cover
Contact Name
Zauhani Kusnul
Contact Email
jurnal.pamenang@gmail.com
Phone
+62354-399840
Journal Mail Official
jurnal.pamenang@gmail.com
Editorial Address
Kampus Stikes Pamenang Pare Kediri Jl.Soekarno Hatta No.15 Bendo Pare Kediri
Location
Kab. kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Pamenang (JIP)
ISSN : 27160483     EISSN : 27156036     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmiah Pamenang merupakan publikasi ilmiah enam bulanan yang diterbitkan oleh STIKES PAMENANG Kediri. Jurnal Ilmiah Pamenang menyajikan informasi dan kajian ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian pada lingkup keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan issu-issu terkini terkait masalah kesehatan masyarakat. Redaksi Jurnal Ilmiah Pamenang menerima karya ilmiah hasil penelitian maupun non penelitian dari bidang keperawatan, kebidanan, administrasi kesehatan dan kesehatan masyarakat dari para intelektual, praktisi, mahasiswa serta siapa saja untuk menulis dan berbagi hasil penelitian maupun pemikiran secara bebas, kritis, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Seluruh artikel yang masuk akan melalui proses review oleh para reviewer dengan bidang kepakaran yang relevan.
Articles 120 Documents
PENGARUH TERAPI PIJAT REFLEKSI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI : THE EFFECT OF REFLEXOLOGY THERAPY ON REDUCING BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSION PATIENTS Aprilia Rahma Nabila; Zauhani Kusnul
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Imiah Pamenang (JIP)
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v6i1.100

Abstract

Abstrak   Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Jumlah penderita hipertensi terus meningkat setiap tahun, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milyar orang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Hipertensi adalah salah satu penyakit degeneratif dengan prevalensi terbanyak yang dijumpai pada lansia. Keluhan yang dirasakan oleh penderita biasanya pusing, sakit kepala, dan kelelahan. Terdapat dua jenis penatalaksanaan hipertensi yaitu secara farmakologi dan non farmakologi. Banyak macam  terapi non farmakologi yang dapat diterapkan untuk mengurangi gejala hipertensi salah satunya pijat refleksi. Tujuan literature review ini adalah untuk mengkaji lebih dalam publikasi hasil penelitian yang berkaitan dengan terapi pijat refleksi untuk mengatasi keluhan gangguan rasa nyaman pada lansia penderita hipertensi sehingga terjadi penurunan tekanan darah. Metode penulisan studi literatur review ini adalah merujuk artikel publikasi pada jurnal nasional dengan topik terkait potensi pijat refleksi sebagai terapi komplementer terhadap pengurangan tekanan darah dan peningkatan rasa nyaman pada penderita hipertensi. Hasil penelusuran artikel publikasi yang terkait secara keseluruhan menyatakan bahwa pijat refleksi mampu mengurangi keluhan tidak nyaman sehingga terjadi penuruna tekanan darah. Kesimpulan yang dapat diambil adalah pijat refleksi adalah terapi komplementer terhadap pengurangan  gangguan rasa nyaman dan penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Abstract Hypertension is an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg and diastolic pressure of 90 mmHg. The number of people with hypertension continues to increase every year, it is estimated that in 2025 there will be 1.5 billion people affected by hypertension and it is estimated that every year 10.44 million people die from hypertension and its complications. Hypertension is one of the degenerative diseases with the highest prevalence in the elderly. Complaints felt by sufferers are usually dizziness, headaches, and fatigue. There are two types of hypertension management, namely pharmacological and non-pharmacological. There are many types of non-pharmacological therapy that can be applied to reduce symptoms of hypertension, one of which is reflexology. The purpose of this literature review is to examine more deeply the publication of research results related to reflexology therapy to overcome complaints of discomfort in the elderly with hypertension so that there is a decrease in blood pressure. The method of writing this literature review study is by referring to articles published in national journals with topics related to the potential of reflexology as a complementary therapy to lower blood pressure and increase comfort in people with hypertension. The results of the search for related publication articles overall state that reflexology can reduce complaints of discomfort that result in a decrease in blood pressure. The conclusion that can be drawn is that reflexology is a complementary therapy to reduce discomfort and lower blood pressure in hypertensive patients.
HUBUNGAN KEHAMILAN POST DATE DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR: The Relationship Of Post Date Pregnancy With Asphycia In Newborn Babies Ratna Feti wulandari; nurin fauziyah; Ratih Kusuma Wardhani; Bernadeta Titik Asmarika
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.110

Abstract

Abstrak Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus, dan mengakibatkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 angka kematian bayi turun 31 persen dari 35 kematian per 1.000 kelahiran hidup menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012 menyatakan bahwa penyebab terbesar kematian bayi baru lahir adalah asfiksia yaitu sebesar 37% , dan diikuti oleh prematur sebesar 34% serta sepsis sebesar 12%. Di Indonesia Asfiksia menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap tahunnya kira – kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi baru lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kehamilan post date dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah literature review yang membahas mengenai hubungan kehamilan post date dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Sumber untuk melakukan pencarian pada google scholar, MDPI, E-Jurnal dalam bentuk artikel penelitian sejumlah 10 jurnal yang diteliti pada tahun 2014 hingga 2021. Tipe studi yang akan diidentifikasi adalah observasional, analisis deskriptif, cross sectional dan case control yang membahas tentang hubungan kehamilan post date dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Hasil dari penelusuran artikel publikasi yang terkait secara keseluruhan menyatakan bahwa dari 10 artikel tersebut, semuanya meyatakan terdapat hubungan antara kehamilan post date dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah Terdapat Hubungan Antara Kehamilan Post date Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir, yang mana salah satu penyebabnya adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2 /O2 terganggu, sehingga janin mempunyai risiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.   Kata Kunci : Post Date, Bayi Baru Lahir, Asfiksia   Abstract Asphyxia neonatorum is a condition where the baby cannot breathe spontaneously and regularly after birth. This is caused by fetal hypoxia in the uterus, and results in high morbidity and mortality rates in newborn babies. According to the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the infant mortality rate fell by 31 percent from 35 deaths per 1,000 live births to 24 deaths per 1,000 live births. Data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2012 stated that the biggest cause of newborn deaths was asphyxia, namely 37%, and followed by prematurity at 34% and sepsis at 12%. In Indonesia, asphyxia is one of the causes of high infant mortality rates (IMR). Every year approximately 3% (3.6 million) of the 120 million newborns experience asphyxia, almost 1 million of these babies die. The aim of this study was to determine the relationship between post-date pregnancy and the incidence of asphyxia in newborn babies. The research method used in this study is a literature review which discusses the relationship between post-date pregnancy and the incidence of asphyxia in newborn babies. Sources for searching on Google Scholar, MDPI, E-Jurnal in the form of research articles are 10 journals studied from 2014 to 2021. The types of studies that will be identified are observational, descriptive analysis, cross sectional and case control which discuss the relationship between post pregnancy date with the incidence of asphyxia in newborns. The results of searching related published articles as a whole show that of the 10 articles, all of them stated that there was a relationship between post-date pregnancy and the incidence of asphyxia in newborn babies. So the conclusion that can be drawn is that there is a relationship between post-date pregnancy and the incidence of asphyxia in newborn babies, one of the causes of which is that the placenta is unable to provide nutrition and the exchange of CO2/O2 is disturbed, so that the fetus is at risk of asphyxia and even death in the womb. Keywords : PostDate, Newborn, Asphyxia
LITERATUR REVIEW: KECEMASAN IBU DENGAN PERSALINAN LAMA (PROLONG) KALA 1 FASE AKTIF: LITERATUR REVIEW: MATERNAL ANXIETY WITH PROLONGE MOTHER DURING ACTIVE PHASE I Susanti Tria Jaya; Luluk Susiloningtyas; Elisa Nofyanti
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.117

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Kecemasan ibu bersalin pada proses persalinan akan berpengaruh terhadap lamanya durasi persalinan. Angka kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan masih cukup tinggi sekitar 30% ibu hamil mengalami kecemasan menghadapi persalinan. Kecemasan menghadapi persalinan umumnya dialami ibu hamil menjelang persalinan adalah suatu hal yang fisiologis, tetapi jika tidak teratasi akan berdampak pada proses persalinan. Tujuan literature review ini adalah untuk mengetahui Kecemasan selama  Persalinan Lama (Prolong) Kala 1 Fase Aktif.  Metodologi: Literatur review ini menggunakan metodologi berdasarkan sistematika dan pedoman review. Hasil: Kecemasan dengan terjadinya persalinan lama (Prolong) pada ibu bersalin kala 1 fase aktif, mayoritas penelitian menyatakan bahwa ibu bersalin mengalami kecemasan dalam mengalami kecemasan.  Diskusi: Berdasarkan hasil literature review tersebut, bidan hendaknya lebih memperhatikan kondisi psikologis ibu yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan agar faktor psikologi persalinan dapat mempengaruhi kemajuan dilatasi serviks agar segera terjadi pembukaan lengkap sehingga dapat mencegah kejadian persalinan lama kala I fase Aktif Kata kunci : kecemasan, persalinan lama,  kala 1 fase aktif AbstractIntroduction: Labor is a process of opening and thinning the cervix and the fetusdescends into the birth canal. The aim of this study was to determine the relationship oflevel of anxiety with the occurrence of prolonged labor (prolongation) at the time ofdelivery active phase 1 Method: The design of this study was cross sectional research. Accidental sampling technique with aIntroduction: A mother's anxiety during the birthing process will influence the length of labor. The level of anxiety among pregnant women regarding childbirth is still quite high, around 30% of pregnant women experience anxiety regarding childbirth. Anxiety about childbirth is generally experienced by pregnant women before delivery is a physiological thing, but if it is not resolved it will have an impact on the birth process. The purpose of this literature review is to determine Anxiety during Prolonged Labor in the 1st Stage of the Active Phase. Methodology: This literature review uses a methodology based on systematics and review guidelines. Results: Anxiety about the occurrence of long labor (Prolong) in mothers giving birth during the 1st active phase, the majority of research states that mothers in labor experience anxiety when experiencing anxiety. Discussion: Based on the results of the literature review, midwives should pay more attention to the psychological condition of mothers who experience anxiety in facing labor so that the psychological factors of labor can influence the progress of cervical dilatation so that complete opening occurs immediately so that it can prevent long labor during the first active phase. Keywords: anxiety, long labor, active phase 1st stage
PENDIDIKAN KESEHATAN MENINGKATKAN SIKAP POSITIF LANSIA TERHADAP PENANGGULANGAN GOUT ARTHRITIS : HEALTH EDUCATION IMPROVES POSITIVE ATTITUDE OF THE ELDERLY TOWARDS GOUT ARTHRITIS MANAGEMENT aesthetica islamy; Farida Farida; Amita Audilla; suharyoto suharyoto; Suciati Suciati; Lasman Lasman; Nurhidayati Nurhidayati
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.164

Abstract

Abstrak   Asam urat pada lansia terjadi ketika adanyan gangguan metabolism purin pada tubuh. Maka dari itu pentingnya pendidikan kesehatan diberikan pada lansia agar penderita asam urat tahu, mau, dan mampu mencegah, menangani, dan melakukan pemeliharaan kesehatan terkait penyakit asam urat, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap lansia dalam penanganan penyakit gout arthritis di Posyandu Sugeh Waras Desa Bangunmulyo Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung. Penelitian dilakukan dengan metode Pre Experimental Design dengan pendekatan One-Group Pre-post Test Design. Populasi penelitian semua lansia di Posyandu Sugeh Waras Desa Bangunmulyo Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung sejumlah 29 orang, sampel diambil dengan teknik total sampling. Variabel bebas pendidikan kesehatan tentang penyakit gout arthritis, variabel terikat sikap lansia. Data di analisa data dengan uji wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan sikap lansia dalam penanganan penyakit gout arthritis sebelum pendidikan kesehatan sebagian besar responden yaitu sebanyak 22 responden (75,9%) mempunyai sikap negatif, sesudah pendidikan kesehatan hampir seluruh responden yaitu sebanyak 22 responden (75,9%) mempunyai sikap positif. Hasil uji Wilcoxon didapatkan P Value = 0,000 < 0,05, artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap lansia dalam penanganan penyakit gout arthritis di Posyandu Sugeh Waras Desa Bangunmulyo Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung tahun 2022. Pendidikan kesehatan akan memberikan pembelajaran yang menghasilkan suartu perubahan diri yang semula belum diketahui menjadi diketahui, serta memberikan dampak yang positif kepada responden, serta proses komunikasi dan proses perubahan perilaku, sikap masyarakat dalam peningkatan sikap yang mendukung terjadinya perubahan perilaku tersebut. Kegiatan penyuluhan mengenai kesehatan pada lansia sebaiknya rutin dilakukan karena mengingat imunitas dan system tubuh lansia sudah menurun. Kata kunci : Pendidikan kesehatan, Sikap, Lansia, Gout Arthritis   Abstract  Gout in the elderly occurs when there is a disruption in purine metabolism in the body. Therefore, it is important to provide health education to the elderly so that gout sufferers know, are willing and able to prevent, treat and carry out health care related to gout, so that they can improve their quality of life for the better. The aim of the research was to determine the effect of health education on the attitude of the elderly in treating gouty arthritis at Posyandu Sugeh Waras, Bangunmulyo Village, Pakel District, Tulungagung Regency. The research was carried out using the Pre Experimental Design method with a One-Group Pre-post Test Design approach. The research population was all elderly people at Posyandu Sugeh Waras, Bangunmulyo Village, Pakel District, Tulungagung Regency, totaling 29 people, the sample was taken using a total sampling technique. The independent variable is health education about gouty arthritis, the dependent variable is the attitude of the elderly. Data were analyzed using the Wilcoxon test. The results of the research showed that the attitude of the elderly in treating gouty arthritis before health education was that the majority of respondents, namely 22 respondents (75.9%) had a negative attitude, after health education, almost all respondents, namely 22 respondents (75.9%) had a positive attitude. The results of the Wilcoxon test obtained P Value = 0.000 < 0.05, meaning that there is an influence of health education on the attitude of the elderly in treating gouty arthritis at Posyandu Sugeh Waras, Bangunmulyo Village, Pakel District, Tulungagung Regency in 2022. Health education will provide learning that produces a change in oneself that previously unknown became known, and had a positive impact on respondents, as well as the communication process and behavior change process, community attitudes in increasing attitudes that supported the behavior change. Educational activities regarding health for the elderly should be carried out regularly because the immunity and body systems of the elderly have decreased.. Keywords : Health Education, Attitude, Elderly, Gout
EFEKTIFITAS AKTIVITAS JALAN KAKI PADA LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN DIASTOLIK PADA PASIEN HIPERTENSI: EFFECTIVENESS OF ELDERLY WALKING ON SYSTOLIC AND DIASTOLIC BLOOD PRESSURE IN HYPERTENSIVE PATIENTS Erni Rahmawati; Dwi Rahayu; Astri Yunita
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.169

Abstract

Abstrak Prevalensi penderita hipertensi tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Latihan berjalan kaki menurunkan tekanan darah harian baik pada saat istirahat maupun saat aktivitas. Tujuan penelitian adalah efektifitas jalan kaki pada lansia terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment, dengan dua kelompok, yaitu kelompok intervensi (jalan kaki) dan kelompok kontrol (tanpa intervensi). Sampel penelitian yaitu klien hipertensi primer dengan jumlah 22 responden setiap kelompok, sehingga total 44 responden. Teknik sampling menggunakan simple random sampling, dengan responden klien hipertensi yang berdomisili di Dusun Cangkring Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, wilayah kerja Puskesmas Bendo. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dan Instrumen/alat ukur dalam pengumpulan data penelitian. Analisa data menggunakan uji wilcoxon dan mann-withney pada variabel tekanan darah. Hasil analisis perbedaan kelompok intervensi dan kontrol terhadap penurunan tekanan darah, yaitu pada tekanan darah sistolik didapatkan hasil p value 0,000 dan pada tekanan darah diastolik didapatkan hasil p value 0,000. Nilai rata-rata selisih tekanan darah diastolik yaitu 10,0 dan tekanan darah sistolik yaitu 9,00. Penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi setelah latihan jalan kaki disebabkan karena terjadinya beberapa mekanisme dalam tubuh yaitu penurunan aktivitas sistem saraf simpatis, penurunan resistensi total perifer vaskular, penurunan curah jantung, meningkatkan sensivitas barorefleks dan menurunnya volume plasma. Aktivitas jalan kaki dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada pasien hipertensi, sehingga dapat sebagai alternative aktifitas fisik dalam menurunkan tekanan darah. Kata kunci : Jalan kaki, Lansia, Tekanan Darah, Hipertensi   Abstract The prevalence of hypertension not only occurs in developed countries but also in developing countries including Indonesia. Walking exercise lowers daily blood pressure both at rest and during activity. The purpose of the study was the effectiveness of walking in the elderly on systolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients. This study used a quasi experiment method, with two groups, namely the intervention group (walking) and the control group (without intervention). The research sample was primary hypertension clients with a total of 22 respondents per group, making a total of 44 respondents. Data collection techniques using simple random sampling, with respondents all hypertensive clients who live in the Bendo Health Center working area. Data analysis techniques using Wilcoxon and Mann-Withney tests on blood pressure variables. The results of the analysis of differences between the intervention and control groups on blood pressure reduction, namely on systolic blood pressure obtained p value 0.000 and on diastolic blood pressure obtained p value 0.000. The average value of the difference in diastolic blood pressure is 10.0 and systolic blood pressure is 9.00. The decrease in blood pressure in hypertensive patients after walking exercise is due to several mechanisms in the body, namely decreased sympathetic nervous system activity, decreased total peripheral vascular resistance, decreased cardiac output, increased baroreflex sensitivity and decreased plasma volume. Keywords : Walking, Elderly, Blood Pressure, Hypertensi
KEBERADAAN MOBIL SIAGA DESA DI MASYARAKAT DI DESA BENDO, KECAMATAN PARE, KABUPATEN KEDIRI: (QUALITATIVE RESEARCH) EXISTENCE “MOBIL SIAGA DESA” IN THE PUBLIC COMMUNITY AT BENDO, PARE, KEDIRI Bambang Wiseno; Didik Atmojo; Ikhwan Khosasih; Suryono
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.170

Abstract

Abstrak Mobil siaga desa diperuntukan sebagai alat transportasi pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan sebaik-baiknya masyarakat desa. Optimalisasi pelayanan pemerintahan desa salah satunya pada penanganan kasus kesehatan yang ada sebelum ditangani oleh layanan kesehatan. Masyarakat mempunyai pandangan dan pemahaman berbeda-beda dalam pemanfaatan mobil siaga desa. Penelitian kualitatif ini untuk mengetahui perasaan, pendapat, keinginan dan harapan masyarakat dengan adanya mobil siaga desa yang ada. Partisipan pada penelitian ini merupakan masyarakat desa yang desanya mendapatkan hibah mobil siaga desa yaitu warga RW 3, Dsn Bendo Kidul, Ds Bendo, Pare, Kediri. Partisipan diambil dengan teknik purposive sampling. Sebanyak 6 warga yang bersedia berpartisipasi memberikan data penelitian dan setelah melalui analisa data menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) ditemukan sebanyak 5 tema, yaitu; merasa kurang koordinasi penggunaan, merasa kurang paham kemanfaatan, merasakan manfaat, beranggapan mobil dinas perangkat desa, dan merasa susah bila dibutuhkan. Dari temuan tema diatas dimungkinkan bahwa perlu adanya kejelasan informasi penggunaan mobil siaga desa pada masyarakat sehingga pemanfaatannya lebih optimal. Mungkin diperlukan pula adanya Keputusan Kepala Desa untuk pedoman pengoperasian mobil siaga dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang disampaikan ke masyarakat. Penelitian ini hanya lingkup kecil wilayah desa, sehingga mungkin diperlukan penelitian sejenis dalam lingkup yang lebih luas untuk mengetahui sejauh mana kemanfaatan mobil siaga desa. Kata Kunci : Kinerja, Mobil, Pasien, Siaga, Transportasi   Abstract The “mobil siaga desa” is intended as a transportation for the village government in providing the best possible service to the village community. Optimizing village government services is one of them in handling existing health cases before being handled by health services. Communities have different views and understandings regarding the use of “mobil siaga desa”. This qualitative research is to find out the feelings, opinions, desires and expectations of the community with the existence of an existing “mobil siaga desa”. Participants in this study were the peoples whose villages received “mobil siaga desa” grants, they are residents of RW 3, Bendo Kidul, Bendo Pare Kediri. Partisipan who’s were taken using a purposive sampling technique. Total of 6 residents who were willing to participate in providing research data and after going through data analysis using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) found 5 themes, namely; feeling a lack of coordination in use, feeling a lack of understanding of benefits, feeling the benefits, assuming the official car for the village apparatus, and feeling difficult when needed. From the findings of the above themes it is possible that there is a need for clarity on the use of “mobil siaga desa” for the community so that their utilization is more optimal. It may also be necessary to have a Village Head's Decree for guidelines for operating “mobil siaga desa” with Standard Operating Procedures (SPO) to be conveyed to the community. This research is only a small scope of the village area, so similar research may be needed in a wider scope to find out the extent to which the “mobil siaga desa” is useful. Keywords : Performance, Cars, Patients, Emergency, Transportation
PENGETAHUAN DAN GAYA HIDUP PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI KHADIJAH PALEMBANG: KNOWLEDGE AND LIFESTYLE IN PATIENTS TYPE 2 DIABETES MELLITUS IN ISLAMIC HOSPITAL OF SITI KHADIJAH PALEMBANG Lily Marleni; Lenny Astuti; Sintiya Halisya Pebriani; Dessy Suswitha; Adi Saputra; Mardiah
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.174

Abstract

Abstrak Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang mengalami peningkatan  di dunia baik dinegara maju maupun di negara berkembang dan menjadi masalah kesehatan atau penyakit secara umum yang terjadi di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan gaya hidup penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang Tahun 2023. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan cross sectional. Metode pendekatan cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran data variabel independent dan dependent hanya satu kali pada satu saat. Sampel yang didapatkan 42 orang. Hasil Uji Korelasi Koefisien Kontingensi . Dari Hasil uji statistik didapatkan besaran / koefisien korelasi antara variabel pengetahuan dengan gaya hidup penderita diabetes mellitus adalah sebesar 0,628. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang Diabetes Mellitus Tipe 2 yang lain dengan menggunakan metode yang berbeda Kata kunci:  Diabetes Mellitus, gaya hidup, pengetahuan   Abstract Diabetes Mellitus is a chronic condition that occurs when the body cannot produce enough insulin or cannot use insulin, and is diagnosed by observing increased levels of glucose in the blood. DM been one of the degenerative diseases that is increasing in the world, both in developed and developing countries. DM has become a general health problem or disease that occurs in society. The aim of this research is to determine whether there is a relationship between knowledge and the lifestyle of Type 2 Diabetes Mellitus sufferers at the Siti Khadijah Islamic Hospital Palembang in 2023. The approach method used in this research is a cross sectional approach. The cross sectional approach method is a type of research that emphasizes measuring data on independent and dependent variables only once at a time. The sample obtained was 42 people. The chi square test results show a p value of 0.000, which means there is a relationship between knowledge and the lifestyle of Type 2 Diabetes Mellitus sufferers. It is hoped that future researchers can carry out further research on other Type 2 Diabetes Mellitus using different methods.  Key words: Diabetes Mellitus, lifestyle, knowledge
FAKTOR KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS ELLY UYO KOTA JAYAPURA: FACTORS OF SEXUALLY TRANSMITTED INFECTIONS (STIS) AMONG PREGNANT WOMEN AT ELLY UYO HEALTH CENTER IN JAYAPURA CITY Gratiaregina Mappa; Dolfinus Y Bouway; Inriyanti Assa; Agustina R Yufuai; Katarina L Tuturop; Konstantina Pariaribo
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.175

Abstract

Abstrak Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan infeksi yang ditularkan lewat hubungan intim baik secara vaginal, anal serta oral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian IMS pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo Kota Jayapura. Jenis penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, penelitian ini untuk melihat hubungan variabel independen (umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status pernikahan dan suku) terhadap variabel dependen (kejadian IMS). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 416 orang dan sampel sebanyak 77 responden  yang melakukan pemeriksaan IMS dengan teknik sampling Accidental Sampling. Hasil penelitian di Puskesmas Elly Uyo Kota Jayapura terdapat 33 (42,9%) ibu hamil yang positif IMS dan sebanyak 44 (57,1%) ibu hamil yang negatif IMS. Terdapat hubungan antara umur (ρ-value = 0,000 < 0,05), tingkat pendidikan (ρ-value = 0,001 < 0,05) dengan kejadian IMS pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo. Tidak terdapat hubungan pekerjaan ibu (ρ-value = 0,585 > 0,05), penghasilan (ρ-value = 0,469 > 0,05), status pernikahan (ρ-value = 1,000 > 0,05), suku (ρ-value = 0,133 > 0,05) dengan kejadian IMS pada ibu hamil di Puskesmas Elly Uyo. Petugas kesehatan disarankan dapat meningkatkan sarana sumber edukasi promosi kesehatan reproduksi dan informasi mengenai infeksi menular seksual bagi masyarakat terutama ibu hamil berdasarkan faktor risiko seperti usia dan pendidikan. Kata kunci : Faktor, Karakteristik, IMS, Ibu Hamil Abstract Sexually transmitted infections (STIs) are infections transmitted through vaginal, anal and oral intercourse. This study aims to determine the factors associated with the incidence of STIs in pregnant women at the Elly Uyo Health Center in Jayapura City. This type of research is quantitative analytic with Cross Sectional approach, this research is to see the relationship of independent variables (age, education level, occupation, income, marital status and ethnicity) to the dependent variable (STI incidence). The population in this study were 416 people and a sample of 77 respondents who conducted STI examinations with Accidental Sampling sampling technique. The results of the study at the Elly Uyo Health Center, Jayapura City, there were 33 (42.9%) pregnant women who were STI positive and 44 (57.1%) pregnant women who were STI negative. There was an association between age (ρ-value = 0.000 < 0.05), education level (ρ-value = 0.001 < 0.05) with the incidence of STIs in pregnant women at the Elly Uyo Health Center. There was no association between maternal occupation (ρ-value = 0.585 > 0.05), income (ρ-value = 0.469 > 0.05), marital status (ρ-value = 1.000 > 0.05), ethnicity (ρ-value = 0.133 > 0.05) with the incidence of STIs in pregnant women at Elly Uyo Health Center. Health workers are advised to improve educational resources for reproductive health promotion and information about sexually transmitted infections for the community, especially pregnant women based on risk factors such as age and education. Keywords: Factors, Characteristics, STIs, Pregnant Women
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI SOSIALISASI DAN EDUKASI GIZI SEIMBANG DI DESA SUKAMANAH: PREVENTION OF STUNTING THROUGH SOCIALIZATION AND EDUCATION ABOUT NUTRITION BALANCED IN SUKAMANAH VILLAGE Hana Rizmadewi Agustina; Ema Arum Rukmasari; Sri Hendrawati; Gusgus Graha Ramdhanie
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.176

Abstract

Abstrak  Stunting merupakan kondisi dimana tinggi atau panjang badan anak lebih rendah dibandingkan usia berdasarkan kurva pertumbuhan World Health Organization, yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Dampak stunting bagi anak dapat bertahan sampai dengan anak berusia dewasa dan dikaitkan dengan kemunduran di berbagai aspek kehidupan. Stunting perlu diatasi melalui pendekatan multidisipliner, termasuk salah satunya melalui program pengabdian kepada masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan ibu mengenai pemberian gizi seimbang sebagai upaya pencegahan stunting pada balita. Metode yang digunakan pada kegiatan ini, yaitu penyuluhan kesehatan dengan media powerpoint. Populasi pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki balita dari 17 rukun warga Desa Sukamanah, dengan sampel sebesar 57 orang yang ditentukan dengan teknik total sampling. Perubahan tingkat pengetahuan dinilai dengan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan. Data yang didapatkan kemudian diuji secara statistik dengan aplikasi pengolah data SPSS  Berdasarkan hasil analisis diketahui hasil pre-test (mean 65.6, median 80) dibandingkan post-test (mean 71.2, median 80) menunjukkan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan peserta kegiatan sebelum dan sesudah dilaksanakan penyuluhan kesehatan yang ditunjukkan dengan p-value 0.012 (<0.05). Penyuluhan kesehatan terbukti bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita mengenai gizi seimbang yang mendukung upaya pencegahan stunting. Hasil ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi ibu untuk memberikan asupan gizi yang tepat pada balita. Kata kunci : Balita, Gizi, Penyuluhan Kesehatan, Stunting   Abstract   Stunting is a condition where a child's height or body length is lower than age based on the World Health Organization growth curve, causing chronic malnutrition and recurrent infections. The impact of stunting on children can last into adulthood. This is related to backwardness in various aspects of life. Stunting must be managed through a multidisciplinary approach that includes community service programs. This community service activity aims to increase the knowledge of mothers with toddlers regarding providing nutrition and balanced nutrition as an effort to prevent stunting in toddlers. The method used in this activity is health education using PowerPoint media. The target of this activity is mothers who have children aged 0-5 years (toddlers) and come from 17 community units in Sukamanah Village. Changes in knowledge level were assessed through questionnaires administered before and after health education. The data obtained was then tested statistically using the SPSS data processing application. Based on the results of the pre-test and post-test analysis, a p-value of 0.012 (<0.05) was obtained, indicating that there was an influence on the level of knowledge of activity participants before and after health education was carried out. This activity program has proven to be useful in increasing the knowledge of mothers with toddlers regarding nutrition and balanced nutrition which supports efforts to prevent stunting. It is hoped that these results can become a basis for mothers in providing proper nutrition and nutritional intake to toddlers. Keywords : Health Education, Nutrition, Stunting, Toddlers
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN (FLUOR ALBUS) PADA REMAJA USIA 14-18 TAHUN DI DESA KEBOIRENG KECAMATAN BESUKI KABUPATEN TULUNGAGUNG : THE RELATIONSHIP OF STRESS LEVEL AND THE OCCURENCE OF FLUOR ALBUS IN ADOLESCENTS AGED 14-18 YEARS IN KEBOIRENG VILLAGE, BESUKI DISTRICT, TULUNGAGUNG DISTRICT Eny Masruroh; Poppy Farasari; Aesthetica Islamy; Suciati Suciati; Amita Audilla
Jurnal Ilmiah Pamenang Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pamenang ( JIP )
Publisher : Stikes Pamenang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53599/jip.v5i2.178

Abstract

Abstrak   Kondisi tubuh yang kelelahan dan stress dapat memicu peningkatan hormon estrogen dan menyebabkan terjadinya keputihan pada wanita. Tujuan penelitian mengetahui hubungan tingkat stress dengan terjadinya keputihan (Fluor Albus) pada remaja usia 14-18 tahun di Desa Keboireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung tahun 2022. Penelitian dilakukan tanggal 1-15 Maret 2022 dengan metode analitik korelasional dan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan instrument kuisioner DASS (Depression Anxiety stress Scale) yang telah dilakukan uji validitas. Populasi penelitian semua remaja usia 14- 18 tahun di Desa Keboireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung tahun 2022 sejumlah 114 orang, sampel diambil dengan teknik purposive sampling sejumlah 54 responden. Variabel bebas yang digunakan yakni tingkat stress, variabel terikat yakni keputihan. Pengolahan data dengan editing, coding, scoring dan tabulating, analisa data dengan uji Spearman rho. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden yaitu 30 responden (55,6%) tidak mengalami stress atau normal dan hampir seluruh responden yaitu 48 responden (88,9%) mengalami keputihan normal. Hasil uji Spearman Rho didapatkan P Value = 0,000 < 0,05, artinya ada hubungan tingkat stress dengan terjadinya keputihan (Fluor Albus) pada remaja usia 14-18 tahun di Desa Keboireng Kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung tahun 2022. Kondisi tubuh yang lelah dan stres dapat memicu peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan terjadinya keputihan. Stress akan menurunkan imunitas sehingga membuat bakteri pada vagina berkembang pesat dan menekan pertumbuhan flora normal vagina sehingga menyebabkan keputihan abnormal. Tenaga kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan mekanisme koping stress pada remaja untuk mengantisi stresn sehingga dapat mengurangi kejadian keputihan pada remaja Kata kunci : Keputihan, Remaja, Tingkat stres Abstract   A body condition that is tired and stressed can trigger an increase in the hormone estrogen and cause vaginal discharge in women. The aim of the research is to determine the relationship between stress levels and the occurrence of vaginal discharge (Fluor Albus) in adolescents aged 14-18 years in Keboireng Village, Besuki District, Tulungagung Regency in 2022. The research was conducted March 1-15 2022 using correlational analytical methods and a cross-sectional approach. This research uses the DASS (Depression Anxiety Stress Scale) questionnaire instrument which has been tested for validity. The research population was all teenagers aged 14-18 years in Keboireng Village, Besuki District, Tulungagung Regency in 2022, totaling 114 people, the sample was taken using a purposive sampling technique totaling 54 respondents. The independent variable used is stress level, the dependent variable is vaginal discharge. Data processing using editing, coding, scoring and tabulating, data analysis using the Spearman rho test. The research results showed that the majority of respondents, namely 30 respondents (55.6%), did not experience stress or were normal and almost all respondents, namely 48 respondents (88.9%) experienced normal vaginal discharge. The results of the Spearman Rho test obtained P Value = 0.000 < 0.05, meaning that there is a relationship between stress levels and the occurrence of vaginal discharge (Fluor Albus) in adolescents aged 14-18 years in Keboireng Village, Besuki District, Tulungagung Regency in 2022. Tired and stressed body conditions can triggers an increase in the hormone estrogen which causes vaginal discharge. Stress will reduce immunity, causing bacteria in the vagina to grow rapidly and suppress the growth of normal vaginal flora, causing abnormal vaginal discharge. Health workers should provide counseling on stress coping mechanisms for adolescents to anticipate stress so that they can reduce the incidence of vaginal discharge in adolescents. Keywords : Vaginal discharge, Adolescent, Stress leve

Page 7 of 12 | Total Record : 120