cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
agroteknikapolitani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroteknikapolitani@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Agroteknika
ISSN : 26853353     EISSN : 26853450     DOI : -
Agroteknika adalah jurnal nasional untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Agroteknika sebagai kajian ilmiah hasil penelitian pada bidang teknologi pertanian dengan ruang lingkup: mekanisasi pertanian, teknologi pangan, irigasi, teknologi budidaya tanaman pangan dan perkebunan, energi terbarukan, sistem informasi pertanian, sistem informasi geografis dan bioinformatika.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Optimasi Kultur Kalus dan Profil Metabolit Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) Secara in Vitro Utomo, Aprissilia Taifani Galuh; Zainal , Aprizal; Yusniwati, Yusniwati
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.416

Abstract

Kultur jaringan digunakan sebagai metode untuk memproduksi bibit gambir dengan kandungan katekin tinggi secara cepat dan dalam skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Thidiazuron (TDZ) dan Naphthalene Acetic Acid (NAA) terhadap perkembangan dan kandungan fitokimia pada kalus organogenik gambir melalui teknik in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial dua faktor, yaitu konsentrasi TDZ (0; 0,04; dan 0,08 mg/L) dan NAA (0,5; 1; 1,5; dan 2 mg/L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa TDZ secara signifikan memengaruhi kandungan klorofil pada kalus, dengan konsentrasi 0 mg/L dan 0,04 mg/L lebih efektif dibandingkan 0,08 mg/L. Kalus organogenik yang diberi perlakuan TDZ dan NAA menunjukkan aktivitas metabolit sekunder, termasuk terpenoid, flavonoid, alkaloid, tanin, dan fenol, yang teridentifikasi melalui uji histokimia.
Peningkatan Kualitas Pupuk Hayati Diperkaya dengan Bakteri Pelarut Kalium, Fosfor dan Penambat Nitrogen Indigenous dari Berbagai Rizosfer Tanaman Padi Terhadap Kandungan Hara dan Jumlah Populasi Mikroba Elita , Nelson; Erlinda , Rita; Yefriwati, Yefriwati; Sari , Deliana Andam; Illahi , Ayu Kurnia
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.418

Abstract

Pupuk hayati merupakan pupuk organik mengandung sekelompok mikroorganisme yang beragam, berperan mendorong pertumbuhan tanaman dan menjaga kesehatan tanah. Penelitian sebelumnya pupuk hayati dengan penambahan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis. Kebaharuan penelitian ini adalah pupuk hayati diperkaya dengan bakteri pelarut kalium berasal dari berbagai rizosfer tanaman padi. Tujuan penelitian memperoleh jenis bakteri pelarut kalium efektif meningkatkan kandungan hara pupuk hayati. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan BK0 (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis), BKBM (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis , bakteri pelarut K varietas Bujang Marantau), BKMM (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis , bakteri pelarut K varietas Mundam). BKCK (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis , bakteri pelarut K varietas Cilalek), BKRK (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis, bakteri pelarut K varietas Rendah Kuning), BKSP (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis ,varietas Saganggam Panuah), BKKP (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis,, bakteri pelarut K varietas Keriting Putih), BKJG (pupuk hayati pengayaan bakteri Azotobacter sp, Pseudomonas fluorescens, Bacillus thuringiensis , bakteri pelarut K dari varietas Junjuang). Parameter pengamatan suhu, pH, kadar air, C-organik, hara N total, P2O5 total, K2O dan pertumbuhan koloni bakteri pupuk hayati. Hasil pengamatan suhu tumpukan pupuk hayati mencapai puncak pada hari ke 18, kecuali pada BKJG hari ke 27. Nilai pH, kadar air dan C-organik biofertilizer paling tinggi pada BKJG. Kandungan hara N paling tinggi pada BKSP sedangkan kandungan hara P2O5 dan K2O pada perlakuan BKJG. Pengayaan bakteri pada pupuk hayati diamati jumlah koloni bakteri pada biakan murni diperoleh pada hari ke 7 jumlah koloni bakteri paling tinggi pada BKJG. Kesimpulan isolat bakteri pelarut K asal rizosfer varietas Junjuang dan Saganggam Panuah lebih efektif untuk diaplikasikan pada pupuk hayati.
Hubungan Antara Karakteristik Stomata dan Kandungan Klorofil pada Morfologi Beberapa Varietas Sorgum di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi, Sumatera Utara Angkat, Nina Unzila; Kurniawan, Dedi; Lestami, Anggria; Nawar, Maulida Khairiza
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.421

Abstract

Sorgum belum banyak ditanam di daerah Sumatera Utara, sehingga perlu diteliti untuk mengetahui kemampuannya beradaptasi pada lingkungan yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kemampuan adaptasi enam varietas sorgum dengan menanam sorgum pada dua kondisi lingkungan dan ketinggian tempat yang berbeda, yaitu di dataran rendah dan dataran tinggi. Penelitian ini dilakukan di dataran rendah dan dataran tinggi, yaitu Lubuk Pakam (200 mdpl) dan Tongkoh Berastagi (1450 mdpl). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, yaitu varietas sorgum yaitu Numbu, Super 1, Super 2, Soper 7, Soper 9 dan Suri 4 dengan empat kali ulangan. Parameter yang diamati adalah karakter morfologi, karakteristik stomata dan kandungan klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tanaman di Lubuk Pakam lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sorgum di Berastagi dimana tanaman tertinggi terdapat pada varietas V3, Super 2, diikuti oleh Super 1 dan Soper 9. Jumlah klorofil a, b dan total klorofil tidak dipengaruhi secara nyata oleh perbedaan varietas, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Namun demikian, terdapat perbedaan pola respon tanaman dalam menghadapi lokasi lingkungan yang berbeda melalui jumlah klorofil a dan klorofil b.
Kontribusi Lignin dan Asam Humat serta Dampaknya Terhadap Stabilitas Agregat Tanah di Desa Jatiarjo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Perdana, Stevand Putra; Sasongko, Purnomo Edi; Purwadi, Purwadi
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.435

Abstract

Jenis, lokasi, dan umur tanaman mempengaruhi jumlah lignin yang merupakan sumber asam humat atau senyawa humat dan turunannya yang mengalami degradasi lambat. Asam humat merupakan senyawa organik yang terbentuk ketika bahan organik terurai. Senyawa ini sering ditemukan di tanah yang subur ketika sisa-sisa bahan organik yang mati dan serangga kecil menguraikan tanaman menjadi ukuran yang lebih sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lignin terhadap pembentukan asam humat serta dampak yang dihasilkan dari kontribusi lignin dan asam humat terhadap stabilitas agregat tanah. Penelitian dilakukan di empat satuan penggunaan lahan (SPL) yaitu di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Jumlah asam humat dan lignin tertinggi terdapat pada penggunaan lahan perkebunan. Hal ini disebabkan oleh proses dekomposisi yang optimal dengan nilai Karbon Organik (C-Organik) tertinggi. Selain itu, pengelolaan lahan perkebunan melibatkan komoditas tanaman berkayu yang cenderung menghasilkan lebih banyak lignin. Lignin berperan dalam pembentukan asam humat, terbukti dari variasi kadar asam humat yang dipengaruhi oleh lignin. Kandungan asam humat dan lignin tertinggi ditemukan pada lahan perkebunan, yang ditandai dengan proses dekomposisi optimal dan nilai C-Organik yang tinggi. Kehadiran lignin yang berinteraksi dengan asam humat berperan dalam meningkatkan kekuatan dan ketahanan agregat tanah terhadap erosi.
Tata Kelola Kolaboratif Benih Padi Lokal: Faktor-Faktor yang memengaruhinya di Sumatera Barat Masruri, Masruri; Hadiguna, Rika Ampuh; Suliansyah , Irfan; Henmaidi, Henmaidi
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.437

Abstract

Tata kelola kolaboratif, yang semakin relevan saat ini, memungkinkan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan untuk mengejar tujuan bersama dan menciptakan solusi yang inklusif serta berkelanjutan. Dalam konteks tata kelola benih padi, kolaborasi ini mencakup koordinasi produksi dan distribusi benih berkualitas, yang mendukung kemandirian pangan dan keberlanjutan pertanian di daerah seperti Sumatera Barat, Indonesia. Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang memengaruhi kolaborasi pemangku kepentingan dalam tata kelola benih padi lokal di Sumatera Barat, dengan fokus pada aktor seperti petani, pemerintah, peneliti, dan LSM. Penelitian ini bertujuan memberikan wawasan bagi para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan untuk mendorong praktik tata kelola benih yang berkelanjutan menggunakan pendekatan mix-method eksploratori sekuensial, yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis faktor faktor yang memengaruhi kolaborasi dalam tata kelola benih padi di Sumatera Barat. Hasil utama menunjukkan empat faktor yang memerlukan prioritas segera: stok benih, pemasaran benih, sumber daya, dan peningkatan kapasitas. Penanganan faktor-faktor prioritas ini berpotensi meningkatkan kolaborasi, memperbaiki kualitas benih, serta memperkuat ketahanan pertanian lokal. Temuan kami menekankan faktor yang penting dalam tata kelola kolaboratif yang efektif dalam menjaga sistem benih lokal dan keberlanjutan produktivitas pertanian.
Agroindustri Santan Kelapa di Sumatera Barat: Identifikasi Faktor Berpengaruh untuk Peningkatan Daya Saing Meilizar, Meilizar; Hadiguna, Rika Ampuh; Santosa, Santosa; Nofialdi, Nofialdi
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.443

Abstract

Pengembangan agroindustri santan kelapa memiliki potensi dalam mendorong eskalasi ekonomi, meningkatkan penghasilan masyarakat, memfasilitasi penyerapan tenaga kerja, mendorong pembangunan yang adil dan mempercepat kemajuan daerah. Usaha pengolahan santan kelapa di Sumatera Barat umumnya masih skala usaha rumah tangga dengan proses produksi sederhana, teknologi tradisional, mutu santan kelapa yang belum standar dan akses pasar yang terbatas. Tujuan riset ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada pengembangan agroindustri santan kelapa dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Faktor-faktor ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah dan pihak terkait dalam merencanakan strategi kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan dan pertumbuhan agroindustri santan kelapa. Penelitian ini menerapkan prosedur yang dimulai dari pembuatan struktur hierarki, penyusunan kuisioner, pembuatan matrik perbandingan fuzzy, dan penentuan jumlah bobot prioritas. Penelitian ini melibatkan informan kunci yang terdiri dari praktisi industri, akademisi dan tenaga ahli dari pemerintahan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebelas faktor-faktor berpengaruh pada pengembangan agroindustri santan kelapa yang terbagi atas tiga kelompok, yaitu: (i) kelompok A, merupakan faktor-faktor yang memerlukan tingkat pengawasan yang sangat ketat (extremely), terdiri dari faktor pendapatan (15,5 %), faktor harga (14,8 %), faktor pasar (14,5%), faktor bahan baku (11,9 %), faktor produktivitas (9 %) dan faktor kualitas (8,1 %), (ii) kelompok B, merupakan faktor-faktor yang memerlukan tingkat pengawasan ketat (strongly), terdiri dari faktor teknologi (8 %), faktor transportasi (7,8 %) dan faktor tenaga kerja (4,2 %), (iii) kelompok C, merupakan faktor-faktor yang memerlukan tingkat pengawasan sedang (moderately), terdiri dari faktor limbah produksi (4,3 %) dan faktor regulasi (1,9 %).
The Effect of the Ratio of Mocaf and Soybean Flour with Addition of Glucomannan on Physical, Chemical and Sensory Properties of Gluten-Free Wet Noodles Violalita , Fidela; Yanti, Henny Fitri; Evawati, Evawati; Roza, Irwan; Ermiati, Ermiati; Fahmy, Khandra; Yuswilara, Yuswilara; Saputra, Afdal
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.446

Abstract

The primary ingredient used to make noodles is typically wheat flour. However, not everyone can consume wheat flour. Gluten-free noodles are suitable for individuals who avoid gluten, particularly those with celiac disease and autism. Some ingredients used to make gluten-free noodles include mocaf, soybeans, and glucomannan. This study aims to determine the characteristics and optimal formulation of gluten-free wet noodles made from mocaf, soybean, and glucomannan flour. This research method uses a Completely Randomized Design (CRD) factorial with two factors and three replications. The first factor is the ratio of mocaf flour to soybean flour, consisting of 3 levels: 80:20 (A1), 75:25 (A2), and 70:30 (A3). Another factor is the addition of glucomannan flour, consisting of 3 levels: 2% (B1), 5% (B2), and 8% (B3). The analysis performed on these wet noodles includes physical, chemical, and sensory evaluations. The comes about of the study appeared that noodles with the ratio of mocaf flour to soybean flour 75:25 and the addition of 2% glucomannan flour (A2B1) is the best treatment based on the highest elasticity with elasticity 73.3%, water absorption, 89.3%, swelling index 271%, cooking loss 8.78%, water content 36.8%, protein 6.44%, ash 1.89%, fat 0.74%, carbohydrate 50.4%, sensory test results appearance 3.76 (somewhat like), color 3.72 (somewhat like), aroma 3.2 (neutral), texture 3.36 (neutral), and taste 3.36.
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Organik Cair Buah Maja (Aegle marmelos L.) Kamilah, Noufah; Nurmayulis, Nurmayulis; Yenny, Ratna Fitry; Sodiq, Abdul Hasyim
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.449

Abstract

Penggunaan lahan secara intensif dapat menurunkan kesuburan pada tanah sehingga produksi kedelai di Banten menurun. Pemberian pupuk NPK dan pupuk organik cair (POC) buah maja dapat meningkatkan produktivitas hasil tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh respons pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) terhadap pemberian NPK dan pupuk cair organik buah maja. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor. Terdiri atas pupuk NPK (0 g (kontrol), 0,9 g/polybag, 1,8 g/polybag, dan 2,7 g/polybag) dan POC buah maja (10 ml/l, 20 ml/l, 30 ml/l, dan 40 ml/l). Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata dilakukan uji lanjut Duncan multiple range test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk NPK memiliki pengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman dan umur berbunga. Hasil analisis sidik ragam POC buah maja menunjukkan pengaruh nyata dan sangat nyata pada diameter batang umur 4 dan 5 MST. Terdapat interaksi beda nyata antar pupuk NPK dan POC pada parameter diameter batang hanya umur 2 MST. Aplikasi pupuk NPK dan POC buah maja memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
Efektivitas Pemberian Kompos KoheA+MF dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Benih Jagung Hibrida JH-37 Sondang, Yun; Wulantika , Trisia; Hardaningsih , Wiwik; Fitri , Febria; Wahono , Sentot; Ariliusra , Azzukhruf; Harnas , Hafid
Agroteknika Vol 7 No 4 (2024): Desember 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i4.454

Abstract

Jagung adalah sumber karbohidrat penting setelah beras yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan, pakan hewan, dan bahan baku industri. Permintaan jagung Indonesia sangat tinggi saat ini, bertambahnya penggunaan bioetanol jagung sebagai bahan bakar alternatif. Upaya peningkatan produksi jagung hibrida dengan penggunaan benih unggul belum optimal, sehingga peneliti berasumsi menerapkan penggunaan pupuk organik KoheA+MF yang dipadukan dengan pupuk anorganik. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas pemberian pupuk organik KoheA+MF dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi benih jagung JH-37. Penelitian dilakukan di kebun percobaan PT. Agro Zuriat Mandiri, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Indonesia selama 5 bulan dari bulan Juni–Oktober 2024 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor dengan 5 ulangan. Perlakuan jenis pupuk yaitu rekomendasi (R) pupuk anorganik (kontrol), KoheA+MF+3/4 R pupuk anorganik, KoheA+MF+1/2 R pupuk anorganik, KoheA+MF+1/4 R pupuk anorganik, dan KoheA+MF+0 R pupuk anorganik. Penelitian diawali dengan pembuatan kompos KoheA+MF yang diinokulasi dengan bioaktivator MOL bonggol pisang selama 2 minggu. Kompos KoheA+MF 10 ton/ha diberikan 3 hari sebelum tanam, sedangkan pupuk anorganik Urea 300 kg/ha dan NPKS 300 kg diberikan setelah tanam. Pengamatan dilakukan terhadap kandungan hara tanah sebelum dan sesudah diberi KoheA+MF dan pupuk anorganik, pertumbuhan vegetatif tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun, komponen hasil panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris/tongkol, jumlah biji/baris, bobot 100 biji, hasil pipilan per tanaman, dan produksi pipilan per hektar. Pupuk organik yang dipadukan dengan pupuk anorganik berdampak signifikan terhadap seluruh variabel pengamatan. Perlakuan kombinasi terbaik untuk produksi jagung pipil adalah KoheA+MF+3/4 rekomendasi pupuk anorganik.
Utilisasi dan Efisiensi Truk Angkut Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit: Dalam Pengelolaan Perusahaan Swasta dan Pengelolaan Kontraktor Angkutan Masyarakat Herviandinata, Bagas Anugrah; Krisdiarto, Andreas Wahyu; Uktoro, Arief Ika
Agroteknika Vol 8 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v8i1.393

Abstract

Transportasi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit merupakan faktor penting dalam dalam menjaga kuantitas dan mutu TBS sebagai bahan Crude Palm Oil (CPO). Pengelolaan sistem transportasi yang baik diperlukan untuk meminimalkan waktu, dan menekan biaya operasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi operasional truk angkut TBS, baik yang dikelola oleh perusahaan kelapa sawit swasta maupun oleh kontraktor angkutan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode analisis kuantitatif komparatif untuk mengetahui perbedaan parameter kinerja dan efisiensi antara dua kelompok data, dengan analisis statistik Uji-T. Hasil penelitian memperlihatkan siklus pengangkutan yang dikelola perusahaan swasta lebih pendek dibandingkan yang dikelola kontraktor masyarakat (1,3 jam dibanding 3,2 jam), atau utilisasi truk lebih rendah. Sedangkan produktivitas dump truk angkutan perusahaan swasta 19.641,05 ton/haridibandingkan yang dikelola kontraktor sebesar 7.061,25 ton/hari. Dari biaya angkut TBS/kg, sistem angkut TBS di perusahaan lebih efisien dibandingkan dengan di kebun masyarakat, yakni Rp 15,8/kg dibandingkan dengan Rp 53,4/kg.