cover
Contact Name
Deasy Sylvia Sari
Contact Email
redaksi.padjir@unpad.ac.id
Phone
+6285222251435
Journal Mail Official
redaksi.padjir@unpad.ac.id
Editorial Address
Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Jln. Ir Soekarno, KM. 21, Jatinangor Sumedang, 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Padjadjaran Journal of International Relations
ISSN : -     EISSN : 26848082     DOI : https://doi.org/10.24198/padjir.v1i1
Core Subject : Humanities, Social,
Politik Global, Ekonomi Politik Global, Organisasi dan Kerjasama Internasional, Tata Kelola Global dan Hukum Internasional, Diplomasi, Kebijakan Luar Negeri, dan Studi Keamanan, Gender dan Feminisme, serta Studi Budaya.
Articles 123 Documents
Menyingkap Paradoks Keamanan Energi Kosta Rika Azzumar, Muhammad Arsy; Suryadipura, Dadan
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v7i2.64934

Abstract

Artikel ini membahas paradoks dalam kebijakan energi Kosta Rika yang menunjukkan keberhasilan elektrifikasi berbasis energi terbarukan di satu sisi, namun ketergantungan tinggi terhadap impor bahan bakar fosil di sektor transportasi di sisi lain. Paradoks tersebut diangkat untuk menunjukkan bagaimana transisi energi yang tampak progresif dapat menyembunyikan ketimpangan struktural yang dalam. Dengan memadukan konsep teori umpan balik kebijakan dari Pierson ( 1993) dan kerangka keamanan energi dari Sovacool & Mukherjee (2011), artikel ini menganalisis mengapa keberhasilan elektrifikasi justru menciptakan ketergantungan jalur yang menghambat reformasi lintas sektor. Studi ini menunjukkan bahwa distribusi sumber daya yang bias dan narasi kebijakan yang terlalu sektoral menghasilkan sistem energi yang terfragmentasi dan tidak tahan krisis. Ketergantungan penuh pada BBM impor memperbesar kerentanan geopolitik dan memperlemah daya tahan energi nasional. Artikel ini merekomendasikan perlunya reorientasi strategi energi melalui elektrifikasi transportasi, diversifikasi bauran energi, dan reformasi alokasi fiskal agar transisi energi tak berhenti sebagai simbol, tapi menjadi transformasi struktural. This article examines Costa Rica’s energy policy paradox, wherein the country demonstrates substantial success in renewable electricity generation while remaining highly dependent on fossil fuel imports in the transport sector. This article discusses this paradox to reveal how seemingly successful energy transitions can mask deep structural imbalances. Drawing on the frameworks of policy feedback theory from Pierson (1993) and energy security from Sovacool & Mukherje ( 2011), the article examines how early success in electrification locked the system into path-dependent trajectories that resist cross-sectoral reform. The findings show that resource distribution and dominant policy narratives have reinforced a fragmented energy regime vulnerable to external shocks. Costa Rica’s full reliance on imported oil amplifies geopolitical exposure and undermines long-term energy resilience. The article calls for a strategic realignment of energy policy, one that prioritizes transport electrification, energy mix diversification, and restructured fiscal incentives, so that energy transition becomes not just a green achievement, but a systemic transformation.
Diplomasi Budaya India melalui Bollywood terhadap Indonesia Pasca Covid (2020–2022) Aulia, Nabila; Nidatya, Nurfarah
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v7i2.61266

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membahas mengenai diplomasi budaya India yang dilakukan melalui industri film Bollywood terhadap Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan perekonomian India pasca COVID tahun 2020-2022. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dan menyusun temuan penelitian sesuai dengan pendekatan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini mengadopsi metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian analisis deskriptif. Penelitian ini akan menganalisis dua konsep utama: Diplomasi Budaya dan Soft Power, yang berfungsi sebagai alat analisis untuk mengkaji permasalahan tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa India, melalui penggunaan film Bollywood sebagai bentuk diplomasi budaya dan penerapan soft power India berbasis budaya, telah berkontribusi dalam meningkatkan kondisi ekonominya, khususnya pada periode pasca-COVID-19. Dalam konteks ini, India memanfaatkan budayanya yang dikemas melalui film Bollywood dan disebarluaskan melalui proses globalisasi, yang turut membantu memulihkan perekonomian, dengan Indonesia sebagai salah satu negara penggemar Bollywood terbesar di Asia Tenggara. This study aims to discuss India's cultural diplomacy through the Bollywood film industry to help boost India's economy post-COVID period from 2020 to 2022. The author employs a qualitative research method and constructs the research findings accordingly. Therefore, this research utilizes a qualitative research method with descriptive analysis research type. This study will analyze the two main concepts: Cultural Diplomacy and Soft Power, which serve as analytical tools to examine the issue. The research findings indicate that India, through the use of Bollywood films as a form of cultural diplomacy and the implementation of India's soft power based on culture, has contributed to improving its economic condition, particularly in the post-COVID-19 period. In this context, India leverages its culture, packaged through Bollywood films, and disseminates it through globalization, helping to revitalize the economy, with Indonesia as one of the major Bollywood enthusiast countries in Southeast Asia.
Sistem Politik di Lebanon dan Implikasinya terhadap Politik Dalam dan Luar Negeri Lebanon Amaliya, Laila Rizky; Hannase, Mulawarman; Ulya, Nashiha; Khoirunnisa, Khoirunnisa; Muhammad, Tobroni
Padjadjaran Journal of International Relations Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/padjir.v7i2.60187

Abstract

Politik sektarianisme di Lebanon telah menjadi faktor penting dalam pembentukan dan perkembangan sistem politik negara ini, yang tercermin dalam pembagian kekuasaan berdasarkan identitas agama dan etnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak sektarianisme terhadap kepentingan nasional Lebanon, dengan menyoroti bagaimana sistem politik Lebanon yang berlandaskan pada prinsip-prinsip sektarian mempengaruhi stabilitas internal dan hubungan luar negeri negara tersebut. Dalam kajian ini, menggunakan teori sektarianisme dan kepentingan nasional untuk memahami bagaimana pembagian kekuasaan yang didasarkan pada denominasi agama (Maronit, Sunni, Syi’ah, dan lainnya) mempengaruhi pembuatan kebijakan dalam negeri serta strategi luar negeri Lebanon. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun sistem sektarian memberi ruang bagi inklusivitas politik, ia juga menciptakan ketegangan antar kelompok, yang pada gilirannya memperburuk stabilitas politik dan sosial negara. Selain itu, intervensi aktor eksternal, seperti Saudi Arabia dan Iran, memperburuk persaingan politik domestik dan memperburuk dampaknya terhadap kepentingan nasional Lebanon. Dengan demikian, sistem politik sektarian di Lebanon tidak hanya berimplikasi pada kebijakan domestik, tetapi juga membentuk dinamika politik regional dan internasional yang semakin kompleks.Sectarian politics in Lebanon has played a pivotal role in shaping and developing the country’s political system, as reflected in the power-sharing arrangement based on religious and ethnic identities. This study aims to analyze the impact of sectarianism on Lebanon's national interests, highlighting how the sectarian-based political system influences internal stability and the country’s foreign relations. Utilizing theories of sectarianism and national interest, this research examines how the power distribution along religious denominations (Maronite, Sunni, Shia, and others) affects domestic policymaking and Lebanon’s foreign policy strategies. The findings indicate that while the sectarian system allows for political inclusivity, it also generates inter-group tensions, exacerbating the nation’s political and social instability. Furthermore, external interventions by actors such as Saudi Arabia and Iran have intensified domestic political rivalries, compounding their adverse effects on Lebanon’s national interests. Thus, Lebanon's sectarian political system not only impacts domestic policies but also shapes increasingly complex regional and international political dynamics.

Page 13 of 13 | Total Record : 123