cover
Contact Name
Debby Budi Susanti
Contact Email
-
Phone
+6281334723404
Journal Mail Official
jurnal_pawon@scholar.itn.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Pawon: Jurnal Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 25977636     DOI : https://doi.org/10.36040/pawon
Karya ilmiah sebagai wacana ilmu pengetahuan dan teknologi bidang arsitektur semakin beragam dengan pemaparan dari pelbagai sisi. Apapun bentuknya, ini adalah suatu pemahaman aspek dunia arsitektur yang semakin kompleks dan berkembang sesuai dengan tuntutan globalisasi. Jurnal Pawon akan selalu hadir secara berkala dalam upaya menambah wawasan ilmu arsitektur.
Articles 170 Documents
IMPLEMENTASI RUANG MULTI FUNGSI PADA LAHAN TERBATAS GEDUNG SERBAGUNA RW. XII, KELURAHAN MERJOSARI, KOTA MALANG Bayu Teguh Ujianto; Amar Rizqy Afdholy; Jarot Wahyono
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 2 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i2.6706

Abstract

Wilayah RW. XII Kelurahan Merjosari Kota Malang berada pada daerah yang padat rumah tinggal, rumah kos, warung serta memiliki populasi penduduk yang semakin meluas seiring dengan tuntutan kebutuhan layanan publik yang lebih baik. Permasalahan utama yang muncul adalah terbatasnya lahan bagi warga menggelar acara hajatan pribadi maupun kegiatan bersama yang akhirnya memanfaatkan jalan umum lingkungan, serta ketiadaan fasilitas PAUD yang sangat dibutuhkan masyarakat. Menanggapi hal tersebut, upaya yang dilakukan masyarakat adalah melalui usulan perancangan Gedung Serbaguna. Keterbatasan dalam hal pendanaan, luasan lahan dan tuntutan kebutuhan ruangan yang cukup banyak menuntut penerapan desain ruang multi fungsi pada proses perancangannya. Gedung serbaguna merupakan bangunan yang bersifat penunjang dimana tidak beroperasional rutin setiap hari, dengan desain ruangan yang bersifat multi fungsi dapat dilakukan optimasi kebutuhan jenis ruangan dalam keterbatasan lahan yang ada. Ruangan-ruangan dengan luasan dan sifat yang hampir sama dapat dikelompokkan dalam satu ruangan, dimana operasionalnya dapat dilakukan secara bergantian. Tentunya hal tersebut perlu diakomodasi dengan rancangan arsitektural yang baik dan fungsional, serta mempertimbangkan efisiensi pemilihan material dan struktur bangunan.
KONSEP KONSERVASI SUNGAI METRO SEBAGAI STRATEGI RESILIENSI KAMPUNG KOTA Debby; Gaguk Sukowiyono; Hery Setyobudiarso
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 2 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i2.6960

Abstract

Sungai Metro merupakan salah satu sungai yang membelah Kawasan kampung kota di Kota Malang. Sungai tersebut menjadi salah satu sumber air yang dipergunakan oleh penduduk sekitarnya untuk aktifitas sehari-hari, juga untuk memenuhi kebutuhan air pada lahan persawahan di sekitarnya. Sehingga upaya konservasi sungai perlu dilakukan agar kualitas fisik sungai dan volume air yang ada pada sungai tersebut tetap dapat terjaga keberlanjutannya. Selain itu, upaya konservasi Sungai Metro juga diharapkan dapat mendukung kebertahanan kampung kota yang berada di kawasan sekitarnya. Penelitian ini akan diarahkan pada riset terkait konsep-konsep yang dapat dilakukan sebagai upaya konservasi sungai dan kebertahanan masyarakat kampung kota melalui metode penelitian deskriptif kualitatif.
The Predicted Performance of Natural Ventilation Strategies in Islamic Boarding School Design in Magelang Fenty Indarti; Iwan Indrawan; Fardilla Rizqiyah; Johanes Krisdianto; Nur Endah Nuffida; Ima Defiana
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 2 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i2.7018

Abstract

The importance issue in providing comfortable indoor air quality conflicts with the use of energy for mechanical cooling in tropics region such as Indonesia. Natural ventilation is seen as a potential to provide comfort through the change of air within the inside and outside of the space. Natural ventilation becomes a strategy to achieve building resilience towards climate change because it requires no energy consumption. Therefore, this research aims to justify the design of natural ventilation of low-income Islamic Boarding School in Magelang using steady state simulation. The results indicated that among three ventilation strategies simulated in this study, it can be concluded that stack effect is predicted to produce higher air flow rate which results to comfortable predicted observation on adaptive comfort.
Kajian Permasalahan Spasial Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Pada Area Perumahan Komersil Redi S.Febrianto; Gatot Adi Susilo; Feny Arafah
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 2 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i2.7021

Abstract

Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) baik di dalam maupun di luar ruangan, berfungsi untuk meningkatkan perkembangan fisik dan mental anak. RBRA merupakan termasuk dalam kategori fasilitas sosial dalam lingkup perumahan. Sedangkan fasilitas sosial dan fasilitas umum adalah bagian dari prasarana, sarana dan utilitas (PSU). Pada lingkup perumahan PSU umumnya berupa area yang sisa (leftover space) atau area pasif (idle land). Berdasarkan peraturan pemerintah PSU pada lingkup perumahan adalah 10%. Sehingga tujuan tulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan spasial terkait RBRA pada lingkup perumahan komersial. Metode penelitian yang digunakan berhenis kualitatif, dan bersifat deskriptif. Tulisan ini berbentuk kajian literatur dari jurnal tentang dan peraturan pemerintah RBRA dan PSU. Ditemukan terdapat dua permasalhan spasial terkait RBRA yaitu: permasalahan umum dan permasalahan khusus. Permasalahan umum terkait dampak RBRA terhadap faktor psikologi, faktor pendidikan, faktor fisik dan faktor pendidikan. Faktor khusus terkait tiga tipologi permasalahan tingkat rendah, sedang dan fatal.
AKTIVITAS KOMERSIAL SEBAGAI BENTUK ADAPTASI DAN INISIASI RUANG KEWIRAUSAHAAN DI LINGKUNGAN PERUMAHAN. STUDI KASUS: KELAPA GADING TIMUR Irene Syona Darmady; Theresia Budi Jayanti; Agnatasya Listianti Mustaram
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.5313

Abstract

Pertumbuhan angka penduduk yang meningkat pesat beriringan dengan pembangunan suatu wilayah. Hal ini dapat dilihat secara nyata dari pertumbuhan kota metropolitan seperti DKI Jakarta. Pembangunan suatu kota diinisiasikan oleh pemerintah maupun pengembang. Pembangunan ini difokuskan untuk memfasilitasi penduduk dan menjamin kesejahteraan penduduk. Namun, upaya pemerintah dan pengembang sendiri masih meliki kekurangan sehingga penduduk secara aktif harus mampu beradaptasi dengan dinamika pertumbuhan kota metropolitan itu sendiri. Upaya yang dilakukan penduduk secara sadar adalah dengan memanfaatkan ruang kota sebagai komoditas. Salah satu ruang yang paling sering dianggap sebagai komoditi hingga dialih fungsikan oleh penduduk adalah lahan dengan fungsi hunian. Konversi fungsi dan bercampur dengan aktivitas komersial dalam lahan yang sama kerap kali terjadi. Tanah dianggap menjadi bentuk aktualisasi diri dari ruang atau tempat yang dimanfaatkan untuk kegiatan yang memiliki nilai komersialisasi lebih tinggi. Kelapa Gading Timur merupakan objek studi nyata yang banyak mengalihfungsikan lahan hunian menjadi komersial dengan bentuk aktivitas usaha sektor makanan. Kumpulan aktivitas komersial makanan pada lahan hunian tersebut membentuk sebuah pola khusus pada ruang kota. Kini terlihat status dan perananannya menjadi sebuah aktivitas pendukung bagi perumahan di kawasan Kelapa Gading Timur. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis aktivitas komersial sebagai hasil dari perubahan fungsi lahan hunian di kawasan Kelapa Gading Timur. Metode obsevasi lapangan, kategorisasi tipe digunakan untuk memahami kondisi dan karakteristik pola perubahan.
PENERAPAN RUMAH TUMBUH PADA RUMAH TINGGAL DESA RANU PANI Sani Azmi; Lisa Dwi Wulandari; Yusfan Adeputra Yusran
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.5697

Abstract

Desa Ranu Pani merupakan desa enclave yang dikeliingi oleh lahan konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dampaknya adalah pengembangan lahan yang sulit dilakukan oleh masyarakat yang mengandalkan pertanian ladang. Dari jumlah total luas lahan Desa Ranu Pani hanya kurang dari 2% lahan pemukiman. Penduduk yang bertambah namun lahan pemukiman yang tersedia semakin berkurang. Penerapan rumah tumbuh menjadi solusi bagi masyarakat untuk mencapai hunian impian namun dengan pembangunan yang bertahap. Sebagai desa Tengger yang memiliki ciri khas arsitektur tersendiri, penelitian ini menjadi menarik tentang bagaimana masyarakat mengembangkan hunian namun tetap memenuhi kebutuhan dasar dan tetap menyesuaikan kearifan lokal. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan mengambil sampel yang relevan. Hasil dari penelitian ini menyebutkan terdapat dua jenis rumah tumbuh yang ada. konsep rumah tumbuh vertikal bagi rumah yang memiliki lahan sempit dan konsep rumah tumbuh horizontal bagi rumah yang memiiki pekarangan dan plataran luas..
KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Breeze A. S. Maringka; Gaguk Sukowiyono; Debby Budi Susanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.6063

Abstract

KONSEP RANCANGAN TAMAN REKREASI UNTUK PEMANFAATAN LAHAN TERBUKA HIJAU DI PUNCAK DIENG, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Breeze A. S. Maringka Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang e-mail: breezemaringka@gmail.com Gaguk Sukowiyono Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang e-mail: gaguksukowiyono@yahoo.com Debby Budi Susanti Dosen Prodi Arsitektur, Fak. Teknik Sipil dan Perencanaan, ITN Malang e-mail: budisusantidebby@gmail.com ABSTRAK Desa Kalisongo dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan. Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa ini tidak terawat yang memberi kesan kumuh. Proses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawson. Berdasarkan analisis penyusunan konsep pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung. Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit. Hardscape pedestrian menggunakan material paving block warna merah dilengkapi dengan guiding block warna kuning. Hardscape area bermain berisi terowongan. Hardscape area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak. Hardscape area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman. Hardscape area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak. Hardscape area parkir meliputi paving sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda. TPS menggunakan hardscape berupa dinding. Kata kunci : Rancangan Taman Rekreasi, Lahan Terbuka Hijau ABSTRACT Kalisongo Village was once famous as a people's plantation area that produced oranges, but in its development, the plantation land began to disappear and was replaced by the development of housing estates. The rapid growth of housing provided by developers has created problems with social facilities and public facilities that have received little attention, and even worse, the green open spaces in this village are not maintained which gives the impression of slums. The design process was carried out based on references and adjustments from Bryan Lawson's theory. Based on the analysis of the drafting of the concept, the entrance to the park is divided into the main entrance and the supporting entrance. The Identity Monument is made minimalist and straightforward by using concrete and then giving natural stone as a surface covering and giving identity inscription using aluminum composite material. Pedestrian hardscape uses red paving block material supplemented with yellow guiding blocks. The hardscape of the play area contains tunnels. The hardscape of the reading area uses an abstract-shaped seat. Hardscape relaxing area in a circle around the center of the garden/the main focal point of the garden. The hardscape of the sports area is designed to follow the shape of the site. The hardscape of the parking area includes paving as ground cover, a canopy roof for motorbike parking, and bicycle racks. TPS uses hardscape in the form of walls. Keywords : Recreational Park Design, Green Open Land PENDAHULUAN Desa Kalisongo adalah desa yang ada di Kecamatan Dau. Kabupaten Malang yang tumbuh berkembang menjadi kota. Desa ini dulunya terkenal sebagai kawasan perkebunan rakyat yang menghasilkan jeruk, namun pada perkembangannya lahan perkebunan mulai hilang dan tergantikan oleh semakin berkembangnya perumahan-perumahan. Cepatnya pertumbuhan perumahan yang disediakan oleh pengembang membuat timbulnya permasalahan pada fasilitas sosial dan fasilitas umum yang kurang diperhatikan, dan lebih parah lagi ruang terbuka hijau pada desa ini tidak terawat yang memberi kesan kumuh. Terdapat juga permasalahan pada sarana untuk bersosialisasi, olahraga dan rekreasi untuk masyarakat di lingkungan tersebut yang tidak memadai. Dengan memperhatikan kondisi yang ada, selanjutnya masyarakat telah mengusulkan penyediaan sarana rekreasi dan olahraga pada lahan terbuka hijau yang sudah ada tetapi kurang terawat kepada pengembang dan kepala desa. Sesuai dengan usulan tersebut maka Kepala Desa telah permintaan bantuan kepada LPPM ITN Malang agar dapat memberikan bantuan teknis berupa penugasan kepada Tim Dosen dan Mahasiswa untuk melaksanakan perencanaan taman bermain pada lahan terbuka hijau yang sudah ada, lahan tersebut memiliki luas total 2.309,65 m2. Lokasi tapak berada pada pertemuan antara Perumahan Puncak Dieng Eksklusif dengan Bukit Dieng Permai dan Akses jalan Istana Dieng serta Lembah Dieng. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Tanam Pengertian taman secara umum adalah sebuah lahan terbuka hijau dengan luasan tertentu didalamnya terdapat pepohonan, perdu, rerumputan, semak, dan sebagainya yang dapat digabungkan dengan bahan lainnya yang telah dikreasikan. Berdasarkan peraturan oleh (Menteri Pekerjaan Umum, 2008) tentang Pedoman Penyedian dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, pengertian ruang terbuka hijau adalah berupa area jalur, memanjang atau mengelompok yang umumnya bersifat terbuka dan tempat tumbuh beberapa tanaman yang tumbuh secara alamiah ataupun yang sudah direncanakan. Menurut (Ashihara, 1970), selain indah secara estetika, dalam perancangan taman perlu adanya proses penataan dan pemilihan secara detail pada setiap elemen-elemen taman yang dapat membuat taman menjadi lebih fungsional. Adapun 3 kategori klasifikasi elemen taman, yaitu: Berdasarkan jenis dasar elemen ; Elemen alami (ciptaan Tuhan). Elemen non-alami (buatan manusia) Berdasarkan kesan yang ditimbulkan ; Elemen lunak (soft material), Seperti tanaman, air, satwa. Elemen keras (hard material), seperti, patung, pagar, paving, bangku taman, pergola, lampu taman dan kolam. Berdasarkan kemungkinan perubahan. Elemen mayor (elemen yang sulit diubah), contohnya seperti pantai, gunung, sungai, kabut, hujan, suhu, kelembaban udara, angin, radiasi matahari, angin dan petir. Elemen minor (elemen yang dapat diubah) contohnya seperti, tanaman, bukit kecil, sungai kecil dan elemen buatan manusia. 2.2. Teori Tema Rancangan Taman Menurut (BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur, 2021) Iklim tropis umumnya berada pada rentang 0° - 23° lintang utara dan lintang selatan dari belahan bola dunia. Indonesia termasuk dalam iklim tropis karena terletak tepat di sekitar garis katulistiwa. Menurut (Susanto, 1984) modernisasi adalah proses pembangunan kesempatan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan. Kesimpulan Tema Rancangan Taman Berdasarkan Teori 1) Taman Tropis Taman tropis adalah perpaduan dalam kombinasi banyak jenis tanaman dengan berbagai jenis varian jenis tumbuhan dan tanaman yang tumbuh subur dengan adaptasi iklim tropis. 2) Taman modern Pengertian taman modern disini adalah sebuah taman yang memiliki wahana dan alat-alat bermain lebih modern dan beda dari wahana dan alat-alat bermain pada taman bermain konvensional lainya, selain dari aspek wahana dan alat bermain, konsep modern ini juga akan diterapkan pada pola-pola hardsacape pada taman dengan unsur gradasi dan kontras. 3) Taman Tropis Modern Konsep taman bermain tropis dengan sentuhan modern, konsep taman ini adalah desain taman yang menerapkan prinsip-prinsip perancangan taman tropis yang dikombinasikan dengan unsur-unsur modern wahana bermain ataupun melalui pola hardscape taman. Selain menggunakan tanaman tropis, pada konsep taman ini pemilihan jenis tanaman juga dapat menerapkan jenis tanaman non-tropis METODE PENYUSUNAN KONSEP RANCANG Menurut Lawson (2005) peta proses desain menunjukan negosiasi antara permasalahan dan solusi dengan masing-masing dilihat sebagai refleksi dari analisis, sintetis, dan evaluasi, namun dalam peta tersebut tidak menunjukan arah aliran dari satu aktivitas ke beberapa aktivitas lainya atau titik awal dan akhir. Diagram 1. Peta Umum Proses Desain Sumber : (Lawson, 2005) Analisis adalah urutan dan penataan masalah, Sintetis dicirikam oleh sebuah upaya untuk berkembang dan menciptakan respon terhadap permasalahan dan memberikan solusi. Evaluasi melibatkan evaluasi kritis yang disarankan solusi terhadap tujuan yang telah diidentifikasi dalam fase analisis. Sebagai tolak ukur dalam proses perancangan konsep rancangan taman rekreasi untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Berikut merupakan peta proses desain yang dilakukan berdasarkan referensi dan penyesuaian dari teori Bryan Lawson: Diagram 2. Penyesuaian Peta Proses Desain Sumber : Analisa Pribadi, 2022 Berikut merupakan kerangka atau alur proses dalam penyusunan konsep rancang taman untuk pemanfaatan lahan terbuka hijau di Puncak Dieng, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Diagram 3. Kerangka alur proses penyusunan konsep rancangan taman Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 ANALISIS PENYUSUNAN KONSEP Konsep Pintu Masuk Taman Pintu masuk ke dalam taman dibagi menjadi pintu masuk utama dan pintu masuk pendukung. Pintu masuk utama didesain dengan jalur yang tegas dan lurus menuju ke arah pusat taman yaitu pohon beringin. Komponen hardscape yang dipakai sebagai jalur adalah paving block berwarna merah dan guiding block berwarna kuning dengan lebar jalur 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk. Komponen softscape yang ada pada pintu masuk utama berupa rumput gajah mini dan pohon tanjung. Gambar 1. Konsep Pintu Masuk Utama. Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Pintu masuk pendukung juga didesain tegas lurus menuju pusat taman dengan diberi tangga menuju area duduk dengan tinggi per anak tangganya 10 cm, lebar anak tangga 50 cm, lebar tangga 300 cm, jumlah anak tangga 7 buah dan lebar bordes 4,55 m. Komponen hardscape yang dipakai sebagai jalur adalah paving block berwarna merah dan guiding block berwarna kuning dengan ukuran jalurnya adalah 3 meter serta diberi lampu taman sebagai penerang pintu masuk. Softscape yang ada pada pintu masuk pendukung ada pohon pucuk merah, rumput gajah mini, dan pohon palem raja. Gambar 2. Konsep Pintu Masuk Pendukung 01. Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Gambar 3. Konsep Pintu Masuk Pendukung 02. Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Tugu Identitas Tugu Identitas dibuat minimalis dan sederhana dengan menggunakan beton lalu diberi batu alam sebagai penutup permukaannya dan diberi tulisan identitas menggunakan material aluminium komposit. Gambar 4. Konsep Tugu Identitas Depan Parkir. Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Gambar 5. Konsep Tugu Identitas Pinggir Jl. Terusan Dieng Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Pedestrian Hardscape pedestrian menggunakan material paving block warna merah dilengkapi dengan guiding block warna kuning dengan lebar jalur pedestrian adalah 1,5 meter. Gambar 6. Konsep Pedestrian Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Area Bermain Hardscape area bermain berisi terowongan diameter 1,85 meter dengan material beton warna kuning dan garis outline dengan perkerasan lantai acian warna ungu. Fasilitas yang diterapkan pada tempat bermain berupa wahana putaran dan area bermain pasir. Gambar 7. Konsep Area Bermain Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Area Baca Hardscape area baca menggunakan tempat duduk yang dibentuk abstrak sehingga menimbulkan kesan modern dan dibuat memanjang agar menimbulkan efek garis fokus kearah pusat taman. Material yang dipakai pada tempat duduk adalah beton yang area sampingnya ditempel dengan batu alam. Grass block dipakai sebagai penutup tanah. Softscape yang diterapkan pada area taman adalah tanaman penutup tanah (Rumput Gajah Mini), tanaman pembatas (Rumput Boxwood). Gambar 8. Konsep Area Baca Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Area Santai Hardscape area santai berbentuk lingkaran mengelilingi pusat taman/titik fokus utama taman. Meliputi tempat duduk beton yang bagian sampingnya dilapisi batu alam dan penutup tanahnya menggunakan paving block warna merah dan abu-abu dilengkapi guiding block warna kuning. Softscape yang ada pada area santai meliputi pohon beringin sebagai tanaman peneduh dan pusat taman/titik fokus utama taman, pohon kerai payung sebagai tanaman peneduh. Gambar 9. Konsep Area Santai Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Area Olahraga Hardscape area olahraga didesain mengikuti bentuk tapak yaitu segitiga dengan diberi garis pedestrian pada area olahraga sebagai pembatas zona fitness dan zona callistenic material pedestrial yang berwarna kuning menggunakan acian dan untuk penutup tanahnya menggunakan grass block. Fasilitas yang disediakan yaitu alat fitness taman dan tiang olahraga callistenic. Softscape meliputi palm putri sebagai tanaman peredu dan rumput boxwood sebagai tanaman pembatas. Gambar 10. Konsep Area Olahraga Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep Area Parkir Hardscape area parkir meliputi paving sebagai penutup tanah, atap kanopi parkiran motor, rak sepeda. Softscape meliputi pohon pucuk merah sebagai tanaman perdu. Gambar 11. Konsep Area Parkir Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Konsep TPS TPS menggunakan hardscape berupa dinding sebagai pembatas dan softscape berupa bambu jepang dan lidah mertua sebagai perdu untuk mengurangi bau yang ditimbulkan sampah. Gambar 12 Konsep Tempat Pembuangan Sampah Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Lanskap Taman Gambar 13. Site Plan Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 Gambar 14. Mata Burung Sumber : Dokumen Pribadi, 2022 DAFTAR PUSTAKA Arifn, H. S. (2006). Penjagaan tanaman hiasan tampil menawan. Jakarta: Synergy Media. Ashihara, Y. (1970). Exterior Design in Architecture. New York: Van Nostrand Reinhold. BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur. (2021). Buku Saku Klimatologi - Iklim dan Cuaca Kita. Kota Malang: BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Jawa Timur. Hartati, A., & Ernawati, J. (2018). Pola Pemanfaatan RUang Pada Taman Tematik di Kota Malang (Studi Kasus : Merbabu Family Park dan Taman Slamet). Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya. Lawson, B. (2005). How Designers Think. Routledge. Menteri Pekerjaan Umum. (2008). 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Susanto, A. S. (1984). Sosiologi Pembangunan. Kota Surakarta: Bina Cipta. Wahyuni, E., & Qomarun. (2013). Identifikasi Lansekap Elemen Softcape dan Hardscape Pada Taman Balekambang Solo. Sinektika Vol.13 No.2, 116.
KAJIAN CITRA ELEMEN TRADISIONAL JAWA, PADA PASAR TELO, KARANGKAJEN, YOGYAKARTA RR. Sophia Ratna Haryati; Prasetyo Febriarto
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.6257

Abstract

Pasar Telo adalah pasar tradisional yang berlokasi sangat dekat dengan Kampung Wisata Prawirotaman, yaitu di Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Karangkajen, Kota Yogyakarta. Pasar Telo telah berdiri sejak 1957, memiliki kekhasan pada komoditi yang dijual yaitu ketela, seperti singkong dan ubi. Kawasan Karangkajen termasuk sebagai daerah penyangga koridor utama Kawasan Cagar Budaya Keraton Yogyakarta. Akan tetapi bila dilihat dari kondisi fasad pada Pasar Telo yang nampak sekarang ini sangat minim dari nilai-nilai budaya serta kearifan lokal. Hal tersebut akhirnya memicu ketertarikan tim peneliti untuk melakukan analisis bentuk fasad dari Pasar Telo ditinjau dari aspek kebudayaan dan kearifan lokal, apakah sudah sesuai dengan ketetapan perundangan pada Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2014 tentang Panduan Arsitektur Bangunan Baru, Bernuansa Budaya Daerah di Kawasan Cagar Budaya. Jika ternyata setelah dilakukan penelitian, terdapat bagian-bagian yang masih belum mencerminkan citra Pasar Telo sebagai pasar tradisional yang berlokasi di area kawasan penyangga budaya Kota Yogyakarta, maka dapat direkomedasikan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk memperkuat citra elemen tradisional pada bangunan Pasar Telo tersebut.
PENGARUH INNERCOURT TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH TINGGAL Yunita Ardianti Sabtalistia
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.6469

Abstract

Pemanfaatan bukaan dari atas bangunan diharapkan mampu membuat seluruh ruangan yang jauh dari jendela bisa mendapatkan cahaya matahari. Salah satu solusi untuk mendapatkan bukaan dari atas bangunan adalah dengan menghadirkan innercourt. Pemberian tanaman dan kolam ikan di innercourt juga mampu menambah kesejukan dan kenyamanan di dalam rumah. Tujuan penelitian ini adalah menemukan model atap pada innercourt yang paling mampu mengoptimalkan pencahayaan alami. Sampel penelitian yang digunakan adalah rumah tinggal dengan tipe 27/90 yang menghadap ke arah utara. Ekpserimen yang dilakukan sebanyak 5 kali, yaitu innercourt dengan tanpa diberi atap, louver dengan sudut 45°, louver dengan sudut 90°, louver dengan sudut 135°, dan diberi penutup atap berupa dag beton tapi hanya menaungi sebagian dari luasan innercourt. Hasilnya menunjukkan model atap yang direkomendasikan adalah penggunaan louver (model eksperimen 2) sedangkan yang paling tidak direkomendasikan adalah model atap dag beton yang menutupi sebagian innercourt (model eksperimen 3). Pada saat aktivitas makan atau kerja, sudut kemiringan louver diatur sebesar 90° (terbuka penuh) agar pencahayaan pada ruang makan atau ruang kerja menjadi lebih seragam. Pada saat aktivitas memasak louver diatur dengan sudut 45° (miring ke arah dapur) agar pencahayaan di dapur menjadi lebih seragam.
REVITALISASI COMMUNAL SPACE DI RTH GROJOGAN Sintia Dewi Wulanningrum
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 8 No 1 (2024): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v8i1.6588

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Grojogan merupakan RTH yang berada di sempadan sungai dan berada strategis di tengah Kota Blora. RTH Grojogan sebagai salah satu RTH di Blora yang memiliki banyak fungsi seperti; fungsi ekologi (menghasilkan oksigen, pengatur iklim mikro disekitar, mengurangi polutan, sebagai peneduh, area resapan air dan mencegah banjir); fungsi sosial budaya yaitu sebagai sarana berinteraksi masyarakat sekitar. Pada eksisting RTH Grojogan terbagi menjadi area pepohonan pada sisi selatan dan timur, serta area kuliner dan komunal pada sisi barat. Pada area komunal yang berada di tepi sungai (sisi barat) yang terdapat bekas potongan kayu yang digunakan sebagai tempat duduk dan meja, akan tetapi kondisi area komunal serta prasarana penunjang masih kurang layak, seperti : kurangnya lampu disekitar area komunal, kurangnya tempat sampah, bangku taman yang kurang layak, serta toilet umum yang kurang terawat. Dulunya, communal space di RTH Grojogan digunakan sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi masyarakat sekitar, serta digunakan sebagai area rekreasi masyarakat untuk menikmati suasana alam yaitu pepohonan dan perairan pada RTH Grojogan. Oleh sebab itu diperlukan revitalisasi untuk mengembalikan serta memaksimalkan fungsi RTH Grojogan sebagai Ruang Publik melalui perancangan Communal space . Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif melalui pengumpulan data primer dan sekunder, serta analisa untuk menentukan perancangan desain yang tepat berdasarkan permasalahan serta analisa. Tujuan penelitian untuk merevitalisasi Communal space sebagai sarana interaksi dan rekreasi warga sekitar. Bedasarkan hasil Analisa, konsep yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yaitu sustainable architecture dengan memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.