cover
Contact Name
Debby Budi Susanti
Contact Email
-
Phone
+6281334723404
Journal Mail Official
jurnal_pawon@scholar.itn.ac.id
Editorial Address
Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang, Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Pawon: Jurnal Arsitektur
ISSN : -     EISSN : 25977636     DOI : https://doi.org/10.36040/pawon
Karya ilmiah sebagai wacana ilmu pengetahuan dan teknologi bidang arsitektur semakin beragam dengan pemaparan dari pelbagai sisi. Apapun bentuknya, ini adalah suatu pemahaman aspek dunia arsitektur yang semakin kompleks dan berkembang sesuai dengan tuntutan globalisasi. Jurnal Pawon akan selalu hadir secara berkala dalam upaya menambah wawasan ilmu arsitektur.
Articles 170 Documents
TIPOLOGI DAN MAKNA PELINGGIH MENJANGAN SALUANG Ni Luh Putu Eka Pebriyanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.3959

Abstract

Bangunan terdiri dari bentuk dan ruang dimana hal tersebut menentukan bagaimana suatu karya arsitektur dapat memperoleh tanggapan dan mengungkapkan makna. Tipologi digunakan sebagai alat menganalisa objek serta memahami teks-teks historis mengenai arsitektur yang berfungsi memberikan referensi tentang denah, bentuk dan ruang. Penelitian tentang Pelinggih Menjangan Saluang yang dikaji selama ini dominan mengenai keberadaan dan fungsi bangunan tersebut dalam tata ruang beberapa tempat suci di Bali. Fokus penelitian lainnya tentang pelinggih ini adalah terkait sarana dan prosesi upacara yadnya yang dilakukan. Dengan demikian, belum ada kajian mendalam tentang tipologi Pelinggih Menjangan Saluang berdasarkan proporsi, skala, material, tekstur, ragam hias dan ornamen serta elemen pembentuk bangunan lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi terkait wujud serta elemen-elemen penyusunnya. Teknik analisis data menekankan pada analisa tipologi bangunan terutama terkait dengan beberapa variabel yaitu 1) Fungsi; 2) Geometrik dan 3) Langgam. Variabel geometrik disini meliputi bentuk yang terdiri dari analisa terhadap wujud dan dimensi (proporsi), warna, tekstur, posisi, orientasi, skala, serta ragam hias. Dengan mengetahui tipologi Pelinggih Menjangan Saluang diharapkan nantinya tidak adanya pendangkalan makna dan mengurangi pemahaman terkait bentuk dan fungsi bangunan ini bagi generasi di masa depan.
Penentuan Analisa Tapak Secara Makro, Messo dan Mikro Dalam Proses Penetapan Tapak.: Studi Kasus: Desa Wisata Taman Sangaloh Ghoustan Putra; Redi Sigit Febrianto; Budi Fathoni
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4442

Abstract

Desa Wisata adalah gagasan desa mandiri yang tanggap terhadap potensi desa dan minat wisatawan. Desa Mangliawan yang terletak di kabupaten Malang memiliki potensi wisata desa berupa destinasi Taman Wisata Taman Sangaloh. Namun Potensi ini tidak di iringi oleh ketersediaanya fasilitator pendamping dalam pengembangan desa wisata ini. Berbekal dari latar belakang tersebut desa Mangliawan membutuhkan sebuah gagasan metode pendekatan sosial yang berbasis masyarakat yang dapat memberikan kontribusi gagasan melalui forum diskusi, FGD maupun bentuk metode pendekatan sosial yang lain dalam pengembangan desa Mangliawan khususnya Kawasan wisata taman Sengaloh. Penentuan Analisa Tapak secara Makro, Messo dan mikro adalaha salah satu proses metode pendekatan yang digunakan fasilitator dalam mendampingi desa. Pada ulasan literatur ini, di dapatkan metode penetapan Analisa tapak dengan data primer dan sekunder melaui FGD (Focus Grup Discussion).
KOMPARASI PROSES AKULTURASI PADA GAPURA KOMPLEKS MASJID DAN MAKAM KOTAGEDE YOGYAKARTA DAN SUNAN SENDANG DUWUR PACIRAN LAMONGAN Naufal Dzaki Nastikawa Putra; Aqbar Giffari Al Ghazi; Arif Budi Sholihah; Ina Fildzah Hanifah
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4454

Abstract

Indonesia merupakan negeri dengan multikultural yang sangat luas dari segi bahasa, suku, dan budaya. Salah satu budaya budaya yang tersebar sejak nenek moyang bangsa Indonesia adalah eksistensi kerajaan di penjuru nusantara Indonesia, baik pada zaman kerajaan Hindu, Budha, hingga kerajaan Islam. Bukti akan kerajaan di masa terdahulu adalah ditemukannya benda-benda peninggalan berupa arca, nekara, lempengan, prasasti, candi, dan masjid. Hal itu membuktikan adanya proses akulturasi yang membentuk budaya dan cara bermukim serta keterkaitan atau makna bangunan bersejarah bagi masyarakat sekitar. Namun, belum banyak dikaji bagaimana proses akulturasi budaya tersebut terjadi dan makna apa yang terkandung didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses akulturasi budaya pada zaman kerajaan Hindu-Budha dan kerajaan Islam melalui perbandingan dua obyek kompleks makam dan masjid Kotagede dan Sendang Duwur. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dimana penelitian dilakukan dengan observasi lapangan yang meliputi observasi visual dan wawancara. Data sekunder yang digunakan adalah penelitian sebelumnya untuk melengkapi data dari proses wawancara. Penelitian ini menunjukkan bahwa tujuan pencapaian budaya dan penggunaan bangunan yang dipengaruhi oleh Hindu-Budha merupakan bentuk budaya budaya yang bertujuan untuk mengambil hati masyarakat sekitar dalam menyampaikan Islam dengan halus dan tidak frontal. Pada kompleks Makam Sunan Sendang Duwur bangunan tersebut berdiri sebelum Islam menyebar pada wilayah tersebut yang ditandai dengan relief pada gapura yang masih menggunakan bentuk makhluk hidup. Sedangkan dalam kompleks Masjid Kotagede, gapura tersebut dibangun setelah menyebarnya Islam pada kawasan tersebut yang ditandai dengan relief gapura yang menggunakan bentuk tumbuhan karena penyesuaian dengan ajaran Islam untuk memahat makhluk hidup secara timbul.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MEKANISME EVAKUASI TERHADAP GEMPA BUMI PADA 3 JENIS TOPOGRAFI DESA WISATA PRIDITA SEKARAYU PUTRI ASMANTO; NOOR CHOLIS IDHAM
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4469

Abstract

Desa Wisata yang berada di Provinsi Yogyakarta pada umumnya tidak terlepas dari bahaya kerawanan terhadap bencana gempa bumi, karena Provinsi Yogyakarta memiliki potensi bencana gempa bumi yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukannya keefektifan mekanisme evakuasi pada Desa Wisata. Efektivitas mekanisme evakuasi tersebut meliputi bangunan, jalan, dan ruang terbuka. Namun, topografi pada desa wisata memiliki banyak jenis yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh pada keselamatan pengungsian. Pada penelitian ini akan membandingkan keefektifan mekanisme evakuasi pada tiga Desa Wisata yaitu Desa Wisata di Dataran Rendah, Tepian Sungai, dan Lereng Gunung yang berlokasi di kawasan Gunung Merapi. Metode yang digunakan yaitu dengan membandingkan secara langsung pada ketiga jenis topografi Desa Wisata dengan mengidentifikasi elemen-elemen evakuasi (efektivitas evakuasi) yaitu kualitas bangunan, jalan, dan ruang terbuka sebagai titik untuk menyelamatkan diri. Hasil pada penelitian ini bahwa elemen bangunan pada ketiga desa wisata memiliki kualitas yang sama, sedangkan pada elemen jalan didapatkan bahwa desa wisata tepian sungai memiliki kondisi yang paling tidak aman, dan pada elemen ruang terbuka ditemukan bahwa desa wisata dataran rendah yang memiliki kualitas yang kurang aman. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa desa wisata di lereng justru lebih aman dibandingkan desa wisata di dataran rendah dan tepian sungai.
PERANCANGAN SUSTAINABLE STREETSCAPE UNTUK MEMPERKUAT CITRA VISUAL KOTA SINTIA DEWI WULANNINGRUM
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4474

Abstract

Sustainable streetscape merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas suatu kota, hal ini sesuai dengan tujuan SDGS (Sustainable Development Goals) point ke 11 yaitu mewujudkan kota dan komunitas berkelanjutan. Salah satu perwujudan streetscape yang memiliki potensi visual yang menarik yaitu koridor Jalan Pemuda, dimana terdapat bangunan-bangunan lama dengan arsitektur Kolonial dan Cina. Namun pada eksisting koridor Jalan Pemuda masih kurang memiliki karakteristik , seperti kurangnya street furniture (tempat sampah, bangku taman , public art, curbs, ruang kafe, kurangnya dan guiding blok) yang mampu merepresentasikan citra visual kawasannya. Tujuan penelitian yaitu untuk merencanakan konsep perancangan streetscape yang berkelanjutan sehingga mampu merepresentasikan citra visual koridor serta membuat rancangan desain sustainable streetscape melalui perancangan koridor kawasan yang menciptakan ruang publik yang nyaman, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Metode penelitian yaitu kualitatif deskriptif, untuk menganalisis streetscape di koridor Jalan Pemuda Blora berdasarkan kajian literatur, sehingga diperoleh konsep sustainable streetscape. Hasil dari penelitian yaitu perancangan sustainable streetscape dengan mempertahankan karakteristik atau identitas kawasan yang telah ada, melalui perancangan streetscape antara lain; perancangan public art; perancangan streetscape yang meliputi: signages (perancangan tata tanda pada toko dan nama jalan); perancangan ruang kafe outdoor; side walks, cross walk; street furniture (bangku taman, lampu , tempat sampah) ; fasilitas sepeda dan penataan vegetasi.
CITRA JALAN MALIOBORO BERDASARKAN BAU DARI DATA TWITTER Musthofa Zainurrohim Ahmad; Muhammad Sani Roychansyah
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4536

Abstract

Jalan Malioboro merupakan destinasi wisata populer di Kota Yogyakarta. Keberadaanya melengkapi keistimewaan dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Citra Jalan Malioboro yang dibangun atas dasar nilai filosofis dan historis menjadi daya tarik tersendiri yang mengikat orang untuk kembali datang berkunjung ke jalan ini. Tulisan ini mencoba untuk melihat melalui sudut pandang lain tentang bagaimana citra Jalan Malioboro yang ditilik melalui ingatan masyarakat secara inderawi khususnya tentang bau yang dihimpun melalui scraping data sosial media Twitter. Hasil dari penelusuran ini menunjukan bahwa terdapat beberapa bau yang menjadi citra Jalan Maliboro dalam 10 tahun terakhir (2010-2021) meskipun dalam perkembanganya citra bau tersebut kemudian tidak lagi menjadi ciri atau identitas jalan ini dari sisi bau. Hal ini merupakan sebuah potensi dalam memunculkan kembali citra lingkungan bau yang harapanya turut dapat memperkuat keberlanjutan identitas Jalan Malioboro.
PENGARUH DIMENSI DAN SUDUT KEMIRINGAN LOUVER TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI Yunita Ardianti Sabtalistia
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4559

Abstract

Jendela memiliki potensi besar dalam memasukkan cahaya matahari langsung yang menimbulkan panas dan silau. Oleh karena itu jendela perlu diberi pelindung agar cahaya yang masuk merupakan cahaya yang terpantul. Kisi-kisi (louver) banyak diaplikasikan di rumah. Model louver yang dipasang horisontal lebih mampu mengoptimalkan pencahayaan alami daripada yang dipasang vertikal. Tujuan penelitian adalah menemukan dimensi dan sudut kemiringan pada louver yang dipasang horisontal agar pencahayaan alami bisa berfungsi optimal. Obyek penelitian adalah rumah tinggal sederhana. Lebar louver dan jarak antar louver divariasikan menjadi 2.5 cm, 5 cm, 7.5 cm, dan 10 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model louver dengan lebar 7.5 cm dan sudut kemiringan 0◦ (terbuka penuh) yang paling mampu mengoptimalkan daylighting karena mempunyai tingkat keseragaman cahaya paling tinggi. Dengan mengatur sudut louver menjadi 0 derajat maka cahaya dari luar dapat dipantulkan oleh louver ke plafon baru kemudian dipantulkan ke ruangan. Hal tersebut yang menyebabkan louver dengan sudut 0 derajat lebih mampu mengurangi daylighting level dan meningkatkan keseragaman cahaya. Penelitian berikutnya dapat menguji coba berbagai jenis material pada louver sehingga dapat diketahui jenis material louver apa yang paling baik untuk direkomendasikan. Selain itu saran penelitian berikutnya adalah menguji sudut louver menjadi 30 derajat dan 60 derajat serta 45 derajat dengan arah yang berbeda.
Strategi Penanganan Kekumuhan di Permukiman Pesisir Kampung Tua Tanjung Piayu Laut Carissa Dinar Aguspriyanti; Celine Verliem; Megat Julaidi
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4584

Abstract

Persoalan permukiman kumuh telah menjadi isu lama perkotaan di negara berkembang. Kekumuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari mahalnya harga lahan, minimnya sarana dan prasarana yang memadai, hingga perilaku tidak sehat penduduknya. Jika dibiarkan, maka persoalan kekumuhan dapat berujung pada ketidaklayakan huni suatu permukiman. Oleh karena itu, studi ini mengevaluasi karakter dan persoalan dasar kekumuhan di salah satu permukiman pesisir di Kepulauan Riau yang memiliki kekayaan alam, budaya, dan sejarah, yaitu Kampung Tua Tanjung Piayu Laut, dan menyusun strategi penanganannya melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil observasi, persoalan kekumuhan di sana mencakup kondisi bangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, dan proteksi kebakaran. Sebagai upaya penanganan, strategi yang dirumuskan meliputi pembangunan fisik dan pemberian edukasi kepada warga. Selain meningkatkan partisipasi masyarakat setempat, kolaborasi dengan lembaga masyarakat dan pemerintah juga diperlukan untuk dapat menyusun perencanaan penanganan kekumuhan yang terintegrasi dengan perencanaan pembangunan di kawasan ini. Melalui pemberdayaan masyarakat setempat dalam merencanakan, melaksanakan, dan memelihara, perubahan yang menghormati kearifan lokal di permukiman pesisir Kampung Tua Tanjung Piayu Laut pun akan dapat diwujudkan secara nyata dan optimal.
BANTUAN TEKNIS PERENCANAAN DETAIL DESAIN PUJASERA DESA KALISONGO, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Breeze A. S. Maringka; Gaguk Sukowiyono; Debby Budi Susanti
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.4632

Abstract

Desa Kalisongo adalah salah satu desa di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang yang terkenal sebagai kawasan industry wisata perkebunan. Keberadaan wisata perkebunan ini berdampak pada ketersediaan fasilitas penunjangnya. Salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan petik buah adalah tempat parkir kendaraan yang sekaligus menjadi tempat istirahat (rest area) bagi wisatawan yang akan menuju Kota Batu sebagai kota wisata. Untuk pengembangan rest area tersebut, sudah tersedia dokumen pra rancang yang salah satunya berisi tentang pra rancang pujasera (Maringka et al 2021), yang sekarang ini akan di bangun. Untuk merealisasi pembangunan pujasera, dilakukan pengumpulan data tentang lokasi dan lingkungan sekitarnya dengan cara survey lapangan kembali bersama-sama antara pimpinan desa dengan tim pengabdian kepada masyarakat Institut Teknologi Nasional Malang, selanjutnya data-data yang sudah diperoleh tersebut dianalisa dan disesuaikan dengan dokumen pra rancang sebelumnya untuk menjadi dasar pengembangan rancangan detail desain pujasera. Hasil bantuan teknis detail desain ini adalah; gambar-gambar untuk pelaksanaan pembangunan, rencana kerja dan syarat-syarat serta rencana anggaran biaya bangunan.
KONSEP ARSITEKTUR LANSEKAP BERKELANJUTAN PADA DESAIN TAMAN JINGGA RT.02 RW. 09 KELURAHAN MERJOSARI, KOTA MALANG Sri Winarni; Hamka; Suryo Tri Harjanto
Pawon: Jurnal Arsitektur Vol 7 No 1 (2023): PAWON: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/pawon.v7i1.6110

Abstract

Permukiman RW.09 Kelurahan Merjosari memiliki beberapa ruang terbuka aktif yang tersebar di beberapa titik di masing-masing RT. Salah satu ruang terbuka yang berada di RT. 02, yaitu Taman Jingga, taman tematik yang keberadaannya belum termanfaatkan dengan maksimal sehingga perlu penataan desain taman yang sesuai dengan kebutuhan warga setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan konsep arsitektur landskap berkelanjutan pada desain taman jingga. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif berdasarkan studi literatur, observasi lapangan, dan informasi narasumber. Hasil Penelitian menunjukkan desain taman jingga ini terbagi menjadi 3 zona, zona sosial budaya yaitu dengan penataan ruang bersama untuk mempererat hubungan sosial warga, zona budidaya-ekonomi yaitu penataan taman dengan jenis tanaman budidaya dan pendukungnya, dan zona ekonomi yaitu pemanfaatan lahan parkir yang disewakan dengan memberikan retribusi dan pemeliharaan. Dengan penataan Taman Jingga yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi produktif warga, dapat menjadi wadah kegiatan sosial budaya warga dan juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang mendukung ekologi dan kesehatan warga.