cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 298 Documents
POLA PEWARISAN AKTIVITAS NITRAT REDUKTASE PADA DAUN DAN PADA AKAR, SERTA KADAR N TOTAL TANAMAN SEBAGAI KARAKTER PENCIRI TOLERANSI KEDELAI TERHADAP GENANGAN Ai Komariah; Achmad Baihaki; Ridwan Setiamihardja; Sulya Djakasutami
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6754

Abstract

Penelitian untuk mempelajari pola pewarisan aktivitas nitrat reduktase pada daun, aktivitas nitrat reduktase pada akar, dan kandungan N total tanaman sebagai karakter penciri toleransi tanaman kedelai terhadap genangan telah dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti, Tanjungsari, Sumedang dari bulan April 2003 sampai Agustus 2003. Penelitian menggunakan populasi F2 yang berasal dari tanaman F1 hasil persilangan dari genotip terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter ANR daun dan ANR akar dikendalikan oleh sedikitnya sepasang gen inti (simple genic controlled) dengan aksi gen dominan sempurna. Kandungan N total tanaman dikendalikan oleh sedikitnya dua pasang gen inti (simple genic controlled) dengan aksi gen epistasis duplikat resesif.
Induksi Kalus dari Daun Nilam Kultivar Lhoksemauwe, SIdikalang, dan Tapaktuan dengan 2,4-D Suseno Amien; Mira Ariyanti; Mohamad Arief; Dani Kurniawan
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6718

Abstract

Kalus merupakan sumber penting dalam meningkatkan keragaman genetik dan pemahaman proses organogenesis dan embriogenesis serta rekayasagenetika kultivar untuk memperoleh bibit unggul nilam. Peneltian bertujuan untuk memperoleh karakteristik kalus yang terbentuk dari daun nilam kultivar Lhoksemauwe,Sidikalang, dan Tapaktuan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh 2,4-D. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan diulang tiga kali. Setiap perlakuan terdiri dari dua botol kultur. Faktor pertama adalah kultivar Nilam (A), terdiri dari tiga kultivar (a1 = Lhoksemauwe, a2 = Sidikalang, a3 = Tapaktuan) dan faktor kedua adalah konsentrasi 2,4-D (D) yang terdiri dari enam macam d1 = 0 mg/L, d2 = 0.5 mg/L, d3 = 1.0 mg/L, d4 = 1.5 mg/L, d5 = 2.0 mg/L, d6 = 2.5 mg/L. Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D dengan kultivar nilam Lhoksemauwe, Sidikalang dan Tapaktuan pada karakter ukuran kalus, persentase terbentuk kalus, bobot biomassa, jumlah tunas dan tinggi tunas. Varietas Lhoksemauwe memberikan respon yang lebih baik daripada varietas Sidikalang dan Tapaktuan pada karakter bobot biomassa kalus, ukuran kalus dan persentase terbentuk kalus. Kalus dapat diinduksi dengan menggunakan media MS dengan penambahan 2,4-D pada konsentrasi 0.5 mg/L, 1.0 mg/L, 1.5 mg/L, 2.0 mg/L dan 2.5 mg/L. Pada media MS tanpa penambahan 2,4-D tunas dapat tumbuh dari kultivar nilam Lhoksemauwe, Sidikalang dan Tapaktuan. Waktu awal terbentuk kalus tercepat diperoleh dari media yang mengandung 2,4-D 0.5 mg/L (d2), 1.0 mg/L (d3), 1.5 mg/L (d4), 2.0 mg/L (d5). Berturutturut waktu pemunculan kalus adalah 11.67; 12.17; 12.00; 12.50 HST. Media MS + 2,4-D 2.0 mg/L sangat baik untuk petumbuhan bobot biomassa kalus, ukuran kalus dan persentase terbentuk kalus pada varietas Tapaktuan.
Stabilitas Produksi Sepuluh Genotip Padi Sawah di Lahan Salin , Intan; Agus Riyanto; Noor Farid; , Suprayogi; Totok Agung D. H.
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6863

Abstract

Diversity of the physical environment which is followed by the diversity of genetic resources in agriculture in Indonesia is very wide. The potential of specific environments can be used by breeders in determining the applicability distribution of a superior new cultivars, such as releasing the rice cultivars tolerant salinity with high yield potential for a wide range of spatial and specific. We growed 10 genotypes of rice and Siak Raya as check in three locations with low to moderate levels of salinity, Kebumen (140 µc/cm-350 µc/cm), Batang (861 µc/cm-5783 µc/cm), dan Pekalongan (670 µc/cm-1416 µc/cm). Genotypes showed difference performance, which indicated diversity of agronomic characters at three location. Genotypes stability were tested refer to Eberhart and Russell (1963), UNSOED 8 is a stable genotype with higher gran yield than the total average of genotypes.
Perbandingan Frekuensi Aberasi Kromosom Dua Galur Murni Ayam Petelur , Saefudin; w. Saar; R. Preisinger; L. Schuler
Zuriat Vol 12, No 1 (2001)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v12i1.6686

Abstract

Dua galur murni dari ayam petelur (Galur A dan D) telah dianalisis untuk mengetahui tingkat kematian embryo pada awal perkembangannya dan frekuensi aberasi kromosom. Pada galur A dari 138 telur yang dianalisis setelah selama tiga hari diinkubasikan dalam lemari penetas, menunjukkan 99.28% fertil dan 13.77% dari telur fertil tersebut mengalami kematian pada awal perkembangannya. Sedangkan frekuensi aberasi kromosom menunjukkan 8.04% dari 112 embrio yang berhasil dianalisis dengan tipe-tipe aberasi : 11.11% haploid, 77.78% haploid-mosaik, dan 11.11% monosomi-mosaik. Pada galur D dari 139 telur yang telah dianalisis menunjukkan 97.84% fertil dan 16.55% dari telur fertil mengalami kematian pada awal perkembangannya. Sedangkan frekuensi aberasi kromosom menunjukkan 14.02% dari total 107 embrio yang berhasil dianalisis dengan tipe-tipe aberasi: 66.67% haploid-mosaik, 26.67% monosomi-mosaik, dan 6.66% haploiddoubel monosomi-mosaik. Perbedaan tingkat kematian embrio pada awal perkembangannya dan aberasi kromosom antar galur menunjukkan tidak signifikan. Kemungkinan keterkaitan antara berat telur dengan tingkat kematian dini embryo dan frekuensi aberasi kromosom juga didiskusikan.
Efektivitas Catatan Test Day untuk Evaluasi Genetik Produksi Susu pada Sapi Perah H. Indrijani; A. Anang; R. R. Noor; C. Talib
Zuriat Vol 14, No 1 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i1.6818

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas catatan Test day dengan model regresi tetap untuk evaluasi genetic produksi susu pada sapi perah berdasarkan laktasi satu dan dua. Data produksi susu berasal dari sapi perah Frisian Holstein periode laktasi satu dan dua dari tahun 1989–2000 di PT. Taurus Dairy Farm Sukabumi. Catatan Test day sebanyak 7503 buah berasal dari 456 ekor sapi betina, 40 pejantan dan 342 ekor induk. Model yang digunakan adalah Model Regresi Tetap, varian komponen diduga dengan Animal Model dengan Restricted Maximum Likelihood (REML) dan Nilai Pemuliaan dengan Best Linier Unbiased Prediction (BLUP). Hasil analisis menunjukkan hari test ke-35 (TD2) merupakan puncak produksi. Pengaruh musim terhadap produksi susu Test day mempunyai pola yang kurang jelas. Ragam genetik aditif pada laktasi dua menurun sejalan dengan penambahan catatan Test day sampai dengan Test day ke-3, setelah itu meningkat sampai akhir laktasi. Dugaan nilai heritabilitas mengikuti pola yang sama dengan ragam genetik. Evaluasi genetic berdasarkan laktasi satu penuh yang ditambah dengan satu catatan Test day pada laktasi dua sudah cukup untuk mengevaluasi seluruh ternak, sedangkan untuk mengevaluasi pejantan, evaluasi harus diperpanjang sampai 3 catatan Test day pada laktasi dua.
Identifikasi Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Jagung Setelah Periode Simpan Pada Berbagai Suhu dan Kelembaban Elia Azizah; M. Kadapi; , Sumadi; D. Ruswandi
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6651

Abstract

Kondisi ruang simpan akan mempengaruhi daya simpan suatu benih. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi mutu fisik dan fisiologis 41 galur elite benih jagung yang disimpan pada dua kondisi yang berbeda setelah periode simpan. Percobaan dilaksanakan mulai bulan November 2008 sampai Maret 2009 di Laboratorium Teknologi Benih dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. Analisis kandungan kalium dan kandungan asam lemak bebas dilakukan di Laboratorium Terpadu Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, Bandung. Benih yang diuji adalah benih jagung 41 galur elite yang terdiri dari DR, S7A1 (AR), S3B1 (BR) dan dua  varietas A dan B sebagai pembanding yang diulang dua kali. Benih dikemas dalam kemasan plastik yang masingmasing disimpan pada ruangan yang suhu dan RH nya diatur (18 o C dan RH 45 %) dan pada ruangan tanpa pengaturan suhu maupun RH ( 22 – 25 o C dan RH 75 – 85 %) . Identifikasi mutu fisik dan fisiologis dilakukan pada saat awal penyimpanan dan setelah tiga bulan periode simpan. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis varians dan uji LSI. Hasil percobaan menunjukkan Ruangan terkendali lebih mampu mempertahankan kualitas benih jagung setelah periode simpan tiga bulan. Semua galur elit dan varietas pembanding jagung yang disimpan di ruang tidak terkendali mengalami deteriorasi lanjut, sedangkan yang disimpan pada ruang terkendali deteriorasinya dapat dihambat. DR 13, DR 15 dan DR 18 merupakan galur elite yang paling mampu bertahan pada kondisi ruang tidak terkendali.
PERUBAHAN ANATOMI DAUN PADA REGENERAN MANGGIS AKIBAT IRADIASI SINAR GAMMA IN VITRO Warid Ali Qosim; Roedhy Purwanto; G. A. Wattimena; , Witjaksono
Zuriat Vol 18, No 1 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i1.6745

Abstract

Tanaman manggis mempunyai laju fotosintesis rendah dan dapat diketahui secara tidak langsung melalui perubahan struktur anatomi daun manggis in vitro. Tujuan penelitian untuk mempelajari perubahan anatomi daun manggis in vitro akibat iradiasi sinar gamma. Sampel daun berasal dari 21 regeneran mutan dan satu kontrol yang sudah diseleksi. Struktur anatomi daun diamati dengan membuat irisan paradermal dan transversal. Irisan paradermal dibuat mengikuti metode sediaan utuh (whole mount) dan diwarnai dengan safranin 1%, sedangkan irisan transversal dibuat dengan mengikuti metode parafin. Daun disayat menggunakan mikrotom putar dengan tebal 10 μm, kemudian diwarnai dengan safranin 1% dan fastgreen 0.5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa iradiasi sinar gamma dapat mempengaruhi perubahan anatomi daun baik pada irisan paradermal maupun transversal. Pada irisan paradermal, luas stomata regeneran mutan pada umumnya lebih besar dibandingkan regeneran kontrol. Regeneran mutan yang memiliki kerapatan dan indeks stomata yang lebih besar dibandingkan kontrol adalah regeneran R-5/2, R-5/3, R-5/4, R-10/4, R-15/3, R-25/1, R-30/1dan R-30/2. Pada irisan transversal, ketebalan kutikula adaksial regeneran mutan lebih tipis dibandingkan kontrol, kecuali regeneran R-5/1. regeneran R- 10/4, R-15/1, R-15/2, R-15/3 memiliki parenkim palisade, bunga karang dan lamina daun yang lebih tebal. Pada umumnya bunga karang dan jumlah berkas pembuluh lebih tebal dibandingkan regeneran kontrol.
Variabilitas Genetik F1 Orange Fleshed Sweet Potato (OFSP) Asal Peru Di Jatinangor Berdasarkan Karakter Agromorfologi Haris Maulana; Harlino Nandha Prayudha; Yoshua Liberty Filio; Rima Suci Mulyani; Debby Ustari; Sitaresmi Dewayani; Eso Solihin; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 29, No 2 (2018): Zuriat Vol. 29 No. 2 (Desember 2018)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5124.753 KB) | DOI: 10.24198/zuriat.v29i2.20808

Abstract

Ubi jalar merupakan tanaman yang memiliki variabilitis genetik tinggi. Variabilitas genetik merupakan sumber informasi penting yang dibutuhkan oleh pemulia tanaman untuk mengembangkan suatu tanaman yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi variablitas genetik F1 Orange Flesh Sweet Potato (OFSP) asal Peru di Jatinangor berdasarkan karakter agromorfologi. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus 2016 sampai Mei 2017, di Kebun Percobaan Ciparanje, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 70 genotip F1 OFSP hasil persilangan ubi orange dari Peru dan tujuh varietas cek ubi jalar. Penelitian ini menggunakan rancangan Augmented Design. Analisis variabilitas genetik atau keragaman genetik dan hubungan kekerabat menggunakan analisis kluster dan analisis komponen utama (Principal Component Analisys/PCA). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variablitias genetik 70 genotip F1 OFSP adalah tinggi.
Pertumbuhan Akar dan Tajuk Serta Hasil Beberapa Varietas/Galur Jagung pada Kondisi Defisien Hara R. Hayati; , Munandar; , Irmawati
Zuriat Vol 19, No 1 (2008)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v19i1.6709

Abstract

Genotip tanaman dapat memiliki mekanisme berbeda dalam mengembangkan mekanisme morfologi perakaran untuk meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan hara oleh seluruh bagian tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi sistem perakaran dan tajuk serta hasil dan komponen hasil tanaman jagung pada kondisi defisien hara. Percobaan dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya dan di lahan kering masam di Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP) Sumatera Selatan. Rancangan Percobaan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan tiga ulangan. Petak utama di rumah kaca adalah konsentrasi unsur hara yaitu H1 (konsentrasi standar larutan Kimura B 100%) dan H2 (30% dari konsentrasi standar) sedangkan di lapangan yaitu H1 (pemupukan optimum: kapur 2 t/ha, pupuk kandang 5 t/ha, ZA/Urea, SP-36 dan KCl 300, 100, 50 kg/ha) dan H2 (pemupukan sub  optimum: tanpa kapur dan pupuk kandang, ZA/Urea, SP-36, KCl 30% dosis optimum). Anak petak adalah 18 varietas/galur jagung untuk di rumah kaca dan 10 varietas untuk di lapangan. Genotipe jagung mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap kondisi defisien hara berdasarkan sistem perakaran dan tajuk. Varietas Lamuru mempunyai pertumbuhan akar maupun tajuk yang baik yang dicirikan oleh akar yang lebih panjang, jumlah akar lebih banyak, bobot kering akar dan luas daun lebih besar, serta tanaman lebih tinggi dibandingkan varietas/galur lainnya di rumah kaca. Penurunan hasil (bobot tongkol/petak) di lapangan berkorelasi nyata dengan tinggi tanaman (r = 0.476), indeks luas daun (r = 0.722), jumlah biji/tongkol (r = 0.659), maupun jumlah tongkol/petak (r = 0.749).
Penilaian Ketahanan Galur Kedelai Terhadap serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura L) Gatut Wahyu A. S.; M. Muchlish Adie
Zuriat Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v22i2.6854

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama pemakan daun (leafe feeder) utama pada tanaman kedelai di Indonesia. Hama ini menyerang tanaman kedelai pada semua fase pertumbuhan dan menyebabkan kerugian hasil cukup besar. Galur Shr/W-C-60, Aochi/Wil-60, 9837/K-D-8-185, 9837/K-D-3-185-95, W/9837-D-6-220, 9837/K-D-3-185-82, 9837/W-D-5-211, GI, G100H dan varietas Wilis diuji ketahananya terhadap ulat grayak; di rumah kasa Balitkabi, menggunakan rancangan acak kelompok diulang sebanyak tiga kali. Setiap galur harapan ditanam pada pot plastik (Ø 18 cm) berisi dua tanaman.  Pada saat tanaman berumur 27 hari, 10 galur harapan kedelai disungkup dengan kurungan kasa (2m x 2m x 2m) dan pada masing-masing pot diinfestasi dengan larva ulat grayak instar I sebanyak 10 ekor. Satu sungkup merupakan satu ulangan, sehingga seluruhnya terdapat tiga kurung kasa.  Pada setiap kurungan kasa, daun antar galur harapan kedelai diupayakan saling bersentuhan sehingga memungkinkan bagi larva untuk  memilih daun galur harapan yang disukai secara bebas. Kerapatan trikoma daun permukaan atas dan bawah berkorelasi nyata positif, pola yang sama ditemukan juga pada karakter panjang trikoma. Terdapat dua karakter morfologi daun yang berperan sebagai penentu ketahanan kedelai terhadap ulat grayak yakni kerapatan trikoma pada permukaan daun bagian atas dan panjang trikoma daun pada permukaan bawah daun, masing-masing dengan nilai r = -0,753 dan r = -0,689. Fakta ini sekaligus mengindikasikan bahwa  penilaian ketahanan kedelai terhadap ulat grayak dapat ditilik dari kerapatan trikoma daun dan atau panjang trikoma. Berdasarkan serangkaian penelitian ini, maka galur Shr/W-C-60 berkriteria memiliki ketahanan moderat terhadap ulat grayak.

Page 2 of 30 | Total Record : 298