab Ulangan diredaksikan oleh kelompok Deuteromonist. Kelompok ini menyusun kitab Ulangan sebagai respons atas dominasi atau imperialisme bangsa asing terhadap Israel. Oleh karena itu, kajian ini bermaksud untuk memperjumpakan ideologi kitab Ulangan dengan spirit kemerdekaan dalam ideologi Pancasila. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kritik redaksi, yaitu dengan melihat ideologi redaktur kitab Ulangan dan memperjumpakannya dengan ideologi Pancasila. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai dalam Pancasila yang memperjuangkan kemanusiaan dan keadilan sosial adalah selaras dengan perjuangan Deuteronomist dalam Perjanjian Lama.
Belonging Education Model dalam Pendidikan Agama Kristen bagi Siswa Autis di Pendidikan Anak Usia Dini Marbun, Purim; Tanonggi, Graciela Sharel
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1376

Abstract

Abstract. Education is a fundamental human right and should be accessible to all children, including autistic children. However, inclusive education often fails to fully integrate autistic children with “normal” children. Therefore, a friendly educational model that goes beyond inclusivity is needed, such as the Belonging Education model. This study aimed to examine the implementation of Erik W. Carter's Belonging Education model in Christian Religious Education for autistic children in Early Childhood Education (PAUD). This study used a qualitative method through observation at Ecclesia Semanan PAUD. The result of the study indicated that the Belonging Education model goes beyond inclusive education by creating a learning environment that promotes a sense of belonging, acceptance, and inclusion for all students.Abstrak. Pendidikan adalah hak asasi manusia yang fundamental dan harus dapat diakses oleh semua anak, termasuk anak-anak autis. Namun, pendidikan inklusif sering kali gagal sepenuhnya mengintegrasikan anak-anak autis dengan anak-anak “normal.” Oleh karena itu, diperlukan model pendidikan yang ramah dan melampaui inklusivitas, seperti model Belonging Education. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan model Belonging Education dari Erik W. Carter dalam Pendidikan Agama Kristen bagi anak-anak autis di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi di PAUD Ecclesia Semanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Belonging Education melampaui pendidikan inklusif dengan menciptakan lingkungan belajar yang mempromosikan rasa memiliki, penerimaan, dan inklusi bagi semua siswa.
Hesed dan Attachment Theory dalam Pastoral Konseling: Integrasi Teologis dan Psikologis dari Kitab Rut Mudak, Sherly
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1595

Abstract

Abstract. Loving kindness (hesed) in the book of Ruth is a theological concept that reflects unconditional commitment, action, and loyalty that is relevant in the face of relational and spiritual challenges. Modern phenomena such as emotional isolation, trauma, and spiritual crisis demand a holistic pastoral approach. This study aims to integrate the value of hesed with John Bowlby's attachment theory to develop a pastoral counselling model based on faithful love. The result showed that the relationship between Ruth and Naomi reflected a secure attachment pattern, which became a transformative model for building healthy relationships. The conclusion of this study confirms that the integration of hesed theological values and attachment theory can be an effective pastoral counselling framework to support emotional, spiritual, and relational recovery in the modern era.Abstrak. Kasih setia (hesed) dalam kitab Rut merupakan konsep teologis yang mencerminkan komitmen tanpa syarat, tindakan nyata, dan kesetiaan yang relevan dalam menghadapi tantangan relasional dan spiritual. Fenomena modern seperti isolasi emosional, trauma, dan krisis spiritual menuntut pendekatan pastoral yang holistik. Tujuan kajian ini untuk mengintegrasikan nilai hesed dengan teori attachment John Bowlby dalam rangka mengembangkan model pastoral konseling berbasis kasih setia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara Rut dan Naomi mencerminkan pola secure attachment, yang menjadi model transformatif untuk membangun relasi yang sehat. Kesimpulan penelitian ini menegaskan bahwa integrasi nilai teologis hesed dan teori attachment dapat menjadi kerangka pastoral konseling yang efektif untuk mendukung pemulihan emosional, spiritual, dan relasional di era modern.
Tinjauan Teologis Perjamuan Kudus bagi Anak dari Sudut Pandang Teologi Calvinis dan Relevansinya Bagi Wacana Teologi Masa Kini Saragih, Elfrida; Bukidz, Danny Phillipe
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 9, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v9i2.1615

Abstract

Abstract. Currently the issue of Holy Communion for children is still being debated in several churches. Meanwhile, the Javanese Christian Church (GKJ) has implemented Holy Communion for children through a synod decision. Therefore, this study is intended to examine theologically the Holy Communion for children. This study will examine the issue from a Calvinist theological perspective. The results of this study showed that the GKJ's decision to hold Holy Communion for children is not a form of rebellion against Calvinist theology, but rather an effort to contextualize and be open to theological reform.Abstrak. Pada saat ini masalah Perjamuan Kudus bagi anak masih menjadi perdebatan di beberapa gereja. Sementara itu, Gereja Kristen Jawa (GKJ) sudah memberlakukan Perjamuan Kudus bagi anak melalui keputusan sinode. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji secara teologis Perjamuan Kudus bagi anak. Penelitian ini akan mengkaji isu tersebut dalam perspektif teologi Calvinis. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa keputusan GKJ untuk menyelenggarakan Perjamuan Kudus bagi anak bukanlah merupakan bentuk pembangkangan terhadap teologi Calvinis, namun merupakan upaya berkontekstualisasi dan terbuka terhadap reformasi teologi.
Kriminalisasi Ulama – Pengalaman Kekristenan Soleiman, Yusak; Sembiring, William Wahyu
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 10, No 1 (2025): Oktober 2025 (In Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v10i1.1530

Abstract

Abstract. This article is a historiographic experiment using a phrase that was once popular in Indonesia: criminalization of ulama. In the long history of Christianity, there have been many cases and events that can be considered as issues of criminalization of its ulama. There are at least four aspects that can be found in the thoughts and actions of ulama that can be used by the authorities as reasons to punish: subversive, renegade, provocative, and rebellious. This historical investigation aimed to show the figures, events, and reasons when Christianity placed itself outside the system and had to bear the consequences socially and legally. In the stable situation of Christianity in many places, including in Indonesia, since the mid-20th century to the early 21st century, this religion has slowly forgotten and lost its main calling, which at any time can result in ulama being criminalized.Abstrak. Tulisan ini merupakan sebuah eksperimen historiografi untuk menggunakan ungkapan yang sempat populer di Indonesia: kriminalisasi ulama. Dalam sejarah panjang kekristenan ternyata banyak kasus dan peristiwa yang dapat dipertimbangkan sebagai persoalan kriminalisasi kepada para ulamanya. Setidaknya ada empat aspek yang dapat ditemukan dalam pikiran dan tindakan para ulama yang oleh pihak penguasa dapat dijadikan alasan untuk menghukum: subversif, pembelot, provokasi, dan pemberontakan. Penelusuran historis ini bertujuan untuk memperlihatkan tokoh, peristiwa, dan alasan ketika kekristenan menempatkan dirinya di luar sistem dan harus menanggung akibatnya secara sosial dan hukum. Dalam situasi mapan kekristenan di banyak tempat, termasuk di Indonesia, sejak pertengahan abad XX hingga awal abad XXI agama ini perlahan dapat lupa dan kehilangan panggilan utamanya, yang sewaktu-waktu dapat menghasilkan ulama terkriminalisasi.