cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 298 Documents
PEWARISAN KARAKTER JUMLAH BUNGA TIAP NODUS HASIL PERSILANGAN Capsicum annuum L. DENGAN Capsicum chinense Rinda Kirana; Ridwan Setiamihardja; Nani Hermiati; A. H. Permadi
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6768

Abstract

Persilangan antar spesies antara Capsicum annuum L. genotip LV-2323 dan RS-07 yang memiliki satu bunga tiap nodus dan Capsicum chinense yang memiliki beberapa bunga tiap nodus bertujuan untuk mempelajari pewarisan karakter jumlah bunga tiap nodus telah dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang dari Oktober 2001 sampai Juni 2003. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa karakter jumlah bunga tiap nodus diwariskan secara kualitatif, dikendalikan sedikitnya oleh dua gen yang bekerja secara epistasis dan resesif mengikuti pola 13 : 3 dengan terdapat pengaruh interaksi aditif × dominan dan dominan × dominan. Karakter ini juga dipengaruhi oleh aksi gen dominan tidak sempurna ke arah jumlah bunga tiap nodus yang lebih sedikit (Capsicum annuum). Nilai duga heritabilitas karakter jumlah bunga tiap nodus tergolong tinggi dan kemajuan genetik harapannya tergolong rendah.
Uji ketahanan terhadap penyakit antraknos pada cabai merah untuk seleksi tetua Ridwan Setiamihardja; Warid Ali Qosim
Zuriat Vol 2, No 2 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i2.6735

Abstract

Pengujian ketahanan terhadap penyakit Antraknosa (Colletotricum capsici) dilakukan pada 36 genotip cabai merah (Colletotricum annum) untuk memperoleh bahan tetua. Pengujian tingkat serangan pada buah cabai merah dilakukan di lapangan (Kebun Percobaan Wera, Subang) dan di laboratorium Balai Penelitian Hortikultura Lembang, dari bulan Oktober 1989 sampai Februari 1990. Percobaan lapangan ditata dalam rancangan acak kelomok dan di laboratorium dalam rancangan acak lengkap.dari hasil percobaan ternyata tidak terdapat tanaman yang imun (tingkat kerusakan 0%). Pada uji lapangan terdapat empat genotip yang tahan (tingkat kerusakan rata-rata 4.9%-7.2%); sedangkan dari uji laboratorium tidak terdapat genotip yang tahan, enam genotip menunjukkan tingkat kerusakan 11.1%-15.1% (agak peka).
Pewarisan Karakter Jumlah Biji Per Polong dan Warna Kulit Biji Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Zahratul Millah; R. Setiamihardja; A. Baihaki; Juliaty Satria Darsa
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6877

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pewarisan karakter jumlah biji per polong dan warna kulit biji pada tanaman kacang tanah dari populasi P1, P2. F1, F1 resiprokal, F2.1 (keturunan F1) dari F2.2 (keturunan F1 resiprokal) yang berasal dari persilangan kacang tanah genotip 1CG10068 × AH29Si. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan Mei 2001 sampai Oktober 2001, dengan penataan populasi disebar pada tiga blok percobaan, untuk mengurangi bias akibat lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetua betina pada karakter jumlah biji per polong tetapi tidak pada karakter warna kulit biji. Karakter jumlah biji per polong dan warna kulit biji dikendalikan secara kualitatif, ditunjukkan oleh distribusi frekuensi fenotipnya pada populasi F2 yang diskontinyu. Pola pewarisan karakter jumlah biji per polong pada persilangan ICGIOO68 × AH29Si memperlihatkan rasio 9:7, sedangkan pada hasil persilangan resiprokalnya memperlihatkan adanya interaksi gen inti-sitoplasmik mengikuti rasio 13:3. Pola pewarisan karakter warna kulit biji memperlihatkan rasio 7:4:3:2. 
Stabilitas dan Adaptabilitas Hibrida Potensial di Beberapa Ketinggian Tempat di Jawa Barat dan Jawa Tengah A. Hartono; Anggia E. P.; A. Ismail; E. Suryadi; D. Ruswandi
Zuriat Vol 19, No 2 (2008)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v19i2.6657

Abstract

Hibrida yang stabil dan adaptif merupakan syarat penting untuk meningkatkan produksi jagung di Indonesia. Delapan puluh tiga genotip hibrida jagung diuji multilokasi dengan tujuan menduga interaksi genotip x lingkungan, stabilitas dan adaptabilitas hasil (ton/ha) dalam rangka pengembangan varietas unggul di Indonesia. Setiap percobaan dengan rancangan acak kelompok yang terdiri dari perlakuan 83 hibrida dan empat hibrida cek yang diulang tiga kali, dilakukan di empat lokasi yang bervariasi dari dataran tinggi, medium, dan rendah yang tersebar di Pulau Jawa. Data dianalisis dengan analisis varians tunggal, varians gabungan, dan AMMI (additive main effect and multiplicative interaction). Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi genotip x lingkungan untuk karakter hasil tanaman jagung pada umunya merupakan fenomena yang nyata. Hibrida yang memperlihatkan hasil yang tinggi dan stabil adalah DR 7 x DR 16. Sedangkan hibrida yang memperlihatkan adaptasi spesifik adalah BR 163 x DR untuk dataran rendah Boyolali. DR 2 x DR 16, DR 19 x DR 16, dan DR 12 x DR 16 merupakan hibrida yang beradaptasi baik di dataran tinggi Lembang. Hibrida unggul spesifik wilayah dianjurkan untuk dilepas guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pelepasan varietas.
Penyaringan Genotip Jagung yang Dapat Berasosiasi dengan Bakteri Azospirillum sp Parlin Halomoan Sinaga; Achmad Baihaki; Ridwan Setiamihardja; Bambang Supriatno
Zuriat Vol 14, No 2 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i2.6791

Abstract

Penelitian untuk mengevaluasi assosiasi 54 genotip jagung dengan bakteri Azospirillum sp telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Unpad Unit Jatinangor dari bulan Desember 2001 hingga Januari 2002 Penelitian bertujuan mendapatkan genotip-genotip yang tanggap terhadap inokulasi Azospirillum sp dan menyediakan informasi tentang tetua untuk perakitan genotip toleran pupuk N buatan (N-Urea) dosis rendah. Penyaringan genotip yang tanggap terhadap Azospirillum sp. menggunakan rancangan perbesaran (Augmented Design) dan kultivar Wisanggeni sebagai cek. Delapan genotip, yaitu: G23, G25, G26, G27, G38, G41, G50, G52, melebihi cek pada beberapa variable pengamatan sehingga tersaring pada penelitian tersebut. Kedelapan genotip potensial dalam menghemat pupuk N.
Sifat-Sifat Penting dalam Seleksi Tanaman Bawang Putih (Allium sativum L.) Murdaningsih Haeruman K.; Achmad Baihaki; Gunawan Satari; Tohar Danakusuma; Anggoro Hadi Permadi
Zuriat Vol 2, No 1 (1991)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v2i1.6620

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui variasi genetik tanaman bawang putih di Indonesia. Untuk mengetahui sifat-sifat yang penting dalam seleksi tanaman bawang putih. 10 kultivar di tanam di Ciwidey dan Cipanas pada bulan April sampai dengan September 1984. Pada tempat dan musim yang sama di tahun 1985 dilaksanakan pula terdapat 24 kultivar. Rancangan Acak Kelompok yang diulang tiga kali digunakan di setiap lokasi per tanaman. Faktor kultivar, lokasi, dan musim tanam diasumsikan diambil secara acak. Pengamatan dilakukan terhadap 22 sifat pada tahun 1984 dan terhadap 24 sifat pada tahun 1985. Terhadap setiap data pengamatan dilakukan analisis gabungan. Melalui nilai penduga parameter genetik sifat-sifat yang diamati ditentukan sifat penting yang bermanfaat dalam penelitian dan pelaksanaan pemuliaan bawang putih yang berkaitan dengan seleksi. Ternyata sepuluh sifat yaitu LOV daun ketujuh, LOR, umur tanaman, hasil per plot, volume umbi, diameter umbi, jumlah siung per umbi, variasi berat siung, kualitas aroma dan sifat persentase bunting merupakan sifat-sifat yang penting dalam penelitian dan pelaksanaan pemuliaan yang berkaitan dengan seleksi.
COLOR POLYMORPHISMS ON COMMON CARP CULTURED IN INDONESIA Rudhy Gustiano
Zuriat Vol 16, No 2 (2005)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v16i2.6759

Abstract

In most cases, phenotypic variation is partly a result of genetic differences and partly environmental in origin. It appears that polymorphism is caused by some gene frequency changes which are due to natural selection. Morphological markers (body color and scale pattern) are the easiest indicators to identify and important when large sample are involved. In addition, the coloration in food fishes is often important in determining market price. Moreover, the production of fish depends not only on their genes and environment but also on the interaction of these two factors. Several investigations reported that some color genes have pleiotropic effect on growth rate and viability of fish. Hence, it is important to understand the basis of color polymorphisms in order toenhance genetic improvement and brood stock management plans for common carp in Indonesia. The occurrence color polymorphism showed that the proportion (%) of  each color morphs in each farm showed a high proportion of green color morph in common carp stocks. Dark colored carps are preferred over brightly pigmented ones. Bright colored morphs are preferred to the colorless (white). Comparison among the red, yellow, white, green and blue color morphs of common carp showed that each morph has its own specific chromatophore type densities, pigment distribution pattern. The study also showed that color variation is governed by the types of pigment cells present. The genetic color polymorphisms study showed that various color phenotypes were mainly controlled by simple Mendelian inheritance. Symbols for gene loci proposed as follow: B1 and B2 for common green body background (wild type allele), R1 and R2 for red and yellow. T is for wild nontransparent scale type and P for uniform body color background. B1 and B2 are epistatic to R1 and R2 genes. On the basis of the growth rate comparison results obtained on common carp in Indonesia, there was evidence that dark color (green and blue) common carp gained weight faster than the light color one (red). Green and blue colored showed similarity in growth performance.
Seleksi Batang Atas Kina (Cinchona ledgeriana) Klon QRC dalam Pembibitan Stek Sambung Mutia Dewi Roselina; Bambang Sriyadi; Suseno Amien; Agung Karuniawan
Zuriat Vol 18, No 2 (2007)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v18i2.6723

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kina klon QRC C. ledgeriana yang mempunyai daya kompatibilitas terbaik terhadap batang bawah (Cinchona succirubra). Percobaan dilaksanakan mulai dari Oktober 2006 hingga April 2007 di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung, Ciwidey, Bandung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 21 klon QRC kina sebagai perlakuan dan diulang tiga kali. 21 klon QRC kina tersebut adalah : klon QRC 111, QRC 133, QRC 135, QRC 162, QRC 183, QRC 189, QRC 191, QRC 197, QRC 207, QRC 210, QRC 212, QRC 213, QRC 241, QRC 247, QRC 264, QRC 282, QRC 328, QRC 329, QRC 345, QRC 349, dan Cibeureum 5 sebagai tanaman kontrol. Karakter yang diamati meliputi karakter jumlah tanaman yang hidup (bibit), tinggi batang atas dan tinggi tunas yang dihasilkan (cm), diameter tunas (mm), dan jumlah daun tunas (helai). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa klon QRC memiliki daya kompatibilitas tinggi terhadap batang bawah dibandingkan dengan klon kontrol Cibeureum 5, yakni klon QRC 213 dan QRC 247 untuk karakter tinggi batang atas (cm) dan tinggi tunas (cm); QRC 212 dan QRC 213 untuk karakter diameter tunas (mm); QRC 133, QRC 135, QRC 247, dan QRC 264 untuk karakter jumlah daun pada tunas (helai). Untuk persentase karakter jumlah tanaman yang hidup didapatkan nilai sebesar 44.18%.
SELEKSI IN VITRO UNTUK MENDAPATKAN TUNAS PISANG AMPYANG HASIL IRADIASI GAMMA INSENSITIF FILTRAT KULTUR F. oxysporum f.sp cubense Reni Indrayanti; Nurhajati A. Mattjik; Asep Setiawan; , Sudarsono
Zuriat Vol 23, No 1 (2012)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v23i1.6868

Abstract

Pisang cv. Ampyang (Musa acuminata, AAA, subgroup non-Cavendish) merupakan jenis pisang meja, dan keberadaannya ini sudah sulit dijumpai karena diduga rentan terhadap penyakit layu Fusarium. Tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan varian plantlet pisang cv. Ampyang insensitif filtrat kultur (FK) Foc melalui seleksi in vitro secara bertingkat. Pendekatan percobaan dilakukan dengan menyeleksi plantlet varian pisang hasil mutasi induksi dengan iradiasi gamma (20, 25, 30, 40, 45 dan 50 Gy) dalam media selektif mengandung FK Foc secara bertingkat (30%, 40%, 50% dan 60%). Kultur filtrat yang berasal dari cendawan Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) isolat Banyuwangi digunakan sebagai agen penyeleksi Tunas pisang in vitro yang mampu bertahan hidup dalam medium selektif diidentifikasikan sebagai tunas yang insensitif terhadap filtrat kultur Foc. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seleksi in vitro pada media selektif mengandung filtratekultur Foc 30%, belum mampu menghambat pertumbuhan tunas varian yang diseleksi. Peningkatan konsentrasi filtrat kultur Foc sampai 50% hanya mampu menghambat beberapa perlakuan plantlet varian hasil iradiasi. Penghambatan pertumbuhan tunas secara signifikan terlihat pada media selektif mengandung filtrat kultur Foc 60%, dan hasil percobaan ini diperoleh 1695 plantlet (57.7%) teridentifikasi insensitif terhadap FK Foc. Plantlet-plantlet tersebut akan digunakan sebagai plasma nutfah untuk mendapatkan klon-klon tanaman pisang cv. Ampyang resisten layu Fusarium.
Pembangunan Industri Perbenihan dan Perbibitan Swasta Nasional Achmad Baihaki
Zuriat Vol 19, No 1 (2008)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v19i1.6691

Abstract

Industri perbenihan merupakan salah satu industri bibit yang sangat penting di sektor pertanian. Perlindungan varietas tanaman (PVT) bertujuan untuk membangun industri perbenihan dan perbibitan nasional melalui pemanfaatan potensi sumber daya manusia dan alam di Indonesia. Beberapa kendala belum bangkitkan industri perbenihan di Indonesia maupun uraian solusi pemecahannya akan didiskusikan.

Page 4 of 30 | Total Record : 298