cover
Contact Name
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
Contact Email
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.fkg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students
ISSN : 26569868     EISSN : 2656985X     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah open access journal berbahasa Indonesia, yang menerbitkan artikel penelitian dari para peneliti pemula dan mahasiswa di semua bidang ilmu dan pengembangan dasar kesehatan gigi dan mulut melalui pendekatan interdisipliner dan multidisiplin. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dua kali setahun, setiap bulan Februari dan Oktober. Bidang cakupan Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students adalah semua bidang ilmu kedokteran gigi, yaitu biologi oral; ilmu dan teknologi material gigi; bedah mulut dan maksilofasial; ilmu kedokteran gigi anak; ilmu kesehatan gigi masyarakat, epidemiologi, dan ilmu kedokteran gigi pencegahan; konservasi gigi, endodontik, dan kedokteran gigi operatif; periodonsia; prostodonsia; ortodonsia; ilmu penyakit mulut; radiologi kedokteran gigi dan maksilofasial; serta perkembangan dan ilmu kedokteran gigi dari pendekatan ilmu lainnya. Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students mengakomodasi seluruh karya peneliti pemula dan mahasiswa kedokteran gigi untuk menjadi acuan pembelajaran penulisan ilmiah akademisi kedokteran gigi.
Arjuna Subject : -
Articles 269 Documents
Hubungan Index Massa Tubuh/Umur (IMT/U) dengan crowding anterior pada anak usia 10-12 tahun Alvina Roesianto; Winny Suwindere; Linda Sari Sembiring
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.943 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22512

Abstract

Pendahuluan: Gizi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh, namun gizi masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Kekurangan gizi terhadap seseorang memiliki dampak terhadap rongga mulutnya yaitu pertumbuhan dan perkembangan rahang yang terhambat sehingga dapat menyebabkan crowding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) dengan terjadinya crowding anterior pada anak usia 10-12 tahun pada SD Mulia Wacana Bandung. Metode: Jenis penelitian observasional-analitik dengan rancangan penelitian berupa cross- sectional. Subjek penelitian berjumlah 74 anak di SD Mulia Wacana Bandung, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi. Data yang dikumpulkan berupa status gizi anak berdasarkan Index Massa tubuh / Umur (IMT/U) dan keadaan susunan gigi (crowding). Analisis data menggunakan Fisher Exact Test. Pengolahan data menggunakan program SPSS. Hasil: Terdapat 8,8% anak kategori obesitas (14%) terdapat crowding anterior, 1,8% anak kategori overweight (12,3%) terdapat crowding anterior, 21,1% anak kategori normal (36,8%) terdapat crowding anterior, dan 24,6% anak kategori kurus (36,8%) terdapat crowding anterior dan didapatkan nilai p untuk Fisher Exact Test sebesar 0,108. Simpulan: tidak terdapat hubungan status gizi dengan Crowding Anterior.Kata kunci: Crowding anterior, gizi, status gizi
Efektivitas pemasaran dari mulut ke mulut pengguna Paviliun Padjadjaran Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran Yandi Kusmulyandi; Cucu Zubaedah; Kosterman Usri
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i1.22303

Abstract

Pendahuluan: Efektivitas Pemasaran merupakan hal yang penting dalam keberhasilan pelaksanaan jasa pemasaran khususnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efetivitas Pemasaran dari Mulut ke Mulut Pengguna di Paviliun Padjadjaran Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran. Metode: metode dalam penelitian ini adalah survey dengan jenis penelitin deskriptif. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling. Penelitian dilakukan di Paviliun Padjadjaran Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran dengan menggunakan kuisioner. Hasil: sebanyak 84 orang sampel menunjukan bahwa secara keseluruhan rata-rata efektivitas pemasaran pengguna Paviliun Padjadjaran Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Padjadjaran sebesar 67,5 %.Nilai tersebut termasuk kedalam kategori cukup efektif. Simpulan: Tingkat efektivitas pemasaran dari mulut ke mulut di bagian Paviliun Padjadjaran RSGM Unpad dalam hal ini meliputi pasien yang loyal, keluarga pasien, dan penunggu terhadap pelayanan yang diberikan di Paviliun Padjadjaran RSGM Unpad dinilai cukup efektif dengan persentase sebesar 67,5 %.Kata kunci: Pemasaran mulut ke mulut, pengguna, Paviliun Padjadjaran
Indeks plak dan tingkat keparahan gingivitis anak tunagrahita (Intellectual Disability)Plaque index and gingivitis severity of children with intellectual disability Alyzha Anandya; Linda Sari Sembiring; Henry Yonatan Mandalas
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.22485

Abstract

Pendahuluan: Anak tunagrahita merupakan anak yang memiliki keterbatasan kemampuan kognitif dan mobilitas serta gangguan perilaku. Keadaan tersebut membatasi anak untuk melakukan pembersihan gigi yang optimal sehingga berdampak terhadap kondisi kesehatan gigi dan mulut seperti indeks plak yang buruk dan gingivitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indeks plak dan tingkat keparahan gingivitis pada anak tunagrahita (intellectual disability). Metode: Penelitian ini dilakukan secara deskriptif komparatif. Populasi dalam penelitian ini ialah 45 anak tunagrahita di SLB Negeri Kota Bandung. Penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling. Pengambilan data menggunakan metode O’Leary untuk indeks plak, dan metode Modified Gingival Index (MGI) untuk perhitungan skor gingiva. Hasil: Subjek penelitian dikelompokkan menjadi kelompok usia 8-12 tahun dan >28 tahun; serta berdasarkan jenis tunagrahita. Kelompok tunagrahita berat memiliki hasil index plak kurang baik sebesar 100%. Pada kelompok usia 13-17 tahun, didapatkan hasil karakteristik status gingiva paling besar (60%), sedangkan jika dilihat dari jenis tunagrahita, pada tunagrahita ringan memiliki gingivitis ringan (72,8%), tunagrahita sedang memiliki gingivitis sedang (62%), dan tunagrahita berat memiliki gingivitis ringan (50%) dan sedang (50%). Simpulan: Hampir setiap jenis tunagrahita memiliki indeks plak kurang baik dan gingivitis pada rongga mulutnya. Semakin rendah tingkat intelegensi anak maka semakin rendah kebersihan mulut, kecuali pada anak tunagrahita berat.Kata kunci: Indeks plak, tunagrahita, gingivitis, O’Leary, Modified Gingival Index ABSTRACTIntroduction: Children with intellectual disability are children who have limited cognitive abilities, mobility, and behavioural disorders. This situation limits the child to perform optimal dental cleaning so that it affects their dental and oral health conditions, such as poor plaque index and gingivitis. The purpose of this study was to determine the plaque index and the gingivitis severity of children with intellectual disability. Methods: This study was a descriptive comparative study. The population in this study were 45 children with intellectual disability in extraordinary schools in the city of Bandung. Sampling was taken by purposive sampling method. Data collection was using the O'Leary method for plaque indexes, and the Modified Gingival Index (MGI) method for calculating gingival scores. Results: The research subjects were grouped into 8-12 years old age groups and > 28 years old age group, and based on the type of intellectual disability. Severe intellectual disability groups have a poor plaque index of 100%. In the age group of 13-17 years old, the highest gingival status characteristics (60%) were found, whereas when analysed from the type of intellectual disability, moderate intellectual disability children had mild gingivitis (72.8%), moderate intellectual disability children had moderate gingivitis (62%), and severe intellectual disability children have both mild (50%) and moderate (50%) gingivitis. Conclusion: Almost every type of intellectual disability children have a poor plaque index and gingivitis in the oral cavity. The lower the children’s intelligence level, the lower the oral hygiene; except for children with severe intellectual disability.Keywords: Plaque index, intellectual disability, gingivitis, O’Leary method, Modified Gingival Index
Prevalensi dan pola penyakit infeksi virus rongga mulut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2013-2017Prevalence and patterns of oral viral infection in Dr Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2013-2017 Husnul Mahfaza; Irna Sufiawati; Mieke Hemiawati Satari
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.22180

Abstract

Pendahuluan: Terdapat sejumlah virus yang dapat menyebabkan infeksi daerah perioral, mulut, dan orofaring. Virus dapat menginisiasi infeksi, menyebar ke seluruh tubuh, dan bereplikasi berdasarkan sifat dan karakteristik virulensinya. Penyakit akibat virus dapat menyebabkan kerusakan sel secara langsung maupun dapat berupa reaksi sekunder. Virus yang menyerang rongga mulut dapat bermanifestasi diantaranya seperti vesikula dan ulser. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan pola penyakit infeksi virus rongga mulut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2013-2017. Metode: Penelitian deskriptif dengan menggambarkan prevalensi dan pola penyakit infeksi rongga mulut. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder berbentuk rekam medis pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan kriteria inklusi yaitu pasien dengan diagnosis infeksi virus rongga mulut di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2013-2017. Hasil: Penelitian ini menunjukkan total pasien rawat inap berjumlah 742 orang, didapatkan 21 pasien dengan infeksi virus rongga mulut, yang paling banyak ditemukan yaitu HSV-1 (66,67%), diikuti oleh infeksi HSV-2 (4,76%), CMV (9,52%), dan VZV sebanyak (19,05%). Sedangkan pada pasien rawat jalan yang berjumlah 531 orang didapatkan 58 pasien dengan infeksi virus rongga mulut, infeksi HSV-1 juga paling banyak ditemukan (91,38%), diikuti oleh infeksi CMV (1,72%), dan VZV (6,90%). Simpulan: Prevalensi infeksi virus rongga mulut sebanyak 2,83% pada pasien rawat inap dan sebanyak 10,92% pada pasien rawat jalan, dengan jumlah tertinggi yaitu infeksi HSV-1.Kata kunci: Infeksi virus, orofasial, famili herpes virus ABSTRACTIntroduction: Several viruses can cause infection of the perioral region, mouth, and oropharynx. Viruses can initiate infections, spread throughout the body, and replicate based on their virulence characteristics. Viral diseases can cause cell damage directly or can trigger a secondary reaction. Viruses that attack the oral cavity can manifest, such as vesicles and ulcers. This study was aimed to determine the prevalence and patterns of oral viral infection in Dr Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2013-2017. Methods: Descriptive study was performed by describing the prevalence and pattern of oral infections. Data collected was secondary data in the form of patient medical records. Sampling was carried out by purposive sampling, with inclusion criteria, namely patients with a diagnosis of oral cavity virus infection in Dr Hasan Sadikin Hospital Bandung in 2013-2017. Results: This study showed a total of 742 inpatients, 21 patients with oral cavity infections, the most common were HSV-1 (66.67%), followed by HSV-2 infection (4.76%), CMV (9.52%), and VZV infections (19.05%). Whereas in total 531 outpatients, 58 patients were found with oral cavity infections, HSV-1 infections were also found the most (91.38%), followed by CMV (1.72%), and VZV infections (6.90%). Conclusion: The prevalence of oral cavity infection is 2.83% in inpatients and as many as 10.92% in outpatients, with the highest number being HSV-1 infection.Keywords: Viral infection, orofacial, herpes virus family
Karakteristik kerusakan tulang alveolar pada penderita periodontitis kronis dan agresif dengan pencitraan Cone Beam Computed Tomography Hentartika Desyaningrum; Lusi Epsilawati; Yanti Rusyanti
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v1i1.22116

Abstract

Pendahuluan: Resorpsi tulang alveolar merupakan suatu proses kompleks yang secara morfologis berhubungan dengan luasnya bentuk permukaan tulang yang terkikis (Howship’s lacunae) serta adanya sel berinti banyak atau osteoklas. Resorpsi tulang alveolar dapat terjadi pada periodontitis agresif dan kronis. Secara radiografis terlihat  pola kerusakan tulang yang berbeda, pola horizontal pada periodontitis kronis dan pola vertikal atau pola arch shaped yang khas pada periodontitis agresif. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik kerusakan tulang alveolar pada penderita periodontitis agresif dengan pencitraan Cone Beam Computed Tomography Three Dimensional (CBCT 3D). Metode: Jenis penelitian deskriptif,  Sampel penelitian sebanyak 161 sampel pencitraan CBCT yang diambil dari 6 pasien periodontitis agresif sebagai subjek penelitian dan 107 sampel pencitraan CBCT yang diambil dari 4 pasien periodontitis kronis sebagai subjek kontrol, yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.  Hasil: Potongan coronal dan sagital menunjukkan bahwa pada periodontitis, kerusakan resorpsi tulang alveolar berjumlah 69% dan pada periodontitis agresif berbentuk arch shaped berjumlah 48,9%. Potongan sagital pada periodontitis kronis bentuk horizontal 65% dan periodontitis arch shaped 48,9%. Simpulan: Karakteristik kerusakan tulang alveolar melalui CBCT, pada periodontitis kronis berupa pola resorpsi harizontal, sedangkan pada periodontitis agresif didominasi oleh kerusakan tulang berbentuk  arch shaped.Kata Kunci : Kerusakan tulang alveolar, Periodontitis kronis, Periodontitis agresif, Cone Beam Computed Tomography
Pengaruh minuman jus buah dalam kemasan terhadap erosi gigi sulung anterior rahang atas Dhea Marsya Permadhi; Linda Sari Sembiring; Ibnu Suryatmojo
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 2, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.676 KB) | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22513

Abstract

Pendahuluan: Erosi gigi merupakan penyakit kronis yang paling sering terjadi pada anak dalam masalah kesehatan gigi. Penyebab erosi gigi yang paling sering terjadi adalah akibat makanan dan minuman yang asam. Perhatian khusus ditujukan kepada jus buah yang mengandung asam sitrat. Jus buah dipandang sebagai sumber nutrisi, sehingga orang tua tidak membatasi konsumsi pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh minuman jus buah dalam kemasan terhadap erosi gigi sulung anterior rahang atas. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental labolatorium semu. Penelitian ini menggunakan gigi anterior sulung rahang atas yang dialiri dengan cairan fisiologis pada kelompok kontrol, dan dialiri larutan jus buah dalam kemasan secara bergantian dengan pengaliran cairan fisiologis pada kelompok perlakuan. Pengujian karakterisasi dilakukan dengan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk melihat perubahan ketebalan enamel gigi sebelum dan sesudah perlakuan dan uji analisis menggunakan Mann Whitney U Test dengan bantuan program Mega Stat Excel. Hipotesis statistik diterima jika p value < 0,05.Hasil: Uji SEM menunjukkan bahwa beda ketebalan enamel pada kelompok perlakuan yang dialiri dengan minuman jus buah dalam kemasan lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dialirkan dengan cairan fisiologis. Pada spesimen kelompok perlakuan tampak mengalami perubahan mikrostruktur permukaan enamel akibat erosi dan sebagian mengalami pembentukkan mikroporositas pada permukaan enamel. Simpulan: terdapat pengaruh jus buah dalam kemasan terhadap erosi gigi.Kata Kunci: Erosi gigi, gigi anterior sulung atas rahang atas, pengaruh minuman jus buah
Indeks DMF-T dan def-t pada anak di Sekolah Dasar Negeri Puspita Kania Dewi; Dudi Aripin; Anne Agustina Suwargiani
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22311

Abstract

Pendahuluan: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai pada masyarakat . Karies gigi merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Masalah utama dalam rongga mulut anak sampai saat ini adalah karies gigi, sehingga masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian penting dalam usaha pembangunan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia rentan sekolah dasar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran indeks DMF-T dan def-t pada anak di SDN Mekarjaya. Metode: Jenis penelitian deskriptif. Sampel diambil dengan teknik total sampling di SDN Mekarjaya dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 69 anak. Hasil: Gambaran indeks DMF-T pada anak SDN Mekarjaya memiliki nilai sebesar 2,8, dan gambaran indeks def-t yang diperoleh menunjukan angka 7,04. Simpulan: Indeks DMF-T menurut WHO termasuk ke dalam kategori sedang, dan gambaran indeks def-t yang diperoleh termasuk kedalam kategori yang tinggi.Kata kunci: Karies, Indeks DMF-T, Indeks def-t
Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel terhadap ukuran dan zeta potensial partikel keramik mullite sebagai bahan pengisi komposit kedokteran gigi Yanwar Faza; Nina Djustiana; Arief Cahyanto; I Made Joni; Kosterman Usri
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 1, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v1i1.22298

Abstract

Pendahuluan: Kecenderungan aggregasi dan aglomerasi partikel keramik ukuran nano di dalam resin (komposit kedokteran gigi) menjadi suatu tantangan untuk dapat mensintesis nano partikel mullite dengan teknik solution gelation (sol-gel). Nilai pH hidrolisis pada teknik sol-gel diketahui mempengaruhi ukuran dan zeta potensial partikel keramik sehingga mempengaruhi kestabilan distribusi partikel keramik di dalam cairan. Metode: Desain penelitian berupa penelitian deskriptif. Partikel mullite dihasilkan melalui prekursor tetraethyl orthosilicate (TeOS) dan aluminium nitrate (Al2(NO3)3) yang di dicampurkan pada tahap hidrolisis dengan pengaturan pH yang bervariasi: pH 2, pH 3 dan pH 4. Partikel mullite yang dihasilkan di karakterisasi menggunakan Dynamic light scattering (DLS) untuk mengetahui ukuran dan zeta potensial partikel mullite. Hasil: Ukuran rerata partikel mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 2349,7 nm, 1281 nm dan 245,9 nm. Hasil memperlihatkan penurunan ukuran partikel seiring dengan peningkatan pH. Mulite dengan pH hidrolisis 4 berukuran nanometer, sementara mullite dengan pH 2 dan 3 berukuran mikron. Sementara itu, nilai zeta potensial pada keramik mullite yang dihasilkan pada pH 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 31,7 mV, 40,7 mV dan 29,2 mV. Nilai zeta potensial pada semua kelompok mullite, masuk pada kategori stabil. Simpulan: Partikel mullite yang dihasilkan dengan pH hidrolisis 4 dapat menjadi alternatif bahan pengisi kedokteran gigi karena memiliki ukuran nano dan kestabilan partikel yang baik.Kata kunci: Mullite, pH hidrolisis, ukuran partikel, zeta potensial, sol-gel
Tingkat kecemasan dental anak usia 7-12 tahun yang akan melakukan ekstraksi gigiDental anxiety level of 7 - 12-years old children who will perform tooth extraction at dental hospital Ni Putu Nathalia Emilly Mathius; Linda Sari Sembiring; Meilani Rohinsa
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v3i1.22486

Abstract

Pendahuluan: Kecemasan merupakan suatu hal yang sering dialami oleh sebagian pasien yang akan melakukan prosedur perawatan dental. Kecemasan dental merupakan respon kecemasan yang hampir identik dengan respon rasa takut, yang keduanya memiliki fisiologis, kognitif serta komponen perilaku. Kecemasan dental sendiri merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena tidak hanya akan menyebabkan stres kepada pasien melainkan juga pada dokter gigi saat akan melakukan perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan dental anak usia 7-12 tahun yang akan melakukan ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut  Maranatha. Metode: Jenis penilaian kecemasan dilakukan dengan pengisian kuisioner MDAS serta penilaian perilaku anak dilakukan dengan Frankl behaviour rating scale. Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan dari segi psikologis sebanyak tujuh anak (64%) memiliki tingkat kecemasan rendah dan empat anak (36%) memiliki tingkat kecemasan sedang. Perilaku anak menunjukkan sikap pasti positif dan positif saat menjalani prosedur ekstraksi gigi, serta dari segi fisiologis terdapat peningkatan tekanan darah dan denyut nadi pada saat anak berada di kursi gigi. Simpulan: Tingkat kecemasan dental anak usia 7-12 tahun yang akan melakukan ekstraksi gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Maranatha paling banyak dalam kategori rendah dengan perilaku menunjukkan sikap pasti positif dan positif saat menjalani prosedur ekstraksi gigi.Kata kunci: Kecemasan gigi, tekanan darah, denyut nadi, MDAS, skala penilaian perilaku Frankl. ABSTRACTIntroduction: Anxiety is a common thing experienced by some patients who will perform dental procedures. Dental anxiety is an anxious response which almost identical to the fear response, both of which have physiological, cognitive and behavioral components. Dental anxiety is one of the things that has to be considered because not only will cause stress to the patient but also to the dentist when the treatment is about to start. This study was aimed to determine the level of dental anxiety of 7 - 12-years old children who will perform tooth extraction at Maranatha Dental Hospital. Methods: Anxiety assessment was done by filling out the MDAS questionnaire as well as the child's behavioural assessment performed with the Frankl behaviour rating scale. Results: From the research that has been done, in terms of psychological, seven children (64%) had low anxiety level and four children (36%) had moderate anxiety level. Child behavior showed positive and definitely positive attitude while they were undergoing dental extraction Conclusion: The level of dental anxiety of 7 - 12-years old children who will perform tooth extraction at Maranatha Dental Hospital mostly found in the lowest category, with a very positive and positive attitude when undergoing tooth extraction procedures.Keywords: Dental anxiety, blood pressure, pulse rate, MDAS, Frankl behaviour rating scale
Hubungan tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remajaRelationship of malocclusion severity with caries status in adolescents Raka Putri Dayataka; Hilda Herawati; Rudi Satria Darwis
Padjadjaran Journal of Dental Researchers and Students Vol 3, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjdrs.v2i2.22224

Abstract

Pendahuluan: Maloklusi adalah ketidaksesuaian hubungan gigi dan rahang yang dapat menimbulkan beberapa dampak. Salah satu dampak maloklusi adalah retensi plak yang memicu terjadinya karies karena proses demineralisasi terjadi pada permukaan gigi yang berjejal dan sulit dibersihkan. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remaja di SMPN 1 Kota Cimahi. Metode: Jenis penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh remaja di SMPN 1 Kota Cimahi. Teknik sampling yang digunakan stratified random sampling. Pemeriksaan rongga mulut dilakukan pada 61 siswa usia 12-15 tahun, sebagai subyek penelitian. Penilaian tingkat keparahan maloklusi menggunakan indeks Handicapped Maloclussion Assesment Record (HMAR) dan penilaian status karies menggunakan indeks DMF-T. Hasil: Persentase maloklusi siswa SMP Negeri 1 Kota Cimahi sebesar 96,7%, sedangkan persentase karies didapat sebesar 83,6%. Tingkat keparahan maloklusi terbanyak yang ditemukan adalah kategori sangat berat, sangat perlu perawatan, sedangkan status karies yang paling banyak ditemukan adalah kategori moderat. Analisis korelasi menggunakan metode statistik Rank Spearman dan didapat nilai p=0,036 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan maloklusi dengan status karies pada remaja di SMP Negeri 1 Kota Cimahi.Kata kunci: Tingkat keparahan maloklusi, status karies, HMAR, DMF-T, remaja ABSTRACTIntroduction: Malocclusion is a misalignment between the teeth and jaws that can cause several effects. One of the malocclusion effects is plaque retention that triggers caries because the demineralisation process occurs on the crowded tooth surface, which is difficult to clean. The purpose of the study was to determine the relationship between the malocclusion severity and caries status in adolescents at 1 Junior High School of Cimahi. Methods: This research was correlational analytic with a cross-sectional approach. The study population was all adolescents at 1 Junior High School of Cimahi. The sampling technique used was stratified random sampling. Oral examination was performed on 61 students aged 12-15 years old, as the subject of the study. Assessment of malocclusion severity was performed using the Handicapped Malocclusion Assessment Record (HMAR) index, and assessment of caries status was performed using the DMF-T index. Results: Percentage of malocclusion of students in 1 Junior High School of Cimahi was 96.7%, while the percentage of caries was 83.6%. The highest malocclusion severity found was a very severe category, intensive treatment necessary; while the most found caries status was a moderate category. Correlation analysis was performed using Rank Spearman statistical method which obtained the p-value = 0.036 (p < 0.05). Conclusion: There is a significant relationship between the malocclusion severity and caries status in adolescents at 1 Junior High School of Cimahi.Keywords: Malocclusion severity, caries status, HMAR, DMF-T, adolescents

Page 4 of 27 | Total Record : 269