cover
Contact Name
Sofyan Musyabiq Wijaya
Contact Email
obiqwijaya@gmail.com
Phone
+6281559678993
Journal Mail Official
jkunila@gmail.com
Editorial Address
Jl Prof.Dr.Soemantri Brojonegoro No 1 , Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 25273612     EISSN : 26146991     DOI : 10.23960/jku
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) is a journal of scientific publications published every six months using a peer review system for article selection. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) can receive original research articles relevant to medicine and health, meta-analysis , case reports and medical science update.
Articles 260 Documents
Pembelajaran di Fakultas Kedokteran : Pengenalan bagi Mahasiswa Baru Sari, Merry Indah; Lisiswanti, Rika; Oktaria, Dwita
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1647

Abstract

Metode pembelajaran di fakultas kedokteran terus mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran dan praktek kedokteran mengalami banayak peruahan dan kemajuan yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Perkembangan praktek kedokteran memicu perubahan pada pendidikankedokteran. Perkembangan dalam pendidikan kedokteran membuat proses belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Pendidikankedokteran di Indonesia menggunakan pendekatan SPICES. Mahasiswa baru merupakan peserta didik baru di pendidikan tinggi yang akan menjalani proses belajar mengajar yang baru pula. Belajar adalah sebuah proses menuju perubahan watak dan kemampuan yang dapat direfleksikan dalam sebuah perilaku. Prinsip pembelajaran harus melibatkan adanya stimulus dan respon yang diperkuat dengan adanya pengulangan dan reinforcement. Berbagai teori pembelajaran menjelaskan bagaimana seseorang belajar dan faktor yang mempengaruhinya. Pemilahan informasi dalam belajar dapat dipengaruhi oleh suasana belajar. Fakto internal seperti motivasi dan faktor eksternal seperti lingkungan sekitar akan saling memperkuat proses belajar. Pendekatan problem based learning dan student centered learning yang saat ini digunakan membutuhkan mahasiswa yang aktif. Mahasiswa perlu mengenal gaya belajar masing masing dan memiliki keinginan menjadi seorang yang self directed learning. Metode pembelajaran yang digunakan dapat dilakukan dalam kelompok kecil dan besar.                           Simpulan: Masing masing metode pembelajaran membutuhkan suatu keterampilan untuk memberikan hasil yang efektif. Banyaknya faktor yang melandasi dan mempengaruhi proses pembelajaran di fakultas kedokteran perlu diketahui oleh mahasiswa baru kedokteran untukmenunjang kesuksesan mengikuti proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: belajar, mahasiswa kedokteran, pendidikan kedokteran
Hubungan Diabetes Melitus Terhadap Derajat Berat Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Di Klinik Harum Melati Pringsewu Provinsi Lampung Soemarwoto, Retno Ariza; Putri, Maharani; Esfandiari, Firhat; Triwahyuni, Tusy; Setiawan, Gigih
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2293

Abstract

Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan penyakit kronik progresif yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Diabetes Melitus (DM) dapat menjadi faktor resiko yang mempengaruhi struktur dan fungsi paru. DM dikaitkan dengan peningkatan resiko infeksi paru, eksaserbasi penyakit dan memburuknya PPOK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan diabetes melitus terhadap derajat berat PPOK di Klinik Harum Melati Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Metode penelitian dilakukan secara analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Klinik Harum Melati Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung pada bulan Maret 2016. Sampel pada penelitian ini diambil secara total sampling dari data rekam medik berdasarkan kriteria inklusi. Data dikumpulkan dan dilakukan uji analisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan karakteristik responden kelompok terbanyak berdasarkan usia adalah 60 – 74 tahun (54,4 %) dan jenis kelamin laki – laki sebesar 85,4 %. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 70 responden yang tidak menderita penyakit DM, yang mederita PPOK derajat ringan yaitu 26 responden (25,2 %) dan dari 33 responden yang menderita penyakit DM, sebanyak 12 responden (11,7 %) menderita PPOK derajat berat. Hasil analisis bivariat menunjukan ada hubungan signifikan antara DM dengan derajat PPOK di klinik Harum Melati Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung ( p = 0,008). DM meningkatkan resiko komorbid dan peningkatan derajat berat PPOK. Diabetes melitus dengan kadar gula tidak terkontrol atau keadaan hiperglikemia dapat menyebabkan peningkatan derajat berat PPOK.Kata Kunci: Diabetes melitus, PPOK.
Cover JK Unila JKUnila, Admin
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1663

Abstract

Cover JK Unila
Gambaran Laboratorium pada Sindroma Nefrotik Tjiptaningrum, Agustyas; Aulia, Diana
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 2 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i2.2500

Abstract

Seorang anak perempuan usia 13 tahun, datang ke IGD RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan keluhan bengkak seluruh badan.. Tiga bulan sebelum masuk RS, terdapat bercak merah di dahi, pinggang, perut, dan kaki, bercak terasa gatal, berobat ke puskesmas diberi obat oles. Setelah dioleskan obat bercak merah bertambah merah sehingga obat dihentikan. Dua bulan sebelum masuk RS, wajah, kaki, dan tangan bengkak, BAK banyak, tidak nyeri, warna urin kadang bening kadang seperti air cucian daging, volume urin banyak, tidak ada demam, riwayat batuk pilek dan sakit tenggorokan disangkal. Pasien berobat ke puskesmas Cibinong dan mendapat obat tablet warna hijau dan amoksisilin. Setelah minum obat ada perbaikan.Dua hari sebelum masuk RS, wajah pasien bengkak, kaki dan tangan juga bengkak. Keluhan disertai mual dan muntah. Riwayat alergi anak maupun keluarga semua disangkal.Pada pemeriksaan fisik tampak sakit sedang, hipertensi dengan tekanan darah 160/100 mmHg, konjungtiva palpebrae anemis, edema pada palpebra superior, wajah, dan kedua ekstremitas, serta asites. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan proteinuria(+3), leukosituria, hematuria, uremia, peningkatan kreatinin, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, anemia, leukositosis, dan trombositosis. Berdasarkan data diatas, pasien didiagnosis sebagai sindroma nefrotik dengan diagnosis banding nefritis akut. Untuk pemeriksaan lanjutan disarankan pemeriksaan protein total, protein kuantitatif urin, anti streptolisin O, anti nuclear antibody (ANA), anti dsDNA, C3 dan C4.Kata kunci: edema, hipertensi, kreatinin, proteinuria, uremia, sindroma nefrotik
Hubungan antara Panjang Serviks dan Kejadian Persalinan Preterm pada Kasus Risiko Persalinan Preterm di RS Abdoel Moeleoek Bandar Lampung Ratna Dewi Puspita Sari
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1674

Abstract

Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 22-36 minggu dengan berat bayi lahir hidup >2500g. sekitar 50% sekuele yang terjadi pada anak-anak disebabkan oleh karena persalinan preterm. Panjang serviks yang kurang atau sama dengan 30 mm atau dilatasi serviks 70% hingga 100% diperkirakan akan mengalami persalinan preterm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang serviks pada kasus risiko persalinan preterm (partus prematurus imminens, ketuban pecah dini dan riwayat abortus berulang) dengan kemungkinan kejadian persalinan preterm. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional) yaitu merupakan studi yang dilakukan pada satu waktu. Subyek pada penelitian ini berjumlah 80 wanita hamil 22-36 minggu yang mengalami persalinan preterm di kamar bersalin atau ruang perawatan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RS Abdul Moeleok Lampung. Terbagi atas 3 kelompok risiko persalinan prematur, yaitu partus prematurus imminens, ketuban pecah dini, dan riwayat abortus berulang. Masing-masing kelompok diukur dengan USG transvaginal panjang dari serviks dengankategori panjang serviks < 30 mm atau > 30 mm. Hasil penelitian didapatkan Risiko persalinan prematur 18% pada kasus partus prematurus imminens, diikuti dengan 4,1% ketuban pecah dini dan 4% riwayat abortus berulang. Terdapat hubungan bermakna antara panjang serviks <30 mm untuk terjadi kelahiran prematur dengan faktor risiko adalah partus prematurus imminens (P = 0,02 ).Kata kunci: Panjang serviks, Persalinan preterm, USG transvaginal
Kurma (Phoenix dactylifera) dalam Terapi Anemia Defisiensi Besi Nurul Utami; Risti Graharti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 3 (2017): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i3.1726

Abstract

Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Kekurangan zat besi dianggap sebagai penyebab paling umum anemia di seluruh dunia. Anemia menjadi permasalahan gizi bagi anak dan ibu hamil. Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe di Provinsi Lampung tahun 2015 sebesar 83%. Capaian ini belum mencapai target yang diharapkan yaitu >92%. Survei kesehatan anemia defisiensi besi pada bayi hingga balita menunjukkan kejadian anemia defisiensi besi mencapai 40-45%.Penanggulangan anemia defisiensi besi menjadi salah satu dari 5 kegiatan yang dicanangkan oleh pemerintah propinsi Lampung pada periode 5 tahun kedepan untuk mengatasi gizi buruk. Kurma (Phoenix dactylifera) adalah buah yang tumbuh khas di daerah gurun pasir. Potensi kurma di bidang kesehatan sudah sejak lama dikenal. Kandungan berbagai mineral dan vitamin di dalam kurma dipercaya memiliki potensi sebagai anti kanker, antiinflamasi, analgesik, serta berperan dalam proteksi ginjal dan hepar. Mineral yang terkandung dalam buahkurma diantaranya Seng, Fosfor, Kalsium, Besi, Magnesium dan Flourin. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemberian kurma dapat meningkatkan kadar Hb yang bermakna secara statistik.Kata kunci: Anemia Defisiensi Besi, Gizi, Kurma
Pengaruh Pemberian Tempe terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit (Mus musculus L.) Obes Tiwuk Susantiningsih; Evi Kurniawaty; Huzaimah Huzaimah
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2018): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i1.1905

Abstract

Obesitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD). Salah satu upaya untuk mengatasi obesitas adalah dengan pemberian tempe karena salah satu kandungannya, Polyunsaturated Fatty Acid(PUFA) berperan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tempe terhadap gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus L.) obes. Penelitian ini dilakukan menggunakan eksperimental laboratorium. Terdapat 4 kelompok perlakuan, yaitu K˗, K+, P1, dan P2 dengan lama percobaan selama 28 hari. Uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik, yaitu uji Kruskal˗Wallisuntuk menguji pengaruh pemberian tempe terhadap gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus L.) obes dilanjutkan dengan uji Mann˗Whitney untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus L.) antar kelompok perlakuan.Hasil dari uji Kruskal˗Wallisdidapatkan p=0,000 sehingga pada K˗ tidak terlihat perlemakan hati, sedangkan pada K+ terlihat perlemakan hati (p=0,001), danpada P1 serta P2 terlihat perbaikan derajat perlemakan hati (p=0,027 dan p=0,004). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian tempe terhadap gambaran histopatologi hati mencit (Mus musculus L.) obes.Kata kunci: Gambaran histopatologi hati, obesitas, tempe
Hubungan Cara Persalinan terhadap Prevalensi Kolonisasi Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus(MRSA) pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSIA Puri Betik Hati Tri Umiana Soleha; Nadira Rahil
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 2, No 2 (2018): Jk Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v2i2.1948

Abstract

Infeksi neonatal merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada bayi. Infeksi neonatal dapat terjadi secara intrauterin yaitu melalui transplasental, dapat juga secara intrapartum yaitu selama proses persalinan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang memiliki karier Staphylococcus aureus di daerah perineumnya dan dilahirkan dengan persalinan normal memiliki kolonisasi Staphylococcus aureus lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan operasi sectio caesarea atau perabdominal. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi Methicillin ResistantStaphylococcus aureus yang terkolonisasi pada neonatus baik yang dilahirkan secara normal maupun perabdominal. Hasil penelitian ini didapat kolonisasi Staphylococcus aureus pada neonatus yang positif sebanyak 17 sampel (27,4 %) dan kolonisasi Staphylococcus aureus pada neonatus yang negatif sebanyak 45 sampel (72,6 %). Dari 17 isolat kolonisasi Staphylococcus aureus dilakukan tes resistensi menggunakan cakram antibiotik Oxacillin 1ug dan didapatkan hasil seperti 14 sampel negatif (82,3%) dan 3 sampel positif (17,7%). Dari hasil tersebut, didapatkan 16 neonatus dari 17 neonatus dengan kolonisasi Staphylococcus aureus positif yang dilahirkan dari ibu dengan cara persalinan normal dan terdapat 1 neonatus dari 17 neonatus dengan kolonisasi Staphylococcus aureus positif yang dilahirkan dari ibu dengan cara persalinan perabdominal.Terdapat hubungan antara cara persalinan terhadap prevalensi kolonisasi Staphylococcus aureus pada neonatus di ruang Perinatologi Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Betik Hati Bandar Lampung.Kata kunci : Cara persalinan, Methicillin Resistant Staphylococcus aureus, Staphylococcus aureus
Hubungan Antara Golongan Darah Sistem ABO dengan Derajat dan Berat Perdarahan pada Penderita Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) Derajat I, II dan III yang Dirawat di Departemen/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Intanri Kurniati; Ratna Dewi Puspita Sari; Risti Graharti; Nurul Utami
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2019): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v3i1.2195

Abstract

Angka kejadian infeksi Dengue di seluruh dunia, menurut WHO diperkirakan mencapai 50 juta kasus per tahun, dan mencapai 50.131 kasus dengan jumlah kematian 743 orang di Indonesia. Penelitian mengenai hubungan antara golongan darah sistem ABO dengan derajat dan berat perdarahan pada penderita DHF dewasa, belum ada di Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jenis golongan darah berperan/ berpengaruh terhadap derajat dan berat perdarahan pada penderita DHF derajat I, II dan III. Subyek penelitian ini adalah penderita DHF yang dirawat di bangsal Departemen SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung yang memenuhi kriteria inklusi serta menandatangani informed consent. Subyek penelitian diambil secara consecutive sampling dan diperoleh sebanyak 30 orang subyek penelitian penderita DHF. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain observasional analitik. Data dianalisis dengan analisis korelasi menggunakan program komputer SPSS versi 17. Pada penelitian ini tidak dijumpai perbedaan bermakna kejadian DHF derajat I, II dan III antar penderita dengan jenis golongan darah yang berbeda dan perbandingan manifestasi perdarahan di antara penderita DHF dengan berbagai jenis golongan darah tidak berbeda secara bermakna. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa manifestasi klinis hematemesis, terjadi pada seorang penderita dengan golongan darah B dan manifestasi perdarahan hematemesis dan melena dialami oleh seorang penderita dengan golongan darah O, namun hal ini tidak bermakna secara statistik.Kata kunci: DHF, golongan darah, perdarahan, RSAM
Efek Timoquinon terhadap Apoptosis pada Sel Kanker Serviks Susianti Susianti
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2016): JK UNILA
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jk unila.v1i2.1626

Abstract

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi kanker diantaranya melalui pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Tanaman obat sudah banyak diteliti memiliki efek antikanker. Timoquinon yang merupakan komponen mayor dari jinten hitam diketahui memiliki efek kemoterapi dan kemoprevensi. Dalam penelitian ini timoquinon diujikan pada sel HeLa yang merupakan cell line kanker serviks untuk melihat adanya efek apoptosis yang ditimbulkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 tahapan, yaitu uji sitoktoksik menggunakan MTT assay dan Uji apoptosis menggunakan metode Annexin V. Pada uji sitotoksik menggunakan MTT assay didapatkan IC50 sebesar 30 µg/mL. Selanjutnya dilakukan uji apoptosis menggunakan Annexin V. Sel HeLa dimasukkan ke dalam mikrokultur, lalu diinkubasi selama 24 jam. Kemudian media diganti dan diberi bahan uji sesuai dengan kelompok uji yaitu K (dosis timoquinon 0), P1 ( 1/2xIC50),P2 (IC50) dan P3 (2xIC50). Mikrokultur diinkubasi kembali selama 24 jam. Media kultur masing-masing sumuran dibuang dan dicuci dengan 1000 μL PBS, lalu ditambahkan 200 μL tripsin- EDTA 0,25% lalu diinkubasi pada 37ºC selama 5 menit. Masing-masingsumuran dimasukkan 1000 μL media kultur (RPMI) lalu diresuspensi dan diberikan reagen Annexin V-PI, kemudian sel siap untuk diinjek pada alat flowsitometer. Data persentase sel yang mengalami apoptosis masing-masing adalah K=2,835%, P1=2,95%, P2=3,06%, P3= 75,56, lalu diuji menggunakan uji statistik One Way Anova dan diperoleh nilai p=0,00. Simpulan: timoquinon dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker serviks. [JK Unila. 2016; 1(2)]Kata kunci: , apoptosis, flowsitometri, HeLa, kanker serviks, timoquinon

Page 3 of 26 | Total Record : 260